Diamond Lover - Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan

Fransiska bersandar di dinding kamar mandi, tadi Brandon yang mendorongnya, bahkan tidak melihatnya, dari ekspresinya hanya bisa melihat kedinginan.

Hanya beberapa hari saja, Brandon seperti berubah menjadi orang lain, dia tidak bisa menyalahkannya, terjadi pukulan besar ini, suasana hati pasti sangat kacau. Di saat ini juga dia tidak boleh meninggalkan dia.

Fransiska menyeka air mata diwajahnya, lalu menenangkan diri, baru keluar dari kamar mandi, kemudian melihat Brandon di lemari pakain melepaskan baju basah, juga asal menarik satu set baju dari lemari, gerakan sangat kasar.

Dia berjalan ke sana, tetapi Brandon yang di depan mengabaikkan dia.

Selesai Brandon memakai baju, dia menutup pintu lemari dengan kuat, lalu berbalik badan pergi, tetapi ditarik oleh Fransiska.

"Kamu jangan mengabaikan aku, aku takut melihat tampakmu seperti ini......" Suara sedih Fransiska terdengar oleh Brandon, suara ini pelan-pelan memukul hatinya yang lemah.

Dia tidak menolehkan kepala, hanya melepaskan tangan Fransiska, tetapi tidak berencana mengatakan apa-apa, hanya ingin pergi.

"Biarkan aku menemanimu, aku hanya melihat kamu tidak apa-apa saja." Fransiska maju ke depan, sekejap memeluk Brandon, lalu kepalanya bersandar dipunggung, lalu dengan erat memeluknya, takut dia pergi lagi.

Tubuh Brandon langsung kaku, wajah yang lelah ini terlihat tidak tega, dia bisa memutus semua hubungan, tetapi tidak bisa menghadapi Fransiska dan tidak bisa mengabaikan permohonannya.

Karena Fransiska ada kelemahannya, jadi dia tidak boleh membiarkan dia berada di sampingnya, kekhawatiran Mario waktu itu tidak berlebihan.

Dia memegang tangannya, tangan Fransiska sedang gemetar, di dalam pikiran Fransiska, Brandon tidak akan meninggalkan dia, meskipun semua orang meninggalkan dia, tetapi sekarang dia adalah orang yang ingin meninggalkannya.

"Pulanglah, harusnya kamu tidak boleh datang ke tempat ini." Brandon sudah bertekad, dia melepaskan tangan Fransiska yang di pinggangnya, hanya saja saat menyentuhnya, dia dapat merasakan cincin dijari tangannya, ini adalah cincin yang dia pakaikan!

"Aku tidak mau, aku hanya ingin di sampingmu, meskipun kamu mengusir aku, aku juga tidak pergi." Fransiska menggelengkan kepala, tangan yang dipegang Brandon berubah menjadi dia yang memegang Brandon dengan erat.

Brandon berbalik badan, ini pertama kalinya dia melihat jelas dia sejak dia masuk ke dalam kamarnya, juga tidak tahu lain kali masih ada kesempatan ini atau tidak.

"Bukannya kita akan menikah, bagaimana aku meninggalkanmu dikondisi sekarang ini, hari itu di dalam rumah sakit, aku sudah bilang jelas pada Ethan, itu hanya pelukan antara teman, tidak disangka kamu salah paham. Kamu jangan biarkan aku pergi......"

"Aku tidak salah paham." Kata Brandon dengan tenang.

Fransiska juga tenang, yang penting Brandon tidak salah paham saja.

"Tapi aku tidak ingin menikah denganmu." Brandon memegang tangan Fransiska, melihat jari ditangannya di bawah sinar lampu, waktu itu dia betapa ingin memakaikan cincin ini pada Fransiska.

Fransiska kaget, dia tidak percaya Brandon bisa mengatakan kata ini, dia menggelengkan kepala, sama sekali tidak bisa terima.

"Aku tahu kamu belum bisa tenang, lain kali kita baru membahas masalah pernikahan, aku melepon kakakku untuk mengabari kamu tidak apa-apa, mereka sangat mengkhawatirkanmu." Fransiska ingin menarik tangannya dari tangan Brandon.

Tapi dia tidak dapat menarik keluar tangannya, Brandon memegang erat tangannya.

"Sudah tidak menikah, jadi cincin ini perlu dilepaskan." Kata Brandon, lalu mengambil cincin yang ditangan Fransiska.

"Brandon, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan sekarang?" Fransiska menengadahkan kepala melihatnya, tetapi dia dengan serius melepaskan cincin ini, dia tidak pernah melihat ekspresi dingin seperti ini.

"Sangat jelas." Selesai mengatakan ini, cincin juga dengan lancar dilepaskan, sekejap itu cincin yang bersinar itu dilempar Brandon ke dalam tong sampah.

Fransiska melepaskan orang yang dia suka selama empat tahun dan orang itu juga ingin jawabannya, tetapi dia menolaknya karena dia ingin bersama dengan pria yang di depan.

Di saat dia paling sedih, pria ini yang menemani dia, di saat dia tidak berdaya pria ini yang menerimanya, di saat dia ingin bersama dengannya, pria ini malah mendorongnya.

Tapi semua ini adalah alasan, Brandon baru kehilangan keluarga, semua prilakunya yang tidak masuk akal bisa dimengerti.

Fransiska melihat Brandon, lalu berbalik badan ke tempat tong sampah, di dalam ada kertas, dia menuangkan semua barang di dalam, lalu cincin itu berguling keluar dan berguling sampai di tengah dia dengan Brandon.

Dia dengan Brandon bersamaan melihat cincin itu, saat dia ingin mengambil cincin itu, Brandon duluan ambil. Di saat Fransiska belum merespon, Brandon sudah berjalan sampai depan jendela, lalu membuka jendela untuk membuang cincin itu.

Bagaimana mungkin bisa menemukan cincin itu di halaman yang luas.

Fransiska berlari ke samping jendela, dengan pasra melihat keluar, sudah malam dan dia tidak tahu Brandon melempar ke arah mana, yang melakukan tindakan ini sedang dengan dingin berdiri di samping jendela melihat orang yang di samping.

"Fransiska, aku tidak mungkin menikah denganmu, jika bukanmu aku tidak akan pergi ke Kota A, juga tidak akan menemanimu. Mungkin saat kakek, nenek, ayah, ibuku terjadi masalah aku masih bisa berada di sampingnya, jika aku ada pasti tidak terjadi hal ini! Juga tidak mungkin tidak melihat wajah terakhir mereka."

Brandon selangkah demi selangkah mendekati Fransiska, sehingga dia terpaksa bersandar di dinding karena tidak ada jalan lagi, hanya bisa mendengar Brandon menyalahkannya. Dia memegang erat bajunya, juga masih kaget karena cincin yang dilempar. Sekarang Brandon juga mengatakan perkataan yang membuat dia tidak menyangka.

Jadi semua ini menyalahkan Fransiska kembali, sehingga membuat Brandon ikut ke sana?

"Kamu bukanlah pembunuh, tetapi membantu membunuh, apa aku bisa bersama denganmu? Lebih baik kamu pergi dari depanku, aku juga tidak peduli kamu adiknya Mario atau bukan, aku tidak akan membiarkanmu." Wajah asing Brandon membuat Fransiska takut.

Dia masih meyakinkan dirinya bahwa ini karena Brandon sedang mengalami masalah sedih, dia tidak boleh menyalahkannya.

"Aku tahu kamu mencintai aku." Fransiska menutup telingannya, tidak ingin mendengar perkataannya.

Brandon terkejut, tetapi Fransiska tidak bisa melihat perubahan kecil ini.

Dia menarik tangan Fransiska dan memksa dia untuk mendengar.

"Keluar--" Brandon menarik lengan Fransiska dan membawa dia keluar dari kamar.

Pengurus rumah yang di bawah dengan cemas melihat ke atas, lalu mendengar suara, juga melihat Brandon menarik Fransiska keluar dan ingin mengusirnya dari kamar.

Air mata Fransiska mengalir, tidak bisa ditahan. Saat Brandon menolehkan kepala sudah melihat tampak Fransiska seperti ini dan hati yang kejam menjadi ragu.

Dia sambil menangis sambil menggelengkan kepala, berharap Brandon jangan mengusirnya, setidaknya jangan di saat ini, meskipun tidak menikah, mereka masih teman baik yang sejak kecil bersama sampai dewasa dan dia tidak akan membiarkan Brandon sendiri menghadapi hal ini.

"Kamu ingin di sini, terserahmu, aku pergi saja." Brandon melepaskan Fransiska, lalu dengan cepat hilang di depan Fransiska, hanya meninggalkan dia yang duduk di sana.

Kemudian terdengar suara mobil dibuka, dia bilang pergi ya benar-benar pergi.

Pengurus rumah naik ke atas karena tidak tega.

"Nona Yin, lebih baik kamu pulang dulu, tuan muda sekarang tidak ingin bertemu siapapun."

Fransiska menggelengkan kepala, juga menyeka air mata diwajah dan bertanya, "Kenapa bibi dan paman bisa terjadi hal ini?"

Pengurus rumah terdiam, ini adalah masalah majikan, dia juga tidak begitu tahu.

Tidak mendapat jawaban, tetapi Fransiska tidak menyulitkan dia.

"Nona Yin, aku suruh orang mengantarmu pulang."

Waktu itu dia dari dalam negri datang ke sini karena tidak ingin kembali ke Inggris, hanya ingin tinggal di Italia karena itu semua disiapkan oleh Brandon.

"Aku tidak pergi, aku ingin menunggu Brandon kembali, aku tidak bisa tenang meninggalkan dia yang seperti itu." Fransiska menggelengkan kepala, tetapi bertekad ingin menemani Brandon di sini.

Saat dia kembali dari dalam negri, dia juga menolak semua orang, dia juga mengusir Brandon, tetapi dia tidak meninggalinya.

"Untuk apa seperti ini?" Pengurus rumah menggelengkan kepala, tidak bisa membujuk Fransiska, jadi duluan pergi.

Setelah Fransiska menenangkan diri, dia tiba-tiba berlari turun, lalu melihat jendela tempat Brandon melempar cincin, lalu mencari dirumput, dengan sedih mencari cincin itu......

Brandon mengendari mobil balap di jalan yang kosong, juga mengemudi tanpa tujuan, tidak tahu di mana ujung. Melihat Fransiska seperti itu, meskipun hatinya tertutup, juga tidak bisa menahan apalagi dia tidak ada perlawanan terhadap Fransiska.

Tiba-tiba Brandon menghentikan mobilnya di samping jalan, dia dengan tidak bertenaga memukul setir dan melampiaskan semua emosi.

Menyalahkan diri sendiri tidak tepat waktu kembali, menyalahkan diri sendiri bersikeras ingin mencuci bersih usaha yang dibangun ayah dan kakek, sehingga meninggalkan bahaya yang tersembunyi.

Penyalahan dia terhadap Fransiska juga bukan kata tulusnya, meskipun dia menyalahkan dirinya, dia juga tidak akan menyalahkan Fransiska, karena ini semua kemauannya.

Dia tidak berani dikondisi sekarang membiarkan Fransiska di sampingnya, dalam sehari keluarganya meninggal, sebelum menemukan pembunuh ini, dia tidak melakukan pemakaman, sekarang di sampingnya sangat bahaya, dia tidak akan membiarkan orang yang dia peduli juga di kondisi bahaya ini.

Di dalam kantong ada cincin yang Brandon pura-pura lempar di depan Fransiska, dia mengambilnya keluar.

Harapannya sejak kecil sampai besar adalah memakaikan cincin ini ditangan Fransiska, tadi dia sendiri yang melepaskan cincin ini, tentu saja perlu usaha yang besar dan saat melepaskan ini hatinya sangat sakit.

Lalu kembali meletakkan cincin ini ke dalam kantong, juga mengambil telepon untuk menelepon Mario.

"Aku dengan Fransiska sudah memutuskan pernikahan, kamu segara menyuruh orang membawanya pergi, aku tidak suka melihatnya." Selesai mengatakan ini dia langsung menutup telepon juga tidak aktifkan, karena tidak ingin memberi Mario kesempatan menjawab.

Kemudian mobil berjalan ke satu arah, asalkan Fransiska kembali ke Inggris, juga dilindungi Mario, maka dia bisa dengan berani melakukan hal yang dia inginkan.

Rumah Keluarga Chu, Fransiska tanpa menyerah mencari cincin itu, dia tidak percaya itu perkataan tulus Brandon.

Pasti karena kepergian keluarga yang membuatnya tidak bisa mengendalikan emosional, dia harus di sampingnya untuk dengannya melewati waktu yang susah ini.

Setelah pengurus rumah melihat ini, merasa sangat sakit hati.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu