Diamond Lover - Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
Saat bangun pagi Valerie Pei menyadari dirinya sedang memeluk Leon Gu dengan erat, dan Leon Gu pun sambil menatap dirinya dengan menarik, rasa ngantuknya pun langsung menghilang, mendorong Leon Gu dan masuk ke dalam kamar mandi, lalu mendengar Leon Gu berkata di belakang:
“Kamu tidak takut ada hantu di pagi hari?”
Cahaya pagi menyinari kamar mandi, dan lampu juga menyala, apa yang di takutkan seperti ini?
Setelah mandi Valerie Pei pun bersiap-siap membawa William ke villa utama untuk sarapan, tiba-tiba teringat harus memberitahukan masalah pulang ke Kota A kepada William terlebih dahulu.
“William, sabtu ini kita bersama Paman pulang ke Kota A untuk melihat Kakek dan Nenek ya?” Valerie Pei sambil berjongkok, sambil menggandeng tangan William dan berkata kepadanya.
William terdengar kata Paman matanya pun langsung berbinar-binar, wajahnya terlihat rasa bahagia yang tidak tertahan, sambil menarik tangan Valerie Pei dan berkata: “Iya, iya, asyik bisa bertemu dengan Paman lagi!”
Wajah Valerie Pei pun terlihat senyuman, kalau William tahu jika kepergian kali ini mungkin tidak pulang ke sini lagi, apakah dia masih mau ikut dirinya pulang kah?
“William merasa Daddy baik tidak? Meninggalkan Daddy dengan lama William bisa kangen dengan Daddy kah?” Hati Valerie Pei tiba-tiba merasa berat, dulu saat Leon Gu masih terbaring di ranjang, William selalu mengharapkan Leon Gu cepat siuman, setelah Leon Gu siuman, William pun terlihat sangat senang, Daddy yang sudah lama dia rindukan akhirnya bisa berdiri di depannya, bisa menggendongnya, membawa dia bermain bersama.
Tapi sekarang Valerie Pei merampas kesempatan William yang ini, dia pun merasa dirinya sangat kejam.
“Kita akan pergi untuk waktu yang lama kah? Daddy tidak pergi bersama kita kah?” William sambil memiringkan kepalanya, lalu ia juga melihat Leon Gu yang sedang turun dari tangga, “Sebenarnya dibanding dengan Daddy aku lebih tidak merelakan Shailene, kalau Shailene bisa pergi bersama kita, pergi selama apapun tidak apa-apa!”
Leon Gu yang sedang berjalan di tangga hampir saja memuntahkan darah, dasar bocah ini malah tidak merelakan Shailene Ye yang baru bertemu beberapa kali, tidak merasa tidak rela terhadap Ayah kandung satu ini!
“Pfff……” Valerie Pei tertawa, “William, Mommy berkata serius dengan kamu, apakah William akan merasa tidak rela terhadap Daddy? Dan Kakek buyut, Kakek, Nenek, Tante Emily, dan Paman Austin, dan keluarga lainnya yang ada di sini.”
William sambil menggarukkan kepala, pertanyaan yang begitu dalam bagaimana ia harus menjawab? Mereka semua sangat sayang kepada William, William juga sangat suka bersama mereka, tapi……
“William lebih ingin bersama Mommy!” William mendekati wajah Valerie Pei dan mencium wajahnya, sambil menggandeng tangannya dan berjalan ke villa utama, lalu membuat sebuah ekspresi wajah mengejek kepada Leon Gu yang ada di belakang.
Leon Gu merasa kesal, William sampai sekarang masih ingat masalah luka yang ada di punggung Valerie Pei, saat dia masih kecil ingatannya juga tidak sebaik William!
Di meja sarapan, Henry Gu melihat anggota keluarganya belum lengkap, wajahnya terlihat jelas kurang senang, dengan suara yang rendah ia meminta semuanya untuk mulai makan.
Tidak tahu juga siapa yang mulai mengungkit tentang putra kedua Keluarga Gu, orang yang tidak hadir di sarapan pagi ini adalah anak kedua dari Henry Gu, Siwon Gu, dari masuk Valerie Pei sudah melihat wajah Bibi kedua terlihat kurang senang, ternyata Paman kedua semalaman tidak pulang ke rumah.
Dia selalu tidak suka terlibat dalam perselisihan, ia hanya ingin membiarkan William menyelesaikan sarapannya dengan cepat dan mengantar ia berangkat sekolah, dia harus mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman di sekolahnya, dan Guru yang suka dengan William……
“Ayah, sekarang Siwon semalaman tidak ada di rumah, mending membiarkan yang di luar itu masuk ke dalam rumah saja, dengan begitu dia juga tidak perlu berlari ke dua tempat!” Bibi kedua juga tidak memikirkan di sini masih ada anak kecil, langsung mengatakan semuanya.
Dari pagi wajah Henry Gu sudah terlihat kurang senang, mendengar Bibi kedua berkata demikian wajahnya pun terlihat semakin serius, lalu sambil berkata kepada Frey Liu, “Frey, antar Emily dan William berangkat sekolah.”
Valerie Pei tadinya juga ingin sekalian bawa William pergi, saat ia hendak berdiri, tangan Leon Gu pun letak di lututnya, dan menggelengkan kepala dengan perlahan terhadapnya, perhatian semua orang sedang fokus kepada Bibi kedua, jadi mereka tidak memperhatikan gerakan kecil Leon Gu dan Valerie Pei.
Akhirnya dia berkompromi, dari tatapan Leon Gu dia melihat tatapan yang tidak boleh dilawan, jadi baiklah, sekarang dia juga masih merupakan menantu dari Keluarga Gu.
“Maaf merepotkan Paman Liu.” Valerie Pei menyerahkan William kepada Frey Liu, William juga sangat patuh, satu tangan sambil menggandeng Frey Liu, satu tangan menggandeng Emily Gu lalu keluar.
“May, kamu ngomong juga harus melihat kondisi, di saat Emily dan William ada kamu pantas mengucapkan kata-kata seperti itu?” Henry Gu sudah menaruh sumpitnya, orang lain pun tentu saja tidak berani melanjutkan sarapan lagi.
“Ayah, aku hanya tidak bisa menahan rasa kesal ini, dulu Siwon pasti pulang sebelum jam 12, tapi beberapa hari ini dia selalu pulang setelah pagi, dan hari ini bahkan sampai sekarang ia pun masih belum pulang juga, mending membiarkan dia membawa yang di luar itu pulang saja, setiap hari berkeliaran di luar, mau ditaruh di mana muka aku ini?” Bibi kedua May He tetap tidak selesai-selesai.
Di Kota S ini, Keluarga konglomerat yang mana bukan di rumah ada satu istri, di luar juga ada satu, Keluarga Gu juga demikian, walaupun Henry Gu mengatur dengan sangat ketat, setidaknya tidak pernah melihat anaknya yang mana tinggal di luar sampai satu dua bulan baru pulang ke rumah, kali ini memang karena Siwon Gu sudah keterlaluan, tidak heran May He pagi-pagi sudah merasa sangat kesal.
“Ibu, jangan marah dulu, mungkin Ayah ada urusan jadi ia pun tertunda.” Austin Gu mencoba menghibur Ibunya, dia tidak ingin membuat Keluarga Putra Kedua memiliki reputasi tidak harmonis, dan membuat Kakek kecewa terhadap mereka.
Hanya saja May He sekarang sedang kesal, apapun yang dikatakan Austin Gu pun tidak berhasil menghiburnya, malah berkata: “Kita hanyalah sebuah contoh pertama saja, kedepannya Naomi Ye akan tidak masuk ke keluarga kita? Keluarga Ye saja memiliki bukti Valerie menabrak Naomi Ye, kenapa mereka tidak lapor polisi, apakah benar hanya karena melihat usaha besar Keluarga Gu saja? Atau karena agar kedepannya Naomi Ye memiliki kehidupan yang baik setelah masuk ke dalam Keluarga Gu, tidak menyinggung Nyonya Muda Besar!”
Ruang makan langsung menjadi hening, bahkan Valerie Pei pun merasa ia bisa mendengarkan suara detak jantung sendiri.
Naomi Ye akan masuk ke Keluarga Gu? Atas hak apa? Dia belum bercerai dengan Leon Gu, sekarang tidak akan bercerai, belum mendapatkan izin dari Kakek, kedepannya mereka juga tidak akan cerai, Naomi Ye itu masuk ke dalam Keluarga Gu dengan status apa? Hati Valerie Pei seperti akan meledak, mereka membicarakan masalah mencari istri kedua untuk Leon Gu di atas meja makan, bagaimana dirinya bisa tenang?
Valerie Pei menolehkan kepala dan melihat ke Leon Gu, wajah Leon Gu tidak terlihat ekspresi ingin membantah, kalau begitu berarti saat itu dia juga tahu maksud dari Keluarga Ye, hanya saja dia tidak mengatakannya, jadi pada saat itu ia baru bisa menunjukkan sikap saling mencintai dengan dirinya di depan mereka? Dia tidak ingin membiarkan Naomi Ye masuk ke Keluarga Gu dengan status sebagai istri kedua, apakah dia sedang menunggu mereka berdua bercerai?
“May, apa yang sedang kamu katakan! Sebelum ngomong tidak memikirkan apa yang pantas dikatakan apa yang tidak?” Henry Gu melihat ekspresi wajah Valerie Pei langsung menjadi kaku, ia pun tidak menahan diri untuk memarahi May He.
“Ibu, jangan mengatakannya lagi!” Austin Gu melihat Henry Gu sedang di ambang batas hampir murka, terus mencoba Manahan Ibunya, kalau begini terus, Kakek pasti tidak akan suka dengan keluarga putra kedua.
Karena Austin Gu berusaha menahan May He, ia baru tidak lanjut mengatakan masalah Naomi Ye akan masuk ke dalam Keluarga Gu, namun wajahnya masih terlihat tidak puas.
“Austin, bawah Ibumu pulang dulu.” Henry Gu merasa kesal, dadanya pun naik turun dengan hebat, dengan kuat sambil menggenggam kruknya, saat ini siapapun yang menabrak ke ujung pistol, pasti tidak akan berakhir dengan aman.
“Ayah, kalau begitu kami juga pergi dulu.” Setelah keluarga putra kedua pergi, putra ketiga pun merasa suasana di sini terasa aneh, lebih baik jangan ikut terlibat, buru-buru mencari alasan lalu pergi.
Tidak lama, di dalam ruang makan hanya ada keluarga Putra sulung dan Henry Gu.
Valerie Pei masih belum menenangkan diri dari masalah Naomi Ye akan masuk ke dalam Keluarga Gu, kalau misalnya setelah mereka bercerai, Leon Gu ingin menikah dengan siapaun itu urusan dia, tapi sekarang, dia masih merupakan istrinya secara hukum, setelah orang lain berkata akan mencari istri kedua untuk Leon Gu, Leon Gu malah tidak mengatakan apapun untuk membantah! Atau, dia sudah memang memiliki niat seperti demikian, hanya saja ia mengatakannya lewat mulut orang lain saja?
“Kakek, sabtu ini aku ingin pulang ke Kota A bersama Kakakku, aku juga sudah lama tidak pulang, ingin melihat mereka.” Valerie Pei sudah mengembalikan tatapannya dari Leon Gu, dia sudah tidak mengharapkan ada respon apapun dari Leon Gu.
Sebelumnya Henry Gu bisa pura-pura tidak paham dengan maksud dari ucapannya Valerie Pei, tapi hari ini ia sudah mengatakannya dengan begitu jelas, apakah Henry Gu masih bisa berpura-pura?
“Iya, biar Leon juga pulang bertemu dengan Ayah dan Ibu mertua, sudah 4 tahun, ini adalah pertama kalinya ia pulang.” Henry Gu mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih santai, berusaha berkata dengan nada yang santai untuk meredakan suasana yang tegang tadi.
“Tidak perlu, Kakak sudah memesan tiket, tiket di hari itu sangat terbatas, jadi tidak melebihkan satu tiket untuk dia.” Valerie Pei menolak Henry Gu dengan halus.
Dia masih ingat saat dia pulang dengan putus asa, Leon Gu berkata kepadanya bahwa dia akan menemaninya kembali ke Kota A pada awal bulan depan. Lalu masalah Naomi Ye mengalami kecelakaan mobil, dia berkata bahwa tunggu luka di punggungnya sudah sembuh baru pulang bersama, mungkin sebelumnya Valerie Pei pernah mengharapkan untuk kembali ke Kota A bersama Leon Gu dan William, agar orang tuanya tidak mengkhawatirkan dia lagi.
Namun sampai akhirnya ia pun tidak berhasil menunggunya, sekarang, dia hanya ingin membawa William pulang, Leon Gu ingin menjemput Naomi Ye masuk ke dalam Keluarga Gu, atau yang lain, dia juga tidak bisa mengaturnya.
“Tidak apa-apa, kalian naik pesawat Keluarga Gu saja, nyaman dan juga tidak buru-buru.” Henry Gu merasa kesal kenapa sekarang Leon Gu satu patah kata pun tidak ia ucapkan! Istrinya akan segera pergi, bocah ini malah tidak mengatakan satu patah kata pun!
“Terima kasih Kakek, tapi identitas Kakak kalau naik pesawat pribadi pulang seperti akan menjadi bahan pembicaraan orang lain.” Valerie Pei menolak dengan halus lagi, dari awal sampai sekarang suaminya tidak mengatakan satu patah kata pun, bahkan berpura-pura untuk berkata ia ingin pulang bersama mereka.
Baik Valerie Pei atau Leon Gu sekarang seperti banteng yang tidak mau membelok, bahkan Henry Gu sudah berusaha keras berkata sampai berbuih-buih, mereka berdua tetap tidak tergoyahkan.
“Kalau begitu Valerie berencana untuk pergi berapa lama, bagaimana dengan William? Tinggal di sini atau…..” Mengenai pergi atau tinggalnya William, tidak hanya Henry Gu, Ayah dan Ibu mertuanya pun sangat peduli, namun di depan Henry Gu, bahkan tidak ingin membiarkan William tinggal di sini pun, tetap harus melihat maksudnya Henry Gu.
“Aku ingin membawa William untuk bertemu dengan Kakek Nenek, ingin menghabiskan tahun baru imlek di sana, membiarkan William merasakan suasana tahun baru di Kota A.”
Valerie Pei habis mengatakan kata tersebut, selain Leon Gu, mereka semua pun terlihat sedikit terkejut, sekarang baru bulan oktober, sampai tahun baru masih ada waktu setengah tahun, dan Valerie Pei juga hanya berkata ingin membawa William untuk melewati tahun baru, tidak berkata setelah tahun baru akan kembali ke sini.
“Bagus, menemani Ayah dan Ibumu dengan baik di rumah, saat tahun baru, biar Leon juga ke sana untuk bertemu dengan Ayah Ibu mertua.” Maksud dari kata Henry Gu sudah sangat jelas, membiarkan Valerie Pei menghabiskan tahun baru di sana, lalu Leon Gu baru menjemput mereka kembali lagi.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniUnperfect Wedding
Agnes YuSee You Next Time
Cherry BlossomMy Tough Bodyguard
Crystal SongUntouchable Love
Devil BuddyHarmless Lie
BaigeI'm Rich Man
HartantoDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)