Diamond Lover - Bab 332 Pacarnya

Sejak Jade Song tahu Emily Gu dan Javiar Pei memiliki hubungan keluarga, terlebih tahu lagi sekarang dia bekerja di perusahaan Javiar Pei, jadi terkadang kembali ke kantor, dia berkata untuk bertemu dengan Emily Gu, namun siapapun dapat melihatnya, Jade Song datang untuk melihat Javiar Pei.

Pegawai di dalam perusahaan kira-kira sudah mengerti, Jade Song adalah pacar bos yang belum diungkapkan.

Saat makan siang, Jade Song kembali datang mengundang Emily Gu untuk makan, dia memiliki satu acara makanan yang akan dimulai, kebetulan pergi ke sebuah restoran, koki utama bisa membuat banyak makanan yang biasanya tidak dijual di luar, jadi dia mengundang Emily Gu datang bersama.

Bila Javiar Pei bisa pergi bersamanya, maka akan lebih baik lagi.

Hanya saja, Javiar Pei hari ini sangat sibuk, tidak sampai satu jam setelah sampai di kantor, dia sudah pergi lagi, saat Jade Song datang, Javiar Pei sudah lama pergi.

Emily Gu menggandeng Jade Song, pergi mengambil mobil bersamanya.

“Kak Song, kamu dan Javiar Pei sudah sampai tahap mana?” Sekarang Emily Gu tidak mengerti sebenarnya apa perasaan Javiar Pei pada Jade Song, sikapnya tidak jelas, juga tidak memberi jawaban yang langsung, menggantung Jade Song begini, bagi keduanya adalah hal yang membuat frustrasi.

Jade Song tersenyum sedikit sedih, namun menutupi kesepian di dalam hatinya, berkata : “Masih belum menjadi kekasih.”

Perasaan seperti ini lebih seperti belahan jiwa, Javiar Pei tidak akan memiliki sikap yang intim dengan Jade Song, keduanya bahkan tidak pernah bergandengan tangan, walaupun, saat dia tidur dulu pernah diam-diam mencium pipinya, namun dia khawatir bila dia tahu maka akan tidak senang.

Dia tidak dapat menebak hati Javiar Pei, bila berkata dia tidak suka Jade Song, tapi biasanya dia sangat dingin pada wanita, sedangkan pada Jade Song sangat spesial, tapi bila dikatakan tidak suka, dia tidak pernah mengatakan tidak suka, juga tidak menunjukkan perasaan tidak suka.

“Tidak mungkin, kalian berdua sedang bermain apa, orang di kantor sudah menyebutmu Nyonya Bos, kamu berkata padaku kalian berdua masih belum menjadi kekasih, apa kalian berdua masih anak SMA?” Emily Gu merasa sepertinya perlu mendiskusikan secara mendalam perihal Jade Song ini pada Javiar Pei.

Setelah naik mobil, Emily Gu membuka pintu mobil, Jade Song belum belajar menyetir, ini satu-satunya yang tidak bisa dilakukan oleh wanita kuat Jade Song.

“Bukankah begini juga sangat bagus, sekarang banyak pria begitu bertemu wanita langsung ingin memiliki hubungan ranjang, seperti Javiar Pei yang begitu mengendalikan dirinya, membuktikan karakternya baik.”

“Masih belum bersama sudah membantunya bicara.” Kata Emily Gu menggodanya, berbalik lalu berkata :”Dulu saat dia sekolah di Inggris, apakah tidak memiliki perasaan pada lawan jenis? Sekarang menjadikanmu tameng!”

Semakin Emily Gu bicara, semakin merasa ada kemungkinan seperti ini, tanpa sadar hatinya tidak bisa tenang.

Jade Song memutar matanya pada Emily Gu, gadis ini, selalu memikirkan yang tidak-tidak di kepalanya.

“Kamu bisa pergi mencoba apakah dia tidak tertarik pada lawan jenis....”

“Bukankah kamu akah rugi bila aku mencobanya?”

Percakapan kedua gadis itu semakin lama semakin tidak memiliki batasan, dengan cepat mobil sampai di restoran yang dikatakan Jade Song itu, sebuah restoran Thailand, bos sudah menunggu Jade Song di pintu, Emily Gu juga menikmati keuntungan.

“Kak Song, nanti bila aku ingin makan akan langsung mencarimu.”

“Kamu Nona Ketiga Keluarga Gu berkata ingin makan apa, apa masih perlu aku yang membawamu?”

“Bercanda....” Emily Gu mengangkat bahu, mengikuti bos dan Jade Song masuk ke dalam restoran.

Dapur mengantarkan beberapa sayur khas Thailand, Emily Gu masih belum makan dulu, dia

harus menunggu setelah Jade Song selesai memotret, merekam detailnya, dia baru boleh makan.

“Menghadapi makanan lezat namun tidak bisa makan, benar-benar sangat tidak enak.” Emily Gu melihat Jade Song menggunakan kamera SLR memotret makanan, tiba-tiba teringat dirinya sudah lama tidak menggunakan kamera.

Karena terlalu ingin membuktikan dirinya, dia melepaskan banyak hal yang dia sukai, dia menyimpan kamera di dalam lemari penyimpanan, kamar gelap di rumahnya juga sudah lama tidak pernah dimasuki.

Bila dia tidak begitu bersikeras, dia bisa memilih hal yang disukai seperti Jade Song.

“Setiap kali keluar bersamamu, aku sangat iri padamu, ayo kita bertukar identitas....” Emily Gu mendongakkan kepala menghela napas.

Jade Song tertegun, tangan yang memegang kamera bergetar, gambar yang terpotret menjadi kabur.

Akan betapa bagusnya bila bisa saling bertukar.

“Gadis kecil, apa yang kamu pikirkan sepanjang hari!” Jade Song menepuk kepala Emily Gu, kembali berkata : “Aku sudah selesai memotret, sudah bisa makan.”

“Wah, terima kasih Kak Song memberi makanan, gadis ini sangat berterima kasih!” Emily Gu mengambil garpu dan pisau, meniupkan ciuman pada Jade Song.

Jade Song meletakkan kamera, duduk berhadapan dengan Emily Gu, juga mengambil garpu dan pisau dan mulai makan.

Terkadang dia mengangkat kepala melihat Emily Gu, bagaimanapun dia tidak bisa menyingkirkan pikiran di kepalanya saat Javiar Pei tertidur di sofa, nama orang yang keluar dari mulutnya adalah “Emily Gu” dua kata ini.

Dia mencari tahu tanpa sengaja, mendengar dari mulut Javiar Pei sendiri berkata Emily Gu sekarang sedang menggunakannya sebagai tameng, memainkan peran pacar di hadapan Keluarga Gu.

“Emily, kamu rasa Javiar bagaimana?”

Emily Gu sedang makan, tadi pagi dia juga sangat sibuk, tidak ada waktu untuk makan, mendengar perkataan Jade Song, dia tidak berpikir banyak, mengira dia sedang mencari tahu kebenaran tentang Javiar Pei.

“Dia orang ini, kaya dan tampan, walaupun meneruskan bisnis keluarga, tapi membuat Keluarga Pei lebih baik daripada dulu, dan juga tidak memiliki temperamen Tuan Muda....Mungkin ada sedikit, sepertinya bisa dianggap bujangan berkualitas.”

“Bila kamu, apa akan menyukainya?”

“Pftt....” Emily Gu baru meminum sup, dikatakan seperti itu oleh Jade Song, tanpa memperhatikan citra nya hampir memuntahkannya, namun memaksa untuk menelannya kembali, seluruh wajahnya merah padam.

“Kamu pelan-pelan sedikit.” Jade Song menyodorkan tissue untuk dia mengelap.

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.” Emily Gu mengelap ujung bibirnya, masih mencerna perkataan Jade Song barusan.

Dia menggeleng.

“Walaupun di dunia ini hanya tersisa dia satu pria, aku juga tidak akan memilihnya.” Emily Gu menjawab dengan yakin, tidak meninggalkan sedikitpun pertimbangan.

“Kenapa, kalian berdua....” Jade Song menunjukkan curiga, ekspresinya juga menunjukkan ketertarikan dengan apa yang terjadi pada mereka berdua.

Emily Gu sedikit mengernyit, membicarakan Javiar Pei, sekujur tubuhnya benar-benar merasa tidak enak.

“Pokoknya segalanya tidak cocok, saling melihat pun merasa tidak menyukai, aku memikirkan kapan dia kembali ke Kota A, aku tidak perlu melihatnya saat setiap hari pergi bekerja.” Walaupun di dalam kantor terdengar rumor dia sejak lama sudah menemukan orang yang bertanggung jawab atas perusahaan di sini, namun tidak melihat orang yang bertanggung jawab itu datang.

Dia benar-benar tidak tahu harus berapa lama lagi melalui hari-harinya yang gelap.

Jade Song menunduk memakan makanannya, tapi berdasarkan pengamatannya, Javiar Pei

belum tentu merasa semuanya tidak cocok dengan Emily Gu.

“Aku dengar darinya, sekarang dia adalah....pacarmu dalam nama saja.” Jade Song mengakui dia seperti ini sedikit hina, dia berkali-kali mencoba mencari tahu isi hati sebenarnya Emily Gu, ingin membuktikan Emily Gu tidak memiliki perasaan sedikitpun pada Javiar Pei.

Dengan begini dia baru bisa tidak memiliki kekhawatiran apapun.

Hati Emily Gu mencelos, kenapa Javiar Pei memberitahukan hal ini pada Jade Song?

Apakah mereka berdua membicarakannya secara pribadi, Javiar Pei pasti merasa dia sangat kekanak-kanakkan melakukan hal ini sehingga membicarakan hal ini pada Jade Song.

“Oh....Terakhir kali, saat dia datang ke rumah, Ibuku menyuruhku untuk kencan buta lagi, karena aku panik jadi baru bicara begitu.” Emily Gu sudah memaki Javiar Pei di dalam hati ribuan kali, masalah seperti ini juga diceritakan pada sahabatnya? Betapa memalukan.

“Oh iya, kamu jangan salah paham, aku dan dia benar-benar tidak ada apa-apa, benar tidak ada apa-apa!” Emily Gu buru-buru menjelaskan, sekarang Jade Song adalah calon pacar Javiar Pei, dan juga sahabatnya, bila muncul keretakan dalam perasaan mereka karena dia, maka tidak akan baik.

Jade Song tertawa ringan, berkata : “Tidak apa-apa, Javiar sudah menjelaskannya padaku.”

“Baguslah asal kamu tidak salah paham.” Emily Gu sangat polos, saat Jade Song mengumumkan haknya atas Javiar Pei, dia sama sekali tidak berpikir banyak.

Sedangkan Jade Song yang mengucapkan kalimat ini hanya merasa dirinya berhati sempit saat mendengar Emily Gu menjawab seperti ini, jelas-jelas Emily Gu berkata tidak akan ada apa-apa dengan Javiar Pei, namun dia tetap memberi isyarat melalui ucapannya.

Untungnya, Emily Gu tidak mengerti...

Setelah makan, Jade Song masih harus pergi ke tempat lain, Emily Gu bergegas kembali bekerja, jadi tidak mengantarnya.

Kembali ke kantor, Emily Gu merasa harus mengatakan dengan jelas pada Javiar Pei, agar dia tidak mengatakan apapun pada Jade Song, tidak apa-apa jika dia dan Javiar Pei bertengkar, pokoknya Javiar Pei akan kembali ke Kota A, dia tidak ingin bertengkar dengan

Jade Song.

Di hadapan cinta dan pertemanan...Cuih, bagaimana mungkin bisa memiliki cinta dengan Javiar Pei. Hati Emily Gu diam-diam memaki di dalam hati.

Yang pertama dia pilih, tentu saja Jade Song.

Tapi saat kembali ke kantor Emily Gu baru menyadari, Javiar Pei masih belum kembali ke kantor.

Dia menanyakan pada orang di kantor CEO, baru tahu Javiar Pei tadi pagi buru-buru pergi karena tidak enak badan, mungkin pergi ke rumah sakit, juga mungkin pulang ke rumah.

Emily Gu kembali ke meja kantornya, mengeluarkan ponsel, ingin menelepon Javiar Pei, pertama dia adalah atasannya, atasan sakit, karyawan menelepon menyapa juga sudah seharusnya.

Kedua, mereka berdua juga bisa dibilang saudara.

Jadi, sangat masuk akal, seharusnya menelepon.

Sambil berpikir, telepon Emily Gu sudah mulai tersambung, namun berbunyi lama baru diangkat.

“Javiar Pei, apa kamu sakit?”

“.....” Di ujung telepon hanya ada keheningan.

“Bicaralah! Apa kamu masih hidup?”

“.....Ya.”

“Kamu di rumah atau di rumah sakit?”

“Rumah....”

“Kenapa tidak pergi ke rumah sakit kalau sakit? Bagaimana keadaannya, bagaimana bila aku beri tahu kakak ipar.”

“Tidak perlu, hanya flu biasa saja....”

Hati Emily Gu sedikit bergumul, lebih baik melihatnya, kalau terjadi sesuatu padanya, Valerie Pei pasti juga akan sangat sedih.

“Kalau begitu aku belikan obat dan antarkan untukmu, kamu tunggu.” Emily Gu langsung menutup telepon, membereskan barang dan pergi.

Dia lalu menelepon klinik di rumah, meminta mereka menyiapkan beberapa obat flu biasa, paling baik bila lebih banyak, lebih lengkap, lalu meminta orang di dapur untuk menyiapkan makanan yang bisa dimakan orang yang flu, dia segera kembali untuk membawanya.

Emily Gu membutuhkan setengah jam lebih dari kantor ke rumah, sepanjang jalan banyak lampu merah, dia hampir menerobos lampu merah sepanjang jalan kembali.

Mengambil makanan dan obat, dia cepat-cepat pergi menuju rumah Javiar Pei, tempat yang ditinggalinya adalah tempat dulu Valerie Pei tinggal, dia tahu tempat itu, Leon Gu juga pernah tinggal di sana beberapa waktu.

Saat dia sudah bergegas sampai ke kompleks, memakirkan mobil dan membawa barang-barang turun dari mobil, dia melihat sesosok familiar.

Jade Song.

Hati Emily Gu berdebar sebentar.

Tangan Jade Song menjinjing sebuah tas, dan juga sebuah kotak makan insulasi, dia sepertinya juga tahu Javiar Pei sakit, jadi dengan ekspresi khawatir bergegas pergi ke rumah Javiar Pei.

Dia ragu sejenak, akhirnya turun dari mobil, membuang obat dan sayur hambar yang telah dipersiapkan koki di rumah ke dalam tempat sampah, dia kembali lagi ke mobil, menyalakan mobil dan pergi.

Jade Song baru pacarnya!

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu