Diamond Lover - Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
Para pengawal mengantarkan William naik dengan berhati-hati, tetapi mereka bisa merasakan anak itu sudah tidak memiliki tanda-tanda kehidupan lagi!
“Dokter, di mana para dokter! Cepat antar William ke klinik! Cepat!” Valerie Pei melepaskan diri dari Leon Gu, dan berlari ke depan William. William diletakkan di atas pakaian yang dilepaskan para pengawal, wajahnya sudah menjadi ungu karena kedinginan, dan tangan kecilnya terkepal dengan erat, “William, apakah dingin? Mommy membawamu pulang!”
Valerie Pei melepaskan jaketnya dan membalut badan William, William hanya kedinginan, dia akan tidak apa-apa setelah mengenakan pakaian tebal dan tinggal sebentar di dalam ruang pemanas di rumah, William akan kembali menjadi William yang aktif dan lucu!
Semua orang berdiri di tempat menyaksikan Valerie Pei bergerak sendiri, mereka tidak tega, dan tidak berani untuk maju. Cucu buyut pertama dari keluarga Gu terjatuh ke dalam sungai dan meninggal, tidak ada yang tahu selanjutnya bagaimana Henry Gu akan memberi pelajaran kepada orang-orang yang tidak tahu aturan di rumah ini, semua orang panik bercampur takut, masing-masing berharap Henry Gu tidak akan menyalahkan mereka .
“William, Mommy datang terlambat, apakah kamu marah dengan Mommy? Bukankah kita sudah sepakat kalaupun William marah juga tidak boleh tidak menghiraukan Mommy? Apakah William lupa? Cepat bangun dan berbicara dengan Mommy! ....” Valerie Pei mengusap wajah William, berusaha untuk menghangatkan wajah William, dia memeluk William, seperti ketika William baru saja dilahirkan, begitu sayang, dan begitu berharga.
“Valerie, William sudah….” Perkataan Leon Gu tersumbat di tenggorokan, kesakitan dalam hatinya tidaklah kurang dari Valerie Pei, dia mencintai William bagaikan mencintai dirinya sendiri, tetapi keadaan Valerie Pei saat ini sungguh memprihatinkan, “William sudah pergi, kamu jaga diri baik-baik.”
“Pergi kamu, William tidak apa-apa, mengapa kamu tidak memanggil dokter kemari! Apakah selama ini kamu berharap William menghilang, maka tidak ada kaitan lagi di antara kita!” Valerie Pei tidak tahu perkataan yang dia ucapkan saat ini betapa menyakiti orang, setiap perkataannya bagaikan bilah tajam yang menusuk ke dalam hati Leon Gu, “Kalian tidak pergi memanggil dokter, aku pergi sendiri!”
Sambil berkata, Valerie Pei menggendong William dan berdiri, William sudah begitu berat, luka Valerie Pei pun tertarik ketika menggendong William, tetapi dia tidak menghiraukan luka di punggungnya, dia harus bergegas mengantarkan William ke klinik!
Tidak ada orang yang berani menghentikan Valerie Pei, di jalan setapak di tepi sungai hening sekali, hanya ada suara Valerie Pei dan Leon Gu. Perasaan hati orangtua yang kehilangan anaknya, mungkin hanya bisa dimengerti oleh Henry Gu, jika bukan karena dipapah Frey Liu, Henry Gu tidak akan bertahan sampai sekarang.
“Kak Cindy, selamatkanlah William, dia masih hidup, masih hidup….” Cindy Ye juga ada di sana, Valerie Pei menggendong William ke depan Cindy Ye, dan memohon kepadanya untuk menyelamatkan William, “Kak Cindy, mereka semua tidak menolongku, tidak membantuku, kamu selamatkanlah William….”
Melihat William yang sudah tidak bernapas di dalam pelukan Valerie Pei, hati Cindy Ye juga tersedu. William dan Shailene Ye pergi ke TK bersama-sama, setelah pulang juga akan bermain di halaman rumahnya, dia pun sudah menganggap William sebagai putranya sendiri. Saat ini, William muncul di depan matanya seperti ini, hatinya juga ikut berkedut sakit.
“Valerie, jangan begini, William sudah….”
“Mengapa kamu juga begini, William tidak apa-apa! Mengapa kalian tidak menyelamatkan dia?” Valerie Pei melihat setiap orang yang ada di sini, dia merasa sendirian, dia ingin mencari Jacob Pei, kakak akan membantunya!
Tepat ketika Valerie Pei ingin menggendong William pergi, Leon Gu menarik Valerie Pei ke dalam pelukannya, bersama dengan William yang ada di pelukan Valerie Pei. Leon Gu tidak menggunakan tenaga yang besar, tetapi Valerie Pei tidak bisa melepaskan diri!
“Valerie, jangan begini, kamu jangan begini!” Suara Leon Gu yang rendah berat terdengar di telinga Valerie Pei, dalam pelukannya terasa dingin, dan bajunya yang basah juga membasahi kemeja Leon Gu. Kedinginan yang menusuk tulang merambat ke dada Leon Gu, putranya, mati tenggelam begitu saja! Biasanya dia bahkan tidak tega untuk mengucapkan perkataan yang berat kepada William, tetapi William justru meninggal dengan kesepian di dalam air dingin. Pada saat itu, apakah William menyalahkan mommy dan daddy karena tidak ada di sisinya untuk melindunginya?
Dipeluk oleh Leon Gu, emosi Valerie Pei yang bergejolak perlahan-lahan menjadi tenang. Dia tidak menangis, tidak meronta, dan tidak berbicara, hanya membiarkan Leon Gu memeluknya, dan dia memeluk William, mereka bertiga di tepi sungai membentuk sebuah lukisan yang tragis.
“Valerie, kita serahkan William kepada dokter, biarkan mereka menggantikan pakaian untuk William, pakaiannya sudah basah, dia juga tidak akan pergi dengan senang, oke?” Leon Gu bertanya dengan suara rendah kepada Valerie Pei.
“....” Valerie Pei menatap William, lalu berkata kepada Leon Gu, “Kita yang gantikan untuk dia, bolehkah? Aku tidak percaya kepada orang lain.”
Perkataan Valerie Pei hampir saja membuat Leon Gu tidak tahan, waktu itu ketika membantu keluarga Pei untuk menangani jalanan yang roboh, dan melihat tujuh mayat yang digotong keluar, dalam hati Leon Gu hanya merasa sumpek dan tidak nyaman, tidaklah memiliki rasa sakit yang luar biasa. Tetapi kali ini adalah putranya sendiri! Putra yang tidak sampai satu tahun interaksinya! Mereka sudah sepakat untuk pergi bersama-sama ke Jerman ketika tahun baru, dan sudah janji untuk menyelesaikan puzzle yang berjumlah seribu potongan, mereka bertiga masih memiliki banyak hal yang belum dilakukan bersama-sama! Sekarang William sudah pergi begitu saja, semua hal itu, bagaimana diselesaikan oleh mereka berdua?
Apakah William marah karena terakhir kali dia berkata ingin memiliki seorang anak lagi? Baiklah kalau begitu, mereka tidak akan melahirkan lagi, mereka hanya akan mempunyai seorang anak, hanya Wiliam, asalkan William bisa kembali!
Namun, semua ini hanya dipikirkan di dalam hati Leon Gu, dia adalah seorang pria, meskipun kesedihan dalam hatinya saat ini tidaklah sedikit dibanding dengan kesedihan Valerie Pei karena telah kehilangan anak, tetapi dia hanya bisa menelan semua penderitaan ini ke dalam perutnya. Valerie Pei si wanita yang begitu tangguh pun sudah frustasi sekarang, sebagai penopangnya, Leon Gu tidak bisa menunjukkan sedikitpun tanda-tanda bahwa dia akan tumbang!
“Kakek, Ayah, Ibu, aku dan Valerie membawa William pulang untuk berganti pakaian, kalian pulanglah terlebih dahulu.” Leon Gu berkata kepada Henry Gu sambil setengah merangkul Valerie Pei, dia tidak merasa ada yang tidak baik seperti ini, suaranya yang berat dan rendah sudah menunjukkan keseriusannya yang tak terbantahkan.
“Sembrono, bagaimana kalian berdua membawa William pulang? Emosi kalian tidak stabil, aku akan menyuruh Frey Liu mengurusnya!” Bagaimana bisa Henry Gu membiarkan sepasang suami istri ini pergi membawa William, sudahlah jika saat ini kondisi mental Valerie Pei sedang linglung, kenapa Leon Gu juga ikut bertindak sembrono?
“Kakek, kami pergi dulu!” Leon Gu tidak menghiraukan perkataan Henry Gu, dia langsung pergi membawa Valerie Pei dan William.
“Tahan mereka!” Dengan satu perintah Henry Gu, para pengawal menghadang di depan Leon Gu dan Valerie Pei, bukannya Henry Gu tidak membolehkan mereka pergi, melainkan saat ini Valerie Pei dan Leon Gu terluka di bagian punggung. Luka Valerie Pei tidaklah berat, tetapi punggung Leon Gu sudah sangat parah, ditambah lagi Leon Gu masih bergerak dan berlarian, jika lukanya tidak ditangani dengan segera, takutnya akan meninggalkan efek samping jangka panjang.
“Bawa ke klinik!” Henry Gu berseru kepada para pengawal, kalaupun sekarang dia dikatakan tidak berperikemanusiaan, dia juga tidak bisa lagi kehilangan cucu dan cucu menantunya setelah kehilangan cucu buyut!
“Minggir….” Ini adalah kedua kalinya Leon Gu mengucapkan kata ini dalam hari ini, dari dulu dia selalu bertampang gentleman di hadapan semua orang, hanya ketika bertengkar dengan Valerie Pei barulah akan mengucapkan perkataan yang tidak akan dia ucapkan pada biasanya. Namun hari ini, dia sepenuhnya tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri, sungguh membuat para pengawal menarik napas dingin, yang satu adalah kepala keluarga dari keluarga Gu, dan yang satunya lagi adalah kepala keluarga dari keluarga Gu di hari kelak, seketika, mereka juga tidak tahu harus berbuat bagaimana.
“Kenapa tidak bergerak!” Henry Gu berteriak, “Apakah kalian masih ingin bekerja di rumah keluarga Gu!”
Mendengar perkataan Henry Gu, para pengawal ragu sejenak, lalu maju untuk menahan Leon Gu dan Valerie Pei, tetapi juga tidak berani terlalu bertenaga, karena ada luka di punggung mereka, dan mereka adalah yang paling disayangi dalam keluarga Gu.
“Antarkan ke klinik untuk diobati, yang lainnya, kembali ke kediaman utama. Panggil Ayah Ye dan Ibu Ye kemari, lihat bagaimana pelayan rumah mereka bertindak sewenang-wenang!” Lalu Henry Gu langsung berjalan menuju kediaman tua, para dokter mengikuti Valerie Pei dan Leon Gu yang dikawal oleh para pengawal menuju klinik, sedangkan William digendong Nova ke kediaman utama, serta ada orang yang pergi ke villa Leon Gu untuk mengambilkan pakaian William.
Sisanya pun ikut pergi ke kediaman utama, malam ini ditakdirkan adalah malam tanpa tidur.
Belum berjalan beberapa langkah, Valerie Pei sudah pingsan karena aliran darahnya tidak lancar. Leon Gu tidak menghiraukan luka di punggungnya, juga tidak membiarkan orang lain untuk menggendong Valerie Pei, dia sendiri menggendong Valerie Pei berlari ke klinik. Darah yang sudah mengering di punggungnya mulai merembeskan darah lagi karena lariannya. Tiba di klinik, Leon Gu juga menyuruh dokter untuk memeriksa Valerie Pei terlebih dahulu, sedangkan dia berjaga di sampingnya. Dokter tidak berani berbicara dengan Leon Gu, karena dia berekspresi seolah-olah ingin menyuruh semua orang untuk membalas kematian putranya.
“Leon Gu! Apakah kamu masih menginginkan nyawamu!” Pada saat ini, di antara semua dokter dalam klinik, sepertinya hanya Cindy Ye yang berani berbicara seperti itu dengan Leon Gu. Cindy Ye menarik Leon Gu keluar dari ruangan dalam dengan paksa, dan meminta pengawal untuk menahannya di atas tempat tidur di ruangan luar, lalu dia menggunting jaket dan kemeja Leon Gu. Bahkan Cindy Ye yang sudah bertahun-tahun menjadi dokter juga terkejut, tadi pria ini berlari ke rumah untuk mencari William, dan memaksakan dirinya untuk bertahan selama begitu lama, apakah dia tidak merasa sakit?
Mungkin sakit, tetapi dalam hatinya hanya adda William dan Valerie Pei, setelah mengetahui kabar kematian William, kesakitan dalam hatinya pasti terasa lebih sakit daripada kesakitan di punggungnya.
“Valerie tidak apa-apa, luka di punggungnya tidak separah lukamu, tadi dia pingsan hanya karena guncangan emosional, semuanya akan berlalu.” Cindy Ye meringankan gerakan tangannya, karena mereka sama-sama adalah orangtua. Kondisi badan Shailene Ye juga tidak baik ketika masih kecil, dan masih ada penyakit asma. Entah berapa kali Cindy Ye melihat tampang Shailene Ye ketika sedang sakit, tetapi dirinya bukanlah dokter di ranah itu, hatinya terasa sakit bagaikan tersayat pisau. Apalagi sekarang anak Valerie Pei dan Leon Gu sudah meninggal!
Leon Gu tidak berbicara, dia hanya mendengarkan Cindy Ye berbicara, dia sedang merapikan semua hal.
“Cindy, sebenarnya apa yang terjadi pada malam ini, beritahukan semua yang kamu tahu kepadaku!” Leon Gu mencengkeram ujung bantal, membagi sedikit kesakitan punggungnya.
Sambil menangani luka di punggung Leon Gu, Cindy Ye sambil memberitahukan masalah yang terjadi pada malam ini, tetapi Cindy Ye juga tidak mengetahui secara lengkap. Setelah Leon Gu memahami secara garis besar, luka punggungnya juga hampir selesai ditangani, dia mengenakan pakaian yang dibawakan oleh pelayan rumah, dan hendak pergi ke kediaman utama. Dia ingin bertanya kepada Lindy, sebenarnya ada dendam sebesar apa sehingga dia pergi mencelakai seorang anak kecil yang hanya berusia empat tahun!
“Leon, kamu jangan bergerak, lukamu sangat parah!” Cindy Ye ingin menahan Leon Gu, jika dia berlari ke sana dengan sembrono, luka di punggungnya pasti akan terbuka lagi!
“Leon, kita pergi bersama-sama!” Pada saat ini, Valerie Pei juga berjalan keluar dari ruangan dalam, wajahnya pucat, tetapi dalam matanya memancarkan kebulatan tekad untuk menuntut ketidakadilan demi anaknya sendiri.
“Kalian berdua….” Perkataan sudah di ambang mulut, tetapi Cindy Ye menelannya kembali, dia tidak akan bisa menahan mereka berdua….
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioSi Menantu Buta
DeddyLove Is A War Zone
Qing QingCutie Mom
AlexiaSomeday Unexpected Love
AlexanderDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)