Diamond Lover - Bab 233 Berani Satu Kali
Valerie Pei membawa Ellie pulang. Ellie berkata bahwa dia akan membuat kue untuk pamannya sendiri. Valerie Pei mengira dia bisa memasak karena sudah diajari oleh Leon Gu. Kue yang sulit dibuat ini, lebih baik beli saja, Ellie hanya bisa berkompromi.
Melihat Mommy membawa kue dari toko, dia tidak bisa tidak menggelengkan kepalanya, Mommy sangat pandai dalam segala hal, kecuali memasak dan pekerjaan rumah, dia membutuhkan bantuan dari bibinya.
Ketika dia kembali ke rumah, Valerie Pei mengikuti instruksi Ellie dan menghias rumah seolah-olah akan merayakan ulang tahunnya. Dia menggantung pita, memompa balon dan menggantungnya. Setelah selesai, Valerie Pei melemparkan diri ke sofa karena lelah, Little Ellie sedang menunggu pamannya pulang di jendela.
Tiba-tiba Ellie berlari, meraih tangan Valerie Pei, dan berkata, “Mommy, Mommy, paman sudah pulang, ayo kita ke ruang tamu dan bersembunyi.” Ellie sangat bersemangat, menarik Valerie Pei dan melihat sekeliling, mencari tempat untuk bersembunyi.
Salahkan paman karena biasa menjadi aneh di depan Ellie, dia sekarang sudah melakukan pekerjaan selama satu jam, dan sekarang masih harus bermain dengan Little Ellie. Agar tidak menghilangkan kebahagiaan Ellie, Valerie Pei bangun dari sofa dan bersama Ellie bersembunyi di balik sofa.
Tak lama kemudian, terdengar suara pintu dibuka, lalu suara membuka lemari sepatu untuk mengganti sepatu.
Little Ellie memandang Valerie Pei dengan penuh semangat, lalu menjulurkan kepalanya untuk melihat situasi di Lorong, di kecil bermain dengan sangat bahagia.
Melihat kegelapan di dalam ruangan, Handy Ji ingin mengulurkan tangan untuk menyalakan lampu. Mati lampu atau konslet, sudah menekan beberapa kali tapi tetap tidak ada respons, jadi dia berjalan masuk menggunakan perasaannya.
“Ellie, apakah kamu sudah pulang? Ellie?” Handy Ji berseru ragu-ragu, tapi tidak ada jawaban. Mungkin dia masih di toko bersama Valerie Pei.
Diam-diam Ellie tersenyum, dibawah Valerie Pei, dia menekan remote control di tangannya. Dalam sekejap, lampu warna-warni di sekitar ruang tamu menyala, dan kue di meja kopi disambut oleh mata Handy Ji. Di saat yang sama, terdengar lagu ulang tahun.
Handy Ji melihat semua ini dengan heran, mencari orang yang mempersiapkan ini untuknya, dan menemukan kepala Ellie yang setengah kelihatan di belakang sofa, hatinya menghangat.
Ellie tidak bersembunyi lagi, berlari dari belakang sofa ke Handy Ji, dan berkata, "Paman, selamat ulang tahun, apa kamu suka apa yang Mommy dan aku persiapkan untukmu?"
Kata Ellie pada Handy Ji dengan bangga, kepalanya yang dimiringkan membuat orang merasa lucu.
Valerie Pei juga berjalan dari belakang sofa, wajahnya tenang, sebenarnya, selama Ellie senang, dia melakukan banyak hal seperti ini, tidak ada apa-apanya.
“Paman sangat menyukainya, terima kasih Ellie!” Handy Ji memeluk Ellie dan mengusap kening Ellie. Cintanya pada Ellie jelas tidak kurang dari Valerie Pei.
"Paman, tiup lilinnya, dan membuat permintaan ulang tahun ya."
“Begitu buru-buru memintaku meniup lilinnya, kamu ingin makan kuenya ya?” Melihat ekspresi gelisah Ellie, sepertinya sudah lama mendambakan kue ini!
Melihat paman dan keponakan yang terlihat seperti ayah dan anak perempuan, Valerie Pei mempertanyakan lebih dari sekali apakah benar baginya untuk melakukan ini, dan tidak memberi tahu Leon Gu bahwa dia memiliki anak lagi, dan memisahkan mereka, ayah dan putrinya di dua tempat yang berbeda, apakah itu berlebihan?
“Little Valerie, sini makan kue.” Handy Ji menarik Valerie Pei yang melamun, dan memintanya untuk meniup lilin bersama.
Empat tahun lalu, Handy Ji yang tidak terus tinggal di keluarga Gu, memilih kembali ke Jerman dan tetap mengejar karir favoritnya sebagai pesulap. Namun, dia tidak menyangka bisa bertemu Valerie Pei di Jerman. Saat itu perutnya sudah besar, dan disampingnya hanya ada dia sendiri.
Pada awalnya, Valerie Pei hanya menghindari Handy Ji, takut dia akan memberi tahu keluarga Gu tentangnya, tetapi Handy Ji tidak melakukan itu. Valerie Pei pasti punya alasan untuk melakukan ini. Dia tidak ingin terlibat dalam kehidupan orang lain, tetapi seorang wanita hamil sendirian di luar, Handy Ji merasa tidak nyaman, dan dia pindah ke apartemen di sebelahnya untuk merawatnya.
Setelah itu, Valerie Pei percaya bahwa Handy Ji tidak akan membicarakannya sembarangan, dan dengan adanya dia, ada satu orang lagi untuk menjaganya, ketika dia melahirkan Ellie, tidak seburuk itu.
Sudah empat tahun tinggal disini, dan hubungan tetangga mereka menjadi semakin harmonis, mungkin karena hubungan darah, Ellie juga sangat menyukai Handy Ji.
Malam ini, Ellie bahkan lebih bahagia daripada Handy Ji yang berulang tahun, main sampai sangat malam, dan baru mandi dan tidur, dan dia meminta Handy Ji untuk menceritakan kisah pengantar tidurnya. Dia sangat dekat dengan Handy Ji, bahkan lebih dekat dari ibunya!
Ketika Ellie tertidur, Handy Ji dengan lembut menutup pintu kamar Ellie, ketika dia kembali ke ruang tamu, dia melihat Valerie Pei meringkuk di sofa dengan segelas anggur merah di atas meja kopi.
Sudah lama sekali tidak melihat Valerie Pei minum. Menyadari ada yang tidak beres dengan Valerie Pei sejak dia kembali hari ini. Apa yang terjadi?
“Little Valerie, ada apa, kamu sudah lama tidak minum.” Handy Ji duduk di meja kopi, menghadap Valerie Pei. Dia melirik botol wine di meja kopi, sudah habis setengah, wajah Valerie Pei merah. Terbukti bahwa dia minum tidak sedikit.
Valerie Pei mengangkat matanya dan menatap Handy Ji dengan kebingungan, dia juga mengatakan pada dirinya sendiri bahwa itu hanya sosok dari belakang, mengapa dia bertahan dan terus berlama-lama di benaknya.
“Aku… melihat seorang pria yang punggungnya mirip dengannya.” Valerie Pei menggelengkan kepalanya, tidak mau mengakui bahwa punggung seseorang membuatnya menjadi seperti ini.
Handy Ji menghela nafas sedikit. Seharusnya teringat daritadi, hanya Leon Gu yang bisa menunjukkan kerapuhan wanita kuat ini, tetapi dia tidak mengerti. Leon Gu telah menyelesaikan segalanya, dan tidak ada masalah lagi dengan Valerie Pei, mengapa dia tidak kembali, dan membiarkan kedua sisi berada di ambang kesakitan.
Teman-teman asing tidak mengerti pola pikir Valerie Pei.
"Jika kamu merindukannya, kembalilah. Dia masih lajang sekarang." Ketika terakhir kali berbicara dengan Henry Gu di telepon, Handy Ji ingin memberi tahu orang tua itu bahwa Valerie Pei melahirkan seorang gadis yang sangat imut, tetapi desakan Valerie Pei membuatnya tidak mengatakannya.
Hanya dengan tidak sengaja bertanya, lalu tahu bahwa Leon Gu menggunakan pekerjaan untuk melumpuhkan dirinya sendiri. Meskipun Gu’s Corp telah mengambil langkah pada dasar, Leon Gu semakin menutup dirinya.
Valerie Pei mengalihkan pandangannya dari Handy Ji. Dia agak mirip dengan Leon Gu. Setelah melihatnya untuk waktu yang lama, wajahnya berubah menjadi wajah Leon Gu.
"Tidak mau pulang ..." Valerie Pei menggelengkan kepalanya, meskipun dia dan Leon Gu masih lajang, mereka tetap tidak bisa kembali ke titik awal.
Mungkin sudah terlalu lama tidak minum alkohol, baru minum setengah botol kecil wine, Valerie Pei merasa kepalanya pusing dan kelopak matanya berat. Dia tertidur di sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Handy Ji menggelengkan kepalanya tanpa daya, bangkit dan menggendong Valerie Pei kembali ke kamar, tetapi di meja samping tempat tidur kamar Valerie Pei, dia melihat sebuah cincin yang mengesankan. Dia ingat bahwa ini seharusnya cincin kawin Valerie Pei dan Leon Gu. Ketika mereka datang ke Jerman, dia melihat mereka memakai cincin ini.
“Kamu tidak bisa berasumsi bahwa tidak ada yang terjadi, egois satu kali, berani satu kali, dari hatimu sendiri, kamu bersama dengan dia?” Handy Ji membantu menyelimuti Valerie Pei, dan berkata tanpa daya.
Ya, tidak bisakah kamu menjadi berani sekali dan menunjukkan hatimu?
Handy Ji mengejek dirinya sendiri, mematikan lampu di kamar Valerie Pei, dan melihat ke kamar Ellie sebelum kembali ke apartemen di sebelahnya dengan ringan.
.
Leon Gu keluar dari Coffee Book, sebenarnya, kalau pada saat itu dia menoleh ke belakang, dia bisa melihat wanita yang telah dia rindukan selama empat tahun dan tahu bahwa gadis kecil yang menariknya adalah putrinya.
Namun ternyata tidak, kebiasaan berjalan tanpa menoleh ke belakang justru membuatnya kehilangan kesempatan untuk bertemu putrinya.
Dia memegang kopi dengan susu dan gula lebih seperti yang dikatakan Ellie, dan menyesapnya. Rasanya manis dan berminyak. Dia ingin membuangnya setelah menyesap, tetapi memikirkan ekspresi kecil Ellie, dia mengatakan susu dan gula lebih itu benar-benar enak, jadi dia menyesap lagi, dan rasanya masih manis dan berminyak.
Kali ini, ia enggan membuangnya, memegangnya hingga ia kembali ke hotel.
Dia sudah setahun di Jerman, tapi dia selalu tinggal di hotel. Dia tidak ingin membeli rumah. Jika dia benar-benar ingin membeli rumah, itu harus ada keberadaan "keluarga", tapi setelah Valerie Pei pergi, dia tidak menginginkan “keluarga” lagi.
Dia hanya sendirian saat pulang ke rumah, jadi sebaiknya dia tinggal di hotel, tidak ada rasa memiliki, hanya rasa kehilangan.
Leon Gu kembali ke hotel, meletakkan cangkir kopi di pintu masuk, dan mulai melepas pakaiannya. Dia berjalan masuk, melepaskan ikatan dasinya, pergi ke sofa di ruang tamu, dan melepas jas dan dasinya lalu melemparnya ke sofa, pergi ke dapur, membuka lemari es dan mengambil sebotol air mineral.
Dia tadi minum kopi yang manis dan berminyak, mulutnya tidak nyaman, dia membutuhkan air untuk menghilangkannya.
Leon Gu meletakkan air mineral di atas meja, mengulurkan tangan untuk membuka kancing rompi, melemparkan rompi itu ke atas jas tadi ketika melewati sofa, dan berjalan ke kamar tidur.
Hidupnya setahun ini seperti ini. Hotel dan perusahaan tidak memiliki hiburan sama sekali. Hari ini, berjalan-jalan di jalanan adalah hiburan terbesarnya tahun ini. Selain bertemu dengan seorang gadis cantik, dia juga berkeringat.
Ketika berjalan ke kamar tidur, kancing bajunya hampir tidak dikancing, tapi begitu membuka kamar tidur, dia melihat seorang wanita menawan duduk di tempat tidurnya!
Melihat Leon Gu masuk, wanita itu perlahan bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arahnya.
Dengan rambut pirang, mata biru, payudara segar, dan kaki indah, semuanya adalah senjata terbaik untuk menarik pria. Wanita itu dengan bangga menunjukkan tubuhnya pada Leon Gu, mencoba menariknya, meskipun itu sedikit menarik.
Namun, pria di depannya tidak memiliki ekspresi sedikit pun, bahkan merasa sedikit jijik.
“Tuan Gu, selamat malam.” Wanita itu sudah berjalan ke depan Leon Gu, mengulurkan tangannya untuk memegang dadanya, dan membelainya.
Leon Gu tidak mengalami perubahan suasana hati, dan suaranya yang acuh tak acuh terdengar di kamar tidur yang besar.
"Bagaimana kamu datang, bagaimana kamu keluar juga."
Wanita itu terkejut sejenak, dia sudah berkata begitu, pria ini masih bisa menahannya, apakah dia tidak cukup?
Jadi wanita itu berani menurunkan tangannya ... Akibatnya, sebelum gerakan berikutnya, tangannya sudah ditahan oleh Leon Gu, dan suara acuh tak acuh terdengar lagi: "Aku tidak ingin mengatakannya untuk ketiga kalinya, keluar."
Kekuatan di tangan Leon Gu tidak pelan. Wanita itu sudah kehilangan ekspresinya. Uang itu penting, tapi hidup lebih penting. Dia cepat-cepat mengambil tasnya dan lari.
Leon Gu menunjukkan kemarahan di wajahnya ketika dia mendengar suara menutup pintu, dan segera mengambil ponselnya dan menelepon Bobby Li.
“CEO Gu, mengapa begitu cepat?” Suara seringai Bobby Li terdengar, berpikir dia akan menghadiahinya!
Setelah dua detik, Leon Gu berkata dengan lemah, "Gu’s Corp sedang bersiap untuk mengembangkan bisnisnya di Aden. Dan kurang satu CEO. Aku pikir kamu cukup cocok. Aku sudah merekomendasikanmu untuk pergi ke sana. Bersiaplah!"
Tanpa menunggu teriakan Bobby Li, Leon Gu menutup telepon, bergegas ke kamar mandi, dan mandi sampai bersih.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieWahai Hati
JavAliusMy Lifetime
DevinaMy Lady Boss
GeorgeInventing A Millionaire
EdisonThe Revival of the King
ShintaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)