Diamond Lover - Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
“Kita sama-sama antar Ellie kesekolah?” Leon Gu mengangkat alisnya dan melihat Valerie Pei, dia hanya melihat sekilas kearah pintu, Valerie Pei mengerti maksudnya, mungkin orang ini sudah tahu bahwa kunci pintu sudah diganti.
“Aku akan pergi keperusahaan jika kamu ingin mengantarnya.” Valerie Pei menutup pintu, mengusap dahi Ellie, bisa dikatakan sebagai perpisahan.
Perasaan Leon Gu tidak salah, dari saat pertama kali telepon dia merasa bahwa Valerie Pei sengaja menghindarinya, pada saat ini mereka sudah bertemu, dia juga sengaja ingin menghindarinya.
“Sama-sama, ada yang salah dengan mobilku.” Wajar bagi Leon Gu untuk mencari alasan.
“Oh.” Valerie Pei mengangguk, Leon Gu mengira dia sudah setuju, lalu Valerie Pei berkata lagi: “Kalau begitu aku sendiri yang mengantarnya.”
Saat dia berkata, Valerie Pei menjulurkan tangannya untuk merangkul Ellie.
Ellie menggelengkan kepala dan bersandar dibahu Leon Gu, dia tidak ingin Valerie Pei menggendongnya.
Leon Gu mengangkat bahunya, melihat Ellie yang begitu menempel padanya, yang bisa dipilih Valerie Pei yaitu mereka berdua bersama-sama pergi mengantarnya.
Valerie Pei mengusap pelipisnya dengan sedikit kesal, ketika Leon Gu kembali, selalu saja ada masalah yang tidak berjalan dengan baik, dia berjalan terlebih dulu dan menekan tombol lift, turun terlebih dulu baru dibicarakan.
Seperti kemenangan, Leon Gu menggendong Ellie dan menunggu bersama Valerie Pei, meskipun bukan keluar dari pintu yang sama tetapi rasanya seperti satu keluarga, tiga orang yang keluar bersama dipagi hari.
Mereka bertiga keluar dari gedung besar itu secara bersama-sama dan berjalan menuju mobil Valerie Pei, mobil Leon Gu parkir disebelahnya, kemarin malam sewaktu Valerie Pei kembali dia tidak menyadari bahwa mobil yang berada disebelah adalah mobil Leon Gu, tetapi begitu tahu mobil itu berhenti disebelah, yang artinya kemarin malam dia sudah kembali sebelum dia pulang.
Valerie Pei juga tidak ingin membuat suasana hati Ellie sedih lagi, jadi dia setuju dengan pendapat Leon Gu untuk bersama-sama mengantarnya.
Sepanjang perjalanan, Valerie Pei bisa mendengar suara tawa Ellie, selama Leon Gu pergi beberapa hari itu, dia tidak mendengar suara tawanya yang gembira itu, dalam setengah jam perjalanan singkat ini, yang dia dengar hanyalah suara tawa dia yang bahagia.
Sebelumnya Valerie Pei berkata pada Handy Ji, karena Ellie adalah putri Leon Gu, jadi kemungkinan dia akan senantiasa berhubungan dengan Leon Gu, sekarang kalimat itu benar-benar menjadi kenyataan.
Setelah selesai mengantar Ellie, Leon Gu berganti dari kursi belakang menjadi kursi penumpang depan, didalam saku celananya terdapat hadiah yang masih belum ditemukan oleh Valerie Pei, dia ingin mengeluarkannya sebelum dia mengendarai mobil.
Hanya saja melihat ekspresi Valerie Pei membuat dia menjadi sedikit ragu dan dia harus memahami ada masalah apa yang terjadi beberapa hari ini, yang membuat dia terus menghindari dirinya.
Valerie Pei menyalakan mobilnya, dipagi hari ada banyak mobil pribadi yang datang didepan gerbang TK untuk mengantar anak-anak, tidak baik baginya parkir disini terlalu lama.
“Aku sudah mengganti kata sandi dirumah.” Valerie Pei seperti membicarakan permasalahan yang biasa tetapi masalah mengganti kata sandi rumah juga sudah sangat serius.
“Aku tahu.” Kemarin malam dia sudah tahu, pada awalnya kemarin malam dia ingin bertanya pada Valerie Pei, pada akhirnya karena tidak ingin mengganggu mereka berdua, jadi dia pulang kerumah terlebih dulu, rumah disebelah Valerie karena jarak dia lebih dekat dengan tempatnya jadi dia merasa itu seperti sebuah rumah.
Dan divila keluarga Gu, dalam empat tahun ini dia sangat jarang kembali, merasa terlalu kesepian sendirian.
“Karena kamu sudah tahu, aku akan mengatakannya dengan singkat, kedepannya, selain kamu ingin datang membawa Ellie tinggal di rumahmu, jangan pernah muncul didepan rumah ku, lebih baik aku dan kamu menjaga jarak.” Valerie Pei mengendarai mobil dengan fokus dan sedikit berpikir untuk membicarakan hal ini pada Leon Gu.
Sepertinya ini harus dikatakan keluar, agar hati bisa merasa sedikit nyaman, jika tidak bahkan jika dia bersama Handy Ji seperti ini, hatinya juga merasa terhalang dan tidak bisa nyaman.
Leon Gu bersandar dikursi penumpang depan dan tidak menjawab, apakah ini reaksi normal Valerie Pei setiap waktu, sama seperti periode menstruasinya, secara teratur bisa mengatakan hal harus menjaga jarak dalam hubungan kepadanya.
Kapan terakhir kali dia mengatakan hal ini?
Leon Gu berjuang untuk mengingat kejadian itu, seharusnya tidak lama.
“Aku pergi ke Jerman karena ada urusan mendesak, aku memberitahumu kata sandi rumahku, kenapa kamu tidak pergi melihat-lihat?” Jika kamu pergi, kamu bisa melihat hadiah yang sudah dia persiapkan, meskipun itu bukan hal yang terlalu penting, tetapi itu juga sesuatu yang dia pikirkan.
Valerie Pei tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan Leon Gu, dia mengatakan dengan tidak jelas.
“Aku tidak ingin pergi, kamu juga tidak perlu menjelaskan padaku mengenai masalah kamu pergi ke Jerman.” Valerie Pei memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, sepertinya masalah ini benar-benar perlu dibicarakan baik-baik dengan Leon Gu, mereka sekarang bukan dalam hubungan pacaran atau suami istri, dia tidak perlu memberitahu masalahnya.
Leon Gu melihat Valerie Pei memberhentikan mobilnya, tiba-tiba menyadari bahwa masalah ini tidak semudah yang seperti dia pikirkan, kelainan Valerie Pei kali ini juga lebih seperti nyata.
“Aku sudah menceraikanmu empat tahun yang lalu, aku tidak ingin kehidupan aku sekarang setiap saat selalu ada kamu, aku ingin hidup tanpamu, seperti sewaktu aku masih di Jerman, mengerti?” Valerie Pei menoleh dan membicarakan hal ini dengan serius pada Leon Gu.
Setelah tertegun selama dua detik, Leon Gu menjulurkan tangannya dan menyentuh dahi Valerie Pei, dia merasa bahwa dia tidak demam, tetapi kata-kata yang dia katakan membuat dia ragu, beberapa hari sebelumnya, mereka berdua masih baik-baik saja, setelah dia pergi ke Jerman terjadi perubahan yang begitu drastis, kenapa?
“Apa kamu tahu, sebelum aku bertemu denganmu hidupku benar-benar tanpa beban, tidak ada begitu banyak hal yang harus dikhawatirkan, terlebih lagi tidak perlu menebak hati seseorang, tahun dimana aku bersama mu adalah tahun tersulit dalam hidupku, aku menggunakan semua tenaga ku untuk hidup, bahkan terkadang aku berpikir, alangkah baiknya jika kamu tetap koma.”
Valerie Pei sedikit tersenyum, dia tidak pernah membicarakan perkataan ini kepada orang lain, mendengar ini Leon Gu juga tertegun dan terkejut.
Dia mengira pada tahun itu mereka berdua memiliki kehidupan yang berarti, meskipun ada hal yang tidak menyenangkan terjadi, tetapi bukankah kehidupan itu seperti itu.
Tetapi dia mengatakan, dia lebih berharap bahwa dia tetap koma.
“Ketika pada akhirnya aku meninggalkanmu, aku sangat bahagia di Jerman, hari-hari tanpamu benar-benar sangat santai, jadi aku ingin melanjutkan hidup yang santai ini, aku tidak akan melarangmu untuk bertemu Ellie, tetapi kamu juga tidak boleh melarang aku dari kehidupan yang aku inginkan.”
“Tanpa aku.” Ini bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan. Disaat Leon Gu mengatakan ini, betapa bergejolak hati dia, mengenai hal ini Valerie Pei tidak akan bisa tahu.
Sebelumnya dia mengatakan padanya bahwa dia ingin mengejarnya dan mulai jatuh cinta bersama, pada akhirnya ini semua masalah dia sendiri, dari awal sampai akhir, yang diinginkan Valerie Pei adalah menyingkirkan dia dan hidup dalam lingkaran tanpanya.
“Iya.” Valerie Pei mengangguk tanpa ragu, kehidupan yang berulang membuat dia merasakan lelah, dengan perasaan Leon Gu yang bisa dia rasakan adalah lebih banyak sakit daripada kebahagiaan, mengapa dia menganiaya dirinya sendiri dan membiarkan rasa sakit itu menyertai hidupnya?
Dan Leon Gu juga tidak begitu bahagia seperti empat tahun yang lalu, sebelumnya dia menginginkan dia berada disisinya, tidak peduli berapa banyak yang harus diperjuangkan, pada akhirnya banyak hal yang terjadi, akibatnya Valerie Pei juga tidak berada disisinya, sekarang ketika dia melakukan sesuatu, dia akan berpikir, berpikir dua kali, dan memikirkan apakah kata-kata yang dia katakan bisa menyakiti Valerie Pei.
Sekarang dia baru tahu, asal dia meninggalkannya, itu bisa membuat dia bahagia.
Dia sengaja mengeluarkan kotak yang ada didalam kantong celananya, lebih baik barang ini aku berikan padanya, tidak ada artinya juga kalau dia menyimpannya.
Dia menyerahkan kotak itu kepada Valerie Pei dan berkata: “Aku senantiasa menaruhnya didalam rumah agar kamu bisa menemukannya, sekarang aku akan langsung memberikannya padamu.”
Valerie Pei tidak menjulurkan tangannya untuk mengambil, dia sudah mengatakan hal itu sampai bagian ini dan Leon Gu masih tidak bisa mengerti?
“Kamu…..”
“Selamat tinggal.” Leon Gu meletakkan kotak itu didalam mobil dan membuka sabuk pengamannya lalu turun dari mobil dan tidak menunggu Valerie Pei untuk berbicara.
Kali ini giliran Valerie Pei yang sedikit bingung, Leon Gu yang dia kenal bukanlah orang yang mudah menyerah begitu saja, selama itu yang dia inginkan, tidak peduli bayarannya berapa, dia selalu mendapatkannya, dia yang tadi mengucapkan selamat tinggal pada dirinya yang berarti dia akan menyerah.
Tidak peduli maksud Leon Gu dimana, karena sekarang dia memutuskan untuk pergi, dia dengan cepat melarikan diri, sebelum dia bertobat, dan juga kedepannya dia tidak akan ada kesempatan untuk bertobat.
Mobil itu dengan cepat menghilang dari pandangan Leon Gu, ternyata lebih menyakitkan untuk melepaskan seseorang daripada berpegang pada seseorang, setelah mengetahui bahwa dia tidak akan pernah masuk kedalam kehidupan selanjutnya, mereka berdua hanya bisa seperti orang asing yang tanpa keterlibatan apapun.
Leon Gu menjulurkan tangan untuk menghentikan taksi, juga tidak menelepon mencari supir, dia hanya ingin sendiri.
“Pemakaman Qinghe.”
Valerie Pei mengendarai mobilnya sampai keperusahaan, dengan kotak yang ditinggalkan Leon Gu diatas kursi penumpang depan, dia membuka sabuk pengaman dan mengambil kotak itu lalu membukanya.
Itu adalah kalung berlian yang sangat indah, dengan karakter Leon Gu, dia sangat jarang pergi ketoko perhiasan juga sangat jarang membeli barang-barang ini untuk menyenangkan seseorang, hanya saja waktunya salah.
“Tong tong…..” disaat Valerie Pei masih terpesona, kaca jendela diketuk oleh seseorang, saat dia menoleh dia melihat Handy Ji membungkuk dan tersenyum padanya yang didalam mobil.
“Pa—” Valerie Pei menutup kotak itu, memasukkannya kedalam kotak penyimpanan didalam mobil, kemudian sudut mulutnya terangkat, dia tidak ingin membuat Handy Ji mengetahui suasana hatinya yang lain.
Setelah membuka pintu mobil, Handy Ji memegang tangannya, Valerie Pei juga memberikan tangannya setelah dia melihat tidak ada orang.
“Kamu datang terlambat.” Handy Ji melihat waktu, biasanya sepuluh menit sebelumnya, dia sudah mengamatinya dengan sangat lama, baru bisa mengetahui aturan Valerie Pei, tetapi hari ini sangat terlambat.
Valerie Pei tersenyum canggung, apa dia harus memberitahukan masalah dia dengan Leon Gu?
“Pasti kemarin kamu sudah terlalu lelah dan hari ini kamu malas bangun.” Handy Ji menebak.
Dia juga hanya bisa menganggukkan kepala, masalah kembalinya Leon Gu, tunggu beberapa waktu lagi baru memberitahu Handy Ji, atau tidak perlu dia beritahu, dia juga bisa mengetahuinya.
Ketika dia masuk kedalam kantor tidak mengherankan, hari ini dia masih melihat satu buket mawar besar dimeja kantornya, disaat Valerie Pei melihatnya, dia sedikit sakit kepala, ini siapa, mengirim bunga tetapi tidak tertulis namanya, dia menyuruh Emily Gu membawanya keluar setiap hari, rekan kerja wanita mulai mengomel berkata pacar mereka mulai curiga bahwa mereka mempunyai pasangan baru.
Kali ini Emily Gu memenuhi harapan semua orang dan mencari petunjuk baru.
“Kak Valerie, selama aku interogasi, pengirim bunga itu memberitahu aku bahwa itu dari tuan Gu” Emily Gu menebak bahwa tuan Gu itu adalah Leon Gu.
Valerie Pei tertegun sejenak, bagaimana bisa Leon Gu, jika dihitung hari, bunga mawar ini mulai ada dari sejak dia pergi ke Jerman, hari ini dia sudah membicarakan dengan begitu jelas padanya, besok seharusnya tidak akan ada ini lagi.
“Emily, lebih baik dibawa keluar.” Jika itu dari Leon Gu, itu tidak dapat diterima lagi: “Beri tahu kepada resepsionis untuk menolaknya besok.”
Emily Gu tertegun, Valerie Pei seperti tidak sedang bercanda, dia serius, lantas apakah kakaknya benar-benar tidak memiliki harapan lagi?
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowMr Huo’s Sweetpie
EllyaPria Misteriusku
LylyAwesome Guy
RobinSee You Next Time
Cherry BlossomMi Amor
TakashiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)