Diamond Lover - Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
Nicole Chen benar-benar mempertaruhkan nyawanya saat merebut ponsel itu. Saat itu dia bahkan melihat ekspresi kaku di wajah Nathan Xia, juga senyuman William dan Leon Gu yang merekah, dia sangat ingin memaki siapa pun yang memanggil Nathan Xia hari ini!
Setelah memfotokan mereka sekeluarga, William berkata di sini setiap orang harus foto bersama. Para tuan-tuan besar itu satu per satu ditarik dengan tidak alami oleh William untuk berfoto.
"Paman Ethan, tersenyumlah, paman lebih tampan kalau tersenyum, lho!" William dan Ethan Chen duduk di kursi kayu, William menggandeng lengan Ethan Chen dan menyuruhnya tersenyum.
Seumur hidupnya, foto yang pernah diambil oleh Ethan Chen hanyalah foto ijazah dan pas foto, kali ini, tak disangka dia ditarik untuk berfoto oleh seorang bocah, dan dia masih harus tersenyum. Dia pun memaksakan senyuman.
Karena itu, melihat para penonton yang tersenyum lebar, setelah Nicole Chen selesai memfoto, dia segera berdiri dari kursi kayu yang menyiksa itu, kemudian mendorong Alfred Lu yang barusan ini tertawa paling keras.
Di rumah Alfred Lu ada Abalone Cilik, biasanya dia juga akan berfoto dengan Abalone Cilik untuk dikirimkan pada para pria single, sehingga hal seperti berfoto begini sama sekali tidak menyulitkan bagi Alfred Lu. Dan lagi, sesuai sebutannya yang terkenal, dia ingin William dan Abalone Cilik-nya berfoto bersama, sehingga mereka berempat pun berfoto bersama, jauh lebih lancar dibanding William dan Ethan Chen.
Selain itu, ada Lucas Qin yang dipaksa melakukan apa yang tidak dia bisa. Saat menyelesaikan masalah formal, Lucas Qin selalu terlihat berhati-hati, biasanya dia juga sangat jarang berbicara, terlebih, dia tidak akan mungkin berkomunikasi dengan anak-anak. Dia selalu merasa anak-anak sulit diatur. Melihat Alfred Lu yang disiksa oleh Abalone Cilik hingga menjadi seperti seorang babu anak perempuan, dia pun bersumpah, dia tidak menginginkan anak sepanjang hidupnya.
Sehingga, saat dia duduk di sebelah William, tubuhnya sangat kaku.
"Paman Lucas, kenapa muram terus? Apakah ada sesuatu yang tidak menyenangkan?" tanya William pada Lucas Qin sambil menatapnya dengan mata lebarnya.
Lucas Qin tidak bisa tersenyum ke arah kamera, para orang kejam itu masih menonton candaan ini, Ethan Chen memasang tampang "tadi kamu menertawakanku, sekarang aku akan membalasmu dengan tawaan pula". Demi cepat mengakhiri siksaan ini, Lucas Qin tersenyum ke arah kamera, Nicole Chen yang memotret hanpir tidak tahan, dengan gemetaran, dia memfoto William dan Lucas Qin.
Foto Jacob Pei dan William terlihat sangat alami, setelah duduk lalu tersenyum, foto pun jadi. Ini adalah taktik Jacob Pei, daripada duduk dengan canggung di sana dan ditertawakan oleh mereka, lebih baik dia menyelesaikannya sebelum terjadi masalah!
Setelah semua orang selesai berfoto, hanya tersisa Nathan Xia. Dia merasa, hari ini datang kemari tanpa sadar, benar-benar sama dengan cari mati. Dia melihat keluarga orang lain semanis ini, dia yang seorang penyendiri ini merasa pemandangan itu terlalu indah hingga dia tidak tahan untuk melihatnya langsung. Sekarang, William memanggil dari kejauhan. Bagaimana pun, dia adalah seorang anak, dan dia tidak bisa marah pada seorang anak, dan lagi, anak itu adalah orang yang paling diperhatikan oleh Valerie Pei.
"Paman Xia, selain Daddy, William paling menyukaimu!" kata anak itu dengan ekspresi heboh saat Nathan Xia duduk di sebelahnya.
Tiba-tiba Nathan Xia sedikit tersentuh, jelas-jelas ini adalah anak Leon Gu, namun dia malah tak bisa membencinya. Sejak pertama kali bertemu dengan William, dia menjauhkan diri dan mengatakan untuk mulai menjauh dari Valerie Pei, saat itu dia sudah mendapati bahwa dirinya tak dapat membenci William. Setan ini, dia tak akan sempat menyayanginya.
"Kalau begitu mengapa William masih memanggilku Paman Xia, sebenarnya aku paling muda di antara beberapa paman itu!" kata Nathan Xia sambil menampakkan senyuman pertamanya hari ini. Orang-orang itu berdiri jauh, sehingga tidak tahu apa yang dibicarakan Nathan Xia dan William, sehingga dia pun mengoreksi kebiasaan William memanggilnya paman.
"Tapi William paling suka memanggil Paman Xia!" William tetap tidak mau mengubah caranya memanggil Nathan Xia, dia merasa enak memanggil seperti ini.
Karena gagal lagi dalam mendidik William, Nathan Xia pun hanya bisa mengakui kekalahanya. Kalau dia suka memanggil Paman Xia, terserah dia, kalau sampai dia tak memanggilnya paman, melainkan kakek, maka dia akan menangis sampai air matanya kering.
Membuat Nathan Xia benar-benar melepaskan Valerie Pei, benar-benar lebih sulit daripada menggapai langit. Dari dulu, dia selalu bermain bersama Valerie Pei. Saat masih kecil, perkataan semacam mau menikahinya setelah besar nanti, Valerie Pei juga tanpa sadar mengatakannya, sedangkan Nathan Xia mendengarnya dengan penuh kesadaran.
Selama ini Valerie Pei juga tidak pernah pacaran, kedua keluarga mereka yang menentukan pertunangan mereka, kalau tidak terjadi sesuatu, setelah lulus kuliah mereka akan menikah. Alhasil, terjadilah sesuatu yang tidak biasa. Valerie Pei menikah dengan Leon Gu, dan Nathan Xia dikirim ke luar negeri oleh kedua orangtuanya.
Sekarang, memikirkannya, dia dan Valerie Pei juga tidak pernah memiliki janji pernikahan, juga tidak hidup bersama dalam arti harafiah, dia bisa bilang suka pada Valerie Pei, Valerie Pei juga bisa bilang Nathan adalah orang yang paling baik pada Little Valerie di dunia, Little Valerie menyukai Nathan.
Tetapi rasa suka seperti itu, sama seperti rasa sukanya pada Ethan Chen dan Lucas Qin, sangat sulit untuk melewati batas itu.
Setelah William foto bersama mereka semua, mereka berkata bahwa tidak ingin jalan lagi, maka mereka pun menyewa mobil tamasya. Setelah berputar-putar, mereka keluar dengan tidak bersemangat dan langsung menuju ke resort di sebelah, di sana ada pemandian air panas, kebetulan bisa meredakan lelah. Hanya saja Valerie Pei memikirkan seluruh tubuhnya masih dipenuhi mahakarya Leon Gu, sehingga tidak ikut dalam kegiatan berendam di pemandian.
William sangat amat bersemangat, dia diajak oleh beberapa orang paman untuk bermain di pemandian air panas. Leon Gu juga tidak ikut dia berjalan-jalan di resort bersama Valerie Pei.
"William sepertinya sangat menyukai mereka, ke depannya mari kita sering-sering kemari." Saat berjalan di jalan pegunungan yang sempit, Leon Gu bergandengan erat dengan Valerie Pei, cincin di jari manis tangan kedua orang itu saling bersentuhan, sedikit mengganjal, namun ganjalan itu terasa sangat nyaman.
"Baiklah, aku hanya takut kamu terlalu sibuk," kata Valerie Pei yang tahu mengenai kesibukannya karena Theme Park, setiap hari harus mengurus banyak dokumen, melihat banyak kontrak, menghadiri banyak rapat, namun dia malah berkata mau lebih sering menemani mereka kembali ke Kota A, sehingga Valerie Pei pun juga mempertimbangkan keadaan Leon Gu.
"Tentu saja aku bisa meluangkan waktu sesedikit ini, aku sudah menyia-nyiakan 4 tahunku bersama William, aku tidak mau lagi menyia-nyiakan waktu ke depannya, mari kita ganti 4 tahun itu," kata Leon Gu. Dia selalu memikirkan, bagaimana William saat dia lahir, apa kalimat pertama yang diucapkannya, dan bagaimana dia bisa belajar berjalan .... Begitu banyak "kali pertama" yang tidak diketahui oleh Leon Gu, sehingga dia ingin mengganti semua itu sekarang.
Sebenarnya, Leon Gu memiliki iktikad begini saja sudah cukup, dari awal, Henry Gu mempercayakan ekspektasi yang tinggi padanya. Kali ini saat dia sadar, selain urusan Swift Corp, Henry Gu mulai memintanya mengelola beberapa urusan perusahaan keluarga Gu. Kemampuannya benar-benar kurang, setelah pulang tahun baru ini, dia takut akan kembali sibuk.
"Saat berumur 9 bulan, William bisa mengucapkan kalimat pertamanya, dia memanggil Mommy, saat itu aku sangat amat gembira, seorang anak kecil yang lucu membuka mulutnya dan berbicara, memanggilkku Mommy, saat itu aku hampir saja menangis. Saat dia berumur 10 bulan, dia sudah bisa berjalan. Saat berumur 1 tahun, dia juga sudah bisa memanggil kakek dan nenek. Saat berumur 2 tahun, William pernah demam tinggi hingga menyebabkan radang paru-paru. Saat itu keadaannya sangat gawat, aku bahkan takut hampir kehilangan dia, namun setelah itu sudah tidak ada masalah. Saat pertama kali masuk TK, dia tidak menangis .... Masih ada banyak lagi, kalau kamu ingin mendengarnya, akan kuceritakan pelan-pelan untukmu," kata Valerie Pei. Dia tahu Leon Gu ingin mengganti 4 tahun yang telah lewat itu, dan ingin menjadi ayah yang baik. Namun sekarang ini, dia tidak hanya menjadi seorang ayah, dia juga seorang putra, seorang pewaris yang menanggung ekspektasi tinggi.
Hal seperti ini juga baru dipahami oleh Valerie Pei setelah dia menjadi seorang ibu. Saat di Kota A dulu dia tidak pernah memikirkan perasaan orangtuanya, dia bermain sesukanya, membuat masalah, orangtuanya bisa memarahinya, dia akan mengambek, dia tidak tahu susahnya menjadi orangtua. Setelah melahirkan William, dia pun mengerti betapa orangtuanya dulu mengurusnya dengan sepenuh hati.
Sehingga, sekarang dia tidak bisa meminta Leon Gu memberikan seluruh perhatiannya pada William. Dia berhutang 4 tahun pada William, di waktu yang sama, dia juga berhutang 4 tahun pada Ayah Gu, Ibu Gu, dan Henry Gu.
"Tunggu saat William sudah agak besar nanti, mari kita lahirkan seorang anak lagi." Sebenarnya di keluarga Gu, melahirkan 2-3 anak adalah hal yang normal. Awalnya Leon Gu juga tidak pernah berpikir untuk melahirkan anak dengan Valerie Pei, sekarang dia malah memiliki pikiran untuk melahirkan seorang anak lagi. Dia ingin merasakan apa yang dirasakan oleh Valerie Pei.
Dan lagi, dia juga tidak ingin William kesepian sendirian, kalau memiliki adik, yang sebaiknya adik perempuan, akan bisa menjadi temannya. Akan baik sekali kalau mereka seperti Jacob Pei dan Valerie Pei, lihatlah, betapa baiknya Jacob Pei pada Valerie Pei, dalam hal apa pun selalu mengalah pada Valerie Pei, bahagia sekali memiliki kakak laki-laki seperti ini.
"Apa kamu tidak tahu melahirkan itu sakit sekali?" Valerie Pei mengerutkan dahinya, saat dia melahirkan William, dia kesakitan selama5-6 jam, saat itu, dia benar-benar ingin bangun dari ranjang operasi dan membunuh Leon Gu! Bagaimana bisa dia masih memintanya menanggung rasa sakit itu lagi?
"Kali ini akan kutemani kau di ruang operasi, kalau kamu merasa sakit, gigitlah lenganku, oke? Lahirkan 1 lagi, ya?"
Jalan-jalan yang awalnya baik-baik saja itu berubah menjadi acara Leon Gu meminta Valerie Pei melahirkan, mereka berdua meramaikan masalah ini lama sekali, yang satu mau anak, yang satu tidak mau, sampai akhirnya Leon Gu-lah yang mengalah. Namun Leon Gu sudah punya banyak rencana, asal melakukan sesuatu, akhirnya kalau hamil nanti, dia pasti akan melahirkannya!
"Kalian di sini ya." Entah sejak kapan Nathan Xia muncul dan memotong pembicaraan mereka. Tampangnya seperti tidak peduli, seperti sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di pesawat kemarin.
"Iya, baru saja kami mau kembali," kata Valerie Pei sambil menarik tangannya dari genggaman Leon Gu dengan canggung. Mungkin dia tidak ingin menambahkan garam pada luka Nathan Xia, namun Leon Gu segera kembali menggandeng Valerie Pei.
Semua gerakan itu terlihat oleh Nathan Xia, dia berpura-pura tidak melihat dan hanya berkata, "Mari kembali, makan dulu, nanti malam masih ada banyak kesibukan," kata Nathan Xia sambil mengangguk, lalu segera berbalik dan pergi.
Dengan begitu alami, tidak canggung, malahan Valerie Pei-lah yang merasa sedikit canggung.
"Mari jalan," kata Leon Gu sambil berjalan maju dan menggandeng Valerie Pei yang sedikit melamun.
Di depan mereka ada jembatan besi, di bawahnya ada sebuah danau. Jembatan itu tidak tinggi, danau itu juga tidak dalam. Saat Valerie Pei dan Leon Gu melewatinya sambil bergandengan, jembatan itu sedikit bergerak, Nathan Xia yang sudah berjalan sampai tengah kehilangan keseimbangan, kakinya tergelincir, dan dia jatuh ke danau!
"Nathan ..." seru Valerie Pei kaget, dia segera memegang pegangan jembatan. Perihal Nathan Xia tak bisa berenang ini, hampir semua orang tahu.
"Jangan panik, akan kutelepon orang untuk menyelamatkannya," kata Leon Gu yang telah mengeluarkan ponselnya dan bersiap memanggil Jacob Pei untuk datang menolong. Namun saat dia mengeluarkan ponsel, Valerie Pei telah berusaha melepas genggamannya, dan berlari ke tengah jembatan, bahkan tanpa menunggu, dia melompat turun.
Leon Gu tidak tahu apakah Valerie Pei bisa berenang atau tidak, maka setelah menelepon, dia melempar ponselnya dan berlari ke tengah jembatan.
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongLove In Sunset
ElinaCinta Yang Tak Biasa
WennieSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaThe Great Guy
Vivi HuangMata Superman
BrickDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)