Diamond Lover - Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
Setelah rapat dewan selesai, Leon dengan sendirinya ikut pulang bersama Henry ke kediaman keluarga Gu. Karena hari ini adalah hari ulang tahun Valerie dan bilang ingin Ellie yang menemaninya dan dia juga mengizinkan. Sekarang yang bisa membuat mereka sepakat sepertinya hanya hal mengenai Ellie.
Sampai di kediaman keluarga Gu, orang tuanya yang sudah lama tidak datang ke sini juga hadir. Meskipun tidak mengetahui jelas hal apa yang telah terjadi, namun melihat Leon telah kembali ini menunjukkan Henry telah memaafkan dia, mereka berdua juga tidak banyak bertanya, yang penting sudah kembali maka semuanya baik-baik saja.
Akhirnya paman kedua mengetahui Handy adalah anaknya, sebelum Handy pergi dia bersama Henry pergi menengoknya, namun akhirnya juga tidak bisa membujuknya untuk tetap tinggal.
Sebenarnya tidak peduli Leon telah melakukan pemalsuan atas identitas tersebut atau tidak, Handy juga tidak berniat ingin mengakuinya sebagai ayah, jadi dia bersikeras untuk kembali ke Jerman.
Paman kedua memang sejak awal tidak begitu senang pada Leon, sampai semua yang terjadi itu tidak ada hubungannya dengan Leon dan itu semua kesalahan hasil dari perbuatannya sendiri.
Bibi kedua masih dengan sikap tidak sukanya pada Leon, sekalipun dia tahu Henry telah menyerahkan kekuasaan dan wewenang Gu’s Corp kepada Leon, dan kelak rumah ini juga diserahkan pada Leon untuk mengurusnya. Namun dia tetap masih tidak bisa melupakan, karena Leon keluarganya baru menjadi tidak tenang selama beberapa tahun.
Paman ketiga dan bibi ketiga selalu dengan sikap yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain, Leon telah kembali itu yang paling baik dan satu keluarga bisa berkumpul. Jika tidak kembali juga tidak akan mempengaruhi hubungan akrab mereka dengan anggota keluarga ini dan kerabat lainnya.
Semua ekspresi Emily muncul di wajahnya, Leon sudah kembali dia juga yang pertama kali maju menjemput dan merangkul tangan sang kakak, dan juga tidak sia-sia dia telah memberikan informasi pada Leon tadi pagi. Jadi dia selalu merasa itu adalah jasanya, Leon juga tidak membongkarnya dan membiarkan dia tetap gembira seperti itu.
Selesai makan, dia kembali ke villanya sendiri, sudah lama tidak menginjakkan kakinya di sini. Kini dia sudah kembali perasaan dan pikiran mulai muncul di hati tanpa bisa dihindari.
“Kak, kamu sudah pulang ke sini, aku tadi masih mencarimu di sana!” Emily juga setelah mengelilingi rumah utama dan tidak menemukan dirinya, Emily baru teringat dia mungkin kembali ke villanya.
“Sudah lama tidak pulang, ada sedikit kangen.”
“Dengar dari kakek, dalam waktu dekat ini kamu tidak akan tinggal di rumah, mengapa? Bukankah kakek sudah memaafkan kamu? Mengapa tidak pindah dan tinggal di sini?” tanya Emily sambil mengikuti Leon masuk dan menuju ruang tamu, lalu keduanya duduk di sofa.
Nova membawakan minuman untuk mereka berdua lalu meninggalkan ruang tamu, sepertinya semua tidak ada yang berubah.
“Jangan anggap aku sebagai perisai, aku sekarang sama sekali tidak berani membuat kakek marah.” Ucap Leon sambil melihat ekspresi Emily, dan merasa nona ini ada masalah.
Emily yang diketahui isi pikirannya hanya bisa bersikap manja pada Leon, sambil merangkul lengannya, berkata : “Kak, kakek dan mamaku ingin menjodohkan aku. Aku baru lulus dari kuliah, tidak ingin menikah terlalu awal. Kamu bicaralah dengan kakek……”
Emily sudah didesak oleh ibunya, setiap hari selalu memperlihatkan foto pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Tidak hanya itu saja, belakangan ini ada tuan muda kenalan dari keluarga Gu yang datang berkunjung ke rumah untuk melamarnya, benar-benar mengejutkan Emily dan sekarang dia ingin cari bantuan!
“Apa menikah itu tidak baik?” Leon balik bertanya, bisa menikah itu lebih baik, sekarang dirinya yang ingin menikah malah tidak bisa menemukan orang yang ingin menikah dengannya.
Emily dengan wajah murung, berkata : “Menikah bukankah dari satu keluarga pindah ke keluarga lain. Aku tidak ingin melewati seumur hidupku seperti itu.”
Sejak kecil hingga dewasa sudah belajar begitu banyak dan sekolah tinggi, terakhir di kasih tahu kalau semua hasil belajarnya tidak berguna, dan dia harus segera menikah, dipikir bagaimanapun dia tidak ada rencana seperti itu.
“Lagian kamu juga tidak punya pacar, biar bibi ketiga yang mencarikan satu untukmu bukankah itu tidak buruk? Walaupun tidak ingin menikah, juga untuk bergaul dan berteman dulu, merasa sudah cocok baru menikah, untuk hal ini aku setuju dengan bibi ketiga.”
“Menjengkelkan!” Seketika Emily mendorong Leon, dia mencarinya untuk bantu memikirkan ide lain, hasilnya malah Leon yang mengeluarkan ide buruk ini : “Siapa yang bilang aku tidak punya pacar! Aku tidak ingin pernikahan yang diatur!”
“Yoo, sudah punya pacar, mengapa aku tidak tahu!” Leon melihat ekspresi wajah Emily yang berubah, nona ini dari kecil selalu memperlihatkan isi hatinya di wajah. Tadi saat dia mengatakan punya pacar, ada perubahan jelas di wajahnya, mungkinkah dia benar-benar sudah punya pacar……
Emily yang sudah terlihat isi hatinya segera berlagak pilon, lalu berkata : “Kak, kamu bantulah aku. Atau tidak bilang saja aku ingin sekolah S2, dengan pertimbangan hal tadi pagi aku yang telah memberi informasi untukmu……kak……kakak……” Emily menggunakan jurus ampuhnya begitu melihat Leon yang belum sepakat dengannya.
Ternyata cara ini ampuh, Leon tidak sanggup lagi dan menyetujuinya. Namun tidak berani menjamin akan berhasil.
“Oh ya, alasan kamu masih tidak ingin pindah kembali ke sini, jangan-jangan karena……” Emily tidak melanjutkan kata-katanya, melihat ekspresi wajahnya dia sudah tahu Leon masih belum putus harapan.
“Jika kamu banyak bicara lagi, aku tidak akan membantumu.”
Emily segera menutup mulutnya.
Lalu, Leon bersiap untuk kembali ke apartemen, dia memang tidak terbiasa mengendarai mobil Bobby, dan ingin membawa mobil SUV miliknya sendiri. Namun dia teringat jika Valerie melihat dia bawa mobilnya sendiri, maka dia tidak bisa menyembunyikan masalah kembalinya dia ke keluarga Gu, jadi apa boleh buat dia tetap membawa mobil Bobby.
Sekarang dia merasa semestinya tidak ada masalah lagi antara dia dan Valerie. Dia selalu ingin bisa bersama Valerie, kini masalah sudah diselesaikan dan juga sudah waktunya dia untuk mengambil kembali yang menjadi miliknya.
Sebelumnya dia sudah meminta koki rumah untuk membuat sebuah kue tar dan pas sekarang bisa dibawa pulang.
Setelah sampai di apartemen, dia bersiap dan mengganti pakaian baru pergi mengetuk pintu sebelah. Namun baru saja dia membuka pintu, terlihat dua orang keluar dari apartemen sebelah, yang dewasa maupun kecil dengan raut wajah murung.
Valerie merasa di luar dugaan melihat kue tar yang ada di tangan Leon, tapi dia pikir lagi mungkin saja dia ingin pergi untuk merayakan ulang tahun seseorang, sampai berdandan rapi seperti itu.
“Papa, padam listrik di rumah.” Ujar Ellie sambil mengangkat bahu dengan wajah tanpa daya. Tepat saat sedang makan bersama Valerie, listirknya padam. Dan sekarang Valerie membawanya keluar untuk menelepon bagian layanan listrik, dan tidak disangka bertemu dengan Leon.
“Juga tidak tahu di mana terjadi kerusakan, aku akan menelepon bagian layanan listrik.” Valerie merasa sedikit canggung, sekarang bila bertemu dengan Leon selalu merasa bingung dan kikuk, misalnya seperti sekarang ini.
“Masuk dulu, aku pergi lihat sebentar.” Leon membuka pintunya sendiri, dan meminta Valerie dan Ellie untuk masuk dulu.
“Tidak perlu, kalau kamu sedang buru-buru maka tidak akan menyita waktumu.” Jawab Valerie sambil berpikir mengapa hari ini Leon begitu ramah, biasa melihatnya cuma basa basi sepatah dua kata dan pergi dengan cepat.
“Tidak buru-buru untuk pergi, masuklah dulu. Atau kamu ingin bersama Ellie cuma berdiri di depan pintu untuk menunggu orangnya datang?” Kata-kata Leon memang buat mati kutu, sekalipun dia sendiri bisa menunggu, tapi Ellie tidak bisa ikut berdiri di situ juga! Jadinya dia mengangguk dan masuk ke dalam bersama Ellie.
Ellie sangat gembira melihat kotak kue di tangan Leon, dia tebak pasti untuk mamanya, dengan senyum simpul menatap Leon.
Valerie dan Ellie sudah masuk ke dalam rumah Leon sambil menunggu orang bagian layanan listrik datang, dan sepertinya Leon sedang menangani di luar.
Dia teringat barusan sepertinya Leon mengatakan dia tidak buru-buru untuk pergi, mungkin waktu acara mereka agak malam……
Tidak lama kemudian, Leon masuk dan terlihat tidak begitu riang.
“Mekaniknya bilang sirkuit listriknya basah kena air, mungkin tidak akan bisa diperbaiki malam ini, harus tunggu besok.”
“Hah? Mengapa bisa begitu……” Ujar Valerie dengan wajah tidak percaya. Mengapa sirkuitnya bisa basah kena air, ada lagi mengapa harus tunggu sampai besok. Bukankah layanan listrik di sini sangat bisa diandalkan, mengapa kali ini tidak bisa?
Leon merentangkan tangannya mengisyaratkan dia juga tidak bisa apa-apa.
“Kalau begitu Ellie tinggal dulu di sini, aku pergi tanya lagi.” Kata Valerie dengan wajah tanpa daya. Bertemu dengan masalah seperti ini di hari ulang tahunnya sungguh membuat hatinya sedih. Apakah wanita kalau sudah mulai masuk ke umur tiga puluh tahunan akan mengalami…… ketidakmujuran yang tidak terduga?
“Um, sepertinya mereka masih belum pergi.” Leon membuka lebar pintu dan tidak keberatan Valerie untuk pergi bertanya.
Setelah Valeria bertanya, hasilnya sama yang dikatakan oleh Leon padanya, besok baru bisa diperbaiki.
Leon dan Valerie berdua berdiri di luar pintu melihat kepergian para mekanik. Valerie mengeluh dalam hati, meskipun sudah lumayan lama tinggal di apartemen ini dan sudah terbiasa. Namun mendadak terjadi padam listrik, pembantu juga sudah pulang, bagaimana bisa dia sendiri tetap tinggal di situ?
“Ngg, itu…malam ini Ellie tidur di tempatmu saja. Dia masih belum selesai makan malam, aku bawa dulu sayurnya kesini. Kalau kamu ada urusan boleh pergi dulu, aku akan menunggui Ellie selesai makan dan tidur baru pergi, tidak akan mengganggumu.” Ini adalah cara cepat yang terpikirkan oleh Valerie, namun ekspresi wajah Leon yang tidak jelas seketika membuatnya kikuk dan tidak tahu harus bagaimana.
“Baiklah, aku bantu kamu bawa sayurnya ke sini.” Angguk Leon, dan di matanya terlintas sinar tajam yang tidak terlihat oleh Valerie.
Leon mengeluarkan ponselnya, membuka lampu flash agar Valerie leluasa dalam kegelapan dan tidak akan tersandung. Adanya cahaya dari lampu flash, Valerie juga merasa tidak begitu takut dan juga dengan lancar berjalan menuju ruang makan.
Dia melihat sayur yang di meja sudah lebih baik dibanding masakan Valerie dulu, tidak menutup kemungkinan ini adalah masakan pembantu atau beli dari luar. Tetapi di atas meja tidak terlihat adanya kue tar, bukankah hari ini dia ulang tahun, mengapa tidak beli kue?
“Bukankah kamu ulang tahun hari ini?” tanya Leon dari belakang Valerie.
Valerie tertegun, agaknya karena dia melihat tidak ada kue di atas meja. Dia mengangkat dua piring sayur, memutar badannya dan menghadap Leon yang sedang mengangkat lampu flashnya, berkata : “Lupa untuk beli.”
Ini juga bisa lupa?
Tiba-tiba ponsel Leon berbunyi dua kali, peringatan kalau baterai ponsel sudah melemah, kemudian lampu flashnya padam. Tadinya ada cahaya yang menerangi dan mendadak hilang membuat piring yang dibawa Valerie tidak stabil di tangan lalu semuanya jatuh ke lantai.
Meskipun bukan dia yang masak sendiri, namun ini adalah makan malam dia dan Ellie!
“Kamu baik-baik saja?” Leon segera memasukkan ponsel ke kantong celananya, dia maju dan meminjam cahaya dari jendela melihat piring yang berserakan dan langsung memeluk Valerie agar terhindar dari serpihan piring itu.
Sebenarnya tidak ada yang serius dan dua jenis sayur tersebut juga tidak panas mendidih. Meskipun tergelincir melewati kaki tapi tidak terasa. Hanya Leon yang terlalu panik, langsung mengangkat dan mendudukkan dia di atas meja, lalu dari meja ambil tisu dan buru-buru mengelap kaki Valerie, tanpa tahu bagian mana yang terciprat kuah sayur.
“Aku baik-baik saja.” Valerie ingin turun dari meja, dan menyadari dirinya dekat tembok, tidak bisa bergeser.
Leon berdiri begitu saja di depannya, dan merasakan napas Valerie yang semakin memburu, merasakan waktu bersamanya.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Richest man
AfradenInnocent Kid
FellaMata Superman
BrickPejuang Hati
Marry SuBeautiful Love
Stefen LeeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)