Diamond Lover - Bab 388 Tidak Ada Celah
Pernikahan diadakan seperti ini, dan dua orang yang berdiri di belakang kedua mempelai tidak memiliki persimpangan selain dari kontak mata singkat.
Sampai pernikahan usai, jamuan makan sudah tidak ada, orang-orang di aula perjamuan berjalan berkeliling, seperti tersisa dua orang yang janjian, dan meninggalkan hotel dalam diam.
Di jalan-jalan musim panas, masih ada sedikit antusiasme. Emily Gu sudah mengubah gaunnya, mengenakan kaos dan jeans serta sepatu kets sederhana, dan Javiar Pei dengan setelan jas pas badan. Saat ini, keduanya berdiri bersama, tampak sedikit tidak serasi.
“Apa aku perlu berganti ke baju yang lebih kasual?” Kata-kata pertama dari dua orang yang sudah setahun tidak bertemu itu ternyata adalah ini.
"Tidak, kamu terlihat tampan dengan setelan jas ini." Emily Gu melihat lebih dekat ke Javiar Pei. Memang, setelan itu dikenakan Brandon Chu, ada jenis maskulinitas yang berbeda. Saat ini, dia merasa bahwa dia mengenakan setelan jas ini, dia lebih tampan dari kakaknya.
“Aku hanya ingin membuat alasan bagiku untuk melepas setelan ini, tapi jika kamu mengatakan tampan, aku tidak akan melepasnya.” Javiar Pei terkekeh ringan, dia panik saat berjalan di jalan, dia adalah orang yang sangat takut panas. Jika bisa berdiam di ruangan ber-AC, pasti tidak akan keluar untuk menderita penderitaan seperti itu.
Tapi orang di sebelahnya adalah Emily Gu.
"Aku bercanda, lepaskan saja kalau kamu kepanasan."
“Kamu bilang aku tampan dalam setelan jas ini, itu bercanda?” Javiar Pei bertanya dengan ringan, jelas-jelas tahu Emily Gu tidak bermaksud seperti itu.
"Karena kamu ingin memahaminya dengan cara ini, terserah kamu saja."
Pada akhirnya, Javiar Pei melepas jasnya dan meletakkannya di tangannya, dan menghilangkan rasa panasnya. Meskipun ada banyak cara untuk berbicara dengan Emily Gu, tapi yang paling tidak disukainya adalah berjalan di musim panas, tapi Emily Gu sepertinya sangat menyukainya, dan dia hanya bisa mengorbankan hidupnya untuk menemaninya.
“Aku belum bertanya kamu sekolah di mana. Sudah tidak berhubungan selama setahun, kamu cukup tenang.” Meskipun Javiar Pei berkata sedikit menyalahkan, nadanya tidak ada kesedihan.
“Kelas sangat sibuk, ada banyak pekerjaan rumah, aku harus menulis makalah setiap minggu, aku harus membiasakan diri dengan kehidupan di sini, dan aku harus ... bekerja paruh waktu.” Emily Gu memikirkan waktunya tahun ini, sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal lain, setiap hari hanya di perusahaan, sekolah dan asrama.
Sering ketiduran begitu sampai di ranjang, bangun keesokan paginya, memulai hari yang baru, dan ada sederet hal yang menunggunya, ia merasa sangat puas, tidak seperti pada saat di rumah keluarga Gu, tidak ada hal yang dikerjakan, tidak ada tujuan hidup.
"Terlalu sibuk sampai tidak bisa membalas email ..." Javiar Pei menggerutu, Emily Gu yang sedang berjalan, hanya mendengar suaranya, tetapi tidak mendengar apa yang dia katakan.
"Kamu bilang apa?"
“Bukan apa-apa, bertanya apakah kamu terbiasa dengan kehidupan di sini?” Javiar Pei, yang juga pernah belajar di luar negeri, mengetahui kelelahan dan kesepian disini, tapi Fransiska Yin harusnya bisa beradaptasi.
Bagaimanapun, mereka sudah sebesar ini ketika mereka datang ke sini.
"Tidak ada yang tidak bisa terbiasa. Aku sangat mudah beradaptasi. Kalian semua mengira aku adalah bunga di rumah kaca, tidak tahan angin dan hujan."
"Aku tidak pernah berpikir seperti itu."
“Belum, ketika aku bekerja di perusahaanmu waktu itu, tidak tahu siapa yang langsung merasa aneh ketika melihatku. Apa kamu tidak tahu wanitas itu sangat peka, pada saat itu kamu benar-benar perlu dipukul!” Pikir Emily Gu. Jika bukan karena Valerie Pei yang menghentikannya, mungkin dia akan berada di bar bersama Javiar Pei.
Javiar Pei tertawa, saat itu ia masih muda dan naif.
"Berapa lama kursusnya?"
"Masih ada satu tahun lagi."
"Begitu lama ..."
“Apa?” Tanya Emily Gu tanpa mendengarnya lagi.
“Tidak, apa rencanamu setelah kembali ke China, apakah bekerja di Gu’s Corp?” Javiar Pei mengganti topik pembicaraan.
Sebenarnya, Emily Gu belum memikirkan hal ini. Jika Gu’s Corp kekurangan orang, dia tentu saja bisa pergi, tetapi kenyataannya, dia tidak tertarik pada pekerjaan di Gu’s Corp.
Dan sebenarnya, dia datang untuk belajar di luar negeri hanya untuk membuktikan bahwa dia, seperti kakak dan adiknya, tidak akan kalah dari laki-laki. Sekarang di tengah jalan, dia juga sangat yakin bahwa dia akan segera bisa mendapatkan ijazahnya, dan pergi ke rumah keluarga Gu dengan berkesan.
"Lihat nanti saja. Mungkin akan menemani di samping ibuku. Dia pasti sangat marah karena aku tiba-tiba pergi ke luar negeri, sekarang dia tidak begitu meladeniku."
Javiar Pei murung. Dia juga sempat depresi karena Emily Gu pergi ke luar negeri. Gadis ini bahkan tidak memikirkan dirinya sendiri.
Keduanya berjalan maju lagi, sekarang bahkan Emily Gu merasa sedikit panas.
“Mari kita naik taksi kembali ke hotel. Apakah kita tinggal di hotel yang sama?” Emily Gu berdiri di pangkalan taksi dan berbalik untuk bertanya pada Javiar Pei.
Javiar Pei mengangguk, Brandon Chu telah mengatur ini, bagaimana mungkin mereka tidak di hotel yang sama?
"Oh, ayo kita kembali bersama, di luar cukup panas."
Javiar Pei mengangguk lagi, dan setelah berjalan sekian lama, ternyata gadis ini benar-benar tidak membicarakan mereka berdua, dan dia cukup tenang.
Taksi cukup lama tidak datang-datang.
"Hotelnya tidak jauh dari sini. Ayo kembali jalan kaki saja. Barusan minum anggur cukup banyak, biar sadar."
Pada saat ini, Emily Gu berhenti menghentikan taksi, mengangguk, dan menyusul Javiar Pei yang sudah maju.
“Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu tahun ini?” Sepertinya dia sedang murung. Apakah karena dia tidak bertanya tentang situasinya baru-baru ini?
Benar saja, ketika Javiar Pei mendengar kata-kata ini, ekspresinya melembut.
“Aku juga sangat sibuk, terlalu sibuk untuk memikirkan hal-hal lain.” Javiar Pei secara khusus menekankan “hal-hal lain”, dan Emily Gu tentu saja tahu apa yang dia maksud.
Emily Gu tidak menjawab percakapan, dan terus mengikuti Javiar Pei. Saat ini, dia sedikit kesal karena Valerie Pei dan Leon Gu pergi lebih dulu. Bilang ingin menunjukkan pada Ellie tentang kebiasaan Amerika, tapi keduanya menyelinap pergi dulu.
“Kamu belum bilang, kamu di sekolah mana?” Javiar Pei bertanya.
“Untuk apa bertanya detail seperti itu?” Emily Gu tidak memiliki keberanian untuk memberi tahu Javiar Pei sekolahnya, meskipun masalah ini bisa diketahui hanya dengan bertanya pada Valerie Pei atau Leon Gu.
Namun, Javiar Pei ingin tahu dari mulut Emily Gu.
“Aku hanya ingin bertanya, apakah tidak nyaman untuk mengatakannya.” Javiar Pei sedikit kecewa.
Sekarang tampaknya Emily Gu agak pelit. Bukankah itu hanya sekolah? Apa yang tidak nyaman untuk diungkapkan.
"Universitas Pennsylvania."
Mendengar kata-kata ini, Javiar Pei mengangguk dengan jelas.
“Pei's Corp akan berinvestasi di Amerika Serikat, dan aku akan datang secara pribadi.” Kata-kata Javiar Pei sangat jelas. Selama Emily Gu memberi tahu di mana sekolah itu berada, dia siap untuk menanamkan investasinya.
"Oh, bagus. Amerika Serikat memiliki potensi investasi."
Tiba-tiba, Javiar Pei berhenti dan menatap Emily Gu tanpa alasan. Dia berbicara sampai ke tingkat ini, tapi Emily Gu masih tidak mengatakan apa-apa.
“Emily Gu.” Javiar Pei menghentikannya, dia berhenti, dan menyadari dia berada di belakangnya, dia segera berjalan ke depan Javiar Pei.
"Ada apa?"
Javiar Pei hanya merasa panas di malam hari, dan dibuat kesal oleh Emily Gu. Jika dia tahu ini, dia tidak akan mendengarkan mereka untuk menjadi pengiring pengantin, pura-pura saja hari ini ada sesuatu jadi tidak bisa datang kesini, menunggu setahun lagi untuk bertemu dengan Emily Gu. Ini juga menghemat penderitaan satu tahun.
Dia tak tahan bertanya di mana Emily Gu bersekolah karena setelah dia tidak ingin tahu, dia malah mencarinya. Ketika dia mengatakan dia ingin belajar di luar negeri, dia mengesampingkan semuanya.
Javiar Pei ingin mengatakan bahwa Emily Gu adalah pelarian.
Tapi dia tidak akan menyalahkan Emily Gu dengan cara ini, dan dia tidak akan melakukannya.
Berpikir setelah satu tahun, banyak hal akan berubah sedikit, tapi Emily Gu masih terlihat seperti ini, yang membuat Javiar Pei sedikit kewalahan.
"Kamu waktu itu menciumku di bandara. Aku masih tidak mengerti apa artinya. Bisakah kita menjelaskannya sekarang?" Tangan Javiar Pei dalam jas itu menegang.
Yang terbaik adalah jawaban Emily Gu memuaskannya, jika tidak, dia seperti jas di tangannya, menunggu untuk diremas dengan kejam!
Emily Gu memandang Javiar Pei beberapa kali, dan tiba-tiba sudut mulutnya naik.
"Apakah kamu tidak bersedia menungguku saat ini? Bagaimana aku bisa bersamamu selamanya?"
Javiar Pei memandang Emily Gu dengan agak terkejut, tapi tidak mengerti arti kata-katanya.
"Aku pernah mengatakannya ketika aku pergi, aku ingin menjadi orang yang bisa berdiri di sisimu. Mungkin menurutmu tidak masuk akal bagiku untuk melakukan ini, tapi itu berbeda bagiku. Kamu luar biasa. Di sisimu, aku memiliki rasa rendah diri, selalu merasa tidak memperkaya diri sendiri, tidak dapat dibandingkan denganmu, meskipun seperti ini, aku juga merasa ... ada celah. "Emily Gu mengangkat bahu. Meskipun dia telah marah pada dirinya, dia tidak dapat mengubah apa pun.
Kadang-kadang melihat Leon Gu dan Javiar Pei, selalu merasa bahwa hanya wanita seperti Valerie Pei yang dapat berdiri di sisi Leon Gu. Seorang wanita yang terlalu lemah tidak layak untuknya.
Dengan cara yang sama, dia merasa bahwa Javiar Pei memiliki aura Leon Gu, tapi dia merasa bahwa dia jauh berbeda dari Valerie Pei, dan ingin memperkuat dirinya melalui pembelajaran.
"Celah apa, aku sampai sekarang masih belum mengerti, tpai menurutku tunggu setelah aku lulus, dan setelah punya pengalaman, aku pasti akan tahu keseluruhan ceritanya ..."
Sebelum Emily Gu menyelesaikannya, Javiar Pei menahan badannya dan mencium Emily Gu. Kelembutan dalam ingatannya seperti ini. Begitu disentuh, sulit untuk dilepaskan. Dia mengulurkan tangannya untuk merangkulnya, dan menariknya kedalam pelukannya. Setelah waktu yang lama, dia baru melepaskan Emily Gu yang berwajah kemerahan.
"Emily Gu, tidak ada celah di antara kita. Celah yang kamu katakana, itu karena kita berdua tidak pernah benar-benar bersama. Kamu tidak yakin bagaimana perasaanmu padaku. Jika kamu ingin mengkonfirmasi perasaan ini, bersamalah padaku, aku akan memberitahu kamu, celah semacam itu tidak pernah ada di antara kita. "
Setiap celah, di mata Javiar Pei, tampaknya hal-hal munafik. Mereka semua adalah perlawanan eksternal yang menghalangi dia dan Emily Gu. Dia memutuskan untuk mendominasi, tegas, licik dan membujuk, dia harus membuat Emily Gu berada di sisinya.
Emily Gu sedikit tersipu, terutama di bawah lampu jalan yang membuat orang mengkhayal.
Ternyata perasaannya seperti itu, ciuman yang begitu lama, membuat semua emosi Emily Gu meledak pada saat ini.
Namun, bahkan jika perasaan ini meledak, itu masih tidak bisa mengubah mood Emily Gu untuk kembali dan menyelesaikan studinya.
Namun, Javiar Pei setuju dengan masalah ini, dia juga benar-benar datang ke Amerika Serikat untuk berinvestasi. Meskipun lumayan jauh antara tempat di mana dia bekerja dan tempat di mana Emily Gu bersekolah, tapi seminggu bertemu sekali, ini adalah momen terbaik yang mereka berdua rasakan dalam setahun.
Atau, ketika Emily Gu bergegas dari ruang kelas ke asrama, dia bertemu Javiar Pei di jalan, semuanya, tampak sangat masuk akal.
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaInventing A Millionaire
EdisonCinta Yang Berpaling
NajokurataCinta Tapi Diam-Diam
RossieDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)