Diamond Lover - Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik

Setelah rapat dewan selesai, Leon dengan sendirinya ikut pulang bersama Henry ke kediaman keluarga Gu. Karena hari ini adalah hari ulang tahun Valerie dan bilang ingin Ellie yang menemaninya dan dia juga mengizinkan. Sekarang yang bisa membuat mereka sepakat sepertinya hanya hal mengenai Ellie.

Sampai di kediaman keluarga Gu, orang tuanya yang sudah lama tidak datang ke sini juga hadir. Meskipun tidak mengetahui jelas hal apa yang telah terjadi, namun melihat Leon telah kembali ini menunjukkan Henry telah memaafkan dia, mereka berdua juga tidak banyak bertanya, yang penting sudah kembali maka semuanya baik-baik saja.

Akhirnya paman kedua mengetahui Handy adalah anaknya, sebelum Handy pergi dia bersama Henry pergi menengoknya, namun akhirnya juga tidak bisa membujuknya untuk tetap tinggal.

Sebenarnya tidak peduli Leon telah melakukan pemalsuan atas identitas tersebut atau tidak, Handy juga tidak berniat ingin mengakuinya sebagai ayah, jadi dia bersikeras untuk kembali ke Jerman.

Paman kedua memang sejak awal tidak begitu senang pada Leon, sampai semua yang terjadi itu tidak ada hubungannya dengan Leon dan itu semua kesalahan hasil dari perbuatannya sendiri.

Bibi kedua masih dengan sikap tidak sukanya pada Leon, sekalipun dia tahu Henry telah menyerahkan kekuasaan dan wewenang Gu’s Corp kepada Leon, dan kelak rumah ini juga diserahkan pada Leon untuk mengurusnya. Namun dia tetap masih tidak bisa melupakan, karena Leon keluarganya baru menjadi tidak tenang selama beberapa tahun.

Paman ketiga dan bibi ketiga selalu dengan sikap yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain, Leon telah kembali itu yang paling baik dan satu keluarga bisa berkumpul. Jika tidak kembali juga tidak akan mempengaruhi hubungan akrab mereka dengan anggota keluarga ini dan kerabat lainnya.

Semua ekspresi Emily muncul di wajahnya, Leon sudah kembali dia juga yang pertama kali maju menjemput dan merangkul tangan sang kakak, dan juga tidak sia-sia dia telah memberikan informasi pada Leon tadi pagi. Jadi dia selalu merasa itu adalah jasanya, Leon juga tidak membongkarnya dan membiarkan dia tetap gembira seperti itu.

Selesai makan, dia kembali ke villanya sendiri, sudah lama tidak menginjakkan kakinya di sini. Kini dia sudah kembali perasaan dan pikiran mulai muncul di hati tanpa bisa dihindari.

“Kak, kamu sudah pulang ke sini, aku tadi masih mencarimu di sana!” Emily juga setelah mengelilingi rumah utama dan tidak menemukan dirinya, Emily baru teringat dia mungkin kembali ke villanya.

“Sudah lama tidak pulang, ada sedikit kangen.”

“Dengar dari kakek, dalam waktu dekat ini kamu tidak akan tinggal di rumah, mengapa? Bukankah kakek sudah memaafkan kamu? Mengapa tidak pindah dan tinggal di sini?” tanya Emily sambil mengikuti Leon masuk dan menuju ruang tamu, lalu keduanya duduk di sofa.

Nova membawakan minuman untuk mereka berdua lalu meninggalkan ruang tamu, sepertinya semua tidak ada yang berubah.

“Jangan anggap aku sebagai perisai, aku sekarang sama sekali tidak berani membuat kakek marah.” Ucap Leon sambil melihat ekspresi Emily, dan merasa nona ini ada masalah.

Emily yang diketahui isi pikirannya hanya bisa bersikap manja pada Leon, sambil merangkul lengannya, berkata : “Kak, kakek dan mamaku ingin menjodohkan aku. Aku baru lulus dari kuliah, tidak ingin menikah terlalu awal. Kamu bicaralah dengan kakek……”

Emily sudah didesak oleh ibunya, setiap hari selalu memperlihatkan foto pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Tidak hanya itu saja, belakangan ini ada tuan muda kenalan dari keluarga Gu yang datang berkunjung ke rumah untuk melamarnya, benar-benar mengejutkan Emily dan sekarang dia ingin cari bantuan!

“Apa menikah itu tidak baik?” Leon balik bertanya, bisa menikah itu lebih baik, sekarang dirinya yang ingin menikah malah tidak bisa menemukan orang yang ingin menikah dengannya.

Emily dengan wajah murung, berkata : “Menikah bukankah dari satu keluarga pindah ke keluarga lain. Aku tidak ingin melewati seumur hidupku seperti itu.”

Sejak kecil hingga dewasa sudah belajar begitu banyak dan sekolah tinggi, terakhir di kasih tahu kalau semua hasil belajarnya tidak berguna, dan dia harus segera menikah, dipikir bagaimanapun dia tidak ada rencana seperti itu.

“Lagian kamu juga tidak punya pacar, biar bibi ketiga yang mencarikan satu untukmu bukankah itu tidak buruk? Walaupun tidak ingin menikah, juga untuk bergaul dan berteman dulu, merasa sudah cocok baru menikah, untuk hal ini aku setuju dengan bibi ketiga.”

“Menjengkelkan!” Seketika Emily mendorong Leon, dia mencarinya untuk bantu memikirkan ide lain, hasilnya malah Leon yang mengeluarkan ide buruk ini : “Siapa yang bilang aku tidak punya pacar! Aku tidak ingin pernikahan yang diatur!”

“Yoo, sudah punya pacar, mengapa aku tidak tahu!” Leon melihat ekspresi wajah Emily yang berubah, nona ini dari kecil selalu memperlihatkan isi hatinya di wajah. Tadi saat dia mengatakan punya pacar, ada perubahan jelas di wajahnya, mungkinkah dia benar-benar sudah punya pacar……

Emily yang sudah terlihat isi hatinya segera berlagak pilon, lalu berkata : “Kak, kamu bantulah aku. Atau tidak bilang saja aku ingin sekolah S2, dengan pertimbangan hal tadi pagi aku yang telah memberi informasi untukmu……kak……kakak……” Emily menggunakan jurus ampuhnya begitu melihat Leon yang belum sepakat dengannya.

Ternyata cara ini ampuh, Leon tidak sanggup lagi dan menyetujuinya. Namun tidak berani menjamin akan berhasil.

“Oh ya, alasan kamu masih tidak ingin pindah kembali ke sini, jangan-jangan karena……” Emily tidak melanjutkan kata-katanya, melihat ekspresi wajahnya dia sudah tahu Leon masih belum putus harapan.

“Jika kamu banyak bicara lagi, aku tidak akan membantumu.”

Emily segera menutup mulutnya.

Lalu, Leon bersiap untuk kembali ke apartemen, dia memang tidak terbiasa mengendarai mobil Bobby, dan ingin membawa mobil SUV miliknya sendiri. Namun dia teringat jika Valerie melihat dia bawa mobilnya sendiri, maka dia tidak bisa menyembunyikan masalah kembalinya dia ke keluarga Gu, jadi apa boleh buat dia tetap membawa mobil Bobby.

Sekarang dia merasa semestinya tidak ada masalah lagi antara dia dan Valerie. Dia selalu ingin bisa bersama Valerie, kini masalah sudah diselesaikan dan juga sudah waktunya dia untuk mengambil kembali yang menjadi miliknya.

Sebelumnya dia sudah meminta koki rumah untuk membuat sebuah kue tar dan pas sekarang bisa dibawa pulang.

Setelah sampai di apartemen, dia bersiap dan mengganti pakaian baru pergi mengetuk pintu sebelah. Namun baru saja dia membuka pintu, terlihat dua orang keluar dari apartemen sebelah, yang dewasa maupun kecil dengan raut wajah murung.

Valerie merasa di luar dugaan melihat kue tar yang ada di tangan Leon, tapi dia pikir lagi mungkin saja dia ingin pergi untuk merayakan ulang tahun seseorang, sampai berdandan rapi seperti itu.

“Papa, padam listrik di rumah.” Ujar Ellie sambil mengangkat bahu dengan wajah tanpa daya. Tepat saat sedang makan bersama Valerie, listirknya padam. Dan sekarang Valerie membawanya keluar untuk menelepon bagian layanan listrik, dan tidak disangka bertemu dengan Leon.

“Juga tidak tahu di mana terjadi kerusakan, aku akan menelepon bagian layanan listrik.” Valerie merasa sedikit canggung, sekarang bila bertemu dengan Leon selalu merasa bingung dan kikuk, misalnya seperti sekarang ini.

“Masuk dulu, aku pergi lihat sebentar.” Leon membuka pintunya sendiri, dan meminta Valerie dan Ellie untuk masuk dulu.

“Tidak perlu, kalau kamu sedang buru-buru maka tidak akan menyita waktumu.” Jawab Valerie sambil berpikir mengapa hari ini Leon begitu ramah, biasa melihatnya cuma basa basi sepatah dua kata dan pergi dengan cepat.

“Tidak buru-buru untuk pergi, masuklah dulu. Atau kamu ingin bersama Ellie cuma berdiri di depan pintu untuk menunggu orangnya datang?” Kata-kata Leon memang buat mati kutu, sekalipun dia sendiri bisa menunggu, tapi Ellie tidak bisa ikut berdiri di situ juga! Jadinya dia mengangguk dan masuk ke dalam bersama Ellie.

Ellie sangat gembira melihat kotak kue di tangan Leon, dia tebak pasti untuk mamanya, dengan senyum simpul menatap Leon.

Valerie dan Ellie sudah masuk ke dalam rumah Leon sambil menunggu orang bagian layanan listrik datang, dan sepertinya Leon sedang menangani di luar.

Dia teringat barusan sepertinya Leon mengatakan dia tidak buru-buru untuk pergi, mungkin waktu acara mereka agak malam……

Tidak lama kemudian, Leon masuk dan terlihat tidak begitu riang.

“Mekaniknya bilang sirkuit listriknya basah kena air, mungkin tidak akan bisa diperbaiki malam ini, harus tunggu besok.”

“Hah? Mengapa bisa begitu……” Ujar Valerie dengan wajah tidak percaya. Mengapa sirkuitnya bisa basah kena air, ada lagi mengapa harus tunggu sampai besok. Bukankah layanan listrik di sini sangat bisa diandalkan, mengapa kali ini tidak bisa?

Leon merentangkan tangannya mengisyaratkan dia juga tidak bisa apa-apa.

“Kalau begitu Ellie tinggal dulu di sini, aku pergi tanya lagi.” Kata Valerie dengan wajah tanpa daya. Bertemu dengan masalah seperti ini di hari ulang tahunnya sungguh membuat hatinya sedih. Apakah wanita kalau sudah mulai masuk ke umur tiga puluh tahunan akan mengalami…… ketidakmujuran yang tidak terduga?

“Um, sepertinya mereka masih belum pergi.” Leon membuka lebar pintu dan tidak keberatan Valerie untuk pergi bertanya.

Setelah Valeria bertanya, hasilnya sama yang dikatakan oleh Leon padanya, besok baru bisa diperbaiki.

Leon dan Valerie berdua berdiri di luar pintu melihat kepergian para mekanik. Valerie mengeluh dalam hati, meskipun sudah lumayan lama tinggal di apartemen ini dan sudah terbiasa. Namun mendadak terjadi padam listrik, pembantu juga sudah pulang, bagaimana bisa dia sendiri tetap tinggal di situ?

“Ngg, itu…malam ini Ellie tidur di tempatmu saja. Dia masih belum selesai makan malam, aku bawa dulu sayurnya kesini. Kalau kamu ada urusan boleh pergi dulu, aku akan menunggui Ellie selesai makan dan tidur baru pergi, tidak akan mengganggumu.” Ini adalah cara cepat yang terpikirkan oleh Valerie, namun ekspresi wajah Leon yang tidak jelas seketika membuatnya kikuk dan tidak tahu harus bagaimana.

“Baiklah, aku bantu kamu bawa sayurnya ke sini.” Angguk Leon, dan di matanya terlintas sinar tajam yang tidak terlihat oleh Valerie.

Leon mengeluarkan ponselnya, membuka lampu flash agar Valerie leluasa dalam kegelapan dan tidak akan tersandung. Adanya cahaya dari lampu flash, Valerie juga merasa tidak begitu takut dan juga dengan lancar berjalan menuju ruang makan.

Dia melihat sayur yang di meja sudah lebih baik dibanding masakan Valerie dulu, tidak menutup kemungkinan ini adalah masakan pembantu atau beli dari luar. Tetapi di atas meja tidak terlihat adanya kue tar, bukankah hari ini dia ulang tahun, mengapa tidak beli kue?

“Bukankah kamu ulang tahun hari ini?” tanya Leon dari belakang Valerie.

Valerie tertegun, agaknya karena dia melihat tidak ada kue di atas meja. Dia mengangkat dua piring sayur, memutar badannya dan menghadap Leon yang sedang mengangkat lampu flashnya, berkata : “Lupa untuk beli.”

Ini juga bisa lupa?

Tiba-tiba ponsel Leon berbunyi dua kali, peringatan kalau baterai ponsel sudah melemah, kemudian lampu flashnya padam. Tadinya ada cahaya yang menerangi dan mendadak hilang membuat piring yang dibawa Valerie tidak stabil di tangan lalu semuanya jatuh ke lantai.

Meskipun bukan dia yang masak sendiri, namun ini adalah makan malam dia dan Ellie!

“Kamu baik-baik saja?” Leon segera memasukkan ponsel ke kantong celananya, dia maju dan meminjam cahaya dari jendela melihat piring yang berserakan dan langsung memeluk Valerie agar terhindar dari serpihan piring itu.

Sebenarnya tidak ada yang serius dan dua jenis sayur tersebut juga tidak panas mendidih. Meskipun tergelincir melewati kaki tapi tidak terasa. Hanya Leon yang terlalu panik, langsung mengangkat dan mendudukkan dia di atas meja, lalu dari meja ambil tisu dan buru-buru mengelap kaki Valerie, tanpa tahu bagian mana yang terciprat kuah sayur.

“Aku baik-baik saja.” Valerie ingin turun dari meja, dan menyadari dirinya dekat tembok, tidak bisa bergeser.

Leon berdiri begitu saja di depannya, dan merasakan napas Valerie yang semakin memburu, merasakan waktu bersamanya.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu