Diamond Lover - Bab 332 Pacarnya
Sejak Jade Song tahu Emily Gu dan Javiar Pei memiliki hubungan keluarga, terlebih tahu lagi sekarang dia bekerja di perusahaan Javiar Pei, jadi terkadang kembali ke kantor, dia berkata untuk bertemu dengan Emily Gu, namun siapapun dapat melihatnya, Jade Song datang untuk melihat Javiar Pei.
Pegawai di dalam perusahaan kira-kira sudah mengerti, Jade Song adalah pacar bos yang belum diungkapkan.
Saat makan siang, Jade Song kembali datang mengundang Emily Gu untuk makan, dia memiliki satu acara makanan yang akan dimulai, kebetulan pergi ke sebuah restoran, koki utama bisa membuat banyak makanan yang biasanya tidak dijual di luar, jadi dia mengundang Emily Gu datang bersama.
Bila Javiar Pei bisa pergi bersamanya, maka akan lebih baik lagi.
Hanya saja, Javiar Pei hari ini sangat sibuk, tidak sampai satu jam setelah sampai di kantor, dia sudah pergi lagi, saat Jade Song datang, Javiar Pei sudah lama pergi.
Emily Gu menggandeng Jade Song, pergi mengambil mobil bersamanya.
“Kak Song, kamu dan Javiar Pei sudah sampai tahap mana?” Sekarang Emily Gu tidak mengerti sebenarnya apa perasaan Javiar Pei pada Jade Song, sikapnya tidak jelas, juga tidak memberi jawaban yang langsung, menggantung Jade Song begini, bagi keduanya adalah hal yang membuat frustrasi.
Jade Song tersenyum sedikit sedih, namun menutupi kesepian di dalam hatinya, berkata : “Masih belum menjadi kekasih.”
Perasaan seperti ini lebih seperti belahan jiwa, Javiar Pei tidak akan memiliki sikap yang intim dengan Jade Song, keduanya bahkan tidak pernah bergandengan tangan, walaupun, saat dia tidur dulu pernah diam-diam mencium pipinya, namun dia khawatir bila dia tahu maka akan tidak senang.
Dia tidak dapat menebak hati Javiar Pei, bila berkata dia tidak suka Jade Song, tapi biasanya dia sangat dingin pada wanita, sedangkan pada Jade Song sangat spesial, tapi bila dikatakan tidak suka, dia tidak pernah mengatakan tidak suka, juga tidak menunjukkan perasaan tidak suka.
“Tidak mungkin, kalian berdua sedang bermain apa, orang di kantor sudah menyebutmu Nyonya Bos, kamu berkata padaku kalian berdua masih belum menjadi kekasih, apa kalian berdua masih anak SMA?” Emily Gu merasa sepertinya perlu mendiskusikan secara mendalam perihal Jade Song ini pada Javiar Pei.
Setelah naik mobil, Emily Gu membuka pintu mobil, Jade Song belum belajar menyetir, ini satu-satunya yang tidak bisa dilakukan oleh wanita kuat Jade Song.
“Bukankah begini juga sangat bagus, sekarang banyak pria begitu bertemu wanita langsung ingin memiliki hubungan ranjang, seperti Javiar Pei yang begitu mengendalikan dirinya, membuktikan karakternya baik.”
“Masih belum bersama sudah membantunya bicara.” Kata Emily Gu menggodanya, berbalik lalu berkata :”Dulu saat dia sekolah di Inggris, apakah tidak memiliki perasaan pada lawan jenis? Sekarang menjadikanmu tameng!”
Semakin Emily Gu bicara, semakin merasa ada kemungkinan seperti ini, tanpa sadar hatinya tidak bisa tenang.
Jade Song memutar matanya pada Emily Gu, gadis ini, selalu memikirkan yang tidak-tidak di kepalanya.
“Kamu bisa pergi mencoba apakah dia tidak tertarik pada lawan jenis....”
“Bukankah kamu akah rugi bila aku mencobanya?”
Percakapan kedua gadis itu semakin lama semakin tidak memiliki batasan, dengan cepat mobil sampai di restoran yang dikatakan Jade Song itu, sebuah restoran Thailand, bos sudah menunggu Jade Song di pintu, Emily Gu juga menikmati keuntungan.
“Kak Song, nanti bila aku ingin makan akan langsung mencarimu.”
“Kamu Nona Ketiga Keluarga Gu berkata ingin makan apa, apa masih perlu aku yang membawamu?”
“Bercanda....” Emily Gu mengangkat bahu, mengikuti bos dan Jade Song masuk ke dalam restoran.
Dapur mengantarkan beberapa sayur khas Thailand, Emily Gu masih belum makan dulu, dia
harus menunggu setelah Jade Song selesai memotret, merekam detailnya, dia baru boleh makan.
“Menghadapi makanan lezat namun tidak bisa makan, benar-benar sangat tidak enak.” Emily Gu melihat Jade Song menggunakan kamera SLR memotret makanan, tiba-tiba teringat dirinya sudah lama tidak menggunakan kamera.
Karena terlalu ingin membuktikan dirinya, dia melepaskan banyak hal yang dia sukai, dia menyimpan kamera di dalam lemari penyimpanan, kamar gelap di rumahnya juga sudah lama tidak pernah dimasuki.
Bila dia tidak begitu bersikeras, dia bisa memilih hal yang disukai seperti Jade Song.
“Setiap kali keluar bersamamu, aku sangat iri padamu, ayo kita bertukar identitas....” Emily Gu mendongakkan kepala menghela napas.
Jade Song tertegun, tangan yang memegang kamera bergetar, gambar yang terpotret menjadi kabur.
Akan betapa bagusnya bila bisa saling bertukar.
“Gadis kecil, apa yang kamu pikirkan sepanjang hari!” Jade Song menepuk kepala Emily Gu, kembali berkata : “Aku sudah selesai memotret, sudah bisa makan.”
“Wah, terima kasih Kak Song memberi makanan, gadis ini sangat berterima kasih!” Emily Gu mengambil garpu dan pisau, meniupkan ciuman pada Jade Song.
Jade Song meletakkan kamera, duduk berhadapan dengan Emily Gu, juga mengambil garpu dan pisau dan mulai makan.
Terkadang dia mengangkat kepala melihat Emily Gu, bagaimanapun dia tidak bisa menyingkirkan pikiran di kepalanya saat Javiar Pei tertidur di sofa, nama orang yang keluar dari mulutnya adalah “Emily Gu” dua kata ini.
Dia mencari tahu tanpa sengaja, mendengar dari mulut Javiar Pei sendiri berkata Emily Gu sekarang sedang menggunakannya sebagai tameng, memainkan peran pacar di hadapan Keluarga Gu.
“Emily, kamu rasa Javiar bagaimana?”
Emily Gu sedang makan, tadi pagi dia juga sangat sibuk, tidak ada waktu untuk makan, mendengar perkataan Jade Song, dia tidak berpikir banyak, mengira dia sedang mencari tahu kebenaran tentang Javiar Pei.
“Dia orang ini, kaya dan tampan, walaupun meneruskan bisnis keluarga, tapi membuat Keluarga Pei lebih baik daripada dulu, dan juga tidak memiliki temperamen Tuan Muda....Mungkin ada sedikit, sepertinya bisa dianggap bujangan berkualitas.”
“Bila kamu, apa akan menyukainya?”
“Pftt....” Emily Gu baru meminum sup, dikatakan seperti itu oleh Jade Song, tanpa memperhatikan citra nya hampir memuntahkannya, namun memaksa untuk menelannya kembali, seluruh wajahnya merah padam.
“Kamu pelan-pelan sedikit.” Jade Song menyodorkan tissue untuk dia mengelap.
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.” Emily Gu mengelap ujung bibirnya, masih mencerna perkataan Jade Song barusan.
Dia menggeleng.
“Walaupun di dunia ini hanya tersisa dia satu pria, aku juga tidak akan memilihnya.” Emily Gu menjawab dengan yakin, tidak meninggalkan sedikitpun pertimbangan.
“Kenapa, kalian berdua....” Jade Song menunjukkan curiga, ekspresinya juga menunjukkan ketertarikan dengan apa yang terjadi pada mereka berdua.
Emily Gu sedikit mengernyit, membicarakan Javiar Pei, sekujur tubuhnya benar-benar merasa tidak enak.
“Pokoknya segalanya tidak cocok, saling melihat pun merasa tidak menyukai, aku memikirkan kapan dia kembali ke Kota A, aku tidak perlu melihatnya saat setiap hari pergi bekerja.” Walaupun di dalam kantor terdengar rumor dia sejak lama sudah menemukan orang yang bertanggung jawab atas perusahaan di sini, namun tidak melihat orang yang bertanggung jawab itu datang.
Dia benar-benar tidak tahu harus berapa lama lagi melalui hari-harinya yang gelap.
Jade Song menunduk memakan makanannya, tapi berdasarkan pengamatannya, Javiar Pei
belum tentu merasa semuanya tidak cocok dengan Emily Gu.
“Aku dengar darinya, sekarang dia adalah....pacarmu dalam nama saja.” Jade Song mengakui dia seperti ini sedikit hina, dia berkali-kali mencoba mencari tahu isi hati sebenarnya Emily Gu, ingin membuktikan Emily Gu tidak memiliki perasaan sedikitpun pada Javiar Pei.
Dengan begini dia baru bisa tidak memiliki kekhawatiran apapun.
Hati Emily Gu mencelos, kenapa Javiar Pei memberitahukan hal ini pada Jade Song?
Apakah mereka berdua membicarakannya secara pribadi, Javiar Pei pasti merasa dia sangat kekanak-kanakkan melakukan hal ini sehingga membicarakan hal ini pada Jade Song.
“Oh....Terakhir kali, saat dia datang ke rumah, Ibuku menyuruhku untuk kencan buta lagi, karena aku panik jadi baru bicara begitu.” Emily Gu sudah memaki Javiar Pei di dalam hati ribuan kali, masalah seperti ini juga diceritakan pada sahabatnya? Betapa memalukan.
“Oh iya, kamu jangan salah paham, aku dan dia benar-benar tidak ada apa-apa, benar tidak ada apa-apa!” Emily Gu buru-buru menjelaskan, sekarang Jade Song adalah calon pacar Javiar Pei, dan juga sahabatnya, bila muncul keretakan dalam perasaan mereka karena dia, maka tidak akan baik.
Jade Song tertawa ringan, berkata : “Tidak apa-apa, Javiar sudah menjelaskannya padaku.”
“Baguslah asal kamu tidak salah paham.” Emily Gu sangat polos, saat Jade Song mengumumkan haknya atas Javiar Pei, dia sama sekali tidak berpikir banyak.
Sedangkan Jade Song yang mengucapkan kalimat ini hanya merasa dirinya berhati sempit saat mendengar Emily Gu menjawab seperti ini, jelas-jelas Emily Gu berkata tidak akan ada apa-apa dengan Javiar Pei, namun dia tetap memberi isyarat melalui ucapannya.
Untungnya, Emily Gu tidak mengerti...
Setelah makan, Jade Song masih harus pergi ke tempat lain, Emily Gu bergegas kembali bekerja, jadi tidak mengantarnya.
Kembali ke kantor, Emily Gu merasa harus mengatakan dengan jelas pada Javiar Pei, agar dia tidak mengatakan apapun pada Jade Song, tidak apa-apa jika dia dan Javiar Pei bertengkar, pokoknya Javiar Pei akan kembali ke Kota A, dia tidak ingin bertengkar dengan
Jade Song.
Di hadapan cinta dan pertemanan...Cuih, bagaimana mungkin bisa memiliki cinta dengan Javiar Pei. Hati Emily Gu diam-diam memaki di dalam hati.
Yang pertama dia pilih, tentu saja Jade Song.
Tapi saat kembali ke kantor Emily Gu baru menyadari, Javiar Pei masih belum kembali ke kantor.
Dia menanyakan pada orang di kantor CEO, baru tahu Javiar Pei tadi pagi buru-buru pergi karena tidak enak badan, mungkin pergi ke rumah sakit, juga mungkin pulang ke rumah.
Emily Gu kembali ke meja kantornya, mengeluarkan ponsel, ingin menelepon Javiar Pei, pertama dia adalah atasannya, atasan sakit, karyawan menelepon menyapa juga sudah seharusnya.
Kedua, mereka berdua juga bisa dibilang saudara.
Jadi, sangat masuk akal, seharusnya menelepon.
Sambil berpikir, telepon Emily Gu sudah mulai tersambung, namun berbunyi lama baru diangkat.
“Javiar Pei, apa kamu sakit?”
“.....” Di ujung telepon hanya ada keheningan.
“Bicaralah! Apa kamu masih hidup?”
“.....Ya.”
“Kamu di rumah atau di rumah sakit?”
“Rumah....”
“Kenapa tidak pergi ke rumah sakit kalau sakit? Bagaimana keadaannya, bagaimana bila aku beri tahu kakak ipar.”
“Tidak perlu, hanya flu biasa saja....”
Hati Emily Gu sedikit bergumul, lebih baik melihatnya, kalau terjadi sesuatu padanya, Valerie Pei pasti juga akan sangat sedih.
“Kalau begitu aku belikan obat dan antarkan untukmu, kamu tunggu.” Emily Gu langsung menutup telepon, membereskan barang dan pergi.
Dia lalu menelepon klinik di rumah, meminta mereka menyiapkan beberapa obat flu biasa, paling baik bila lebih banyak, lebih lengkap, lalu meminta orang di dapur untuk menyiapkan makanan yang bisa dimakan orang yang flu, dia segera kembali untuk membawanya.
Emily Gu membutuhkan setengah jam lebih dari kantor ke rumah, sepanjang jalan banyak lampu merah, dia hampir menerobos lampu merah sepanjang jalan kembali.
Mengambil makanan dan obat, dia cepat-cepat pergi menuju rumah Javiar Pei, tempat yang ditinggalinya adalah tempat dulu Valerie Pei tinggal, dia tahu tempat itu, Leon Gu juga pernah tinggal di sana beberapa waktu.
Saat dia sudah bergegas sampai ke kompleks, memakirkan mobil dan membawa barang-barang turun dari mobil, dia melihat sesosok familiar.
Jade Song.
Hati Emily Gu berdebar sebentar.
Tangan Jade Song menjinjing sebuah tas, dan juga sebuah kotak makan insulasi, dia sepertinya juga tahu Javiar Pei sakit, jadi dengan ekspresi khawatir bergegas pergi ke rumah Javiar Pei.
Dia ragu sejenak, akhirnya turun dari mobil, membuang obat dan sayur hambar yang telah dipersiapkan koki di rumah ke dalam tempat sampah, dia kembali lagi ke mobil, menyalakan mobil dan pergi.
Jade Song baru pacarnya!
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMy Charming Wife
Diana AndrikaSi Menantu Buta
DeddyMy Cute Wife
DessySomeday Unexpected Love
AlexanderEverything i know about love
Shinta CharityMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)