Diamond Lover - Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
Begitu turun ke lantai bawah, Valerie Pei melihat Henry Gu dan anggota-anggota keluarga Gu lainnya telah datang. Wanita itu agak terkejut, sebab keluarganya dan keluarga Gu sudah mulai membahas urusan pernikahan. Ritme ini terasa terlalu cepat buatnya. Bukankah ia barusan baru menerima ajakan menikah Leon Gu? Tidak, lebih tepatnya, Leon Gu memaksa dirinya memakai cincin pemberiannya.
Sekarang kedua belah pihak sedang mendiskusikan masalah pernikahan, dan bergabungnya dia sepertinya tidak ada artinya. Orang tua dari kedua belah pihak telah berbicara dengan lancar. Bagaimanapun, Leon Gu telah mengirimkan pendapatnya, sederhana dan sederhana, jangan terlalu banyak orang.
Berhubung kedua belah pihak sudah melangsungkan diskusi, Valerie Pei merasa kehadirannya tidak bermakna apa-apa. Yang penting, Leon Gu sudah menyampaikan semua pendapatnya. Ia ingin pernikahan yang simpel dan sederhana, tamunya jangan banyak-banyak.
Namun, sesedikitnya tamu yang hadir, jumlah orang yang wajib diundang tetap banyak. Semua hal, yang di pernikahan terdahulu tidak dibahas, dibicarakan tuntas dalam diskusi ini, seperti mahar pengantin dan uang hadiah. Si wanita akhirnya paham betapa ribetnya menikah itu.
“Ibu Mertua, daripada kita mengadakan pesta di kota masing-masing, bagaimana kalau kita melangsungkan satu pesta saja di satu destinasi? Kita bisa membawa saudara dan teman kedua belah pihak ke sana. Bagaimana menurutmu ideku ini?” Ibu Gu sudah mengubah panggilannya pada Ibu Pei.
Yang diberi penawaran berpikir sejenak. Mengadakan dua pesta pernikahan memang akan membuat Leon Gu dan putrinya kelelahan, jadi ide ini sangat layak dipikirkan. Wanita paruh baya itu membalas: “Idenya bagus. Mari tanya pendapat mereka.” Ibu Pei lalu menoleh ke Valerie Pei.
Berpikir dirinya tidak akan dimintai pendapat, Valerie Pei tadi langsung duduk bersama Ellie di sudut sofa dan menemaninya bermain. Di sebelahnya, ada pula Leon Gu. Mereka berdua merasa para anggota keluarga senior lah yang paling peduli dengan urusan ini, terutama ibu mereka masing-masing. Mereka pikir, mereka akan ikut saja semua yang diputuskan orang-orang ini.
“Little Valerie, bagaimana pendapatmu?’ Perubahan sikap Ibu Pei sungguh cepat.
“Kedua ide kalian bisa kuterima, terserah mau pilih yang mana.” Sudah pernah melangsungkan dua pesta pernikahan, si wanita tidak pernah berpartisipasi dengan persiapan keduanya. Singkatnya, ia hanya mengenakan gaun pada hari H dan naik ke altar. Alhasil, ini adalah pertama kalinya ia mendengar detail-detail acara pernikahan. Kedua keluarga ini dua hari lalu masih saling berselisih paham, sekarang malah sudah mendiskusikan pernikahan. Kehidupan memang penuh kejutan……
“Leon Gu, bagaimana pendapatmu?” Ibu Gu bertanya pada Leon Gu.
“Sama dengan Little Valerie.”
Merasa bahwa bertanya dengan mereka sama dengan tidak bertanya sama sekali, Ibu Gu dan Ibu Pei melanjutkan diskusi tanpa kembali bertanya pada mereka.
Entah sedari kapan, sosok Leon Gu yang daritadi berada di sisi Valerie Pei digantikan oleh Stevanny Shi. Si pria dibawa ke ruang buku oleh Jacob Pei. Sebelum pernikahan terjadi, sebagai kakak dari Valerie Pei, Jacob Pei merasa perlu kembali mewanti-wanti Leon Gu.
“Ini foto ayahku.” Si tuan rumah mengambil foto ayahnya dari meja dan menunjukkannya pada si lawan bicara. Wajahnya amat garang.
“Aku tahu.” Tidak pernah disikapi dengan baik oleh Jacob Pei, Leon Gu sudah terbiasa dengan wajah garangnya.
“Bagus kalau kamu tahu. Kalu kali ini kami berani menyakiti Valerie Pei lagi, ayahku dari surga akan mendatangimu dan membunuhmu.” Dari perangainya, Jacob Pei terlihat tidak sedang berbicara asal-asalan. Ini membuat Leon Gu merasa sebelum almarhum ayah Jacob Pei menghabisinya, Jacob Pei mungkin akan menghajarnya duluan.
Setelah begitu banyak hal, Leon Gu tidak juga mengerti mengapa Valerie Pei adalah orang yang selalu ingin ia lindungi. Mencintainya saja ia tidak pernah merasa cukup, bagaimana ia tega menyakitinya?
“Valerie Pei adalah adik perempuanku satu-satunya. Jaga dia baik-baik.” Akhir-akhirnya, Jacob Pei meletakkan tangannya di bahu Leon Gu dan berpesan dengan suara yang dalam.
Saat ini, yang dipesankan tidak memberikan jaminan apa-apa. Leon Gu sendiri tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Ia memilih menggunakan aksi nyata untuk menunjukkan bahwa ia akan memberi Valerie Pei masa depan yang indah.
Setelah diskusi soal acara pernikahan selesai, Henry Gu dan anggota-anggota keluarganya perlu buru-buru kembali ke Kota S. Tujuannya jelas untuk memberi tahu saudara dan teman mereka soal kabar bahagia ini. Keputusan akhirnya adalah pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei akan digelar di Tahiti, sebuah pulau di bagian selatan Samudera Pasifik.
Menyusul anggota-anggota keluarga Gu, Leon Gu juga kembali ke Kota S. Semua tradisi menjelang pernikahan harus dijalani olehnya, satu pun tidak boleh ada yang terlewat. Ini tuntutan Ibu Pei dan keluarga Pei. Sementara itu, Valerie Pei sendiri juga diminta tidak keluar dari Kota A hingga hari pernikahan tiba.
Di hari-hari berikutnya, keluarga Gu mengirimkan hadiah-hadiah pertunangan. Hadiah-hadiah kali ini tidak beda jauh dengan hadiah-hadiah yang dulu. Hampir setengah dari barang keluarga Gu diberikan kepada keluarga Pei. Ini cukup untuk menunjukkan bahw Leon Gu telah menganggap keluarga Pei sebagai keluarganya sendiri.
Selain mengirimkan berbagai hadiah, keluarga Gu juga mengirim orang untuk membawa beberapa gaun pengantin dan gaun pesta untuk Valerie Pei pilih. Setelah si wanita membuat pilihan, orang itu akan menugaskan desainer untuk mendesain gaun serupa dengan ukuran yang sesuai untuk Valerie Pei. Wanita itu sendiri juga diberikan satu set perhiasan. Dalam rentang waktu ini, matanya benar-benar disilaukan dengan pesona benda-benda mahal.
Ternyata, persiapan pernikahan yang simpel dan sederhana juga melelahkan.
Memikirkan ini, Valerie Pei jadi merasa sangat beruntung pernah menikah dua kali tanpa perlu memusingkan apa pun!
Selama mencoba gaun, sepatu, dan perhiasan, Valerie Pei merasa sangat menderita karena tidak bisa berjumpa dengan Leon Gu. Pernah terpisah empat tahun darinya, wanita itu berpikir berpisah untuk beberapa hari tidak akan menimbulkan kerinduan apa pun. Nyatanya, hari-hari ini terasa seperti penantian yang tidak berkesudahan.
Setiap hari, mereka saling menelepon untuk meredakan kerinduan. Namun, telepon itu juga hanya bisa dilangsungkan di tengah kesibukan yang padat. Leon Gu harus mempercepat penyelesaian urusan-urusan Gu’s Corp sebelum meluangkan waktu untuk menikah dan berbulan madu. Sementara itu, di tengah-tengah kesibukannya mencoba ini dan itu, Valerie Pei harus mendelegasikan urusan-urusan kantor ke para bawahan. Setelah menikah, wanita itu tetap berencana untuk bekerja. Ia dan si pria sudah menyepakati rencana ini.
Perkara undangan pernikahan, berhubung terpisah ribuan kilometer, Leon Gu dan Valerie Pei awalnya bersepakat mencari orang untuk menuliskannya. Tetapi, si wanita tiba-tiba menerima paket kiriman si pria. Paket berukuran kecil itu berisi undangan-undangan pernikahan mereka. Valerie Pei tahu tulisan-tulisan yang ada di atasnya adalah tulisan Leon Gu. Pria itu juga sudah membubuhkan tanda tangan di bagian bawah, sementara kolom tanda tangan si wanita masih menunggu untuk diiisi.
Tindakan kecil ini menggugah Valerie Pei untuk waktu yang lama. Meski bisa menyuruh orang untuk menulisi setiap undangan atau langsung mem-fotocopy satu undangan, Leon Gu masih menyempatkan waktu untuk menulis puluhan undangan. Pada mulanya, si wanita hanya ingin bilang bahwa dirinya sangat tersentuh. Tetapi, setelah menandatangani semuanya, ia ingin bilang dirinya juga kelelahan……
Di antara semua undangan, Valerie Pei menjumpai satu undangan yang akan dikirimkan ke Jerman. Nyatanya, undangan itu memang diberi tanda khusus oleh Leon Gu biar si wanita memerhatikannya. Setelah membaca isi undangannya, Valerie Pei merasa kata-kata di dalamnya agak provokatif. Contohnya, Leon Gu bilang Handy Ji seorang pengecut jika tidak berani datang. Meski begitu, wanita itu berfirasat Handy Ji tidak akan memedulikan sindiran-sindiran si pria. Setelah menandatanganinya, ia pun mengirimkan undangan ini ke Jerman.
Untuk teman-teman yang lumayan akrab, misalnya Gianna Wei dan Ethan Chen, Valerie Pei mengantarkan undangan-undangannya sendiri.
Perkara pengiring pengantin, Valerie Pei memilih Nicole Chen. Setelahnya, Leon Gu memberitahunya bahwa Emily Gu juga ingin jadi pengiring. Selain mereka berdua, ada pula Fransiska Yin. Tiga pengiring penganting wanita bermakna harus ada tiga pengiring pengantin pria juga. Si wanita mengusulkan nama Javiar Pei. Walau rautnya terlihat agak aneh ganjil begitu dengar bahwa mempelai prianya adalah Leon Gu, pria ini tetap gembira karena kakaknnya akan menikah. Jadi, ia pun menyetujui tawaran itu.
Pengiring pengantin pria yang kedua adalah Brandon Chu. Ia suka dengan semua yang ramai-ramai. Selain itu, supaya tidak perlu memberikan uang pada Leon Gu, ia dengan senang hati mengajukan diri untuk mengambil peran itu. Faktanya, orang-orang tahu alasan dia yang sebenarnya, yang mana tidak berkaitan dengan uang. Pria itu sendiri terus mengira tidak ada yang tahu……
Yang terakhir adalah Bobby Li. Ia sempat senang ketika mendengar namanya dinominasikan Leon Gu sebagai pengiring pengantin pria. Kemudian, begitu tahu ada tiga orang pengiring, ia sedikit kecewa. Lebih parahnya lagi, Leon Gu juga bilang bahwa dia dipilih hanya karena ia tidak menemukan orang lain yang cocok. Ya sudah lah jalani saja, begitu pikirnya.
Perkara foto pernikahan, ibu dari kedua keluarga awalnya sepakat untuk melakukan pemotretan sebelum berangkat ke Tahiti, namun akhirnya memutuskan untuk mengadakannya di sana saja. Alasannya, pemandangan di sana jauh lebih bagus daripada di sini. Leon Gu dan Valerie Pei, yang urusannya disederhanakan dengan perubahan ini, jelas setuju saja.
Semua hal sudah siap. Sama seperti keluarga Gu, keluarga Pei menyewa pesawat untuk berangkat ke Tahiti. Sebelumnya, tiga nyonya keluarga Gu sudah berangkat duluan. Mereka ingin mempersiapkan hadiah pernikahan yang tidak terlupakan untuk mempelai wanita.
Di bandara Tahiti, begitu keluar dari pesawat, Valerie Pei langsung bisa merasakan aroma laut yang kental. Ia merasa sangat nyaman. Teringat bahwa pernikahannya dan Leon Gu akan dilangsungkan dalam dua hari, seberkas kegugupan muncul di hatinya.
Berhubung melarang Leon Gu dan Valerie Pei untuk bertemu sebelum acara pernikahan, kedua keluarga menetap di hotel yang berbeda. Gila, usaha mereka untuk mempertahankan tradisi benar-benar total!
Di antara para pengiring pengantin wanita, Emily Gu tiba paling awal. Sementara itu, karena masih di Italia, Fransiska Yin akan tiba agak telat. Yang jelas, dia menjamin dirinya bakal hadir ke acara pernikahan. Untuk pengiring pengantin pria, Javiar Pei merupakan yang datang paling duluan.
Begitu tahu bahwa salah satu pengiring pengantin wanita adalah Fransiska Yin, Ethan Chen agak terhenyak. Selama masa-masa yang tenang, entah sejak kapan, wanita ini sudah mengambil tempat di hatinya. Empat tahun saling menemani, mana mungkin ia menganggap wanita itu tidak pernah hadir di hidupnya?
Tetapi, Fransiska Yin kemudian pergi tanpa jejak. Dicari ke mana pun, Ethan Chen tidak juga bisa menemukannya. Sekarang, melalui pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei, ia akan bisa melihatnya lagi. Kali ini, mana mungkin dia bisa kembali kabur tanpa jejak?
Sementara itu, meski merupakan adik dari pengantin pria, Emily Gu mengajukan diri untuk jadi pengiring pengantin wanita karena sadar dirinya telah keliru memandang Valerie Pei. Sebelum hari pernikahan tiba, ia ingin meminta maaf dulu padanya.
Setibanya di hotel, Valerie Pei memasuki ke kamar yang sudah disiapkan Leon Gu sebelumnya. Begitu masuk, ia terpesona dengan buket mawar bentuk hati yang ditaruh di atas ranjang. Nicole Chen, Gianna Wei, dan Presley Jiang yang masuk bareng ia bahkan dibuat iri.
Emily Gu, yang masuk kemudian, ikut berdecak kagum.
“Kakak Ipar, maafkan aku. Aku sebelumnya bersikap jahat padamu tanpa mengenali dirimu terlebih dahulu. Sebagai orang yang berhati baik, kamu pasti akan memberiku kesempatan untuk berubah, kan?” Emily Gu memohon dengan tangan terkatup.
Meski Leon Gu sudah membicarakan hal ini dengan Valerie Pei, Emily Gu tetap ingin memohon ampun pada si wanita secara langsung.
“Aku sudah memaafkanmu dari dulu. Aku bukan pendendam.” Lebih tepatnya, si wanita tidak pernah marah pada adik iparnya ini. Ia pikir, jika berada di posisi Emily Gu, ia bahkan bisa melakukan hal-hal yang lebih ekstrem lagi.
“Kamu memang kakak ipar yang paling baik!” Memanggil Valerie Pei dengan sebutan “kakak ipar” sudah menjadi penantian Emily Gu sedari dulu. Dalam dua hari, ia akan bisa melihat kakak dan kakak ipar berjalan memasuki tempat pernikahan. Ah, pemandangannya pasti akan sangat agung.
Valerie Pei sempat dengar bahwa tempat pernikahannya dipilih sendiri oleh Leon Gu. Hanya itu yang ia ketahui, hal-hal lainnya tidak pernah diungkapkan. Keesokan hari, para rombongan menghabiskan waktu seharian untuk mengatasi jetlag dan beristirahat. Mereka semua, khususnya Valerie Pei, ingin menampilkan diri mereka yang paling cantik dan paling tampan di acara besok.
Sebenarnya, si wanita masih terus berpikir bagaimana dirinya tiba-tiba bisa menikah dengan Leon Gu. Tanpa pernah menjalin hubungan, mereka kini mau membina bahtera rumah tangga. Absennya tahap pacaran ini entah mengapa membuatnya merasa kehilangan sesuatu.
Kemudian, Valerie Pei terpikir bahwa setelah menikah nanti, mereka bisa melalui hari-hari seperti tengah berpacaran. Kuncinya ada di sikap kedua belah pihak.
Ah, ia jadi makin menantikan pernikahan ini. Pada saat bersamaan, hatinya juga makin gugup.
Novel Terkait
More Than Words
HannyMy Perfect Lady
AliciaLove Is A War Zone
Qing QingRahasia Istriku
MahardikaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThick Wallet
TessaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)