Diamond Lover - Bab 261 Gelisah
Handy Ji yang tidak bisa mengejar Leon Gu hanya bisa kembali ke rumah Valerie Pei, namun saat dia naik, dia melihat Valerie Pei duduk bersama Ellie di atas sofa menonton televisi, seperti tidak terjadi apapun, dia juga menonton televisi di ruang tamu seakan Leon Gu tidak pernah datang.
Mungkin karena ada Ellie, Valerie Pei tidak ingin masalah di antara orang dewasa mempengaruhi anak kecil, semalaman Valerie Pei tidak menyinggung tentang Leon Gu, sampai Ellie tertidur, senyumnya baru perlahan-lahan menghilang.
Pembantu juga sudah kembali ke kamarnya, di dalam ruang tamu hanya tersisa Valerie Pei dan Handy Ji.
“Maaf, barusan membuatmu menjadi tameng.” Dia tidak menyangka Leon Gu akan mengatakan hal seperti itu, sedangkan situasi saat itu bila dia tidak mengakui maka dia tidak akan berhenti, dia juga tidak menyangka Handy Ji bisa kembali si saat itu.
Sebenarnya tidak sulit menebak hal menjadikannya tameng apa yang dikatakan Valerie Pei, saat dia masuk dia mendengar Valerie Pei mengatakan mencintainya, lalu Leon Gu melihatnya dengan tatapan yang bisa membunuh.
“Tidak keberatan, kamu bisa menggunakannya seumur hidup.” Nada suara Handy Ji yang santai membuat suasana di seluruh ruang tamu menjadi harmonis.
“Mana mungkin menggunakan seumur hidup, apa kamu tidak menikah!” Valerie Pei tertawa ringan, dia tidak menangkap arti dari ucapannya.
Kali ini giliran Handy Ji yang tertawa canggung, mungkin, sekarang tidak cocok untuk membicarakan hal seperti ini, masalah Ellie sudah cukup membuat Valerie Pei risau, saat ini dia juga tidak memiliki suasana hati untuk memikirkan masalahnya, jadi tidak memikirkan masalah lain lagi.
“Itu, barusan kamu di bawah bersamanya, apa tidak apa-apa?” Valerie Pei tidak percaya Leon Gu orang itu akan membiarkan Handy Ji selamat, namun dia tetap naik ke atas dengan aman, mungkin, Leon Gu yang sekarang, hanya menginginkan hak asuh Ellie.
“Tidak apa-apa.” Handy Ji mengangkat bahu, dia merasa beberapa ucapan Leon Gu ada benarnya, “Valerie, apakah kamu pernah berpikir untuk tidak mengajukan gugatan ini……”
“Kamu memintaku untuk memberikan hak asuh Ellie, aku tidak bisa.” Valerie Pei menggeleng, tiba-tiba teringat sesuatu, berkata : “Kamu tidak mungkin membantunya bicara bukan, bila seperti itu, kita ganti topik saja.”
“Bila aku membantunya bicara, maka empat tahun yang lalu aku sudah melakukannya.”
Karena sikap Handy Ji yang dulu lumayan, Valerie Pei sementara ini mempercayainya.
“Hanya saja aku rasa kalian berdua harus tenang dulu, bila melakukan gugatan dengan seperti ini, pada akhirnya kalian berdua tidak mungkin menjadi pemenang, melainkan pecundang terbesar.” Handy Ji melihat ke arah kamar Ellie, dia berharap masalah ini paling baik bila diselesaikan dengan damai.
Sekarang Leon Gu dan Valerie Pei berubah menjadi sedikit paranoid karena hak asuk anak.
“Kakakku adalah target reporter, walaupun kasus hak asuhnya tidak akan ditulis begitu detail, namun informasi yang tidak benar bila digabungkan, dan artikel berita seperti ini diberitakan, bila Ellie melihatnya nanti, apa dia akan menyalahkanmu, atau dia? Walaupun kamu menang ataupun kakakku menang, apa bisa merubah kenyataan dia adalah anak kalian berdua?” Handy Ji mengatakan pemahaman ini pada Valerie Pei.
Awalnya dia hanya ingin mencari pengacara, bagaimana perlakuan Leon Gu padanya, maka dia bagaimana menyerang balik, namun dia lupa akan hal ini.
“Walaupun bisa membujukku, juga tidak bisa merubah hati Leon Gu yang ingin melakukan gugatan.” Valerie Pei menggeleng, bukankah letak masalah ada padanya.
“Sepengetahuanku, masalah ini dia yang melakukannya sendiri, kakek dan ayah ibu masih belum tahu....” Handy Ji tidak berkata banyak, sebenarnya dia juga mencurigai kenapa Leon Gu begitu bertekad, awalnya mengira dia hanya ingin memaksa Valerie Pei, hasilnya tidak disangka dia serius.
Namun Valerie Pei tidak memiliki alasan yang baik untuk bertemu dengan Henry Gu dan Ayah Gu Ibu Gu, lagipula tidak ingin merepotkan mereka, dua keluarga yang sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, apa masih perlu terseret bersama karena masalah anak?
“Akhir-akhir ini kesehatan kakek tidak baik, namun orang luar tidak mengetahui hal ini, bila kamu ingin pulang menjenguk, cari waktu, aku akan membawamu kembali.” Handy Ji seperti cacing gelang di dalam perut Valerie Pei, menyelesaikan satu persatu hal yang dikhawatirkannya, sekarang dia juga memiliki alasan untuk pulang melihat Henry Gu.
“Handy, aku tidak tahu harus berkata apa untuk berterimakasih padamu.” Valerie Pei mengatupkan kedua tangannya, wajahnya menunjukkan terima kasih.
Wajah Handy Ji juga penuh dengan ekspresi bangga, bersandar di sofa dengan angkuh, meletakkan kakinya di atas meja, dengan sikap seperti tuan muda, berkata : “Kalau begitu lakukan sesuatu yang nyata untuk menunjukkan rasa terima kasih mu!”
Valerie Pei mengernyit, juga tidak ada yang bisa diberikan untuk Handy Ji.
“Makan malam mu selanjutnya akan aku buatkan, hmm....sebelum kamu menikah.” Valerie Pei hanya bisa memikirkan cara yang paling nyata.
“Apa kamu sendiri yang memasak?” Jelas, Handy Ji tidak menghargainya, makan malam yang dibuat Valerie Pei hanyalah benar-benar membuat sayur menjadi matang saja, sama sekali tidak memperhatikan rasa, lebih baik membiarkan Handy Ji yang memasak!
“Aku bisa membantumu.” Menilai kemampuan memasak dirinya, Valerie Pei berkata dengan sungguh-sungguh.
Handy Ji tertawa, beberapa tahun di Jerman, walaupun setiap kali Handy Ji yang menumpang makan dan minum di rumah Valerie Pei, namun setiap kali dia yang memasak, Valerie Pei dan Ellie makan dengan nikmat, juga hanya saat dia datang, mereka berdua bisa berganti selera, Ellie tidak perlu pergi ke restaurant untuk makan lagi.
“Aku dengar apartemen di sebelah rumahmu kosong, besok aku pergi bertanya apa bisa disewa.”
“Apa kamu tidak kembali ke Jerman?” Sebenarnya meminta Handy Ji untuk kembali dari Jerman bersamanya sudah cukup menyusahkan dirinya, sekarang sementara waktu ini dia tidak bisa kembali ke Jerman, masih harus menjadi CEO di perusahaan di Kota S, kembali ke Jerman adalah hal yang sangat tidak mungkin.
Namun Handy Ji tidak sama, dia sejak kecil tinggal di sana, di sana ada kenangan dia dan ibunya.
“Aku merasa aku sudah seharusnya mencari sebuah pekerjaan yang layak, apa aku bisa bekerja di perusahaan kalian melalui jalan belakang?” Handy Ji masih mengatakan kalimat di depan dengan serius, mengatakan kalimat selanjutnya sambil terkekeh, benar-benar ingin Valerie Pei membuka jalan belakang untuknya.
“Seharusnya....Mungkin....” Valerie Pei sedang ragu-ragu.
“Bagaimanapun juga aku adalah mahasiswa unggul jurusan bisnis University of Manchester, bila kalian tidak menginginkanku, kalau begitu ya sudahlah...” Handy Ji menggeleng dengan ekspresi menyayangkan.
“Bukannya kamu berkata kamu tidak belajar di universitas, bagaimana bisa mahasiswa unggul University of Manchester?” Valerie Pei semakin merasa tidak mengerti Handy Ji.
“Tukang sulap keluaran University of Manchester, saat itu bila aku memberitahumu, apa kamu percaya?”
“Tidak percaya.”
“Betul kan.” Handy Ji menunjukkan ekspresi sudah mengatakan juga kamu tidak akan percaya : “Begini saja, bila aku ada waktu kosong aku pergi wawancara ke perusahaan kalian, kamu pertimbangkan menerimaku, bagaimanapun kita sudah menjadi tetangga bertahun-tahun, lagipula sebentar lagi akan menjadi tetangga lagi, bagaimana?”
“Kamu kira karena kamu adalah monster maka aku akan menerimamu?” Valerie Pei tertawa ringan, suasana hatinya menjadi lebih baik karena bercanda dengannya.
“Kalau begitu kamu anggap aku sebagai monster.” Walau wajahnya tersenyum, namun tatapan Handy Ji pada Valerie Pei membawa perasaan yang dalam.
Valerie Pei tiba-tiba merasa dirinya salah lihat, dia melihat dalam tatapan Handy Ji tidak hanya ada rasa pertemanan.
“Waktu sudah malam, aku ingin pergi tidur dulu.” Valerie Pei hanya bisa menutupi rasa malu di hatinya, dia berharap dia salah lihat.
“Apa tidak menahanku tinggal semalam, aku tidak ada tempat untuk pergi......" Handy Ji dengan cepat mengubah tatapannya, dia bukannya tidak melihat kilatan keraguan yang barusan muncul di matanya, mungkin sekarang tidak seharusnya menunjukkan begitu kuat.
"Pulang ke Keluarga Gu, rumah mereka begitu besar, apa kamu masih tidak ada tempat untuk tinggal?" Valerie Pei sudah berdiri dan menggeret Handy Ji bangkit, "Benar-benar sudah sangat malam, kamu pulang dulu mempersiapkan wawancara dengan baik, aku tidak mungkin melepaskanmu hanya karena bertetangga denganmu."
Handy Ji diusir keluar dengan setengah hati, dia sebaliknya tidak keberatan, dia memang tidak ingin tinggal di sini, bila tersebar keluar maka tidak baik juga untuk reputasi Valerie Pei.
Valerie Pei menutup pintu, hatinya tiba-tiba berdebar, tatapan Handy Ji yang membara barusan masih teringat jelas, dia berpikir, dia pasti salah lihat, dia dan Handy Ji hanyalah tetangga ditambah teman
baik.
Namun, Valerie Pei tidak bisa tidur malam itu, saat pagi hari terbangun, lingkaran hitam di bawah matanya sangat parah, dia mengkompres dengan es, lalu berdandan menutupinya.
"Mommy, apa kamu tidak tidur dengan baik, menguap terus." Ellie sudah melihat Valerie Pei menguap ke empat kalinya di meja makan.
"Mommy tidak terbiasa dengan kasurnya." Ini termasuk alasan bukan, Valerie Pei bisa dibilang menemukan penyebab tidak bisa tidur semalam.
"Begitu rupanya, bila Mommy tidak terbiasa dengan kasurnya kenapa kita tidak pulang saja? Walaupun di sini juga sangat bagus, tapi Ellie tetap paling suka rumah yang dulu." Ellie memakan sarapan yang dibuat Bibi, jauh lebih enak dibandingkan sandwich buatan Valerie Pei yang tidak pernah berubah, namun yang dia rindukan tetaplah rumah di Jerman.
Valerie Pei menghela napas, harus bagaimana menjelaskan hal ini pada Ellie? Karena Ayah Ibu akan memperebutkan hak asuhnya jadi sementara waktu harus tinggal di sini?
"Mommy mendapat pekerjaan, jadi beberapa waktu ini harus tinggal di sini, Ellie juga sekolah di sini ya?"
Ellie berpikir-pikir, seperti sedang memikirkan hal yang sangat penting, selanjutnya berkata : "Baiklah, dimana Mommy berada, Ellie juga ada."
Hati Valerie Pei hangat, bocah ini tetap lebih menyukai dirinya.
"Ellie, sebentar lagi kita pergi melihat kakek buyut yang terakhir kali mengunjungimu di rumah sakit bagaimana, dia sakit, kita pergi menjenguknya." Sebenarnya dia memikirkan lama, dia tidak ingin terus merepotkan Handy Ji, juga tidak ingin hubungan dia dan Leon Gu menjadi canggung karena dirinya.
"Apa kakek buyut sakit? Kalau begitu kita cepat sarapan, lalu pergi menjenguknya." Sambil berkata, Ellie benar-benar makan sarapan dengan suapan besar.
Valerie Pei membantu Ellie berganti pakaian, lalu keduanya keluar sambil bergandengan.
Hanya saja begitu keluar dia melihat ada perusahaan pindah rumah yang sedang memindahkan satu demi satu dus ke apartemen sebelah, Valerie Pei menggendong Ellie, tidak ingin mereka keluar masuk melukainya.
Valerie Pei hanya melirik sebentar tatanan apartemen sebelah, walapun barang di dus masih belum dikeluarkan, namun dari pilihan meletakkan furnitur rumah bisa dilihat pemiliknya adalah orang yang memiliki tuntutan yang tinggi pada hidup, namun ini tidak ada hubungannya dengan Valerie Pei, yang penting, keinginan Handy Ji untuk pindah ke sebelah mereka tidak bisa terwujud.
Tidak berpikir banyak, Valerie Pei membawa Ellie masuk ke dalam lift, dia berpikir tidak bisa datang ke Keluarga Gu dengan tangan kosong, walaupun Keluarga Gu tidak kekurangan apapun, tapi sekarang dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Keluarga Gu, tetap harus membeli sesuatu saat datang mengunjungi, dia pergi ke toko obat dan membeli sarang burung dan ginseng untuk Henry Gu.
Datang ke rumah Keluarga Gu yang selama empat tahun tidak pernah dia injakkan kakinya, hati Valerie Pei merasa sedikit gelisah...
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingHabis Cerai Nikah Lagi
GibranHanya Kamu Hidupku
RenataMy Goddes
Riski saputroJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiBlooming at that time
White RoseKing Of Red Sea
Hideo TakashiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)