Diamond Lover - Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
Luka Valerie Pei tidak parah, obat-obatan yang telah ia digunakan adalah obat-obatan yang terbaik, Jhonny Chen juga ahli dalam menangani luka tembak seperti ini, lukanya akan membaik dalam dua hari dan dia akan bisa bangun kembali dari tempat tidur, Leon Gu sudah menelepon kerumah, mengatakan bahwa dia akan tinggal di sini bersama Valerie Pei untuk sementara waktu, tetapi dia tidak mengatakan bahwa wanita itu terluka.
Mereka berdua setiap hari selalu berpikir bagaimana agar membuat William tersenyum lagi, walaupun mereka telah menggunakan ribuan cara, keadaan William hanya lebih baik sedikit saja, dia bisa berbicara dengan Ayah Pei dan Ibu Pei, tersenyum pada Jacob Pei dan berjalan-jalan di halaman dengan Cola dan Cotton, tapi dia tidak mau berbicara dengan Valerie Pei dan Leon Gu.
Apa pun yang mereka berdua lakukan seperti tidak terlihat oleh William, Leon Gu telah mengeluarkan semua dayanya dan Valerie Pei juga berada di sampingnya mendukungnya, tetapi William masih terlihat tidak peduli.
Setelah gagal membujuk William, Valerie Pei dan Leon Gu terduduk lemas di bangku taman, tadi mereka berkata akan membawa William ke taman hiburan dan mereka berkata akan pergi melihat binatang, tetapi ketika mereka berdua berkata dengan heboh, William hanya fokus pada dirinya yang sedang bermain dengan senang bersama Cotton.
Kemudian William membawa Cotton masuk ke vila, menganggap yang mereka berdua bicarakan adalah omong kosong.
"Sifat pemarah William pasti diwarisi darimu, ketika aku masih kecil, aku tidak akan marah pada orang lain dalam jangka waktu begitu lama!" Valerie Pei bersandar lelah di punggung kursinya, menatap Leon Gu dengan sedikit senang.
Tentu saja Leon Gu tidak rela dan membantah: "Sifat keras kepala William diwarisi darimu, bukankah kamu tidak suka berbicara saat kamu marah?"
"William tidak pernah marah selama ini sebelumnya, setelah kamu bangun, sifat William pasti mengikutimu."
“Anggap saja mengikutiku, tapi sekarang bagaimana kita membuat William mempedulikan kita lagi? Lukamu juga hampir sembuh, kita tetap harus pulang, apakah kamu akan membiarkan kakek melihat William seperti ini?” Mereka sudah ada di sini selama seminggu, awalnya mereka hanya ingin di sini selama tiga hari, mereka berencana pulang setelah tahun baru, tapi karena masalah luka itu, sehingga mereka harus tinggal disini lebih lama.
Valerie Pei juga mengerutkan kening, sekarang di rumah Keluarga Pei, mereka semua membela William, Ayah Pei dan ibu Pei bersama-sama bersikap dingin terhadap Valerie Pei dan Leon Gu, Jacob Pei memandang mereka dan menggelengkan kepalanya, masalah ini seakan-akan ada kesalahan mereka berdua.
Jika dia kembali ke rumah Keluarga Gu, Henry Gu pasti akan memarahi mereka saat ia melihat cicitnya seperti ini.
“William suka puzzle, bagaimana kalau kita membelikannya puzzle dan bermain bersamanya?” Valerie Pei mengemukakan idenya, biasanya William suka bermain beberapa puzzle di rumah, terkadang Valerie Pei juga akan ikut bermian bersama, biasanya William akan merasa sangat senang, akhirnya bagaimana tidak penting, yang penting adalah bahwa proses di antara mereka, hal ini dapat meningkatkan hubungan antara William dengan mereka berdua.
Memikirkan ide ini termaksud ide yang bagus, Leon Gu langsung pergi bersama Valerie Pei dengan mobil untuk membeli berbagai puzzle, ada yang besar dan yang kecil, lalu keduanya memainkan puzzle itu di depan William, mereka berdua duduk di depan jendela di ruang tamu, ada seribu potong puzzle, terdapat kepingan puzzle kecil berserakan di atas lantai dan terlihat tidak jelas di mana letaknya yang benar.
“Aku sudah bilang jangan beli yang seribu keping, kalau begini bagaimana kita bisa menyelesaikannya?” Valerie Pei terlihat sedikit kesal, kemudian melihat ke seribu keping puzzle tersebut dengan enggan, sebenarnya ada puzzle yang lebih kecil di sampingnya, tapi dia sengaja membuka yang seribu keping.
“Daddy dan Mommy tidak bisa mengerjakannya, maukah William membuatnya bersama?” Leon Gu bekerja sama dengan Valerie Pei, suaranya terdengar keras, William yang sedang melihat Cotton memakan sesuatu secara otomatis mendengarnya, ia hanya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah itu, kemudian ia menundukkan kepalanya lagi untuk melihat Cotton yang sedang makan.
Upaya pertama gagal, Valerie Pei dan Leon Gu memutuskan untuk melanjutkan usaha mereka, William hanya mengangkat kepalanya dan melihat bahwa mereka berdua sudah termaksud melakukan suatu hal di luar keinginan mereka.
Leon Gu yang semula mengira bermain puzzle itu gampang, tapi juga sempat pusing setelah melihat seribu keping puzzle tersebut, kepingan puzzle berwarna-warni itu bertumpuk jadi satu membuat matanya menjadi buram
“Kepingan itu bukan di letakkan di sini, kamu lihat, warna pada kepingan gambar ini seharusnya berada di sebelah kanan!” Leon Gu mengambil kepingan puzzle yang ingin ditempatkan Valerie Pei di kiri bawah, kemudian menunjuk ke gambar itu dan berkata kepada Valerie Pei.
“Aku rasa hampir sama, tidak masalah jika sedikit salah…” saat itu Valerie Pei berkata bahwa jangan memilih gambar hutan, karena ada banyak warna hijau dan dia tidak tahu harus menaruhnya di mana.
“Di mana saja boleh? Jika kamu tidak mempercayaiku, tanya saja pada William, kedua warna hijau ini sangat berbeda!" Leon Gu menunjukkan dua potongan puzzle itu kepada William, "William, kamu harus kemari dan membantu Daddy membandingkan kedua puzzel ini, apakah keduanya berbeda warnanya? Mommy tidak bisa membedakannya! "
Leon Gu bersumpah bahwa ini adalah hal paling menantang yang telah dia lakukan sepanjang hidupnya, pihak lawan masih seorang anak berusia empat tahun dan mereka berdua yang jika di tambahkan jumlah umurnya mencapai setengah ratus, oleh karena anak berusia empat tahun ini tidak bisa tidur di malam hari dengan nyenyak.
William kali ini melihat kearah mereka, tetapi masih tidak mengatakan apa-apa, sepertinya lebih menyenangkan melihat Cotton yang sedang makan.
Melihat William masih tidak peduli pada mereka, seketika Leon Gun ingin membuang semua puzzle ini ke dalam air, tapi dia masih belum pasti, kuncinya adalah William masih belum tertarik!
“Cara ini sepertinya gagal.” Leon Gu mengangkat bahu dan berpikir dalam dirinya bahwa William pasti mengikuti sifat pemarah dari Valerie Pei, dia tidak pernah marah begitu lama pada seseorang saat masih kecil!
"Coba lagi, aku rasa sebentar lagi akan berhasil ..." Valerie Pei masih tidak menyerah, tetapi semua puzzle ada di sini, ada banyak sekali, jika William sekarang tidak ingin ikut bermian, tunggu hingga mereka berdua selesai, kemudian memberikan pada William!
Leon Gu hanya bisa terus mengerjakan puzzle itu bersama Valerie Pei.
"Tidak, tidak, sepertinya ada huruf di belakangnya, kita kerjakan huruf itu, sepertinya ini sedikit lebih mudah." Valerie Pei melihat huruf-huruf di bagian belakang puzzle, semuanya ada urutannya, cara ini jauh lebih mudah daripada melihat gambar di depan itu!
Leon Gu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu bukankah arti dalam bermain puzzle menjadi tidak ada, sebenarnya, ini tidak sulit, seharusnya ini bisa dilakukan dalam setengah hari..." Leon Gu secara yakin memperkirakan bahwa puzzle ini bisa diselesaikan dalam setengah hari...…
Valerie Pei berkata dalam hati: Kalau tidak sulit kenapa sebatang pohon saja satu jam belum bisa mereka selesaikan...
“William, apakah kamu benar-benar tidak ingin membantu Mommy?” Valerie Pei memandang William dengan ekspresi tidak berdaya, William sudah duduk di sofa dan bermain dengan Cotton, tapi tidak lewat berapa lama dia mencibir kepada dua orang yang matanya tertuju pada puzzle, ia terlihat sedikit tersentuh.
“Mata Mommy sudah buram, lagipula bahuku juga sakit, William bantu Mommy ya!” Valerie Pei berkata kepada William dengan mulut cemberut, dia tidak pernah berekspresi manja seperti ini sejak dia kecil, saat ini dia malah bersikap manja pada anak laki-lakinya.
Leon Gu yang berada di sebelahnya, tidak bisa menahan tawanya ketika dia melihat Valerie Pei seperti itu, jadi dia mengeluarkan ponselnya dan menfoto Valerie Pei dengan ekspresi itu, ia segera mengaturnya sebagai gambar layar depan di ponselnya.
Menyadari bahwa dia sedang difoto, Valerie Pei segera menoleh dan melihat kearah Leon Gu yang sedang bermain dengan ponselnya, kemudian menunjukkan kepada Valerie Pei layar ponselnya, foto orang yang cemberut itu, Valerie Pei tidak tahan untuk melihat secara langsung!
“Hei hei hei, kamu cepat hapus, foto itu terlalu merusak gambaran diriku!” Valerie Pei mencoba meraih ponsel itu, tapi dia tidak menggunakan terlalu banyak kekuatan, pundak kirinya tidak bisa mengeluarkan tenaga.
"Bagus." Leon Gu memindahkan ponselnya dengan satu tangan, ingin menunjukkannya pada William gambar itu dari jarak beberapa meter, tapi perhatian William sama sekali tidak tertuju pada ponselnya. “Jadi setiap kali aku menyalakan ponsel, aku akan melihat kamu, iya bukan?"
“Memang bagus, tapi bisakah kamu mengganti fotonya dengan yang lain? Betapa tidak bagusnya jika dilihat oleh orang lain!” Valerie Pei tidak bisa membayangkan apa yang akan di pikirkan orang lain tentang foto cemberut ini.
“Bagaimana orang lain bisa melihat ponselku, aku pikir itu cukup bagus, jadi aku tidak akan mengubahnya.” Kemudian, Leon Gu meletakkan ponsel di saku celana panjangnya seakan-akan itu adalah barang kesayangannya.
Ketika usahanya gagal, Valerie Pei hanya bisa berpikir bahwa kedepannya, dia harus mendapatkan ponsel Leon Gu dan menghapus foto dirinya...
Ketika mereka berdua membicarakan masalah foto itu, mereka tidak menyadari bahwa William telah menghampiri mereka dan duduk di atas lantai melihat puzzle itu.
Melihat William yang terduduk di sana, memegang kepingan puzzle di tangannya seolah-olah dia akan memasangnya, keduanya sangat bersemangat sehingga mereka tidak bisa berbicara, William datang dengan sendirinya menghampiri mereka!
"Ini bukan di sini..." William mengambil potongan puzzle di pohon yang telah letakkan dan lama mencari di antara tumpukan kepingan puzzle itu sebelum memilih yang cocok dan meletakkannya, benar saja saat ini baru terlihat lebih bagus.
Sekarang tidak peduli apa yang dilakukan William, yang terpenting adalah dia mau berbicara dengan mereka berdua! Setelah bekerja keras selama berhari-hari, William akhirnya mau berbicara dengan mereka berdua, saat ini, mereka berdua menangis kegirangan, bahkan jika Leon Gu mendapatkan tanah taman hiburan, dia tidak merasa begitu senang!
"Apakah kalian berdua tidak mau membantu? Bagaimana kita bisa menyelesaikannya..." William mengangkat kepalanya, memandang mereka berdua dan berkata dengan tenang.
Setelah terdiam dua detik, Valerie Pei dan Leon Gu berkata pada saat yang bersamaan: "Main, main, main!"
Mendengar kata-kata William, IQ mereka berdua seakan-akan telah turun, berkali-kali mereka mengambil kepingan puzzle, yang seharusnya menjadi batang pohon tetapi di pakai mereka sebagai rumah jerami, hal ini berkali-kali dihina oleh William.
“Kalian lebih seriuslah, kalau tidak aku tidak akan bermain dengan kalian lagi!” William memandang keduanya dengan tidak senang, tubuh kecilnya berlutut di atas lantai mencari kepingan puzzle, tetapi Daddy dan Mommynya terus memberikan kepingan yang salah!
“Ini semua salahmu, seriuslah!” Valerie Pei melemparkan kesalahan itu pada Leon Gu, kepingan yang dia berikannya pada William semuanya salah.
"Kalian tidak lihat aku sudah serius? Ini pertama kalinya aku bermain ini, bisa sampai titik ini sudah bagus." Nada suara Leon Gu jelas terdengar tidak senang.
William sepertinya memperhatikan bahwa mereka berdua bertengkar lagi, ia meletakkan kepingan puzzle di tangannya, menggelengkan kepalanya, dan berkata, “Jika kalian bertengkar lagi, aku benar-benar akan mengabaikan kalian lagi!” William meletakkan tangannya di pinggul dan menunjukkan ekspresi cemberut.
Leon Gu dan Valerie Pei saling memandang, lalu segera menunjukkan senyum lebar di wajah mereka, dan berkata: "Kita kenapa bertengkar, William, kamu terlalu berlebihan!"
“Betul, kamu lihat Daddy sangat sayang pada Mommymu!” Leon Gu segera merangkul Valerie Pei dan mencium wajahnya untuk menunjukkan bahwa ia sangat menyayanginya!
Valerie Pei tercengang karena ciuman Leon Gu yang tiba-tiba, kenapa tidak menahan diri di depan anak kecil! Tapi sebelum Valerie Pei berbicara, William sudah berbicara.
"Pemandangan yang tidak cocok untuk anak-anak!"
Novel Terkait
Hei Gadis jangan Lari
SandrakoGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangInnocent Kid
FellaCinta Tapi Diam-Diam
RossieLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)