Diamond Lover - Bab 289 Menahan Perasaan
Kemudian, Leon Gu benar-benar melakukan apa yang dia katakan selamat tinggal, dia tidak mengirim bunga lagi, Valerie Pei tahu bahwa dia yang telah mengirim bunga sebelumnya, juga tidak pernah pergi kerumah Valerie Pei lagi, juga tidak tahu apa yang sudah dia katakan pada Ellie, disaat Ellie bersama Valerie Pei juga tidak akan ribut untuk pergi ketempat Leon Gu.
Jika sudah waktunya membawa Ellie ketempatnya, dia juga tidak muncul, melainkan pelayanlah yang akan membawa Ellie pergi, disaat waktunya Ellie kembali juga pelayanlah yang mengantarnya kembali.
Kemudian lagi, Leon Gu tidak tinggal disebelahnya dan kembali tinggal dirumah Gu, tetapi rumahnya masih ada pelayan yang datang membersihkan.
Orang yang biasa dia bertemu dari waktu ke waktu, sekarang tidak dapat bertemu lagi dalam situasi apapun.
Sebenarnya Valerie Pei merasa itu cukup bagus, seperti sewaktu dia di Jerman, tidak ada Leon Gu disisinya, melainkan sekarang disisinya ada Handy Ji dan dia sangat baik padanya, juga tidak mengatakan semua masalah harus bergantung padanya, terkadang mereka berdua juga bisa berselisih, tetapi mereka tidak bertengkar dengan keras.
Mungkin, inilah gaya komunikasi yang selalu diinginkan oleh Valerie Pei dengan pasangannya.
Disaat Ellie pergi ketempat Leon Gu, Handy Ji akan datang menemani Valerie Pei, dia tahu bahwa jika dia sendiri dia akan berpikir sembarangan dan itu tidak bisa berhenti.
“Handy, tolong ajari aku cara memasak, setiap kali kamu memasaknya untuk aku, rasanya membosankan.” Valerie Pei mencondongkan dirinya diatas meja memasak, menatap Handy Ji yang mengenakan celemek, memotong sayur dengan terampil, pekerjaan pisaunya sangat bagus, apakah dia sudah berlatih sebelumnya?
“Apa kamu ingin belajar?” satu tangan Handy Ji memegang pisau dan satu tangan lainnya memegang bawang lalu bertanya pada Valerie Pei dengan tulus.
“Mhm!”
Dia dengan segera mengeluarkan celemek lainnya dan memakainya sendiri, menurutnya memasak tidak sesulit yang dibayangkan, kedepannya dia bisa memamerkan itu pada Ellie, kalau tidak dia akan selalu mengatakan hal lain mommy sangat hebat, jika bisa memasak akan semakin hebat lagi.
Melihat Valerie Pei sudah tidak sabar ingin mencoba, Handy Ji pun menjadi guru.
“Kalau begitu datang kesini memotong sayur terlebih dulu,.” Handy Ji meletakkan bawangnya, menarik Valerie Pei sampai didepan talenan, tangannya melewati pinggang Valerie Pei, memegang tangannya dan mengajarinya memegang pisau.
Valerie Pei sedikit tertegun, tindakan ini bukan ingin mengajarinya memasak, ini tampaknya Handy Ji ingin bercumbu.
“Guru seperti kamu ini tidak bermaksud baik!” Valerie Pei dengan lembut menyentuh sikunya keperut Handy Ji juga tidak mengerahkan tenaga.
“Memotong sayur juga harus dipelajari, koki mana yang tidak belajar dari memotong sayur, misalnya bawang ini, kalau kamu memotongnya dengan begini pasti pedas lalu bisa membuatmu mengeluarkan air mata.” Handy Ji memegang bawang itu lagi dan mempraktikkan nya didepan Valerie Pei.
“Jika bukan dari sini potongnya lalu dari mana potongnya?” Valerie Pei juga tidak menyangka ada begitu banyak cara, lebih baik memotongnya diatas talenan, mengurangi kerepotan.
Pada akhirnya dia memindahkan tangan Handy Ji, menekan bawang dengan satu tangan dan mengambil pisau dengan tangan lainnya lalu memotongnya menjadi dua bagian, apa yang dikatakan oleh Handy Ji benar, aroma bawang itu menerpa mata Valerie Pei dan matanya tiba-tiba tidak bisa dibuka, dengan segera dia berhenti memotong, lalu menekan bawang itu untuk menghentikan penyebarannya.
“Haha…..” Handy Ji tertawa, dia tidak percaya, kali ini dia yang menderita.
Mendengar suara tawanya, Valerie Pei semakin kesal dan meletakkan pisaunya, lalu dia mengambil separuh bawang itu, berbalik dan meletakkan bawang itu didepan Handy Ji.
“Siapa yang menyuruhmu menertawai aku!”
Handy Ji menjulurkan tangannya untuk mendorong talenan itu menjauh, dia khawatir tindakan mereka berdua nanti akan terluka karena pisau, dan satu tangannya lagi harus menurunkan bawang yang diberikan oleh Valerie Pei.
“Sudah kubilang sebelumnya, kamu tidak mendengarkan perkataan orang tua.” Handy Ji melingkari Valerie Pei dengan satu tangan dan tangan lainnya merampas bawang yang ada ditangan Valerie Pei, lalu meletakkannya ditalenan.
Beberapa hari berpacaran dengan Valerie Pei, disatu sisi Handy Ji sangat menikmati kegembiraan ini, disatu sisi lain khawatir apakah Valerie Pei akan meninggalkannya jika Leon Gu muncul lagi, perasaan yang tidak pasti ini hampir muncul setiap saat.
Dan kekhawatiran semacam ini muncul karena hubungan antara dirinya dan Valerie Pei semakin baik dan semakin besar, semakin kuat juga rasa takut akan kehilangan.
“Matamu sudah memerah, sini aku tiupkan.” Handy Ji mendekati wajahnya, lalu meniup mata Valerie Pei, dia tidak tahu apakah itu ada efek atau tidak, untungnya saja tidak berkontak terlalu banyak, seharusnya baik-baik saja.
Hasil akhir dari tiupan itu adalah Handy Ji mencium mata Valerie Pei, kemudian dari mata turun kebawah mencium bibir Valerie Pei, tetapi kali ini Handy Ji tidak hanya sebatas itu, gerakan tangannya juga terus berlanjut.
Wajah Valerie Pei berubah dan memegang tangan Handy Ji yang ingin melangkah lebih jauh, dia juga tidak melanjutkan ciumannya, meletakkan kepalanya didadanya, menurunkan kepalanya agar Handy Ji tidak melihat wajahnya.
Dia tidak menolak ciuman Handy Ji, tetapi ketika dia ingin mengambil langkah selanjutnya, mau bagaimanapun juga dia tidak bisa melangkahi rintangan ini karena masih belum menikah? Konsepnya adalah bahwal hal semacam ini hanya bisa dilakukan setelah menikah.
“Maaf, aku masih…..belum siap.” Tangan Valerie Pei yang memegang tangan Handy Ji sedikit gugup, meskipun dikatakan mereka sudah dewasa, Handy Ji dididik dan dibesarkan di negara barat, hal-hal seperti ini seharusnya adalah hal yang wajar, tetapi Valerie Pei masih ragu.
“Tidak apa-apa.” Handy Ji menenangkan nafasnya sendiri dan memeluk Valerie Pei lalu mengusap punggungnya dengan lembut.
Disaat Valerie Pei tidak melihat wajahnya, ada jejak kekhawatiran diwajahnya, karena apa, Valerie Pei disaat hubungan mereka sedang baik dia menolaknya, apa karena Leon Gu? Dia masih belum siap menyerahkan dirinya padanya?
Setelah itu Valerie Pei tidak ada mood untuk belajar memasak lagi, tadi dia hampir belajar sesuatu, kali ini dia lebih duduk dengan patuh dan menunggu makanannya, dengan begini lebih aman.
Valerie Pei terdiam saat makan, dia juga tidak makan begitu banyak masakan lezat yang dimasak oleh Handy Ji, selalu merasa ada hal yang tidak bisa dijelaskan, bukankah pacaran yang normal akan melakukan hal seperti itu, apa dia canggung?
Malam hari ini, setelah mengantar Handy Ji pulang, dia duduk sendirian disamping tempat tidur, didepannya ada sebuah cincin dan sebuah kalung, apa alasan dia menolak karena ini? Tidak mungkin, jelas-jelas dia sudah mengatakannya pada Leon Gu, bukankah sekarang ini kehidupan yang dia inginkan?
Biarkan benda-benda ini dikunci didalam lemari, selamanya jangan terlihat lagi.
Pada akhirnya, Valerie Pei membuat sebuah keputusan besar, dia mengunci kedua benda ini didalam laci, kemudian melemparkan kunci laci itu dari lantai atas kebawah, kamarnya menghadap kesebuah sungai, jadi seharusnya kunci itu terlempar masuk kedalam sungai.
Setelah menyelesaikan rangkaian aksi ini, wajah Valerie Pei menunjukkan sedikit senyuman, seharusnya dari awal seperti ini!
Dirumah Gu, Leon Gu sekarang pergi kerja tepat wakut dan pulang kerja tepat waktu setiap hari, sama seperti siswa yang pergi kesekolah tepat waktu, membuat begitu banyak orang dikeluarga Gu yang bingung, seorang pria yang hanya berusia tiga puluhan, lajang, setiap hari pergi kerja tepat waktu dan pulang kerja tepat waktu, ini sedikit membuat orang khawatir.
Jawaban yang diberikan Leon Gu adalah sekarang dia sudah memiliki Ellie, dalam melakukan hal apa saja harus memikirkan dia, dia tidak bisa sembrono seperti sebelumnya, alasan ini telah menyakinkan ayah Gu dan ibu Gu, tetapi Henry Gu tidak begitu mudah tertipu dengan tindakan Leon Gu, dia tahu bahwa dia mempunyai masalah, tetapi sekarang setiap minggu Ellie pasti kembali, ini adalah salah satu sebab, bahkan jika Henry Gu tidak bertanya, dia juga seharusnya sudah tahu.
Dia hanya bisa mendesah, hubungan antara Valerie Pei dan Leon Gu benar-benar berada diluar kendalinya.
Sebenarnya Ellie masih belum terbiasa tinggal bersama dengan Leon Gu, meskipun ayahnya sangat mencintainya dan memperlakukannya seperti seorang putri, dirumahnya juga ada banyak orang yang menyayangi dia, tetapi disini tidak ada mommy.
Ketika dia terbangun ditengah malam dia akan menangis mencari mommy, tetapi dia tidak ada, dilingkungan yang dia tidak kenal, dia hanya bisa menangis, bahkan jika Leon Gu datang, juga akan butuh waktu yang lama baginya untuk tenang.
Seiring waktu, Ellie tidak terlalu ingin pergi ketempat Leon Gu, disaat waktunya membawa Ellie kerumah keluarga Gu, pembantulah yang datang menjemput, Ellie bersembunyi dikamar dan tidak mau keluar.
“Tok tok tok…..” Valerie Pei mengetuk pintu, pelayan keluarga Gu menunggu diruang tamu.
“Ellie buka pintunya, mommy akan masuk sendiri jika kamu tidak membuka pintunya?” ini adalah pertama kalinya Valerie Pei melihat Ellie begitu menolak.
“Jangan dibuka, aku tidak ingin pergi kerumah ayah, jangan…..” kira kira Ellie bersembunyi didalam selimut, suaranya terdengar sedikit muram.
Tidak ada cara lain, bahkan jika saat ini pelayan membawa Ellie pergi, dia juga akan menangis.
Dia hanya bisa menyuruh pelayan itu untuk kembali terlebih dulu.
“Ellie sekarang tidak bersedia pergi, kamu kembalilah terlebih dulu, nanti aku sendiri yang akan mengantar dia pergi.” Valerie Pei meminta maaf pada pelayan itu, juga bukan karena dia tidak membiarkan Ellie pergi, tetapi Ellie sedang dalam suasana hati yang buruk.
“Tapi tuan muda sana, saya segan untuk menjelaskannya.” Pelayan itu berkata dengan merasa keberatan.
“Tidak apa-apa, aku akan memberitahunya nanti, kamu pergilah.” Valerie Pei tidak berbicara dengan pelayan itu lagi, sekarang suasana hati Ellie cukup serius, dia benar-benar khawatir tentang apa yang akan terjadi.
Pelayan itu hanya bisa pergi terlebih dulu dan menelepon Leon Gu disaat dia keluar dari pintu, dia juga tidak mengatakan apa-apa, hanya menjawab ya dua kali kemudian menutup teleponnya.
“Ellie, orang dari pihak ayah sana sudah pergi, bolehkan membiarkan mommy masuk kedalam?” Valerie Pei mengetuk pintunya lagi lalu berpikir bahwa rumahnya sudah tidak ada orang lain lagi, dia dengan sendirinya membuka pintu dan masuk kedalam.
Begitu dia masuk, dia melihat Ellie bersembunyi didalam selimut, Valerie Pei dengan sendirinya berpikir, apa yang terjadi antara Ellie dan Leon Gu membuat dia tidak ingin pergi kesana? Bukankah beberapa hari yang lalu masih baik-baik saja?
“Ellie, mommy buka selimutnya ya?” Valerie Pei dengan pelan-pelan mengangkat selimut itu, dan melihat Ellie berbaring telungkup dibantal, tangan kecilnya menutup wajahnya, seperti tidak ingin melihat siapapun.
Ellie tidak pernah seperti ini sebelumnya, paling banyak juga cemberut dan menangis, untuk pertama kalinya dia menutupi dirinya dengan selimut dan tidak ingin melihat siapapun, dalam waktu singkat Valerie Pei menjadi berhati lembut.
“Baiklah baiklah, jika kamu tidak ingin pergi ketempat ayah jangan pergi, kita dirumah saja oke?” Valerie Pei membungkuk dan menepuk punggung Ellie.
Mendengar Valerie Pei berkata begitu, Ellie diam diam menolehkan wajahnya dan bertanya: “Apakah benar boleh tidak pergi?”
Mata Ellie memerah, dia benar-benar tidak ingin pergi ketempat Leon Gu.
“Iya, Ellie berkata tidak maka Ellie tidak usah pergi.” Valerie Pei menggengdong Ellie, mengambil tisu dan menyeka air matanya.
Hanya saja hubungan dengan Leon Gu ini tidak dapat dihindari, mengingat akan setelah berbicara didalam mobil mereka berdua tidak pernah berbicara lagi, kali ini dia harus menelepon karena masalah Ellie, mengenai hal ini Valerie Pei merasa tidak berdaya.
Setelah menenangkan Ellie, dia juga sudah lelah menangis dan tertidur, dia memegang selimut dengan erat, karena takut dia akan dibawa pergi secara tidak sadar.
Valerie Pei menutup pintu kamar Ellie, Handy Ji juga sudah datang yang pada awalnya mengira hari ini Ellie akan dibawa pergi, Valerie Pei menatap dia sambil menunjuk kearah kamar Ellie, Handy Ji menebak bahwa Ellie belum pergi.
“Aku akan menelepon Leon Gu.”
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuAwesome Husband
EdisonMy Greget Husband
Dio ZhengLoving Handsome
Glen ValoraThe Great Guy
Vivi HuangLoving The Pain
AmardaCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)