Diamond Lover - Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
Awalnya Valerie Pei masih belum merasa begitu marah, setelah ia bertemu dengan Cindy Ye, amarah di dalam hatinya pun langsung melonjak, yasudah jika Leon Gu tidak peduli dengan mukanya dan membawa Cindy Ye yang disebut sebagai teman baiknya itu dan anaknya yang tidak memiliki status jelas tersebut sampai ke rumah Keluarga Gu, sekarang William sakit harus dia juga yang datang kah? Dokter Keluarga Gu memangnya kemana saja?
“Cindy, terima kasih, sudah begitu malam masih harus meminta kamu datang kemari.”Leon Gu berdiri, lalu tersenyum kepada Cindy Ye, ini hanyalah sikap Leon Gu yang seperti biasa saja.
Namun di mata Valerie Pei, saat seperti ini dia masih bisa tersenyum, dia benar-benar tidak tahu Leon Gu ini sedang perhatian kepada Cindy Ye atau khawatir terhadap William.
“Tidak perlu, ada Dokter Chen sendiri saja sudah cukup, aku tidak tenang kalau Dokter lain yang menangani William.” Valerie Pei langsung menolaknya dengan terus terang.
Saat baru masuk tadi Cindy Ye sudah merasakan suasana unik yang ada di dalam, dia juga sudah menebak kalau hubungan Leon Gu dan Valerie Pei ini tidak saling mencintai, dengan sikapnya Leon Gu, sampai sekarang masih mempertahankan hubungan suami istri dengan Valerie Pei, mungkin karena aturan keluarga di Keluarga Gu.
“Cindy, kamu masuk dulu.” Leon Gu memberikan jalan kepada Cindy Ye, memberi isyarat kepadanya untuk membiarkan dia masuk dulu.
Cindy Ye menganggukkan kepala dan masuk, saat ini di klinik Keluarga Gu hanya ada Dokter Chen sendiri, belum tentu sempat kalau menelepon Dokter lain untuk kemari, Cindy Ye tinggal di rumah Keluarga Gu, pas ia pun memiliki orang yang membantu.
“Cindy sebelumnya merupakan seorang Dokter yang sangat hebat, William ditangani olehnya tidak akan terjadi masalah.” Valerie Pei tidak paham, Leon Gu ini berpura-pura tidak melihat duri yang tersimpan di dalam hatinya atau sengaja bersikap demikian.
Saat ini Valerie Pei tidak memiliki tenaga untuk bertengkar dengan Leon Gu, tiba-tiba ia merasa sangat lelah, Dia dan Leon Gu menghabiskan sehari-sehari dalam pertengkaran tanpa akhir, Pada saat itu, ia mengatakan akan saling menyiksa, itu hanyalah ucapan ia saat sedang marah, kalau benar-benar harus menjalani hidup dengan saling menyiksa, Valerie Pei mungkin akan gila!
Dia bahkan berharap Leon Gu masih terbaring di ranjang, menjaga seorang pasien dengan kondisi vegetatif persisten jauh lebih mudah dari menjalani hidup dengan orang hidup ini!
“Minggu ini Aku dan Kakak pulang ke Kota A, akan membawa William.” Setelah lama kemudian, Valerie Pei membuka mulutnya, setelah ia berpikir dengan matang.
“Hanya karena aku membiarkan William memakan seafood?” Leon Gu tentu saja tahu kalau Valerie Pei membawa William dan pulang ke Kota A bersama Jacob Pei, mungkin saja dia tidak akan kembali lagi, mereka masih berstatus suami istri, namun kenyataannya mereka sudah tidak ada kontak lagi, inilah maksud terbesar kunjungan Jacob Pei kali ini.
“Bukan, aku ingin pulang, sudah terlalu lama aku pergi dari rumah.” Valerie Pei merasa seluruh badannya merasa lelah, dia sambil menyandar di sofa, wajahnya terlihat kelelahan yang tidak bisa disembunyikan.
Dia dari awal juga sudah lelah, hanya saja ia terus berkata kepada diri sendiri untuk memberikan sebuah keluarga yang sempurna kepada William, semua ini bukanlah apa-apa, namun saat ia menyadari kalalu Leon Gu sama sekali tidak pernah benar-benar menaruh William di dalam hatinya, kalau saja Leon Gu mau bertanya, ia juga tidak akan membawa William pergi memakan makanan yang asing dan dingin, tidak akan membiarkannya memakan seafood. Tapi dia tidak melakukan demikian, hanya merasa memiliki seorang anak sedikit mengubah kehidupannya saja.
Saat mendengar William memanggilnya Daddy ia akan tersenyum, namun setelah tersenyum? Apakah dia akan memperhatikan kebiasaan dan hobby William? Tidak akan, dia merasa di rumah ada pembantu khusus yang merawat William, jadi semua hal ini tidak perlu dia yang mengkhawatirkannya, setiap hari sebelum berangkat kerja mengantar William ke TK juga karena sekalian saja, dengan begitu dia bisa mendengarkan William berkata kepadanya : Selamat tinggal Daddy, Daddy bekerja dengan keras!
Selain itu, tidak ada hal lain lagi.
William tidak membutuhkan seorang Ayah seperti ini, dia sendiri juga bisa merawat William dengan baik, kasih sayang yang diberikan Keluarga Pei kepada William juga tidak lebih sedikit dibanding Keluarga Gu, jadi ia ingin membawa William pulang, agar William dapat tumbuh dengan bahagia di Keluarga Pei.
“Kamu jangan begitu egois bisa tidak? William juga merupakan anakku.” Saat William sakit dia juga akan khawatir, akan merasa panik, perasaan seperti itu juga tidak lebih sedikit dibanding Valerie Pei.
Valerie Pei memejamkan matanya dan menyandar di sofa, tidak membalas satu patah kata pun kepala Leon Gu, dia sudah memutuskan untuk pergi, bahkan Leon Gu bertengkar hebat dengan dirinya pun, dia tetap akan meminta Jacob Pei membawa dia dan William untuk pulang ke Kota A.
Perasaan kesal Leon Gu ini membuat dirinya kewalahan, dulu saat ia membawa Cindy Ye pulang, dia mengakui bahwa dia tidak memperkenalkan Cindy Ye secara terbuka memang untuk membuat Valerie Pei merasa malu, dan mungkin saja karena itu dia akan langsung mengemas barang-barang dan naik ke pesawat menuju Kota A bersama Jacob Pei.
Tapi di saat seperti ini, Valerie Pei berkata ingin pulang ke Kota A, Leon Gu malah tidak ingin melepaskan tangannya, dia tidak menyangkal bahwa alasan terbesar dalam hal ini adalah William.
Badan William akhirnya dapat dikendalikan sebelum dia jatuh sakit, Valerie Pei dengan wajah yang kurang senang sambil menjaga di depan ranjang pasien William, William juga tahu kalau dirinya telah bersalah, jadi tidak berani mengatakan apa-apa, dan tidur di ranjang dengan patuh. Leon Gu meminta Dokter Chen untuk mengobati pergelangan kaki Valerie Pei, dia ingin membiarkan Valerie Pei pulang untuk beristirahat, tapi situasi seperti ini dia juga sepertinya tidak bisa tidur, lalu Leon Gu pun sambil melihat di samping.
Dokter Chen tinggal di sini untuk bertugas, Cindy Ye tahu Valerie Pei masih salah paham tentang hubungan dia dengan Leon Gu, setelah masalah ini selesai ia pun pulang.
William tidak muncul gejala baru setelah keesokkan harinya, Valerie Pei pun meninggalkan William untuk di rawat oleh pembantu, dia ingin kembali ke kantor untuk menangani beberapa hal, sabtu ini dia akan membawa William pulang ke Kota A, dia bukan orang yang ceroboh dalam bekerja, hal yang harus ia tangani ia pasti akan tangani dengan baik.
Rany Tang sambil melihat Valerie Pei sedang membicarakan masalah penyerahan, ia pun langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres, CEO Pei tidak mau bekerja lagi?
“CEO Pei, menyampaikan hal-hal ini…….” Rany Tang tidak berani melanjutkan kalimatnya, hatinya merasa tidak rela terhadap Valerie Pei, bekerja sebagai bawahan Valerie Pei, memang sedikit lebih lelah, tapi Valerie Pei merupakan atasan yang sangat pengertian, ia masih ingat terakhir kali ia pergi meminum wine bersama orang Mason Tang, Valerie Pei pun membawa dia yang mabuk pulang ke rumah.
“Aku akan meninggalkan sini untuk sementara.” Sementara? Valerie Pei sendiri pun merasa konyol ketika dirinya berkata sementara, setelah pergi kali ini mungkin dia tidak akan kembali
Ini adalah tempat dimana dia telah bekerja selama 3 tahun lebih, dia membangkitkan perusahaan ini dari kondisi yang sulit, dan sekarang dia akan pergi lagi, seperti hewan peliharaan yang dia rawat dengan baik akan diberikan kepada orang lain.
“Iya, aku tunggu kamu pulang ya!” Rany Tang mendengar hanya sementara, berarti bermaksud Valerie Pei masih akan kembali, hatinya pun merasa lebih tenang.
“Toktoktok…..” Pintu ruangannya terbunyi, Valerie Pei menghentikan pekerjaan yang ada di tangannya dan melihat ke arah pintu, orang tersebut adalah Leon Gu, ini sepertinya merupakan pertama kalinya Leon Gu ke ruangan kantornya Valerie Pei, dari dulu dia selalu meminta Karyl Wang untuk memanggil Valerie Pei ke ruangan kantor dia sendiri.
Rany Tang tahu aura kedua atasan ia ini bertentangan, lalu ia pun sadar diri langsung meninggalkan ruangan kantor tersebut.
Valerie Pei masih terus melanjutkan pekerjaan yang ada di tangannya, sama sekali tidak menghiraukan Leon Gu, tadi pagi saat berada di meja makan dia pun sudah mengungkapkan maksud ia ingin pulang ke Kota A bersama Jacob Pei, Kakek pura-pura tidak paham dengan maksud di balik ucapannya, orang lain pun lebih tidak mengatakan apa-apa.
Kalau begitu, dia akan memilih waktu yang tepat untuk menjelaskan tekadnya untuk pulang ke rumah Keluarga Pei kepada Kakek.
“Ini dokumen tender untuk Theme Park, kamu coba lihat.” Leon Gu meletakkan dokumen tersebut di atas meja Valerie Pei, dan berkata kepada Valerie Pei dengan nada sebagai atasan.
Valerie Pei sambil melihat ke dokumen yang ada di atas meja, tertegun, kemarin dia sudah mengatakannya dengan jelas, dia akan pulang ke Kota A, sekarang Leon Gu memberikan dokumen tender Theme Park kepadanya bermaksud apa?
“CEO Gu, aku sudah sedang melakukan penyerahan pekerjaan aku, sepertinya kurang pantas jika aku melihat dokumen ini.” Valerie Pei mendorong dokumen tersebut, wajahnya terlihat ketenangan bawahan yang sedang menghadapi atasan.
Perasaan seperti ini, seolah-olah mereka bukan pasangan suami istri, bahkan di rumah pun, mereka juga tidak seperti suami istri.
Valerie Pei tahu, Leon Gu sama sekali tidak pernah menaruh dia sebagai istri di dalam hatinya, namun Valerie Pei tidak peduli, karena dia juga tidak menaruh Leon Gu di dalam hatinya, jadi mereka berdua pun impas!
“Kamu sekarang masih merupakan karyawan perusahaan, tidak mendengarkan ucapan Atasan itu sudah menjadi kebiasaan kamu ya?” Di dalam ingatan Leon Gu, selain proyek Hengtai Corp dan Sky Corp Valerie Pei pernah bertengkar dengan dirinya, Valerie Pei juga merupakan bawahan yang sangat patuh dan memiliki kompetensi, jadi dia baru dengan tenang memberikan dokumen tender untuk dilihat olehnya.
“Maaf, CEO Gu, aku akan segera melihatnya dan memberikan jawaban kepadamu, silahkan.” Valerie Pei menerima dokumen tersebut dan duduk di kursi sambil melihatnya, dia pun tidak melihat ke Leon Gu lagi, maksud dari kata silahkannya pun sudah terdengar sangat jelas.
Setelah mendengar suara Leon Gu menutup pintu, Valerie Pei baru mengangkat kepalanya, dengan tidak berdaya ia menyandar di kursi, bersama dengan Leon Gu, setiap saat ia merasa lelah, saking lelahnya sampai tidak bisa bernafas dengan normal, tidak menemukan jati diri, sekarang ia akan pergi, merupakan perasaan yang lain lagi, bukan kebebasan seperti mengatakan ingin pergi lalu langsung pergi, tiba-tiba hatinya merasa sangat tidak enak.
Lalu dia menelepon Jacob Pei.
“Kak, sabtu ini aku pulang bersama kamu, jumat kamu ke rumah Keluarga Gu untuk makan bersama.”
“Sudah mempertimbangkannya dengan jelas, merasa kamu sudah tidak bisa melanjutkannya lagi dengan Leon Gu? Seharusnya dari awal kamu sudah berpikir seperti demikian, Kakak pasti sangat senang untuk membawa kamu pulang, kita akan menjadi Kakak Beradik keren di Kota A lagi!”
Di sebelah telepon ini suasana hati Valerie Pei terasa sangat berat, dan di sebelah telepon sana Jacob Pei malah seperti sedang merayakan sesuatu yang membahagiakan.
“Kamu ini Kakak kandung bukan sih? Aku segera akan menjadi janda, berdiam di rumah kamu yang menghidupi aku dan William ya!” Valerie Pei berkata dengan kesal.
“Gaji Kakak kamu ini masih sanggup menghidupi kamu dan William, kamu tenang saja pulang bersama aku, kita akan menghidupi kamu sampai gendut dan bulat!”
“Gendut dan bulat semakin tidak ada yang mau sama aku!”
“William juga pulang bersama kita?” Jacob Pei tidak tahu dalam beberapa ia tinggal di hotel ini ada masalah apa yang terjadi antara Leon Gu dan Valerie Pei sampai membuat Valerie Pei tiba-tiba berubah pikiran, Akankah Keluarga Gu membiarkan William dan Valerie Pei kembali ke Kota A dengan mudah?
“Membiarkan William bertemu dengan Ayah Ibu memangnya tidak bagus?”
.
Dalam Keluarga Gu jika memiliki hal penting untuk diumumkan, mereka akan berkumpul ruang tamu setelah makan malam. Hari ini, Henry Gu memberitahu kepada semua orang bahwa mereka harus berkumpul di ruang tamu sebelum makan malam di mulai, dan semua orang pun menebak-nebak apa yang terjadi selama makan malam.
Valerie Pei sekarang sudah tidak peduli tentang apa yang akan dikatakan Henry Gu, 2 3 hari lagi dia akan kembali ke rumah Keluarga Pei, bahkan jika terjadi perubahan besar di sini pun, juga tidak ada hubungan dengan dia lagi.
Di dalam ruang tamu, Cindy Ye dan Leon Gu berdiri bahu-membahu. Cindy Ye sangat pendiam dan lembut, mungkin ini ada kaitan karena dirinya adalah seorang Dokter, dia memancarkan kecantikan intelektual, saat ia menghadapi Valerie Pei juga terus tersenyum, Valerie Pei pun merasa sikap dingin dirinya terhadap Cindy Ye saat masalah William kemarin sepertinya kurang pantas.
“Hari ini aku ingin memperkenalkan Cindy kepada semuanya dengan formal….” Leon Gu sambil melihat-lihat ke Valerie Pei, Valerie Pei juga tidak banyak menunjukkan rasa pedulinya, “Kedepannya Cindy adalah Dokter yang merawat Kakek, mulai sekarang kesehatan Kakek akan dirawat oleh Cindy.”
Valerie Pei mengangkat kepalanya dengan perlahan, apakah Leon Gu sekarang sedang menjelaskan kepadanya? Karena dirinya akan membawa William pergi, jadi dia pun menjelaskan hubungan dia dengan Cindy Ye?
Novel Terkait
Diamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)