Diamond Lover - Bab 353 Nikahilah Aku
Di mal, Brandon Chu menemani Fransiska Yin membeli banyak sekali barang. Di antaranya, mereka membeli beberapa jenis permen dan beberapa macam pakaian untuk anak-anak panti asuhan. Berhubung sudah lama tidak berkunjung, si wanita memang ingin membawakan mereka banyak hadiah.
Di tengah aktivitas berbelanja, Brandon Chu langsung meminta pegawai mal untuk mengirimkan barang-barang yang mereka beli ke panti asuhan besok.
Fransiska Yin meledeknya dengan bilang dia harus mensubsidi panti asuhan setiap tahun. Apalagi sebabnya kalau bukan karena dia kaya?
Si wanita hanya bercanda, namun si pria menganggapnya serius. Alhasil, Brandon Chu berbalik badan dan menelepon bawahannya untuk mengurus program pendanaan panti.
Di akhir aktivitas, pria itu menambahkan beberapa pakaian lagi untuk Fransiska Yin. Ia khawatir pakaian yang sebelumnya sudah mereka beli tidak cukup, sebab bagaimana pun juga Fransiska Yin kehilangan semua barang bawaannya. Beruntung, dia bilang tidak ada barang berharga di koper yang tertinggal itu.
Sejak awal, Brandon Chu tidak bertanya ke mana tas cellonya. Ada beberapa hal yang Fransiska Yin memang sengaja sembunyikan dan si pria tidak akan menginterogasinya sampai berbicara jujur.
“Brandon Chu, selama berada di dekatmu, aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Kamu hebat!” Si wanita menggandeng tangan si pria. Sedari kecil, wanita ini memang senang sekali memujinya, entah ketika menginginkan sesuatu atau ketika sedang ceria.
Kala itu, Mario Yin sering menegur Fransiska Yin. Bagaimana pun juga, memberi pujian ketika tengah menginginkan sesuatu sama sekali bukan perbuatan yang tulus. Untungnya, pujiannya kali ini sepenuhnya tulus. Seiring mendewasanya mereka berdua, pujian-pujian bermotif itu pun semakin jarang terdengar, bahkan bisa dikatakan sudah lenyap.
Brandon Chu sendiri bilang tidak keberatan dengan motif tersembunyinya itu. Terserah lah Fransiska Yin memujinya buat apa, yang jelas dia senang dipuji. Di dunia ini, mana ada orang yang tidak suka dipuji sih?
“Wih, wih, waktu itu sih ada seseorang yang mengataiku seperti mertua yang bawel.” Bibir Brandon Chu dipenuhi senyuman. Sikap memanjakannya untuk si wanita kelihatan jelas.
“Ih, itu kan waktu masih muda dan naif. Aku waktu itu tidak tahu seberapa baiknya kamu. Mengubah julukan itu sekarang belum terlambat kan?”
“Tidak terlambat, tidak terlambat. Yang penting kamu sadar saja bahwa itu keliru.” Yang paling ditakuti Brandon Chu memang ketidaksadaran Fransiska Yin.
Mungkin karena sudah ditemani si pria, suasana hati si wanita jadi jauh lebih baik. Ia terlihat jauh lebih rileks dibandingkan ketika masih khawatir kedatangannya diketahui Ethan Chen.
Setelah berbelanja cukup lama, Fransiska Yin merasa lelah. Terpikir besok ingin berangkat pagian ke panti asuhan, ia memutuskan untuk mengajak Brandon Chu pulang. Sekarang, muncullah pertanyaan ke mana mereka harus pulang.
“Kita mau ke hotel atau ke tempat aku tadi mencarimu?” Si pria tidak secara eksplisit menyebut apartemen Fransiska Yin.
“Ke hotel saja. Kamu kan tidak terbiasa tinggal di rumah orang.”
“Aku bisa berkompromi.”
“Supaya besok bisa siap seratus persen untuk angkat-angkat barang pemberian ke panti, kamu malam ini harus tidur senyenyak mungkin.” Fransiska Yin paham betul soal ketidakbiasaan Brandon Chu tidur di tempat orang lain ini. Dia benar-benar orang yang pemilih dalam segala hal.
Dia sama dengan Mario Yin dan tuan-tuan muda lain. Dasar, laki-laki dewasa kok soal kasur saja ribetnya minta ampun!
Keduanya pergi ke hotel. Soal sewa satu kamar satu atau dua kamar, Brandon Chu bilang satu kamar, sementara Fransiska Yin bilang dua kamar.
Resepsionis hotel jadi bingung. Kok jawaban mereka terbalik sih? Biasa pria yang mau satu, terus wanita maunya dua!
Pada akhirnya, si pria berkompromi. Mereka membuka satu kamar suite yang di dalamnya punya dua kamar tidur.
Pria itu tidak tahu apa yang terjadi pada si wanita hari ini. Pertama, dia akhirnya membahas soal pernikahan mereka. Kedua, dia menginginkan mereka bermalam di sebuah kamar. Jika ini terjadi di tempat lain, ia jelas akan menerimanya begitu saja. Tetapi, mereka sekarang berada di Kota A, kota di mana Fransiska Yin menantikan seseorang selama empat tahun. Apakah perilaku anehnya ini berhubungan dengan masa lalunya yang ironis itu?
Begitu masuk kamar, Brandon Chu pergi mandi duluan karena ingin segera tidur. Sebelumnya tidak tahu persis keberadaan si wanita, ia terus dirundung kekhawatiran. Akibatnya, pria itu sekarang merasa begitu kelelahan.
Sekeluarnya dari kamar mandi, ia secara mengejutkan melihat Fransiska Yin ada di kamarnya. Dengan mengenakan piyama kartun, wanita itu tersenyum lebar padanya.
“Eh…... Mengapa kamu ada di kamarku? Kamu seharusnya kan ada di kamarmu sendiri.” Si pria refleks mengencangkan handuk di tubuhnya. Hahaha, ia terlihat seperti seorang gadis yang tidak mau kesuciannya ternodai.
Fransiska Yin jelas terhibur oleh tindakannya. Yang gadis adalah dirinya dan bukan dia, kok malah dia yang malu-malu sih!
“Aku kemari untuk tidur denganmu.” Wanita itu menjawab santai sembari mengangkat selimut yang ada di kasur.
Brandon Chu sungguh ketakutan dengan jawaban Fransiska Yin.
Meski dulu pernah tidur seranjang, mereka melakukan tindakan itu hanya ketika masih kecil. Walau sekarang keduanya sudah berstatus sebagai calon suami-istri, namun Brandon Chu dalam perihal ini sangatlah konservatif. Ini juga bentuk tanggung jawabnya pada Fransiska Yin.
Seandainya wanita ini melarikan diri pada hari pernikahan, atau seandainya dia menyelesali rencana pernikahan mereka sebelum pernikahan itu sendiri dilehat, ia setidaknya masih bisa melepasnya tanpa beban apa pun.
Bayangkan, jika Fransiska Yin ia buat tidak perawan lagi, bagaimana bisa dia menyerahkannya secara utuh pada pria lain?
“Anu…... Kamu tenang dulu. Kalau ada yang ingin dibicarakan, kita bisa bicara baik-baik.” Brandon Chu bahkan sekarang berbicara dalam bahasa Inggris. Sebagai dua orang yang besar di luar negeri, mereka sama-sama lebih mahir berbahasa Inggris dibandingkan bahasa Mandarin. Jadinya, dalam situasi darurat atau panik, bahasa yang pertama itu bisa keluar secara alami.
Fransiska Yin garuk-garuk rambut dengan sedikit kesal.
“Hari sudah larut. Kembalilah ke kamarmu dan tidur.” Si pria berujar serak. Sejujurnya, ia mengaku menahan dorongan seksual di hadapan orang yang dicintai sangat berat. Sekonservatif apa pun dirinya, ia bukanlah orang suci!
Nampaknya, Fransiska Yin sudah mengambil keputusan untuk memendam dalam-dalam cintanya yang tidak terjawab pada Ethan Chen. Sekarang, ia menoleh ke belakang dan menyadari bawha orang yang paling mencintai dirinya selalu berada di dekatnya.
Selama enam bulan terakhir, orang yang menemaninya selalu Brandon Chu. Si wanita terkadang kehilangan kesabaran tanpa alasan jelas dan mengucapkan kata-kata yang sangat tajam padanya.
Namun, semua ini diterima oleh si pria. Pria itu tetap enggan melangkahkan kaki dan meninggalkannya. Dulu, Fransiska Yin sering menyebut Ethan Chen sebagai es batu. Setelah coba dihangatkan, ia sebagai orang yang menghangatkannya malah merasa kedinginan. Bukankah sikapnya pada Brandon Chu dulu-dulu juga mirip es batu ya?
Sebagai orang yang gagal mendapatkan Ethan Chen, Fransiska Yin bisa membayangkan perasaan Brandon Chu yang tidak juga memperoleh cinta darinya. Wanita itu tidak ingin dia mengalami pengalaman yang sama dengannya lagi.
“Kamu sedang mengusirku?” Si wanita berkedip dan memperlihatkan tatapan polos.
“Tidak. Mana mungkin aku mengusirmu?” Si pria paling tidak tahan melihat wanita ini berpura-pura tidak bersalah di hadapannya. Benar, ia tahu kepura-puraan ini adalah palsu, namun ia tetap saja terdampak.
Brandon Chu buru-buru duduk di samping Fransiska Yin. Ini untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak berniat mengusirnya.
Melihat tindakannya ini, wanitanya tersenyum. Semua ekspresi sedihnya pun lenyap.
“Cincinnya mana?” Fransiska Yin mengulurkan tangannya dan meminta cincin.
“Hah?” Brandon Chu tertegun.
Sejak laramannya berulang kali ditolak, pria itu selalu membawa sebuah cincin ke mana pun dan kapan pun. Ia ingin menunggu momen yang tepat untuk melamarnya lagi. Tanpa disangka, Fransiska Yin sekarang meminta sendiri cincin itu.
Sebelum Brandon Chu bergerak, Fransiska Yin sudah lebih dulu berjalan ke tempatnya menggantung jas dan mengeluarkan sebuah cincin dari salah satu saku ja situ. Ia lalu kembali duduk di sebelahnya.
“Aku menerima lamaranmu. Pasangkanlah cincin ini di jari manisku.” Si wanita meletakkan cincin berlian yang indah di telapak tangan si pria. Ia menantikan momen cincin itu memasuki jarinya.
Brandon Chu sendiri dari dulu juga menantikan momen ini. Tetapi, ia terus merasa gelagat Fransiska Yin hari ini sangatlah ganjil.
“Hei, berhentilah macam-macam. Cepat tidur.” Pria itu menyimpan cincinnya di dalam kepalan. Permintaan calon istrinya pun tidak terealisasi.
“Jadi, kamu berpikir aku menganggap tunangan dan pernikahan sebagai mainan?” Meski kadang iseng dan suka bercanda, Fransiska Yin tetap sangat serius dengan dua hal ini.
“Tidak. Aku tidak berpikri begitu.”
Fransiska Yin melihat tangan Brandon Chu yang terkepal dengan cincin di dalam. Ia sekarang ingin memakainya, namun Brandon Chu tidak berminat memasangkannya.
Apakah pria ini telah berubah pikiran? Apakah dirinya akan ditinggalkan?
“Brandon Chu.” Si wanita mengubah nada bicara. Ia biasanya memanggil si pria dengan berbagai nada. Tetapi, ketika serius, dia akan memanggilnya dengan nada yang paling datar.
Pada momen ini, Brandon Chu merasa dirinya tidak seharusnya begitu. Berhubung Fransiska Yin sudah menyatakan bersedia, mengapa ia tidak segera mengikuti kemauannya coba?
“Selama empat tahun ini, aku selalu mendambakan seseorang yang aku yakini sebagai cinta pada pandangan pertamaku. Sudah menantinya sangat lama, aku juga tidak berhasil mendapatkannya. Sekarang, ketika aku sudah kembali, apakah kamu sudah tidak menginginkanku?” Aura wanita itu penuh perasaan sadar diri. Andai ia menyadari kegagalannya ini lebih awal, bisa jadi sedari dulu telah menikah dengan Brandon Chu. Situasi canggung dan menyedihkan ini pun tidak akan muncul.
“Sebenarnya, jika ada di posisimu, aku juga akan membenci dan meninggalkan wanita sepertiku. Mana layak wanita yang kembali ke seorang pria karena dirinya gagal mendapatkan pria lain diberi muka? Kalau kamu tidak menginginkanku lagi, aku tidak menyalahkanmu.” Fransiska Yin bangkit berdiri dan berdiri di atas karpet dengan kepala tertunduk.
Saat ini, ia sendiri bahkan tidak menyukai tingkahnya yang seperti ini. Ia mirip wanita murahan. Bisa-bisanya ia memohon cinta pria yang ia selalu abaikan setelah gagal mendapatkan pria lain!
Gila, apa yang sedang ia lakukan sebenarnya? Mengapa jalan berpikirnya bisa sekeliru ini?
Fransiska Yin mengevaluasi dirinya sendiri. Untuk pertama kali, wanita itu merasa Fransiska Yin yang baik hati dan cantik telah menghilang entah sejak kapan. Dirinya yang sekarang adalah wanita yang egois, berpikiran sempit, takut disakiti, dan mengurung diri di zona nyaman. Semua rasa sakit ia berikan pada Brandon Chu.
Permintaannya memang sangat tidak pantas untuk diterima oleh Brandon Chu!
Si wanita melangkahkan kaki ke arah pintu. Ia mungkin tidak akan bertemu dengan pria ini lagi di masa depan. Ia tidak akan bisa memulihkan luka yang sudah ia sebabkan di hatinya, jadi solusi terbaiknya adalah tidak muncul di hadapan dia lagi.
Baru berjalan dua langkah, tangannya didekap oleh sebuah lengan yang kuat. Pada momen itu, air mata Fransiska Yin yang sudah ada di ujung mata akhirnya menetes.
Bahkan ketika seluruh dunia tidak menyayanginya lagi, Brandon Chu tetap akan mencintainya.
“Gadis aneh, bicara apa sih kamu? Aku tidak pernah mengubah sikapmu. Tidak peduli dulu, sekarang, atau nanti, kamu akan selalu jadi orang terpenting di hatiku. Tidak ada kata “meninggalkan” di kamus cinta kita.” Si pria mengencangkan dekapannya. Ia kemudian baru sadar bahwa wanita yang ada dalam pelukannya bergemetar hebat.
“Dua orang yang ditakdirkan untuk bersama, tidak peduli seberapa bergelombangnya takdir mereka, mereka akan menemukan cara untuk bertemu.” Selama empat tahun ini, Brandon Chu pernah khawatir, pernah ketakutan, bahkan pernah terpikir untuk mengembalikan Fransiska Yin ke sisi secara paksa.
Namun, ia pada akhirnya tidak melakukan apa pun. Ia hanya menunggu kembalinya si wanita dengan tenang. Fakta membuktikan, Fransiska Yin sekarang benar-benar kembali!
Meskipun keduanya mengalami masa-masa sulit dalam enam bulan terakhir, juga memiliki Ethan Chen yang menjadi penghalang tidak kasat mata di tengah-tengah mereka, namun keputusannya untuk melepaskan si wanita sekarang terbukti sebagai keputusan terbaiknya seumur hidup.
“Tetapi…… kamu tidak ingin menikah denganku?” Fransiska Yin terisak ketika bicara. Hatinya sungguh hancur melihat ketidakmauan Brandon Chu untuk menerima lamarannya.
Yang ditanya tertawa dan mencium leher yang bertanya. Dengan lembut, pria itu kemudian menanggapi: “Aku hanya memakai handuk mandi. Tidak ada bunga di sini, hanya ada cincin. Suasana ini sangat tidak romantis, bagaimana aku bisa melamarmu?”
Brandon Chu tahu Fransiska Yin sangat menggemari suasana romantis. Ia ingin memberinya lamaran yang tidak terlupakan dan sempurna!
Novel Terkait
Diamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)