Diamond Lover - Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing

“Kita sama-sama antar Ellie kesekolah?” Leon Gu mengangkat alisnya dan melihat Valerie Pei, dia hanya melihat sekilas kearah pintu, Valerie Pei mengerti maksudnya, mungkin orang ini sudah tahu bahwa kunci pintu sudah diganti.

“Aku akan pergi keperusahaan jika kamu ingin mengantarnya.” Valerie Pei menutup pintu, mengusap dahi Ellie, bisa dikatakan sebagai perpisahan.

Perasaan Leon Gu tidak salah, dari saat pertama kali telepon dia merasa bahwa Valerie Pei sengaja menghindarinya, pada saat ini mereka sudah bertemu, dia juga sengaja ingin menghindarinya.

“Sama-sama, ada yang salah dengan mobilku.” Wajar bagi Leon Gu untuk mencari alasan.

“Oh.” Valerie Pei mengangguk, Leon Gu mengira dia sudah setuju, lalu Valerie Pei berkata lagi: “Kalau begitu aku sendiri yang mengantarnya.”

Saat dia berkata, Valerie Pei menjulurkan tangannya untuk merangkul Ellie.

Ellie menggelengkan kepala dan bersandar dibahu Leon Gu, dia tidak ingin Valerie Pei menggendongnya.

Leon Gu mengangkat bahunya, melihat Ellie yang begitu menempel padanya, yang bisa dipilih Valerie Pei yaitu mereka berdua bersama-sama pergi mengantarnya.

Valerie Pei mengusap pelipisnya dengan sedikit kesal, ketika Leon Gu kembali, selalu saja ada masalah yang tidak berjalan dengan baik, dia berjalan terlebih dulu dan menekan tombol lift, turun terlebih dulu baru dibicarakan.

Seperti kemenangan, Leon Gu menggendong Ellie dan menunggu bersama Valerie Pei, meskipun bukan keluar dari pintu yang sama tetapi rasanya seperti satu keluarga, tiga orang yang keluar bersama dipagi hari.

Mereka bertiga keluar dari gedung besar itu secara bersama-sama dan berjalan menuju mobil Valerie Pei, mobil Leon Gu parkir disebelahnya, kemarin malam sewaktu Valerie Pei kembali dia tidak menyadari bahwa mobil yang berada disebelah adalah mobil Leon Gu, tetapi begitu tahu mobil itu berhenti disebelah, yang artinya kemarin malam dia sudah kembali sebelum dia pulang.

Valerie Pei juga tidak ingin membuat suasana hati Ellie sedih lagi, jadi dia setuju dengan pendapat Leon Gu untuk bersama-sama mengantarnya.

Sepanjang perjalanan, Valerie Pei bisa mendengar suara tawa Ellie, selama Leon Gu pergi beberapa hari itu, dia tidak mendengar suara tawanya yang gembira itu, dalam setengah jam perjalanan singkat ini, yang dia dengar hanyalah suara tawa dia yang bahagia.

Sebelumnya Valerie Pei berkata pada Handy Ji, karena Ellie adalah putri Leon Gu, jadi kemungkinan dia akan senantiasa berhubungan dengan Leon Gu, sekarang kalimat itu benar-benar menjadi kenyataan.

Setelah selesai mengantar Ellie, Leon Gu berganti dari kursi belakang menjadi kursi penumpang depan, didalam saku celananya terdapat hadiah yang masih belum ditemukan oleh Valerie Pei, dia ingin mengeluarkannya sebelum dia mengendarai mobil.

Hanya saja melihat ekspresi Valerie Pei membuat dia menjadi sedikit ragu dan dia harus memahami ada masalah apa yang terjadi beberapa hari ini, yang membuat dia terus menghindari dirinya.

Valerie Pei menyalakan mobilnya, dipagi hari ada banyak mobil pribadi yang datang didepan gerbang TK untuk mengantar anak-anak, tidak baik baginya parkir disini terlalu lama.

“Aku sudah mengganti kata sandi dirumah.” Valerie Pei seperti membicarakan permasalahan yang biasa tetapi masalah mengganti kata sandi rumah juga sudah sangat serius.

“Aku tahu.” Kemarin malam dia sudah tahu, pada awalnya kemarin malam dia ingin bertanya pada Valerie Pei, pada akhirnya karena tidak ingin mengganggu mereka berdua, jadi dia pulang kerumah terlebih dulu, rumah disebelah Valerie karena jarak dia lebih dekat dengan tempatnya jadi dia merasa itu seperti sebuah rumah.

Dan divila keluarga Gu, dalam empat tahun ini dia sangat jarang kembali, merasa terlalu kesepian sendirian.

“Karena kamu sudah tahu, aku akan mengatakannya dengan singkat, kedepannya, selain kamu ingin datang membawa Ellie tinggal di rumahmu, jangan pernah muncul didepan rumah ku, lebih baik aku dan kamu menjaga jarak.” Valerie Pei mengendarai mobil dengan fokus dan sedikit berpikir untuk membicarakan hal ini pada Leon Gu.

Sepertinya ini harus dikatakan keluar, agar hati bisa merasa sedikit nyaman, jika tidak bahkan jika dia bersama Handy Ji seperti ini, hatinya juga merasa terhalang dan tidak bisa nyaman.

Leon Gu bersandar dikursi penumpang depan dan tidak menjawab, apakah ini reaksi normal Valerie Pei setiap waktu, sama seperti periode menstruasinya, secara teratur bisa mengatakan hal harus menjaga jarak dalam hubungan kepadanya.

Kapan terakhir kali dia mengatakan hal ini?

Leon Gu berjuang untuk mengingat kejadian itu, seharusnya tidak lama.

“Aku pergi ke Jerman karena ada urusan mendesak, aku memberitahumu kata sandi rumahku, kenapa kamu tidak pergi melihat-lihat?” Jika kamu pergi, kamu bisa melihat hadiah yang sudah dia persiapkan, meskipun itu bukan hal yang terlalu penting, tetapi itu juga sesuatu yang dia pikirkan.

Valerie Pei tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan Leon Gu, dia mengatakan dengan tidak jelas.

“Aku tidak ingin pergi, kamu juga tidak perlu menjelaskan padaku mengenai masalah kamu pergi ke Jerman.” Valerie Pei memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, sepertinya masalah ini benar-benar perlu dibicarakan baik-baik dengan Leon Gu, mereka sekarang bukan dalam hubungan pacaran atau suami istri, dia tidak perlu memberitahu masalahnya.

Leon Gu melihat Valerie Pei memberhentikan mobilnya, tiba-tiba menyadari bahwa masalah ini tidak semudah yang seperti dia pikirkan, kelainan Valerie Pei kali ini juga lebih seperti nyata.

“Aku sudah menceraikanmu empat tahun yang lalu, aku tidak ingin kehidupan aku sekarang setiap saat selalu ada kamu, aku ingin hidup tanpamu, seperti sewaktu aku masih di Jerman, mengerti?” Valerie Pei menoleh dan membicarakan hal ini dengan serius pada Leon Gu.

Setelah tertegun selama dua detik, Leon Gu menjulurkan tangannya dan menyentuh dahi Valerie Pei, dia merasa bahwa dia tidak demam, tetapi kata-kata yang dia katakan membuat dia ragu, beberapa hari sebelumnya, mereka berdua masih baik-baik saja, setelah dia pergi ke Jerman terjadi perubahan yang begitu drastis, kenapa?

“Apa kamu tahu, sebelum aku bertemu denganmu hidupku benar-benar tanpa beban, tidak ada begitu banyak hal yang harus dikhawatirkan, terlebih lagi tidak perlu menebak hati seseorang, tahun dimana aku bersama mu adalah tahun tersulit dalam hidupku, aku menggunakan semua tenaga ku untuk hidup, bahkan terkadang aku berpikir, alangkah baiknya jika kamu tetap koma.”

Valerie Pei sedikit tersenyum, dia tidak pernah membicarakan perkataan ini kepada orang lain, mendengar ini Leon Gu juga tertegun dan terkejut.

Dia mengira pada tahun itu mereka berdua memiliki kehidupan yang berarti, meskipun ada hal yang tidak menyenangkan terjadi, tetapi bukankah kehidupan itu seperti itu.

Tetapi dia mengatakan, dia lebih berharap bahwa dia tetap koma.

“Ketika pada akhirnya aku meninggalkanmu, aku sangat bahagia di Jerman, hari-hari tanpamu benar-benar sangat santai, jadi aku ingin melanjutkan hidup yang santai ini, aku tidak akan melarangmu untuk bertemu Ellie, tetapi kamu juga tidak boleh melarang aku dari kehidupan yang aku inginkan.”

“Tanpa aku.” Ini bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan. Disaat Leon Gu mengatakan ini, betapa bergejolak hati dia, mengenai hal ini Valerie Pei tidak akan bisa tahu.

Sebelumnya dia mengatakan padanya bahwa dia ingin mengejarnya dan mulai jatuh cinta bersama, pada akhirnya ini semua masalah dia sendiri, dari awal sampai akhir, yang diinginkan Valerie Pei adalah menyingkirkan dia dan hidup dalam lingkaran tanpanya.

“Iya.” Valerie Pei mengangguk tanpa ragu, kehidupan yang berulang membuat dia merasakan lelah, dengan perasaan Leon Gu yang bisa dia rasakan adalah lebih banyak sakit daripada kebahagiaan, mengapa dia menganiaya dirinya sendiri dan membiarkan rasa sakit itu menyertai hidupnya?

Dan Leon Gu juga tidak begitu bahagia seperti empat tahun yang lalu, sebelumnya dia menginginkan dia berada disisinya, tidak peduli berapa banyak yang harus diperjuangkan, pada akhirnya banyak hal yang terjadi, akibatnya Valerie Pei juga tidak berada disisinya, sekarang ketika dia melakukan sesuatu, dia akan berpikir, berpikir dua kali, dan memikirkan apakah kata-kata yang dia katakan bisa menyakiti Valerie Pei.

Sekarang dia baru tahu, asal dia meninggalkannya, itu bisa membuat dia bahagia.

Dia sengaja mengeluarkan kotak yang ada didalam kantong celananya, lebih baik barang ini aku berikan padanya, tidak ada artinya juga kalau dia menyimpannya.

Dia menyerahkan kotak itu kepada Valerie Pei dan berkata: “Aku senantiasa menaruhnya didalam rumah agar kamu bisa menemukannya, sekarang aku akan langsung memberikannya padamu.”

Valerie Pei tidak menjulurkan tangannya untuk mengambil, dia sudah mengatakan hal itu sampai bagian ini dan Leon Gu masih tidak bisa mengerti?

“Kamu…..”

“Selamat tinggal.” Leon Gu meletakkan kotak itu didalam mobil dan membuka sabuk pengamannya lalu turun dari mobil dan tidak menunggu Valerie Pei untuk berbicara.

Kali ini giliran Valerie Pei yang sedikit bingung, Leon Gu yang dia kenal bukanlah orang yang mudah menyerah begitu saja, selama itu yang dia inginkan, tidak peduli bayarannya berapa, dia selalu mendapatkannya, dia yang tadi mengucapkan selamat tinggal pada dirinya yang berarti dia akan menyerah.

Tidak peduli maksud Leon Gu dimana, karena sekarang dia memutuskan untuk pergi, dia dengan cepat melarikan diri, sebelum dia bertobat, dan juga kedepannya dia tidak akan ada kesempatan untuk bertobat.

Mobil itu dengan cepat menghilang dari pandangan Leon Gu, ternyata lebih menyakitkan untuk melepaskan seseorang daripada berpegang pada seseorang, setelah mengetahui bahwa dia tidak akan pernah masuk kedalam kehidupan selanjutnya, mereka berdua hanya bisa seperti orang asing yang tanpa keterlibatan apapun.

Leon Gu menjulurkan tangan untuk menghentikan taksi, juga tidak menelepon mencari supir, dia hanya ingin sendiri.

“Pemakaman Qinghe.”

Valerie Pei mengendarai mobilnya sampai keperusahaan, dengan kotak yang ditinggalkan Leon Gu diatas kursi penumpang depan, dia membuka sabuk pengaman dan mengambil kotak itu lalu membukanya.

Itu adalah kalung berlian yang sangat indah, dengan karakter Leon Gu, dia sangat jarang pergi ketoko perhiasan juga sangat jarang membeli barang-barang ini untuk menyenangkan seseorang, hanya saja waktunya salah.

“Tong tong…..” disaat Valerie Pei masih terpesona, kaca jendela diketuk oleh seseorang, saat dia menoleh dia melihat Handy Ji membungkuk dan tersenyum padanya yang didalam mobil.

“Pa—” Valerie Pei menutup kotak itu, memasukkannya kedalam kotak penyimpanan didalam mobil, kemudian sudut mulutnya terangkat, dia tidak ingin membuat Handy Ji mengetahui suasana hatinya yang lain.

Setelah membuka pintu mobil, Handy Ji memegang tangannya, Valerie Pei juga memberikan tangannya setelah dia melihat tidak ada orang.

“Kamu datang terlambat.” Handy Ji melihat waktu, biasanya sepuluh menit sebelumnya, dia sudah mengamatinya dengan sangat lama, baru bisa mengetahui aturan Valerie Pei, tetapi hari ini sangat terlambat.

Valerie Pei tersenyum canggung, apa dia harus memberitahukan masalah dia dengan Leon Gu?

“Pasti kemarin kamu sudah terlalu lelah dan hari ini kamu malas bangun.” Handy Ji menebak.

Dia juga hanya bisa menganggukkan kepala, masalah kembalinya Leon Gu, tunggu beberapa waktu lagi baru memberitahu Handy Ji, atau tidak perlu dia beritahu, dia juga bisa mengetahuinya.

Ketika dia masuk kedalam kantor tidak mengherankan, hari ini dia masih melihat satu buket mawar besar dimeja kantornya, disaat Valerie Pei melihatnya, dia sedikit sakit kepala, ini siapa, mengirim bunga tetapi tidak tertulis namanya, dia menyuruh Emily Gu membawanya keluar setiap hari, rekan kerja wanita mulai mengomel berkata pacar mereka mulai curiga bahwa mereka mempunyai pasangan baru.

Kali ini Emily Gu memenuhi harapan semua orang dan mencari petunjuk baru.

“Kak Valerie, selama aku interogasi, pengirim bunga itu memberitahu aku bahwa itu dari tuan Gu” Emily Gu menebak bahwa tuan Gu itu adalah Leon Gu.

Valerie Pei tertegun sejenak, bagaimana bisa Leon Gu, jika dihitung hari, bunga mawar ini mulai ada dari sejak dia pergi ke Jerman, hari ini dia sudah membicarakan dengan begitu jelas padanya, besok seharusnya tidak akan ada ini lagi.

“Emily, lebih baik dibawa keluar.” Jika itu dari Leon Gu, itu tidak dapat diterima lagi: “Beri tahu kepada resepsionis untuk menolaknya besok.”

Emily Gu tertegun, Valerie Pei seperti tidak sedang bercanda, dia serius, lantas apakah kakaknya benar-benar tidak memiliki harapan lagi?

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu