Diamond Lover - Bab 103 Cincin Di Jari Manis
Sebenarnya pada awal-awal Valerie Pei tidak terpikirkan untuk membiarkan Keluarga Pei kemari untuk hadir dalam acara ulang tahun Leon Gu, setelah mempertimbangkannya dengan lama ia baru memutuskan untuk membiarkan mereka datang kemari, bagaimanapun Leon Gu merupakan menantu Keluarga Pei, ulang tahun menantu keluarga mertua malah tidak ada yang datang, bagaimanapun sepertinya kurang pantas.
Akhirnya setelah Keluarga Gu menyebarkan undangan, Leon Gu sendiri pun menelepon Keluarga Pei lagi, semua ini Valerie Pei tidak tahu, saat Kakek Nenek Ayah Pei Ibu Pei dan Jacob Pei muncul di rumah utama Keluarga Gu, ini 2 hari lebih awal dari hari ulang tahun Leon Gu.
Bertemu dengan keluarga, Valerie Pei merasa sangat semangat, saat dia masih berada di kantor sudah menerima telepon dari rumah kalau Keluarga Pei kemari, dia baru pulang langsung melihat mereka semua ada tempat, Leon Gu pun terlihat sedikit bermaksud menunggu pujian darinya sambil berdiri di samping Henry Gu dan melihat Valerie Pei yang terlihat semangat itu.
“Kakek, Nenek, Ayah, Ibu, Kakak, kalian kok sudah kemari?” Saat ini Valerie Pei terlihat sedikit terlalu semangat, ia pun tidak sadar pertanyaannya ini terdengar betapa bodoh, mereka tentu saja datang kemari karena sudah menerima undangan dari Keluarga Gu.
“Bocah satu ini, sudah begitu besar masih ceroboh, tidak tahu juga setelah menikah ke Keluarga Gu ada membawa masalah tidak kepada orang lain.” Mulut Kakek Pei menyalahkan Valerie Pei atas sikapnya yang ceroboh itu, namun wajahnya terlihat kerinduannya terhadap Valerie Pei.
“Kak Pei, kamu ini bercanda saja, Valerie sangat pintar, Leon bisa menikahi istri seperti ini merupakan berkahnya.” Henry Gu sambil tersenyum dan menganggukkan kepala, kedua Tuan besar pun memulai percakapan mereka dalam kerendahan hati.
“Dulu kamilah yang terlalu memanjakannya, ia selalu dimanja dan tidak pernah dirundung juga, dulu kami selalu khawatir kalau sifatnya terlalu keras kepala, tidak tahan jika dirundung, dilihat sekarang, dulu harusnya tidak boleh membiarkan dia melakukan kesalahan.” Ucapan Kakek Pei terbawa maksud yang lain.
Saat ini orang Keluarga Gu semuanya ada, orang yang bukan Keluarga Gu juga ada, orang tersebut merupakan Naomi Ye, dia duduk di samping, wajahnya selalu terlihat senyuman ringan, seolah-olah yang datang kemari ini saudaranya.
Dan ucapan Kakek Pei yang ini tentu saja tertuju pada Naomi Ye.
Valerie Pei sudah berdiri di samping Jacob Pei, sambil menarik lengan baju Jacob Pei, hari ini dia mengenakan baju jas yang sangat formal, bahkan mengenakan dasi juga, tentu saja Valerie Pei sangat memahami Jacob Pei ini, dia ini benar-benar serigala yang mengenakan bulu domba, kalau bukan karena sekarang sudah terjun ke dunia politik, mungkin saja dia sekarang merupakan pengusaha jahat di dunia bisnis, sekarang mengenakan jas rapi seperti ini, benar-benar kasihan dirinya.
“Kak, mengapa datang 2 hari sebelumnya? Aku sama sekali belum menyiapkan apa-apa.” Valerie Pei memang belum melakukan persiapan, kalau tahu mereka akan kemari, mungkin dia akan memikirkan sebuah cara untuk membuat Naomi Ye keluar, tidak membiarkan keluarganya melihat kondisi dia yang menyedihkan ini.
“Menyiapkan apa, mau kamu sembunyikan orangnya, manusia hidup seperti ini!” Suara Jacob Pei sangat kecil, namun sangat mengejutkan setelah terdengar ke dalam telinga Valerie Pei, tatapannya tertuju pada wanita yang sepertinya terpisah dari tempat ini, di sana adalah wanita yang ingin dibawa Leon Gu ke dalam Keluarga Gu?
“Bagaimana bisa ngomong seperti ini? sengaja harus bertengkar dulu dengan adikmu yang sudah lama tidak bertemu ini baru senang kamu?” Valerie Pei diam-diam menusuk pinggang Jacob Pei, tenaganya sangat kuat, tapi sekarang Jacob Pei juga tidak enak untuk mengeluarkan suara, ia pun hanya bisa menahannya.
Jacob Pei melihat di ruang tamu ini tidak ada orang yang memperhatikan mereka berdua, ia pun mengulurkan tangan dan merangkul bahu Valerie Pei, dan menariknya, berkata: “Bagaimana mungkin tega bertengkar dengan kamu, ini juga karena kangen dengan kamu makanya datang kemari?”
Valerie Pei tertawa ringan, lalu bertanya, : “Sejujurnya, mengapa bisa kemari 2 hari lebih awal?”
Jacob Pei melihat-lihat ke Valerie Pei, lalu melihat-lihat ke Leon Gu, percakapan ia dengan orang tua dari kedua pihak, sangat sopan, terlepas dari beberapa alasan, dia memang merupakan seorang suami, menantu yang baik.
“Leon Gu membiarkan kami datang lebih awal, katanya agar bisa menemani kamu.” Jacob Pei teringat kata-kata tulus dari Leon Gu di telepon, Jacob Pei tentu saja tahu betapa angkuhnya Leon Gu itu, tapi ia tetap bersikap sangat sopan, bahkan menghadapi Jacob Pei yang agresif itu, dia pun menerimanya, tanpa terlihat sedikit rasa tidak senang, dia pun juga merasa kurang berminat, dan hatinya juga memikirkan ingin bertemu dengan Valerie Pei, jadi ia pun menyetujuinya.
Dan Keluarga Pei juga memang perlu datang kemari untuk berterima kasih kepada Leon Gu kemarin telah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelesaikan krisis Keluarga Pei.
Mendengar Kakaknya berkata demikian, Valerie Pei pun dengan tidak sadar melihat ke arah Leon Gu sana, pas ia pun sepertinya habis menjawab pertanyaan Kakek Pei, mengangkat kepalanya, dan bertatapan dengan mata Valerie Pei, lalu dengan alamiah ia pun menganggukkan kepalanya kepada Valerie Pei, wajahnya juga tersenyum dengan hangat.
Valerie Pei tidak paham dengan Leon Gu, setelah Leon Gu siuman ia sudah tidak pernah paham dengan Leon Gu, dia berkata padanya kalau ia ingin bercerai, namun di depan Keluarga Gu ia akan berpura-pura mesra dengan dirinya, dia juga bisa mengganggu dirinya semalaman, dan keesokkan harinya bisa tersenyum kepada Naomi Ye, dia bisa membawa Naomi Ye ke acara ulang tahunnya, dia juga bisa mengundang Keluarga Pei kemari sebelum acara ulang tahunnya, hanya karena Valerie Pei berkata sudah kangen dengan mereka.
Setelah undangan Keluarga Gu di kirim, siapa yang akan menelepon secara pribadi, hanya Leon Gu saja yang akan melakukan hal demikian, terkadang dia benar-benar ingin membuka dada Leon Gu, ingin melihat hatinya sebenarnya seperti apa!
“Kak Gu, kemarin Keluarga Pei terjadi masalah, untung ada Leon yang membantu, dan Leon terluka kami juga merasa sangat menyesal, seharusnya kami datang menjenguknya sejak lama, namun terlalu sibuk jadi ditunda sampai sekarang, benar-benar maaf sekali.” Kakek Pei kemarin juga menderita serangan jantung, setelah itu ia baru memahami masalah tersebut, tapi saat itu Keluarga Pei sedang kacau balau, dia pun tidak bisa kemari.
Henry Gu hanya tersenyum dan sambil menganggukkan kepala, Keluarga Pei dapat memiliki penilaian begitu tinggi kepada Leon Gu, dan tidak lagi bertentangan dengan Keluarga Gu seperti 4 tahun yang lalu, Henry Gu merasa jauh lebih senang, bahkan Jacob Pei yang terakhir kali ke rumah Keluarga Gu, tidak menunjukkan sikap ramah kepada siapapun yang ada di Keluarga Gu, saat ini pun menjadi sopan, cucunya ini, tentu saja tidak akan mengecewakan harapan dia.
“Kak Pei kamu terlalu segan, Leon melakukan sesuatu untuk keluarga istrinya itu memang sudah seharusnya, anak muda, badannya kuat, terluka sedikit tidak apa-apa.” Henry Gu berkata dengan santai.
Sebenarnya orang Keluarga Gu semuanya tahu, terakhir kali saat Leon Gu terluka itu yang paling panik adalah Henry Gu, ia pun memanggil semua dokter dari klinik, untuk bersiap-siap, mana ada terlihat terluka sedikit tidak apa-apa? Itu hanya kata-kata formalitas saja.
“Wah, Kakek buyut, Nenek buyut, Kakek, Nenek, Paman, semuanya ada di sini!” William baru pulang sekolah dan dibawa oleh pembantu ke villa utama, baru masuk pintu saja sudah melihat orang dari Kota A, ia juga terlihat terkejut seperti Valerie Pei tadi, berlari ke sisi Keluarga Pei, terlihat sangat senang.
“Sudah lama tidak bertemu, William sepertinya tumbuh semakin tinggi lagi ya!” Kakek Pei sambil mengelus wajah William, sambil melihat cucu satu ini, karena jarak Kota S dan Kota A terlalu jauh, kalau tidak mereka juga tidak akan jarak begitu lama baru bertemu dengan William.
“William minum susu sapi murni setiap hari, Mommy bilang dengan begitu baru bisa tumbuh tinggi seperti Daddy!” William sambil menaruh kedua tangan di pinggul, seolah-olah berdiri sambil berjinjit.
“Haha…..” Kakek Pei dan Nenek Pei pun tertawa, mereka semuanya tahu kalau Valerie Pei tidak suka minum susu sapi murni, tapi malah meminta anaknya minum, dan berkata dengan begitu masuk akal.
“Wah, Paman, Wiliam sangat sangat kangen dengan kamu!” William berlari ke sisi Jacob Pei, sambil meminta Jacob Pei menggendonnya.
Jacob Pei langsung melepaskan Valerie Pei, dan menggendong William, Valerie Pei yang dilepas dengan tiba-tiba ini jelas merasakan pilih kasih dari Kakaknya sendiri, apa coba, ada ponakan langsung tidak mau dengan adik sendiri lagi?
“William sudah kangen dengan Paman ya? Kapan kangen dengan Paman?” Jacob Pei sambil mencubit hidung William, wajahnya dipenuhi senyuman.
“Uhm…setiap hari saat memberi makan kepada bebek kecil aku kangen dengan Paman, merasa Paman dan bebek kecil sangat mirip!” William berkata dengan serius, wajahnya yang sangat serius itu membuat Jacob Pei pun penasaran ingin mengetahui bebek kecil itu semirip apa dengan dirinya.
“Bebek kecil apa?” Jacob Pei mengira kalau bebek kecil William itu merupakan mainannya, sama sekali tidak terpikir bebek asli.
“Bebek itu, Paman ingin melihat teman kecil kamu kah? Aku bawa Paman ke sana!”
Wajah Valerie Pei dan Leon Gu langsung terlintar garis hitam di saat yang sama, mereka berdua sudah berkali-kali membicarakan masalah William beternak bebek, tetapi melihat William sangat menyukainya, akhirnya pun membiarkannya lewat begitu saja. Leon Gu yang duduk di sebelah sana pun berdiri dan berjalan ke arah Valerie Pei.
Dengan sangat alamiah ia berjalan ke samping Valerie Pei, satu tangannya dengan lembut menggandeng tangannya Valerie Pei, hanya dalam sekejap, Valerie Pei merasa jari manis di tangan kanannya merasa dingin, dia pun terkejut, dan ketika dia mengangkat tangannya, di jari manisnya terdapat cincin nikah mereka.
Dia ingat malam itu dia bertanya kepada Valerie Pei: kenapa tidak mengenakan cincin nikah.
Valerie Pei berkata: bukannya kamu juga tidak mengenakannya.
Dan hari ini, dengan tidak sengaja, Leon Gu mengenakan cincin nikah di jari manis tangan kanannya, dan di jari manis tangan kirinya, Leon Gu juga mengenakan cincin kawin mereka. Dia masih berkata kalau dirinya tidak percaya dengan pandangan orang lain, tapi sekarang malah dia yang mengenakannya dulu, dan mengenakan cincin nikah di tangannya Valerie Pei juga.
“Walaupun bukan model cincin pasangan yang aku suka, tapi sebelum aku membeli model yang aku suka, sementara pakai dulu yang ini dengan kasihan.” Leon Gu berkata dengan sangat terpaksa, tapi ujung bibirnya terlihat senyuman yang tidak sengaja, jelas-jelas ia terlihat sangat suka.
Dia mengatakan bahwa ketika dia pergi ke Kota A terakhir kali, orang tuanya menatap tangannya dan tidak melihat ada cincin di tangannya, jadi kali ini, ketika orang tuanya datang, ia pun mengenakan cincin di tangannya, dia memang memikirkannya dengan sangat detil.
“Tidak kasihan.” Kasihan itu saat menikah, seseorang yang memakai topeng Leon Gu mengenakan cincin padanya, pada saat itu seluruh pikirannya menjadi kosong dan dia hanya ingin segera mengakhiri acara pernikahan tersebut.
Dan cincin pasangan ini juga tidak terlalu jelek, hanya saja berliannya sedikit lebih besar, terlihat seperti sangat kaya, namun pengerjaan serta gayanya masih bagus.
“Tidak merasa kasihan menikah dengan aku atau merasa cincin ini masih lumayan jadi tidak merasa kasihan?” Leon Gu diam-diam mencium telinganya saat tidak ada orang yang memperhatikan mereka, hawa yang panas masih tertinggal di telinga Valerie Pei, sulit menghilang dalam waktu yang lama, jelas-jelas di depan begitu banyak orang, tapi dia bisa dapat melakukan tindakan yang begitu mesra tanpa tersipu, malah dia sendiri, tangannya sudah menarik jasnya dengan erat.
Leon Gu bertanya kepadanya tidak merasa kasihan menikah dengannya atau merasa cincin ini masih lumayan jadi tidak merasa kasihan.
Sebenarnya ia ingin mengatakan kalau keduanya membuat ia merasa kasihan, pernikahan ini bukanlah pernikahan yang ia inginkan, cincin nikah juga bukan ia yang pilih sendiri, namun sudah sampai di sini juga, berkata merasa kasihan pun sudah tidak memiliki arti lagi.
Dan, sekarang satu-satunya hal yang membuat dirinya merasa kasihan adalah Naomi Ye, di pertemuan antara Keluarga Gu dan Keluaga Pei, dia seorang Nona dari keluarga lain, dengan status yang tidak jelas duduk di sini, mukanya Valerie Pei harus ditaruh dimana?
“Kalau di acara ulang tahun kamu tidak ada orang dari Keluarga Ye, maka aku tidak akan merasa kasihan.” Valerie Pei tahu dirinya sudah bersikap keras kepala dan mencari masalah lagi, tapi melihat Naomi Ye bisa duduk di sini dengan tidak memedulikan semuanya, dia tidak bsia menerima semua ini dengan damai.
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyUnplanned Marriage
MargeryThe Revival of the King
ShintaDoctor Stranger
Kevin WongLove And War
JaneDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)