Diamond Lover - Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
“Untungnya kali ini kita bisa menekan media, saat ini belum ada pekerja yang telah ditolong yang masih memiliki harapan hidup,” kata Leon Gu dengan ekspresi iba. Ia sama sekali tak menyinggung tentang pembicaraan Paman Kedua dan Bibi Kedua yang didengarnya di tangga tadi. Ia melihat Jacob Pei juga tak berencana memberitahu ayahnya, maka ia juga berpura-pura tak mengetahuinya.
“Selanjutnya kita harus melakukan yang terbaik untuk mengkompensasi para anggota keluarga yang ditinggalkan. Kita harus memberi uang ganti rugi dan membuat mereka puas, jika tidak hal ini akan menjadi masalah besar. Hal ini tak hanya akan mempengaruhi Keluarga Pei, tapi juga mempengaruhi kakak,” kata Leon Gu dengan penuh pertimbangan, “Nanti aku akan pergi ke lokasi kecelakaan dan berdiskusi dengan Ketua Liang dan yang lainnya.”
Ayah Pei mengangguk, untung sekali ada Leon Gu, cara penyelesaian masalahnya tidak kalah dengan para pebisnis yang telah mengarungi dunia bisnis selama berpuluh-puluh tahun, bahkan ia jauh lebih baik dibandingkan para pendahulunya, tak heran Keluarga Gu bisa berjaya di Kota S.
“Maaf merepotkanmu,” sebenarnya, Ayah Pei masih tidak menganggap Leon Gu sebagai keluarganya, sebenarnya jika saja tak terjadi hal itu antara Leon Gu dan Valerie Pei, ia termasuk menantu yang baik, tapi ia telah melukai Valerie Pei, dan kemudian Valerie Pei balas melukainya, bagaimana bisa dua orang seperti ini hidup bersama?
Ayah Pei sebenarnya tidak ingin Valerie Pei kembali, tapi lalu bagaimana dengan William? Maka ia hanya bisa mengamati dan tak ikut campur, Valerie Pei juga sudah dewasa, maka ia menghormati keputusannya. Jika ia pulang ke rumah, ia hanyalah Nona Muda Kedua Keluarga Pei, tapi di Keluarga Gu, ia adalah Nyonya Muda Keluarga Gu.
“Tak masalah,” Leon Gu juga bisa merasakan bahwa Ayah Pei merasa sungkan padanya, mereka baru bertemu dua kali, maka tak mungkin mereka bisa begitu dekat, dan saat ia memanggilnya Ayah pun, sebelumnya ia harus berlatih beberapa kali dulu.
Jacob Pei menepuk pundak Leon Gu, sejak dulu ia tak menyukai Leon Gu, tapi dalam hal ini, ia harus berterimakasih padanya, karena telah memikul beban yang seharusnya dipikulnya.
“Terima kasih,” Jacob Pei berterimakasih dengan tulus.
Leon Gu merasa sangat asing dengan sikap Jacob Pei yang bersahabat ini, ia menatap matanya dan berkata, “Tak perlu berterimakasih.” Ia adalah Tuan Muda Keluarga Pei, dan selalu mengambil peran sebagai kakak, setiap ia bertemu Jacob Pei, entah saat santai maupun saat sedang bekerja, ia selalu menunjukkan wibawanya sebagai kakak.
Proses evakuasi terus dilanjutkan, semua orang juga tahu, setelah lebih dari 20 jam tertimbun, kemungkinan mereka untuk keluar hidup-hidup sudah sangatlah kecil, tapi Leon Gu tetap memerintahkan mereka melanjutkan pencarian, para pemadam kebakaran itu menggunakan pendeteksi gerakan untuk mendeteksi letak korban.
Dan setelah jalan ini tertimpa tanah longsor, hujan juga turun sepanjang malam, meninggalkan banyak pasir dan lumpur yang membuat proses evakuasi menjadi lebih sulit.
“CEO Gu, para anggota kami telah terus bekerja selama lebih dari 20 jam, kami juga sangat mengkhawatirkan para pekerja yang tertimbun itu, tapi jika hujan ini tak berhenti, para anggotaku juga akan berada dalam bahaya,” kata Ketua Tim pada Leon Gu. Menurut perhitungan, diperkirakan tersisa 7 korban lagi, sudah tak ada harapan hidup, tapi jika mereka melanjutkan proses evakuasi, mereka akan memberi harapan pada para anggota keluarga mereka.
Leon Gu kembali menatap para anggota keluarga itu, wajah mereka penuh harap, berharap setelah digali lagi, anggota keluarga mereka akan ditemukan.
“Ketua Tim, kita harus menemukan mereka semua, hidup ataupun mati, kau tak boleh menghentikan proses evakuasi begitu saja,” kata Owen Liang dengan suara rendah.
“Kami akan berusaha sebaik mungkin,” lalu, Ketua Tim memerintahkan para anggotanya untuk melanjutkan proses evakuasi.
Leon Gu dan Owen Liang menunggu di dalam tenda, wajah mereka tampak muram.
“CEO Gu, hanya ada kita berdua di sini, maka aku akan berkata terus terang,” Owen Liang telah menyuruh seseorang berjaga di luar, maka takkan ada yang masuk ke sini, “7 orang yang tersisa itu takkan bisa diselamatkan, lalu apa rencana anda?”
Leon Gu juga tak ingin menghadapi hal ini, 7 nyawa melayang di hadapannya, hatinya serasa tercabik-cabik, awalnya ia mengira ia sosok yang dingin dan acuh tak acuh, tapi saat menghadapi kejadian seperti ini, ia menyadari, ia juga bisa merasakan rasa sedih dan penyesalan.
“Kita akan bertanggung jawab dan memberikan kompensasi, uang tak menjadi masalah,” Leon Gu bukanlah seorang yang kikir.
“Baiklah, jika begitu masalah ini akan bisa diselesaikan,” Owen Liang memang menunggu Leon Gu berkata seperti ini, banyak perusahaan tak mau bertanggungjawab saat terjadi kecelakaan.
Owen Liang menyampaikannya pada penanggung jawab di Kota Y, setelah mengetahui keputusan Leon Gu, mereka merasa sangat lega. Mereka membicarakannya dengan para anggota keluarga itu, awalnya mereka merasa tidak terima, tapi kemudian menjadi lega setelah mengetahui perusahaan akan memberikan kompensasi.
Akhirnya 7 orang itu ditemukan, mereka telah meninggal kehabisan nafas karena terlalu lama tertimbun. Tubuh mereka dikeluarkan dan dibalut kain putih. Leon Gu melepaskan topi jas hujannya dan membungkukkan kepala untuk menghormati jasad mereka, dan mengusap air mata yang menetes di wajahnya.
Rupanya jarak hidup dan mati sangatlah dekat...
Di tempat itu banyak orang tua, istri, anak-anak, dan saudara-saudara para korban jiwa itu. Tangisan mereka terdengar di telinga Leon Gu, membuatnya merasa sangat hampa.
Entah apakah hujan telah mengaburkan pandangannya, di kejauhan Leon Gu melihat seorang wanita yang mengenakan celana training yang sangat mirip dengan Valerie Pei, tapi saat ia semakin mendekat, ia terkejut, rupanya ini bukan halusinasi, wanita itu benar-benar Valerie Pei, ia menatap jasad-jasad korban itu dengan mata memerah.
Mereka berdua saling menatap di tengah hujan, tetap berdiri di tempat masing-masing, tak ada yang berinisiatif menghampiri satu sama lain, mereka merasakan kentalnya aura kematian, membuat mereka merasa jarak hidup dan mati sangatlah dekat.
Suasananya sangat mencekam, akhirnya Leon Gu menghampiri Valerie Pei dan memayunginya, dan dengan jengkel berkata, “Kenapa kau datang ke sini, di sini sangat berbahaya.”
Valerie Pei menatap Leon Gu, sekujur tubuhnya basah kuyup, air menetes dari dagunya, celana panjangnya penuh lumpur, dan dasinya tergantung miring.
Ia tahu Leon Gu sangat memperhatikan penampilannya, ia selalu berusaha tampil rapi di hadapan orang-orang, tapi demi masalah yang dialami Keluarga Pei ini, ia rela bekerja sekeras ini. Ia juga mengira ia hanya mempedulikan urusan Keluarga Gu, dan bersikap acuh tak acuh terhadap masalah yang dialami orang lain, tapi ia rela meninggalkan perusahaannya sendiri untuk mengurus masalah Keluarga Pei.
“Saat pergi kau lupa membawa celana, maka aku ke sini untuk mengantarkannya,” setelah terdiam agak lama, akhirnya Valerie Pei mengeluarkan sebuah alasan yang tak masuk akal. Ia jelas-jelas mengamati saat Leon Gu mengepak kopernya, mana mungkin ia tak membawa celananya, ia membawa beberapa setelan jas, mana mungkin ia membawa jas tapi tak membawa celananya?
Leon Gu tidak membantahnya, ia tahu meskipun TV dan jaringan internet telah dimatikan, dan ia telah memerintahkan bodyguard untuk mengurung Valerie Pei, ini tetap takkan berhasil. Tapi ia sangat ingin Valerie Pei tetap tinggal di rumah Keluarga Gu, dalam beberapa hari masalah ini sudah akan diselesaikannya, tapi tak disangka, hari kedua ia telah tiba di sini.
“Tunggulah aku di dalam mobil, para korban ini baru saja ditemukan, emosi para anggota keluarga mereka masih belum stabil, aku takut aku takkan bisa melindungimu jika terjadi sesuatu,” Leon Gu menyerahkan payung itu pada Valerie Pei dan menyuruhnya kembali ke mobil.
Dengan keras kepala Valerie Pei tetap tidak beranjak. Pagi tadi dengan tergesa-gesa ia datang ke sini dari Kota S, saat ia pulang ke rumah Keluarga Pei, ia mendengar kabar dari pelayan bahwa kakek jatuh sakit. Ia segera menuju ke rumah sakit, bertemu dengan kakek dan neneknya, dan setelah memastikan mereka baik-baik saja, ia segera menuju ke lokasi kecelakaan. Ayahnya telah menghentikannya dan berkata untuk apa seorang wanita pergi ke sana? Sangat berbahaya.
Valerie Pei juga tahu ini sangat berbahaya, tapi Leon Gu berada di sana, jika terjadi sesuatu pada Leon Gu, bagaimana ia akan menjelaskannya pada Keluarga Gu? 4 tahun lalu ia membuat Leon Gu jatuh koma, saat ia terbangun di tengah malam, ia kadang melihat mertuanya berada di kamar Leon Gu, mengawasinya sepanjang malam dan terus berbicara padanya, ia bisa mendengar isak tangis mereka, bahkan Henry Gu juga ikut berjaga di kamar Leon Gu. Seorang kakek yang sudah begitu tua, terus menjaga cucunya dengan perasaan getir.
Ini membuat hati Valerie Pei serasa tercabik-cabik, ia bahkan menyesal telah menyalakan lampu pagi itu...
Ia tak boleh lagi membiarkan Keluarga Gu kehilangan Leon Gu, maka ia harus terus mengawasinya. Maka ia segera keluar dari rumah sakit dan menyetir sendiri untuk menemuinya, tapi setelah 4 tahun, jalanan di Kota A telah banyak berubah, apalagi yang mengarah ke Kota Y. Ia berkali-kali bertanya pada orang dan setelah beberapa kali salah jalan, akhirnya ia tiba di sini. Ia ingin memastikan Leon Gu aman dan baik-baik saja.
Maka tak mungkin hanya karena Leon Gu berkata di sini sangat berbahaya, ia akan segera pergi.
“Aku bisa menjaga diri, biarkan aku berada di sisimu, oke?” Valerie Pei mencengkeram ujung baju Leon Gu, untuk pertama kalinya ia tampak khawatir terhadap Leon Gu.
Langkah Leon Gu terhenti, ia menatap tangan Valerie Pei yang mencengkeram ujung bajunya. Leon Gu merasa tersentuh, dan tak lagi memaksanya untuk masuk ke mobil.
“Ikut aku dan jangan jauh-jauh dariku,” Leon Gu menarik Valerie Pei ke sisinya, hatinya melunak, ia belum pernah melihat Valerie Pei tampak begitu takut kehilangan dirinya seperti ini.
Valerie Pei hanya berdiri dengan tenang di sisinya, di sekelilingnya terdapat beberapa bodyguard untuk melindunginya, orang lain tak dapat mendekat, maka sementara ini mereka aman. Valerie Pei melihatnya berterimakasih pada ketua pemadam kebakaran karena mereka tidak menyerah, dan menjelaskan banyak hal pada penanggung jawab Kota Y...
Valerie Pei merasa, ia telah begitu lama berada di sisinya, dan ia tahu ia sangat handal dalam segala hal, tapi ia belum pernah melihatnya berusaha menyelesaikan suatu masalah dengan begitu serius, seolah masalah ini adalah masalah Keluarga Gu sendiri.
Di kejauhan, seorang pria yang sejak tadi diam-diam mengamati Leon Gu, menarik salah seorang anggota keluarga korban.
“Kak Long, kenapa kau datang kemari?”
“Aku datang untuk mengamati situasi, apakah orang itu Leon Gu?” pria yang dipanggil Kak Long itu tampak sangat dekat dengan anggota keluarga korban itu, ia merangkul pundaknya dan menatap Leon Gu dengan sinis.
“Benar, itu dia, sungguh tidak mudah menjadi pemilik perusahaan di saat seperti ini, begitu kecelakaan ini terjadi, ia segera menjamin bahwa para anggota keluarga korban akan mendapat uang kompensasi yang setimpal.”
“Jangan tertipu, bukankah uangnya belum benar-benar diberikan? Lihatlah, masih banyak wartawan di sini, bukankah para orang kaya selalu berpura-pura baik di permukaan? Kau tak bisa benar-benar mempercayainya sebelum ia benar-benar menyerahkan uangnya padamu. Dan selama masih ada wartawan di sini, semakin besar keributan, semakin banyak uang yang akan mereka berikan!” kata Kak Long memanas-manasi.
Begitu mendengarnya, anggota keluarga korban itu merasa ini sangat masuk akal, sudah berapa banyak pekerja yang dibohongi seperti ini? Selama masih ada wartawan dan masih ada si pembuat keputusan, mereka harus benar-benar mendapatkan jaminan yang pasti!
Novel Terkait
Sederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaWahai Hati
JavAliusHusband Deeply Love
NaomiEverything i know about love
Shinta CharityThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlInnocent Kid
FellaSee You Next Time
Cherry BlossomGue Jadi Kaya
Faya SaitamaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)