Diamond Lover - Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan

Begitu turun ke lantai bawah, Valerie Pei melihat Henry Gu dan anggota-anggota keluarga Gu lainnya telah datang. Wanita itu agak terkejut, sebab keluarganya dan keluarga Gu sudah mulai membahas urusan pernikahan. Ritme ini terasa terlalu cepat buatnya. Bukankah ia barusan baru menerima ajakan menikah Leon Gu? Tidak, lebih tepatnya, Leon Gu memaksa dirinya memakai cincin pemberiannya.

Sekarang kedua belah pihak sedang mendiskusikan masalah pernikahan, dan bergabungnya dia sepertinya tidak ada artinya. Orang tua dari kedua belah pihak telah berbicara dengan lancar. Bagaimanapun, Leon Gu telah mengirimkan pendapatnya, sederhana dan sederhana, jangan terlalu banyak orang.

Berhubung kedua belah pihak sudah melangsungkan diskusi, Valerie Pei merasa kehadirannya tidak bermakna apa-apa. Yang penting, Leon Gu sudah menyampaikan semua pendapatnya. Ia ingin pernikahan yang simpel dan sederhana, tamunya jangan banyak-banyak.

Namun, sesedikitnya tamu yang hadir, jumlah orang yang wajib diundang tetap banyak. Semua hal, yang di pernikahan terdahulu tidak dibahas, dibicarakan tuntas dalam diskusi ini, seperti mahar pengantin dan uang hadiah. Si wanita akhirnya paham betapa ribetnya menikah itu.

“Ibu Mertua, daripada kita mengadakan pesta di kota masing-masing, bagaimana kalau kita melangsungkan satu pesta saja di satu destinasi? Kita bisa membawa saudara dan teman kedua belah pihak ke sana. Bagaimana menurutmu ideku ini?” Ibu Gu sudah mengubah panggilannya pada Ibu Pei.

Yang diberi penawaran berpikir sejenak. Mengadakan dua pesta pernikahan memang akan membuat Leon Gu dan putrinya kelelahan, jadi ide ini sangat layak dipikirkan. Wanita paruh baya itu membalas: “Idenya bagus. Mari tanya pendapat mereka.” Ibu Pei lalu menoleh ke Valerie Pei.

Berpikir dirinya tidak akan dimintai pendapat, Valerie Pei tadi langsung duduk bersama Ellie di sudut sofa dan menemaninya bermain. Di sebelahnya, ada pula Leon Gu. Mereka berdua merasa para anggota keluarga senior lah yang paling peduli dengan urusan ini, terutama ibu mereka masing-masing. Mereka pikir, mereka akan ikut saja semua yang diputuskan orang-orang ini.

“Little Valerie, bagaimana pendapatmu?’ Perubahan sikap Ibu Pei sungguh cepat.

“Kedua ide kalian bisa kuterima, terserah mau pilih yang mana.” Sudah pernah melangsungkan dua pesta pernikahan, si wanita tidak pernah berpartisipasi dengan persiapan keduanya. Singkatnya, ia hanya mengenakan gaun pada hari H dan naik ke altar. Alhasil, ini adalah pertama kalinya ia mendengar detail-detail acara pernikahan. Kedua keluarga ini dua hari lalu masih saling berselisih paham, sekarang malah sudah mendiskusikan pernikahan. Kehidupan memang penuh kejutan……

“Leon Gu, bagaimana pendapatmu?” Ibu Gu bertanya pada Leon Gu.

“Sama dengan Little Valerie.”

Merasa bahwa bertanya dengan mereka sama dengan tidak bertanya sama sekali, Ibu Gu dan Ibu Pei melanjutkan diskusi tanpa kembali bertanya pada mereka.

Entah sedari kapan, sosok Leon Gu yang daritadi berada di sisi Valerie Pei digantikan oleh Stevanny Shi. Si pria dibawa ke ruang buku oleh Jacob Pei. Sebelum pernikahan terjadi, sebagai kakak dari Valerie Pei, Jacob Pei merasa perlu kembali mewanti-wanti Leon Gu.

“Ini foto ayahku.” Si tuan rumah mengambil foto ayahnya dari meja dan menunjukkannya pada si lawan bicara. Wajahnya amat garang.

“Aku tahu.” Tidak pernah disikapi dengan baik oleh Jacob Pei, Leon Gu sudah terbiasa dengan wajah garangnya.

“Bagus kalau kamu tahu. Kalu kali ini kami berani menyakiti Valerie Pei lagi, ayahku dari surga akan mendatangimu dan membunuhmu.” Dari perangainya, Jacob Pei terlihat tidak sedang berbicara asal-asalan. Ini membuat Leon Gu merasa sebelum almarhum ayah Jacob Pei menghabisinya, Jacob Pei mungkin akan menghajarnya duluan.

Setelah begitu banyak hal, Leon Gu tidak juga mengerti mengapa Valerie Pei adalah orang yang selalu ingin ia lindungi. Mencintainya saja ia tidak pernah merasa cukup, bagaimana ia tega menyakitinya?

“Valerie Pei adalah adik perempuanku satu-satunya. Jaga dia baik-baik.” Akhir-akhirnya, Jacob Pei meletakkan tangannya di bahu Leon Gu dan berpesan dengan suara yang dalam.

Saat ini, yang dipesankan tidak memberikan jaminan apa-apa. Leon Gu sendiri tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Ia memilih menggunakan aksi nyata untuk menunjukkan bahwa ia akan memberi Valerie Pei masa depan yang indah.

Setelah diskusi soal acara pernikahan selesai, Henry Gu dan anggota-anggota keluarganya perlu buru-buru kembali ke Kota S. Tujuannya jelas untuk memberi tahu saudara dan teman mereka soal kabar bahagia ini. Keputusan akhirnya adalah pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei akan digelar di Tahiti, sebuah pulau di bagian selatan Samudera Pasifik.

Menyusul anggota-anggota keluarga Gu, Leon Gu juga kembali ke Kota S. Semua tradisi menjelang pernikahan harus dijalani olehnya, satu pun tidak boleh ada yang terlewat. Ini tuntutan Ibu Pei dan keluarga Pei. Sementara itu, Valerie Pei sendiri juga diminta tidak keluar dari Kota A hingga hari pernikahan tiba.

Di hari-hari berikutnya, keluarga Gu mengirimkan hadiah-hadiah pertunangan. Hadiah-hadiah kali ini tidak beda jauh dengan hadiah-hadiah yang dulu. Hampir setengah dari barang keluarga Gu diberikan kepada keluarga Pei. Ini cukup untuk menunjukkan bahw Leon Gu telah menganggap keluarga Pei sebagai keluarganya sendiri.

Selain mengirimkan berbagai hadiah, keluarga Gu juga mengirim orang untuk membawa beberapa gaun pengantin dan gaun pesta untuk Valerie Pei pilih. Setelah si wanita membuat pilihan, orang itu akan menugaskan desainer untuk mendesain gaun serupa dengan ukuran yang sesuai untuk Valerie Pei. Wanita itu sendiri juga diberikan satu set perhiasan. Dalam rentang waktu ini, matanya benar-benar disilaukan dengan pesona benda-benda mahal.

Ternyata, persiapan pernikahan yang simpel dan sederhana juga melelahkan.

Memikirkan ini, Valerie Pei jadi merasa sangat beruntung pernah menikah dua kali tanpa perlu memusingkan apa pun!

Selama mencoba gaun, sepatu, dan perhiasan, Valerie Pei merasa sangat menderita karena tidak bisa berjumpa dengan Leon Gu. Pernah terpisah empat tahun darinya, wanita itu berpikir berpisah untuk beberapa hari tidak akan menimbulkan kerinduan apa pun. Nyatanya, hari-hari ini terasa seperti penantian yang tidak berkesudahan.

Setiap hari, mereka saling menelepon untuk meredakan kerinduan. Namun, telepon itu juga hanya bisa dilangsungkan di tengah kesibukan yang padat. Leon Gu harus mempercepat penyelesaian urusan-urusan Gu’s Corp sebelum meluangkan waktu untuk menikah dan berbulan madu. Sementara itu, di tengah-tengah kesibukannya mencoba ini dan itu, Valerie Pei harus mendelegasikan urusan-urusan kantor ke para bawahan. Setelah menikah, wanita itu tetap berencana untuk bekerja. Ia dan si pria sudah menyepakati rencana ini.

Perkara undangan pernikahan, berhubung terpisah ribuan kilometer, Leon Gu dan Valerie Pei awalnya bersepakat mencari orang untuk menuliskannya. Tetapi, si wanita tiba-tiba menerima paket kiriman si pria. Paket berukuran kecil itu berisi undangan-undangan pernikahan mereka. Valerie Pei tahu tulisan-tulisan yang ada di atasnya adalah tulisan Leon Gu. Pria itu juga sudah membubuhkan tanda tangan di bagian bawah, sementara kolom tanda tangan si wanita masih menunggu untuk diiisi.

Tindakan kecil ini menggugah Valerie Pei untuk waktu yang lama. Meski bisa menyuruh orang untuk menulisi setiap undangan atau langsung mem-fotocopy satu undangan, Leon Gu masih menyempatkan waktu untuk menulis puluhan undangan. Pada mulanya, si wanita hanya ingin bilang bahwa dirinya sangat tersentuh. Tetapi, setelah menandatangani semuanya, ia ingin bilang dirinya juga kelelahan……

Di antara semua undangan, Valerie Pei menjumpai satu undangan yang akan dikirimkan ke Jerman. Nyatanya, undangan itu memang diberi tanda khusus oleh Leon Gu biar si wanita memerhatikannya. Setelah membaca isi undangannya, Valerie Pei merasa kata-kata di dalamnya agak provokatif. Contohnya, Leon Gu bilang Handy Ji seorang pengecut jika tidak berani datang. Meski begitu, wanita itu berfirasat Handy Ji tidak akan memedulikan sindiran-sindiran si pria. Setelah menandatanganinya, ia pun mengirimkan undangan ini ke Jerman.

Untuk teman-teman yang lumayan akrab, misalnya Gianna Wei dan Ethan Chen, Valerie Pei mengantarkan undangan-undangannya sendiri.

Perkara pengiring pengantin, Valerie Pei memilih Nicole Chen. Setelahnya, Leon Gu memberitahunya bahwa Emily Gu juga ingin jadi pengiring. Selain mereka berdua, ada pula Fransiska Yin. Tiga pengiring penganting wanita bermakna harus ada tiga pengiring pengantin pria juga. Si wanita mengusulkan nama Javiar Pei. Walau rautnya terlihat agak aneh ganjil begitu dengar bahwa mempelai prianya adalah Leon Gu, pria ini tetap gembira karena kakaknnya akan menikah. Jadi, ia pun menyetujui tawaran itu.

Pengiring pengantin pria yang kedua adalah Brandon Chu. Ia suka dengan semua yang ramai-ramai. Selain itu, supaya tidak perlu memberikan uang pada Leon Gu, ia dengan senang hati mengajukan diri untuk mengambil peran itu. Faktanya, orang-orang tahu alasan dia yang sebenarnya, yang mana tidak berkaitan dengan uang. Pria itu sendiri terus mengira tidak ada yang tahu……

Yang terakhir adalah Bobby Li. Ia sempat senang ketika mendengar namanya dinominasikan Leon Gu sebagai pengiring pengantin pria. Kemudian, begitu tahu ada tiga orang pengiring, ia sedikit kecewa. Lebih parahnya lagi, Leon Gu juga bilang bahwa dia dipilih hanya karena ia tidak menemukan orang lain yang cocok. Ya sudah lah jalani saja, begitu pikirnya.

Perkara foto pernikahan, ibu dari kedua keluarga awalnya sepakat untuk melakukan pemotretan sebelum berangkat ke Tahiti, namun akhirnya memutuskan untuk mengadakannya di sana saja. Alasannya, pemandangan di sana jauh lebih bagus daripada di sini. Leon Gu dan Valerie Pei, yang urusannya disederhanakan dengan perubahan ini, jelas setuju saja.

Semua hal sudah siap. Sama seperti keluarga Gu, keluarga Pei menyewa pesawat untuk berangkat ke Tahiti. Sebelumnya, tiga nyonya keluarga Gu sudah berangkat duluan. Mereka ingin mempersiapkan hadiah pernikahan yang tidak terlupakan untuk mempelai wanita.

Di bandara Tahiti, begitu keluar dari pesawat, Valerie Pei langsung bisa merasakan aroma laut yang kental. Ia merasa sangat nyaman. Teringat bahwa pernikahannya dan Leon Gu akan dilangsungkan dalam dua hari, seberkas kegugupan muncul di hatinya.

Berhubung melarang Leon Gu dan Valerie Pei untuk bertemu sebelum acara pernikahan, kedua keluarga menetap di hotel yang berbeda. Gila, usaha mereka untuk mempertahankan tradisi benar-benar total!

Di antara para pengiring pengantin wanita, Emily Gu tiba paling awal. Sementara itu, karena masih di Italia, Fransiska Yin akan tiba agak telat. Yang jelas, dia menjamin dirinya bakal hadir ke acara pernikahan. Untuk pengiring pengantin pria, Javiar Pei merupakan yang datang paling duluan.

Begitu tahu bahwa salah satu pengiring pengantin wanita adalah Fransiska Yin, Ethan Chen agak terhenyak. Selama masa-masa yang tenang, entah sejak kapan, wanita ini sudah mengambil tempat di hatinya. Empat tahun saling menemani, mana mungkin ia menganggap wanita itu tidak pernah hadir di hidupnya?

Tetapi, Fransiska Yin kemudian pergi tanpa jejak. Dicari ke mana pun, Ethan Chen tidak juga bisa menemukannya. Sekarang, melalui pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei, ia akan bisa melihatnya lagi. Kali ini, mana mungkin dia bisa kembali kabur tanpa jejak?

Sementara itu, meski merupakan adik dari pengantin pria, Emily Gu mengajukan diri untuk jadi pengiring pengantin wanita karena sadar dirinya telah keliru memandang Valerie Pei. Sebelum hari pernikahan tiba, ia ingin meminta maaf dulu padanya.

Setibanya di hotel, Valerie Pei memasuki ke kamar yang sudah disiapkan Leon Gu sebelumnya. Begitu masuk, ia terpesona dengan buket mawar bentuk hati yang ditaruh di atas ranjang. Nicole Chen, Gianna Wei, dan Presley Jiang yang masuk bareng ia bahkan dibuat iri.

Emily Gu, yang masuk kemudian, ikut berdecak kagum.

“Kakak Ipar, maafkan aku. Aku sebelumnya bersikap jahat padamu tanpa mengenali dirimu terlebih dahulu. Sebagai orang yang berhati baik, kamu pasti akan memberiku kesempatan untuk berubah, kan?” Emily Gu memohon dengan tangan terkatup.

Meski Leon Gu sudah membicarakan hal ini dengan Valerie Pei, Emily Gu tetap ingin memohon ampun pada si wanita secara langsung.

“Aku sudah memaafkanmu dari dulu. Aku bukan pendendam.” Lebih tepatnya, si wanita tidak pernah marah pada adik iparnya ini. Ia pikir, jika berada di posisi Emily Gu, ia bahkan bisa melakukan hal-hal yang lebih ekstrem lagi.

“Kamu memang kakak ipar yang paling baik!” Memanggil Valerie Pei dengan sebutan “kakak ipar” sudah menjadi penantian Emily Gu sedari dulu. Dalam dua hari, ia akan bisa melihat kakak dan kakak ipar berjalan memasuki tempat pernikahan. Ah, pemandangannya pasti akan sangat agung.

Valerie Pei sempat dengar bahwa tempat pernikahannya dipilih sendiri oleh Leon Gu. Hanya itu yang ia ketahui, hal-hal lainnya tidak pernah diungkapkan. Keesokan hari, para rombongan menghabiskan waktu seharian untuk mengatasi jetlag dan beristirahat. Mereka semua, khususnya Valerie Pei, ingin menampilkan diri mereka yang paling cantik dan paling tampan di acara besok.

Sebenarnya, si wanita masih terus berpikir bagaimana dirinya tiba-tiba bisa menikah dengan Leon Gu. Tanpa pernah menjalin hubungan, mereka kini mau membina bahtera rumah tangga. Absennya tahap pacaran ini entah mengapa membuatnya merasa kehilangan sesuatu.

Kemudian, Valerie Pei terpikir bahwa setelah menikah nanti, mereka bisa melalui hari-hari seperti tengah berpacaran. Kuncinya ada di sikap kedua belah pihak.

Ah, ia jadi makin menantikan pernikahan ini. Pada saat bersamaan, hatinya juga makin gugup.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu