Diamond Lover - Bab 365 Datang Dilarut Malam
Saat Jacob sampai sudah larut malam, Leon dengan Christian dan Mario baru selesai membahas masalah Brandon, kebetulan saat kembali bertemu dengan Jacob.
Mereka bersama dari tempat parkiran berjalan ke villa, Jacob mengira dia kembali larut malam karena sosial atau masalah yang lain, tapi sekarang dirinya ada banyak masalah kacau.
"Kak, aku hanya bertemu dengan Christian, kamu jangan salah paham." Leon tahu kakaknya Valerie mencemaskan hubungan mereka, jadi sebelum paman bertanya dia sebaiknya duluan katakan.
Jacob dengan senyum pahit menganggukkan kepala.
"Sudah malam masih datang ke sini, benar-benar mengganggumu."
"Tidak apa-apa, aku belum mengucapkan selamat pada kakak karena sudah mau menjadi ayah." Sebelum Stevanny keguguran, dia juga pernah pergi, kali ini Stevanny bisa hamil, dia juga merasa senang.
"Jika waktu itu Valerie memberi kamu tahu masalah hamil, apakah kamu akan bersama dengannya?" Waktu Valerie menyuruh Jacon tidak memberitahu Leon, dia juga tidak memberitahunya, juga tidak berpikir diposisi Leon. Sekarang dia sudah mau menjadi ayah, tiba-tiba terpikir hal ini.
Leon terkejut, tetapi bergegas menjawab, "Tentu saja tidak membiarkan dia pergi." Meskipun Valerie tidak hamil, Leon juga tidak akan membiarkan dia pergi, hanya saja kondisi waktu itu tidak mendukung.
Jacob menganggukkan kepala, "Seharusnya seperti ini."
Leon tidak tahu dia sedang mengatakan masalah Valerie atau masalah Stevanny.
Mereka berjalan sampai depan villa, Valerie yang menunggu kedatangan Jacob sekaligus menunggu kepulangan Leon. Saat melihat Jacob, dia ada banyak kata yang ingin dikatakan, tetapi dia tahu kakaknya sekarang ingin bertemu dengan Stevanny.
"Kalian pulang dulu, aku pergi sendiri." Jacob melambaikkan tangan pada Valerie dan Jacob.
"Kak, perasaan orang hamil sangat lemah, kamu harus banyak mengalah pada kakak ipar."
"Aku tahu." Meskipun Valerie tidak katakan, Jacob juga akan mengalah pada Stevanny.
Leon dan Valerie memegang tangan melihat Jacob yang pergi.
"Tadi kakak bertanya aku, jika waktu itu aku tahu kamu hamil, apakah akan bersamamu?"
Valerie menengadahkan kepala, meskipun Leon tidak mengatakan jawaban itu, tetapi dalam hatinya bisa menebak.
"Bagaimana kamu menjawabnya?"
Leon berpikir sejenak, baru berkata, "Lebih baik tidak katakan, bukannya kamu sekarang berada di sampingku?"
"Jika bisa memilih lagi, aku......" Leon tidak menunggu Valerie selesai bicara, hanya langsung mencium bibirnya, tidak peduli pilih lagi atau kemungkinan, yang penting sekarang Valerie sudah di sampingnya.
Sebenarnya Valerie ingin memberitahu Leon, jika bisa memilih lagi, dia akan dengan egois bersama dengannya.
Jacob dengan langkah berat juga cepat berjalan ke kamar tamu, lalu dengan pelan membuka pintu, tirai di dalam kamar tidak ditutup, sehingga cahaya bulan bisa menyinari ke dalam, orang yang di tempat tidur sudah tidur dengan tenang, semenjak dia masuk, dia beberapa kali berbalik badan.
Dia dengan pelan berjalan ke sana, lalu duduk di samping tempat tidur, juga meminjam sinar bulan untuk melihat orang yang di tempat tidur.
Mengira sangat lama baru bisa bertemu dengannya, tidak disangka hanya puluhan jam, sudah bisa merasa dia di sampingnya, benar-benar baik.
Awalnya dia hanya tertarik pada Stevanny, tetapi tidak disadar akhirnya berubah menjadi cinta, bahkan demi bersama dengannya, juga melakukan semua tindakan.
Dimata Stevanny tindakan ini tidak bisa dimaafkan, tetapi jika ada kesempatan sekali lagi, dia juga akan melakukan seperti ini.
Untungnya Stevanny mengabari masalah hamilnya pada orang terdekatnya, dia tidak ingin seperti Leon setelah empat tahun kemudian baru tahu dirinya ada anak dan dengan anak melewatkan empat tahun, hal itu juga pasti sangat menyedihkan!
Jacob dengan pelan memegang perut Stevanny, di dalam ini ada hasil percintaan mereka, dia tahu Stevanny mencintainya, jadi setelah mengalami hal ini merasa tidak tahu harus bagaimana.
Dia berpikir, jika dia lebih awal dari Thiago bertemu dengan Stevanny, mungkin masalah tidak akan kacau seperti ini.
Tapi kondisi sekarang tidak termasuk kacau, setidaknya Stevanny masih bersedia berada di sampingnya.
Saat berbalik badan, Stevanny membuka mata, dia tidak bisa tidur, pertama karena datang ke tempat yang asing, kedua karena perasaannya sangat kacau, masalah hamil, Thiago dan Jacob semua ada di dalam hatinya.
Tetapi saat membuka mata sudah melihat di tempat tidur ada orang yang dengan hati-hati memegang perutnya dan dia sangat familiar pada aroma ini.
Dia mulai sakit hati lagi karena cinta.
Stevanny duduk dari tempat tidur, lalu memeluk Jacob dan menyandarkan kepalanya didada dia.
Sorenya mendengar Valerie mengatakan bahwa suasana hati wanita hamil akan ada perubahan banyak, sekarang baru melihat Jacob ke sini, hati sudah merasa rumit, ada banyak hal yang ingin dia katakan, apalagi setelah beberapa hari tidak bertemu.
Dia tahu dirinya pagi-pagi pergi adalah perbuatan semena-mena, dia sangat sibuk, tapi perlu memikirkan perasaannya.
Jacon memeluk Stevanny, sekali demi sekali mengelus punggungnya, seperti ada rasa barang yang hilang telah ditemukan.
"Jacob, aku hamil." Dia tahu Jacob pasti tahu, tetapi ingin memberitahunya.
Jacob tersenyum, lalu memeluk erat Stevanny dan berkata, "Iya, aku tahu, maaf, hari itu sangat kasar padamu."
Jika tahu dia sedang hamil, hari itu pasti akan pelan, bukan bukan, pasti tidak akan lakukan, dia akan menahan nafsu semalam sepuluh bulan sampai bayi itu lahir dengan baik.
"Bagaimana, aku merasa sangat benci pada diriku, meskipun sekarang seperti ini, aku masih ingin bersama denganmu. Saat pegawai bandara memberitahuku tidak boleh pergi, aku tiba-tiba merasa tenang, juga sengaja datang ke tempat Valerie, karena aku tahu kamu akan datang ke sini, sekarang kamu sudah datang dan tujuanku sudah tercapai." Kata Stevanny.
Senyuman Jacob lebih senang, jarang melihat Stevanny dengan sikap malu berbincang padanya, semenjak mereka saling mengenal sampai sekarang, hanya saat Jacob di tempat tidur memaksanya mengatakan kata cinta, dia baru bersikap seperti itu.
"Jacob, aku merasa aku sangat cinta padamu, apakah ini tidak begitu baik, meninggalkanmu, aku menjadi tidak tahu bagaimana hidup."
"Bodoh, kalau begitu jangan meninggalkan aku, selamanya di sampingku."
"Tapi......"
"Ada hal apa lain kali kita baru bahas, aku tidak ingin kamu dengan anak ini terjadi masalah."
"Jika aku tidak hamil, apakah kamu tidak akan mencariku?" Stevanny tiba-tiba mendorong Jacob dan bersandar ke belakang.
Tidak membuka lampu, namun Jacob bisa melihat ekspresi marah Stevanny, apakah seperti yang dikatakan Valerie, suasana wanita hamil akan ada perubahan banyak, jelas-jelas tadi masih baik-baik, kenapa tiba-tiba berubah.
"Bukan, aku berencana menunggumu main puas di Italia, pasti akan kembali."
"Jadi kamu tidak berencana menjemputku?" Stevanny sepertinya sangat keras kepala.
"......jika kamu main terlalu lama, aku pasti akan menjemputmu kembali." Jacob tidak ingin mengatur ketat Stevanny, lalu dia juga tidak ada energi itu. Dia bisa ke Italia menjemput Stevanny adalah hal yang paling tak terduga.
Stevanny belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan, tetapi terpikir sikap Jacob seperti itu, ketidakpuasan dalam hati juga pelan-pelan hilang......
Esoknya Ibu Pei baru menyadari Jacob ke sini, meskipun tidak bertanya apa-apa, tapi bisa menebak mereka berdua pasti ada masalah.
Mereka dengan harmonis membesuk senior Keluarga Gu. Saat Leon dengan Christian bersiap ke Italia, mereka juga bersiap kembali ke Kota A, karena Stevanny hamil, Ibu Pei juga bersiap kembali menjaganya.
Saat putrinya hamil dia tidak ada di sampingnya, sekarang menantunya hamil, dia harus menjaga dengan baik, kemungkinan ini adalah cucu pertama Keluarga Pei! Tidak boleh ceroboh.
Leon, Valerie dan Ellie mengantar mereka sampai bandara, setelah melihat mereka masuk ke dalam keamanan, mereka juga pergi ke tempat penerbangan internasional, Christian sudah menunggu di sana, yang muncul bersamaan juga ada Karyl. Karyl sudah melahirkan tetapi tubuh masih ramping, wajah penuh senyuman senang, waktu yang sama juga khawatir dengan Christian yang pergi ke Italia.
Leon menggendong Ellie, setelah mencium dia baru menyerahkan pada Valerie. Sekarang Ellie sudah dewasa, tenaga Valerie tidak besar, jadi hanya bisa memegangnya. Semalam dia sudah dengan rinci menyampaikan semua hal, tetapi Valerie masih tidak rela, waktu yang sama berharap Leon dan Christian bisa membantu Brandon.
"Kalian pulang dulu, aku akan segera kembali." Leon menganggukkan kepala, agar Valerie jangan khawatir.
"Iya, nanti sudah sampai ingat telepon aku."
Valerie dan Karyl bersamaan kembali ketika selesai mengantar suami sendiri.
"Juga tidak tahu bagaimana dengan kabar Fransiska......" Valerie duduk di belakang, lalu melihat pesawat yang di langit dan khawatir pada Fransiska.
Italia.
Saat Brandon dengan kondisi mabuk kembali ke rumah, baru menyadari Fransiska sedang di rumput mencari cincin.
Saat Fransiska melihat Brandon turun dari mobil balap, kemudian ada dua wanita berambut emas turun dan sedang bersandar ditubuh Brandon.
Sekejap Fransiska merasa di depan sangat gelap, belum berdiri stabil tubuhnya sudah jatuh ke rumput......
"Ah--" Wanita yang dipeluk Brandon tiba-tiba berteriak karena pinggangnya dipegang erat oleh Brandon.
Brandon dengan mabuk melihat Fransiska yang berbaring di lantai, tetapi tidak berjalan ke sana.
Pengurus rumah tidak pernah melihat Brandon membawa wanita kembali selain Fransiska, lalu orang yang dibawa pulang oleh Brandon, tidak cocok dengan gayanya, apakah karena perubahan keluarga sehingga membuat Brandon terjerumus dikondisi tidak baik?
"Nona Yin?" Pengurus rumah bergegas ke sana, tidak berani memegang Fransiska yang di lantai, juga tidak tenang dia berbaring di lantai, tetapi Brandon tidak mengatakan apa-apa.
"Tuan muda--" Pengurus rumah melihat Brandon, berharap dia bisa mengatakan sesuatu.
Tatapan Brandon penuh keraguan, kemudian memeluk dua wanita ini berjalan ke dalam villa, baru berjalan dua langkah, sudah berhenti, tanpa menolehkan kepala berkata pada pengurus rumah, "Bawa ke kamarku."
Pengurus rumah baru tenang, Brandon masih khawatir pada Fransiska, jika tidak dia tidak akan menyuruhnya membawa dia ke kamar.
Kemudian Fransiska diantar ke dalam kamar Brandon, tetapi saat pengurus rumah melihat kondisi dalam kamar, dia merasa ini bukan Brandon yang dia kenal.
Meskipun dulunya Brandon di dalam rumah ada kemampuan dan uang, juga tidak mengatakan keluar, tidak seperti tuan lain memiliki kehidupan yang berantakan, bisa dikatakan adalah anak baik langka di dalam dunia kaya, tapi sekarang dia membawa dua wanita untuk bermain cosplay di dalam kamar.
Apa dia pernah berpikir bahwa keluarganya baru terjadi hal yang besar, apa dia pernah berpikir bahwa wanita yang dia anggap sebagai harta karun, baru saja pingsan?
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoPerjalanan Selingkuh
LindaThe Revival of the King
ShintaDiamond Lover
LenaThick Wallet
TessaGet Back To You
LexyDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)