Diamond Lover - Bab 28 Menarik Perhatian
Valerie Pei terus memikirkan perkataan Leon Gu saat sarapan tadi, kapan dia pernah mengatakan masalah tentang pulang ke rumah Keluarga Pei, padahal Leon Gu sendiri yang tidak ingin pergi, tapi malah mengatakan bahwa aku yang mengatakan urusan di perusahaan sangat sibuk, alasan ini sungguh bagus, langsung melemparkan semua tanggung jawab kepadanya.
Intinya, dia tidak ingin mengakui pernikahannya dengan dirinya, makanya sama sekali tidak ingin pergi ke rumah Keluarga Pei.
Setelah Valerie Pei datang ke Kota S selama 4 tahun ini, dia tidak pernah sekalipun pulang ke rumah. Semua mengatakan anak perempuan yang telah menikah bagaikan air yang telah di siram keluar, biasanya air yang tertumpah keluar akan meninggalkan jejak, tapi pernikahan Valerie Pei ini malah tidak meninggalkan jejak apapun sama sekali, lagipula itu adalah tempat yang telah membesarkannya, terkadang dia sangat ingin langsung pulang ke rumah Keluarga Pei tanpa mempedulikan apapun saat merasa sedih di rumah Keluarga Gu, tapi selalu berhasil ditahan setiap kali berpikir seperti itu.
Dia merindukan rumahnya, ingin pulang ke Kota A melihat-lihat kondisi sekarang bagaimana, meskipun hanya sehari, ini sudah cukup untuk meredakan kerinduannya.
Tapi apa yang telah dikatakan Leon Gu! Mengatai dirinya begitu sibuk dengan perusahaan dan tak bisa pergi!
Leon Gu bahkan ingin memberhentikan semua kontrak kerja sama yang ditandatangani olehnya sebelumnya, dan dia pun telah turun dari jabatan CEO menjadi Wakil CEO, memangnya masih ada pekerjaan apa lagi yang disibukkan, perusahaan memiliki begitu banyak orang berbakat, memangnya masih memerlukan dia untuk menanggung begitu banyak hal seorang diri?
Jadi, Valerie Pei sekarang merasa kesal.
Setelah mengantar William bersama Leon Gu dan telah berjalan ke tempat lain, Valerie Pei mendadak menghentikan mobil di jalanan, karena efek inersia, Leon Gu terpental ke depan, untung saja telah mengaitkan sabuk pengaman.
Tangan Leon Gu menahan dari depan, lalu menegakkan badan, wajahnya terlihat marah, berkata: "Bisa nyetir tidak, kalau tidak turun saja, aku yang setir!"
"Turun!" Tangan Valerie Pei dengan erat mencengkram setir mobil, melontarkan satu kata, atas dasar apa menyuruh dirinya turun dan dikemudikan olehnya, ini adalah mobilnya, Valerie Pei dari awal sudah menyuruhnya untuk mengemudikan mobilnya sendiri pergi bekerja, tapi sang pria malah bersikeras ingin menaiki mobilnya dengan alasan ingin mengantar William bersama-sama.
Memangnya dia tidak melihat ekspresi wajah dirinya yang dalam seketika tidak tahu harus bagaimana saat sarapan tadi, saat ini malah ingin kembali menyinggungnya!
"Kukatakan sekali lagi, enyah dari mobilku!" Melihat Leon Gu tidak bergerak, Valerie Pei kembali menegaskannya sekali lagi.
"Valerie, bagaimana mungkin aku boleh turun di jalan tol?" Leon Gu benar-benar merasa emosi Valerie Pei mudah berubah-ubah, langsung melampiaskan amarah secara tiba-tiba sulit terkendali.
"Pergi cari mantan pacarmu untuk mengantarmu, kamu sendiri tidak bersedia pergi ke rumah Keluarga Pei, ini artinya kamu tidak bersedia mengakui kamu adalah menantunya Keluarga Pei. Benar, dulu aku menikahimu adalah demi menyelamatkan Keluarga Pei, tapi memangnya dulu kamu tidak bersalah? Kamu ingin bercerai, tapi memangnya aku sendiri ingin hidup bersamamu selamanya, kalau kamu tidak pulang, aku pulang sendirian boleh bukan! Turun!" Setelah selesai membentak, Valerie Pei membuka pengunci pintu mobil, menunggu Leon Gu turun.
Sejak bangun, total di mana Valerie Pei dan Leon Gu bicara baik-baik bisa dihitung dengan jari, mereka berdua terlalu arogan, terlalu ingin menang, mereka sama-sama menyilaukan saat muncul secara satu per satu, namun saat dua orang yang menyilaukan ditempatkan bersama, wajar mereka akan menimbulkan gambaran bagaikan meteor menabrak bumi.
Kapan Leon Gu pernah dibentak seperti ini, sang pria langsung membuka pintu mobil mengeluarkan kaki yang tinggi tanpa ragu, sebelum pintu tertutup rapat, Valerie Pei sudah mulai melajukan mobilnya.
"Valerie, dasar orang gila!" Leon Gu memaki terhadap mobil yang bayangannya sudah menghilang, setelah itu baru menyadari dirinya telah ceroboh karena emosi, sekarang, dia harus menuruni jalan tol untuk bisa memanggil taxi, meskipun sekarang memanggil supir datang menjemputnya, setidaknya memerlukan waktu selama setengah jam juga.
Bagus, Valerie Pei, kita lihat saja nanti!
Leon Gu menyuruh supir untuk bergegas datang, saat sang supir melihat wajahnya penuh dengan kemurungan, bernapas pun tak berani begitu keras, dengan cepat dan stabil menyetir mobil hingga ke perusahaan. Hal yang membuat Leon Gu kaget adalah, Valerie Pei malah tidak pergi ke perusahaan!
Bagus, beraninya menelantarkannya lalu tidak datang bekerja!
Karyl Wang merasa hari ini dilalui dengan begitu sulit, selalu merasa bagaikan masuk dalam gudang es saat setiap kali masuk ke kantor CEO, terus mengikuti CEO keluar masuk, sang pria selalu harus melintasi kantornya CEO Pei, yang anehnya adalah, bahkan Rany Tang pun tidak tahu dia di mana?
Jangan-jangan CEO Pei merasa marah karena mereka saling bertengkar di ruang rapat semalam, makanya tidak datang ke perusahaan? Lalu, Karyl Wang hanya bisa menggelengkan kepala, sebaiknya jangan sering menebak sembarang terhadap urusan atasan.
Leon Gu tetap tidak bisa melihat sosok Valerie Pei saat waktu pulang kerja telah tiba, dia merasa sedikit panik, apakah wanita ini benar-benar pergi ke Kota A? Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor telepon Valerie Pei, selalu menghasilkan suara tut tut tut panggilan telah tersambung, tapi tidak diangkat, dan dia sudah menghubunginya berulang kali.
Di bawah rasa emosi, Leon Gu hampir saja membanting ponsel, untung saja ada seseorang yang meneleponnya, membuat ponselnya tidak jadi hancur lebur, akhirnya sadar untuk menelepon balik!
Tapi yang terlihat di layar malah merupakan Ayah Ye.
"Halo, Paman Ye." Leon Gu mendapatkan panggilan telepon dari Ayah Ye pada jam segini, merasa sedikit aneh.
"Leon, Naomi, dia...... telah mengalami kecelakaan! Sekarang sedang berada di ruang operasi, cepat kemari!" Suara Ayah Ye terdengar sedikit panik, situasinya mungkin sangat parah!
Kenapa bisa mengalami kecelakaan, bukankah dia berada di rumah sakit?" Kening Leon Gu mengerut, mengambil kunci mobil yang ada di atas meja, langsung pergi ke luar tanpa sempat mengambil jas baju.
Leon Gu yang telah menerobos beberapa lampu merah, tapi ajaibnya bisa tiba di rumah sakit dengan aman, Ayah Ye dan Ibu Ye berdiri di depan ruang operasi, terus mondar mandir merasa khawatir, saat melihat Leon Gu telah datang, keresahan di wajah mulai berkurang sedikit.
"Paman, Tante, bagaimana keadaan Naomi, operasinya masih belum selesai?" Waktu yang telah berlalu dari dia menelepon hingga sekarang tidaklah sampai 20 menit, Ayah Ye mampu menyadari kecemasan Leon Gu terhadap Naomi Ye.
"Sudah masuk selama 2 jam, tadi dokter mengatakan tubuh Naomi memiliki banyak bagian yang mengalami patah tulang, mereka sedang melakukan pertolongan darurat." Ayah Ye masih cukup tenang, bisa mengatakan kondisi terkini pada Leon Gu.
Sedangkan Ibu Ye sudah di ambang jatuh pingsan, bersandar di pintu ruang operasi, kelopak matanya sudah memerah, berkata: "Kenapa nasib Naomi begitu sial? Bukankah dia baik-baik saja jika berada di Amerika, ini baru pulang beberapa bulan saja, tapi waktu menginap di rumah sakit malah lebih panjang dibandingkan di rumah......"
Setiap kata dari Ibu Ye masuk ke dalam telinganya Leon Gu, dia juga tahu, alasan kepulangan Naomi adalah dirinya, tapi memangnya dia bisa berbuat apa? Apakah benar-benar harus bercerai dengan Valerie Pei dan hidup bersamanya, ini sangat tidak realistis.
Ini pun merupakan salah satu alasan kenapa Leon Gu tidak pernah mengambil inisiatif untuk pergi mencarinya
"Kenapa Naomi bisa tertabrak, bukankah dia baik-baik saja di rumah sakit?" Leon Gu melirik ke dalam ruang operasi sejenak, tidak mampu melihat apapun.
"Suster yang menjaganya mengatakan dia keluar untuk menerima sebuah panggilan, karena begitu lama tetap tidak kembali, susternya pergi mencarinya, alhasil dia malah melihat Naomi telah dibawa pulang oleh mobil ambulans, tubuhnya...... tubuhnya penuh dengan darah......" Saat mengatakannya, Ayah Ye tak kuasa menahan tangisan, anak siapa yang bukanlah merupakan buah hati orang tua masing-masing, kesehatan Naomi Ye pada dasarnya sudah kurang baik, ditambah dengan kecelakaan ini, dia akan menjadi semakin lemah.
"Pelakunya siapa? Sudah tertangkap belum?" Leon Gu sangat ingin menghajar pelaku ini dengan keras, seorang gadis selemah Naomi Ye......
"Di sana pada awalnya memang terpencil, tidak ada saksi mata, bahkan kamera pengawas pun tidak ada, harus mencari pelakunya di mana?"
Wajah Leon Gu menjadi murung, dia pasti akan menangkap pelaku ini, memberikan sebuah keadilan bagi Naomi Ye!
Saat operasi Naomi Ye selesai, waktu sudah jam 21.30, operasinya sangat sukses, dia langsung didorong ke kamar perawatan intensif, efek obat bius masih belum habis, berbaring di ranjang bagaikan boneka, begitu lemah seolah-olah akan hancur saat tersentuh sedikit. Wajahnya juga terdapat begitu banyak luka.
Ayah Ye menyuruh Leon Gu untuk pulang duluan, lagipula Naomi Ye tidak akan sadar dalam waktu dekat, dan tidak boleh menunda waktunya.
Saat Leon Gu keluar dari rumah sakit, dia langsung pulang ke rumah, Naomi Ye telah mengalami kecelakaan, Ayah Ye pasti akan mencari pelakunya dan memberikannya sebuah keadilan, tidak masalah jika tidak ikut campur dalam hal ini, sedangkan Valerie Pei, harusnya jam segini sudah pulang ke rumah bukan?
Tidak menemuinya sepanjang hari ini, apakah benar-benar telah pergi ke Kota A? Lagipula dirinya tidaklah mengatakan tidak ingin pulang ke sana bersamanya, dirinya hanya ingin duluan memperbaiki hubungannya dengan Valerie Pei, mereka berdua pasti akan langsung bertengkar saat baru saja berbicara sejenak, kalau pulang ke rumah Keluarga Pei sekarang, bukankah akan langsung mengatakan pada Keluarga Pei bahwa hubungan suami istri mereka tidaklah harmonis, memangnya mereka masih akan membiarkannya menetap di rumah Keluarga Gu nantinya?
Langsung pergi ke vilanya sendiri setelah pulang, pembantu melihat raut wajah Leon Gu terlihat murung saat pulang, langsung tahu bahwa suasana hati Tuan Muda sedang buruk, sebaiknya jangan sampai menyinggungnya.
"Mana Valerie?" Melonggarkan dasi dan melemparkannya di sofa, spontan melihat ke arah kamarnya William, pintu sedang tertutup, mungkin sudah tidur.
"Nyonya Muda masih belum kembali." Para pembantu merasa ketakutan.
Raut wajah Leon Gu menjadi semakin buruk, masih belum pulang? Langsung pergi ke Kota A? Sedikit kata pamitan pun tidak disampaikan, memangnya dulu tidak ada orang yang mengajarinya tata krama?
"Telepon dia, katakan saja William telah sakit, suruh dia segera pulang." Yang bisa membuat Valerie Pei pulang secepatnya, hanya ada William bukan, kalaupun dia pergi ke Kota A, dia pasti akan bergegas pulang setelah mendengar kabar William telah jatuh sakit!
"Baik." Pembantu dengan waspada meletakkan dasi, mengambil gagang telepon baru saja hendak meneleponnya, tepat pada saat ini langsung bisa melihat Valerie Pei di depan pintu, dia dengan datar melihat Leon Gu, setelah mengedipkan mata sesaat, dia langsung pergi ke kamarnya William.
Pembantu langsung pergi setelah ditatapi oleh Leon Gu, dia melihat Valerie Pei membuka pintu kamar William dari ruang tamu, lalu menutupnya dengan perlahan, sepanjang jalan menganggap Leon Gu tidak ada di sana.
Sang pria menunggunya di ruang tamu, menunggunya keluar memberikan penjelasan, permainan menghilang tidaklah cocok dengannya yang sudah menjadi seorang ibu!
Valerie Pei hari ini pun sadar diri, dia keluar setelah menetap 10 menit dalam kamarnya William, wajahnya masih dingin, melihat Leon Gu sekilas baru naik ke atas.
Dia sedang marah, mereka menikah pada 4 tahun lalu, tidak pulang ke rumah orang tuanya karena Leon Gu masih terbaring di ranjang, tapi sekarang dia sudah bangun hampir selama setengah tahun, dari awal dia tidak pernah mengungkit ingin menemaninya pulang ke rumah Keluarga Pei, ataupun setidaknya menelepon ke sana, tapi semuanya sama sekali tidak dilakukan!
Dia adalah orang yang berasal dari Keluarga Pei, sekarang malah terasa Keluarga Pei sama sekali tidak memiliki seorang putri seperti dirinya! Bagaimana caranya Keluarga Pei bisa dengan beraninya meninggikan kepala memperlihatkan muka di antara para kalangan bangsawan di Kota A?
Leon Gu ikut naik ke atas, melihat dia mengambil baju dan masuk ke kamar mandi seperti robot, lalu keluar lagi, duduk di depan meja rias mengusap rambut, tidak banyak berkata.
"Awal bulan depan, kita pulang ke Kota A, bagaimana?" Akhirnya, Leon Gu lah yang duluan mengalah, dia telah melihat kekhawatiran Ayah Ye dan Ibu Ye terhadap Naomi Ye, ini adalah cinta mereka terhadap anak sebagai orang tua, sedangkan dalam waktu 4 tahun ini, orang tuanya Valerie Pei tidak bisa bertemu dengannya, sudah seberapa besar kerinduan mereka?
Perkataannya tadi pagi hanya untuk membungkam Kakek, tidak mempertimbangkannya begitu banyak. Sang pria telah melihat ekspresi kaget di wajah Valerie Pei, ekspresi kegembiraan karena berhasil menjebaknya yang muncul tidak sesuai dengan rencana, sang pria malah melewati hari ini di dalam keresahan, berpikir bagaimana kalau Valerie Pei benar-benar pulang ke Kota A seorang diri......
Dia sendiri juga merupakan seorang ayah, dia juga akan khawatir kalau Valerie Pei sampai membawa William pergi dan dirinya tidak mampu bertemu dengan sang anak lagi, makanya dia sekarang sedang berusaha untuk mempererat hubungannya dengan William, membuat William merasa hidup bersama papanya juga akan sama-sama bahagia.
Sang pria tidak pernah berpikir untuk hidup bersama dengan Valerie Pei, ataupun memberikan William sebuah keluarga yang bahagia.
Valerie Pei memalingkan kepala melihat Leon Gu dengan sedikit kurang percaya, berkata: "Benarkah?"
Leon Gu akui, dia telah tertegun akibat nada bicara Valerie Pei yang lembut ini, saat berbicara tanpa didampingi amarah yang berkobar, sang wanita terlihat sangat menarik perhatian.
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataCinta Dan Rahasia
JesslynWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiThe Great Guy
Vivi HuangMore Than Words
HannyDark Love
Angel VeronicaPejuang Hati
Marry SuDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)