Diamond Lover - Bab 296 Pemalsuan Leon Gu

Valerie Pei, yang tengah dipeluk erat, hampir kehabisan napas. Wanita itu semakin merasa ada yang tidak beres dengan Handy Ji. Jangan-jangan, dia begini karena Paman Kedua? Hubungan dengan Paman Kedua yang selalu tegang adalah sesuatu yang tabu bagi Handy Ji. Pria itu akan langsung muram sekalinya topik itu diungkit, jadi Valerie Pei pun tidak berani mengangkatnya.

“Handy Ji, kamu kenapa? Apakah terjadi sesuatu? Ayo bicara padaku.” Valerie Pei dengan lembut menepuk punggung Handy Ji. Semakin lama dia diam, ia malah jadi semakin khawatir.

Masalahnya adalah, bagaimana si pria harus menceritakan ini? Bagaimana ia harus bilang bahwa Leon Gu menyutradai dan berakting sendiri dalam sebuah sandiwara, lalu pergi tanpa kejelasan apa pun. Kata-kata Leon Gu yang berbunyi “jika kamu masih ingin bersamanya” juga terus jadi beban pikiran dia.

Di dalam hati Handy Ji, keluarga Gu memang kalah penting dari Valerie Pei. Ayahnya tidak pernah muncul sejak ia kecil, termasuk ketika ibunya memutuskan pergi. Bagi pria itu, Paman Kedua hanyalah orang asing.

Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Valerie Pei, jguga ingin mempertahankan kebahagiaan yang ia akhirnya dapatkan dengan susah payah. Berhubung Leon Gu juga ingin balikan dengan wanita ini, ia harus bergerak lebih gesit lagi.

Handy Ji perlahan menciumi Valerie Pei. Ciuman itu bermula dari telinga, lalu akhirnya berhenti di pipi. Pada akhirnya, si pria menarik si wanita ke kamar tidur.

Diciumi dengan sedikit berlebihan, Valerie Pei jadi makin mengkhawatirkan Handy Ji. Sejak terakhir kalinya ia mendoorng dia di rumahnya sendiri, dia tidak pernah melakukan hal-hal yang memicu keintiman lagi. Hari ini, sekalinya pulang, Handy Ji malah langsung memeluknya dan membawanya ke kamar tidur.

“Handy Ji, kamu… kamu kenapa?” Wanita itu mendorong dada si pria. Situasi yang terasa menegangkan dan mengancam ini benar-benar membuatnya deg-degan.

Handy Ji menghentikan gerakan tangannya, lalu mengangkat tangan itu untuk memegang wajah Valerie Pei. Gelora panas memancar dari tubuhnya.

“Aku menginginkanmu.” Suara rendah itu menghantam gendang telinga Valerie Pei dengan keras. Ia tahu apa artinya ini. Tangan dia yang lagi mendorong dada Handy Ji pun perlahan turun.

Lampu di dalam ruangan tidak menyala, sementara bulan terhalang awan gelap. Alhasil, si wanita pun tidak bisa melihat raut wajah si pria dengan jelas. Semua berjalan sangat cepat, cepat hingga ia tidak mampu memikirkan baik-baik semua yang lagi berlangsung!

Situasi hening beberapa saat, Handy Ji sepertinya tahu jawaban Valerie Pei walau wanita itu diam saja. Ia menciumi dahinya dengan sedikit rasa bersalah, lalu melepaskannya dan menyalakan lampu kamar.

Ketika lampu dinyalakan, si wanita refleks menutupi mata dengan tangan. Sebagai akibatnya, ia pun tidak melihat ekspresi kekecewaan yang muncul dengan sangat sebentar di wajah Handy Ji.

Sesudah menurunkan tangan, wanita itu melihat si pria duduk di sisi ranjang dengan hening. Ia sebelumnya tidak pernah melihat Handy Ji menunjukkan kekecewaan begini, namun kali ini ia tahu pikiran dan hatinya lagi sangat terbebani sekali.

Apakah kekecewaan Handy Ji ini dipicu oleh penolakannya? Dengan ragu-ragu, Valerie Pei berjalan ke sisi Handy Ji dan meletakkan tangan di atas tangannya.

“Kamu mengalami hal tidak mengenakkan di rumah kediaman keluarga Gu?” Ia bertanya begini sembari mengamati ekpsresinya lekat-lekat. Karena ekspresi wajahnya campur aduk, ia gagal memperoleh jawaban apa pun.

Pada momen ini, dada orang yang ditanya sudah bergejolak. Persis ketika dirinya hendak mulai bercerita, Handy Ji tiba-tiba memendam lagi semua niatnya ini. Mulut pria itu akhirnya hanya menampilkan senyum saja. Dengan posisi tangan di atas, si pria memegangi punggung tangan si wanita.

“Seharusnya ini hal baik.” Handy Ji meremas telapak tangan Valerie Pei untuk membuat dirinya setenang mungkin.

“Hah? Apa yang baik?” Valerie Pei bertanya dalam hati, apakah pria ini akhirnya dimaafkan oleh Bibi Kedua dan diterima di keluarga Gu lagi? Atau, apakah hubungan pria ini dengan Paman Kedua jadi harmonis?

“Aku tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Gu.”

Si wanita sedetik sebelumnya masih berpikir bagaimana bisa hubungan Handy Ji dengan Paman Kedua berubah harmonis, namun sedetik kemudian pria itu malah bilang dirinya tidak punya hubungan darah dengan keluarga si paman. Gila, bercanda juga bukan begini kali caranya.

“Bagaimana…... bagaimana mungkin? Bukankah waktu itu kalian sudah melakukan tes DNA? Terus, bukankah ibumu bilang bahwa Paman Kedua adalah ayahmu?” Sebelumnya, Handy Ji dalam beberapa kesempatan sempagt menceritakan masa lalunya pada Valerie Pei. Si wanita pikir, hasil tes DNA dengan teknologi canggih seharusnya tidak mungkin mengalami kekeliruan. Lagipula, ia juga ingat bahwa Leon Gu pernah bilang ke dirinya bahwa dia sendirilah yang mencari ahli untuk melangsungkan tes ini.

Si pria tersenyum lembut, namun dengan penuh ketidakberdayaan: “Entahlah, mungkin ibuku hanya ingin membuatku merasa bahwa aku punya ayah.”

Ketenangan Handy Ji malah membuat Valerie Pei semakin cemas. Urusan tentang ayah ini adalah sesuatu yang sangat membekas di hati si pria. Dia sekarang bilang bahwa pria yang ia dari dulu anggap sebagai ayahnya ternyata bukanlah ayahnya. Jadi, dia kembali menjadi…… anak sebatang kara? Memikirkan ini, wanita itu mengeratkan genggamannya pada tangan Handy Ji.

“Bukankah sudah diverifikasi? Tidak mungkin ada kesalahan ah, orang keluarga Gu juga yang menginisiasinya.” Si wanita tidak percaya keluarga Gu akan menyuruh orang untuk membuat hasil tes keliru. Tes ini berkaitan dengan begitu banyak kepentingan yang mustahil buat dikorbankan.

Si pria hanya merespon dengan tatapan mata. Ia benar-benar tidak mampu mengatakan kata-kata yang diucapkan Leon Gu di rumah kediaman keluarga Gu. Pria itu bilang, verifikasi itu adaah sesuatu yang dia minta orang palsukan!

“Katakanlah apa yang sebenarnya terjadi dengan jelas. Kalau kamu begini, aku sungguh khawatir. Kamu tidak tahu betapa ketakutannya aku ketika melihatmu pulang dengan bengong-bengong seperti tadi.”

Sedetik berikutnya, Handy Ji mendekap erat Valerie Pei. Saat wanita ini bilang dia sangat mengkhawatirkannya, ia malah semakin tidak ingin menuturkan fakta sesungguhnya. Ia khawatir Valerie Pei akan dengan mudah kembali ke Leon Gu begitu tahu.

Di sisi yang tidak bisa dilihat Valerie Pei, mata Handy Ji memancarkan keraguan dan pergulatan hati.

“Verifikasi itu palsu.”

“Palsu? Bagaimana bisa palsu? Leon Gu sendiri yang meminta orang untuk melaksanakan tes ini, tidak mungkinlah hasilnya bisa palsu.” Gila, kekeliruan saja sudah sangat serius, ini malah sekalian kepalsuan pula!

Pada masa-masa itu, Valerie Pei sangat pusing dan kelelahan dengan urusan keluarga Gu. Leon Gu lalu hadir untuk membantunya.

Menimbang tindak-tanduk Leon Gu, pria itu tidak mungkin memalsukan sesuatu yang berkaitan dengan keturunan keluarga Gu. Dia juga tidak punya alasan untuk bertindak demikian, jadi pasti ada kesalahpahaman di sini.

Wanita yang ada di pelukannya membela dan lebih memercayai Leon Gu, si pria seharusnya dari awal sudah mengantisipasi. Tetapi, hatinya malah jadi memendam kekesalan. Ia merasa Valerie Pei teramat condong pada Leon Gu, bukan pada dirinya.

“Ia sendirilah yang mengaku bahwa ia memalsukan verifikasi.”

Sekujur tubuh Valerie Pei menegang. Leon Gu sendiri mengaku…… Mengapa, mengapa, dan mengapa? Ribuan kata “mengapa” muncul dalam benaknya. Buat apa pria yang satu itu melakukan sesuatu yang sama sekali tidak mendatangkan manfaat buat dia?

“Ini semua mustahil. Pasti ada kesalahpahaman.” Si wanita melepaskan si pria. Ia sekarang juga ingin menemui Leon Gu dan menanyakan semuanya. Ia tidak percaya semua ini nyata!

Handy Ji membiarkan dia melepaskan diri. Melihat si wanita mau angkat kaki menemui Leon Gu, ekspresi wajahnya jadi lebih terluka dibanding ketika awal.

Valerie Pei, yang sudah berada di depan pintu kamar, tiba-tiba menyadari sesuatu. Ketika menoleh ke belakang, ia melihat Handy Ji terduduk dengan senyum masam. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berpikir dengan hati-hati. Pada saat-saat begini, bukankah perasaan Handy Ji yang paling terpuruk? Dia pikir dia sudah menemukan ayahnya, juga sudah menemukan saudara-saudaranya, namun kedua kabar baik ini nyatanya omong kosong.

Dengan situasi begini, sebagai pacarnya, kok ia bisa-bisanya berpikir mendatangi pria lain? Ia seharusnya menemani dan mencurahkan perhatian buat Handy Ji!

“Maafkan aku.” Valerie Pei kembali menghampiri si pria, lalu berlutut di depan kedua kakinya. Dengan dua tangan yang diletakkan di lutut-lututnya, ia mendongak dan memberi penjelasan: “Aku…… aku hanya berpikir…...”

“Kalau aku tidak punya hubungan darah dengan keluarga Gu, bukankah ini akan lebih baik untuk kita?” Si pria mengulurkan tangan dan membelai rambut si wanita.

Baiklah, ia sudah berbaik hati begini lama. Kali ini, hanya demi seorang wanita yang ia cintai, ia memancing kemurkaan Leon Gu.

Valerie Pei menjadi lebih tercengang. Jadi, bila harus memilih antara keluarga Gu dan dirinya, Handy Ji akan memilih dirinya?

“Tetapi……” Si wanita pada akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut bicara. Ia pernah membujuk Handy Ji untuk memperbaiki hubungannya dengan Paman Kedua, sebab bagaimana pun juga status mereka adalah ayah dan anak. Sekarang, pria itu baru dikabari bahwa semuanya tidak sesuai pengharapan.

Maksud perkataan Handy Ji adalah, berhubung dirinya kini jadi orang luar keluarga Gu, mereka bisa berpasangan secara terbuka. Mereka tidak perlu memdulikan statusnya sebagai adik Leon Gu dan paman Ellie lagi, jadi seharusnya kabar ini menggembirakan bukan? Tetapi, mengapa…… mengapa Valerie Pei curiga dan tidak berani percaya? Si pria sengaja bertanya seperti tadi untuk menyadarkannya.

“Mengapa? Tidak senang kah?” Si pria memapah si wanita untuk berdiri dan duduk di sebelahnya. Meski tahu pertanyaan ini akan semakin mempersulit situasi Valerie Pei, Handy Ji tetap tidak tahan untuk menanyakannya. Selama mereka bersama, walau berada berdekatan, ia sejujurnya selalu merasakan sesuatu yang kurang. Sesuatu ini memuat si pria merasa hubungannya beda dengan hubungan pasangan-pasangan lain.

Ia tahu Leon Gu masih memiliki tempat di hati Valerie Pei, juga tidak mungkin membuatnya langsung lupa padanya dalam sekejap. Ia rela-rela saja menunggu, namun pada saat bersamaan juga takut penantiannya jadi penantian yang abadi.

Bisa merasakan ketidakpuasan Handy Ji yang tiba-tiba, Valerie Pei ingin tersenyum, namun kemudian tersadar dirinya tidak bisa. Kalau pun hubungan mereka didasari status bahwa Handy Ji bukan bagian keluarga Gu, prianya ini juga akan tetap kalah dan kehilangan.

“Bukan tidak senang, melainkan hanya khawatir kamu tidak sanggup menanggung pedihnya kenyataan ini.”

“Aku tidak apa-apa. Tidak menemukan ayah bagiku bukanlah sebuah masalah, sebab ia juga tidak pernah melakukan apa-apa buatku dan ibu. Ia tidak pernah menjalankan tugas-tugasnya sebagai suami dan ayah, jadi aku seharusnya benci dia.” Kalau pun tahu bahwa Paman Kedua adalah ayahnya, si pria juga tidak tertarik mengakuinya. Ini persis dengan situasi empat tahun yang lalu.

“Kamu masih punya aku!” Valerie Pei mengangkat wajah Handy Ji dan mencubit kedua pipinya biar bibirnya membuat senyum. Wanita itu berusaha untuk secara bertahap menurunkan kemuraman si pria.

“Iya, aku masih memilikimu.” Melepaskan seluruh anggota keluarga Gu untuk mendapatkan seorang Valerie Pei…… Ia rasa pertukaran ini setimpal!

Si wanita lalu merasa tatapan si pria agak janggal. Dia terlihat seperti mau menciumnya.

“Kamu belum makan malam ya pasti. Sudah selarut ini, mau pesan antar saja tidak?” Valerie Pei bangkit berdiri demi bisa kabur dari tatapan Handy Ji yang berapi-api. Sekeluarnya dari kamar tidur, jantungnya tetap berdebar kencang. Ia masih takut melakukan tahapn yang paling intim dalam sebuah hubungan bersama Handy Ji.

Selepas makan malam, Valerie Pei menolak tawaran Handy Ji untuk diantar pulang. Selain itu, dia juga menolak tawaran awalnya untuk tetap tinggal di sini. Ia ingin buru-buru kabur!

Si pria bisa memahami. Ia berpikir…… si wanita masih butuh waktu.

Sekembalinya ke Jinhua Pavilion, Valerie Pei terkejut melihat lampu sebuah rumah menyala. Itu…… Itu rumah Leon Gu. Rasa-rasanya sudah lama sekali tidak ada orang di sana. Dengan waktu yang sudah semalam ini, apakah pria itu menginap di sana?

Teringat hasil tes DNA palsu yang dibuat olehnya, Valerie Pei memutuskan mendatangi rumah Leon Gu. Ia berdiri tegap di depan pintunya, namun tidak juga berani menekan tombol bel. Jika dipikir-pikir, kedatangannya ini malah akan membuat Leon Gu tahu bahwa ia punya hubungan dekat dengan Handy Ji.

Begini saja deh, fakta bahwa Handy Ji tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Gu adalah urusan keluarga Gu sendiri. Ia tidak punya sangkut paut apa pun dengan isu ini, terus Handy Ji juga pasti bisa menanganinya dengan baik. Setelah berpikir dua kali, Valerie Pei memutuskan kembali ke rumah sendiri.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu