Diamond Lover - Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
Di dalam kamar hotel, Naomi Ye menatap dari belakang sosok Leon Gu yang berjalan keluar, mana mungkin ia bisa merasa tenang, ayahnya telah memerintahkan seseorang untuk membuat Leon Gu mabuk, dan telah memasukkan beberapa obat ke wine yang diminumnya, tapi setelah tiba di kamar, ia malah langsung pergi meninggalkannya!
Dengan sedih ia duduk di tepi ranjang, air matanya mengalir, dan dari pintu yang terbuka itu, Ayah Ye dan Ibu Ye masuk, mereka tak mendapati sosok Leon Gu, hanya seorang gadis yang sedang menangis.
“Kenapa kau menangis, di mana Leon Gu?” saat melihat Naomi Ye menangis, suasana hati Ayah Ye menjadi kacau dan tanpa sadar suaranya menjadi lebih nyaring.
“Sudah pergi...” Naomi Ye tahu ia telah mengecewakan ayahnya, tapi ia bahkan lebih membenci dirinya sendiri, 4 tahun lalu, ia tidak menginginkannya, malah mencari artis-artis dan putri keluarga kaya di luar sana, dan sekarang ia semakin tidak menginginkannya!
“Pak!” tamparan Ayah Ye mendarat di wajah Naomi Ye, dengan gusar ia berkata, “Aku telah melakukan semua ini, dan kau malah membiarkannya pergi? Kau sengaja ingin membuatku kesal?”
Naomi Ye terjatuh ke ranjang karena kekuatan tamparannya, sakitkah? Wajahnya terasa sakit, tapi hatinya bahkan lebih sakit lagi, besok sudah tepat 14 tahun mereka saling mengenal, tapi seolah pura-pura tak mengetahuinya, Leon Gu malah akan membawa Valerie Pei ke Kota A untuk merayakan Tahun Baru. Tak peduli seperti apapun ia berusaha membujuknya untuk tinggal, ia tetap bersikeras untuk pergi. Ia telah berusaha sebaik mungkin, tapi tetap saja kalah dari Valerie Pei.
“Hei, kenapa kau menamparnya!” Ibu Ye segera memeluk Naomi Ye, sejak kecil ia sangat memanjakan Naomi Ye, ini adalah pertama kalinya Ayah Ye menamparnya, tapi ini karena ia sangat panik. Keluarga Ye sedang dalam keadaan kritis, jika Keluarga Gu tak membantu mereka, bagaimana mereka akan bisa melewati masalah ini?
Kebetulan malam ini Keluarga Gu mengundang Keluarga Ye untuk makan, dan hubungan Leon Gu dan Naomi Ye juga agak membaik. Dengan kondisi seperti ini, ditambah dengan hubungan baik Keluarga Ye dengan Biro Keamanan Umum, takkan ada orang yang berani mengusik Keluarga Ye, walaupun belum bisa dipastikan dalam jangka panjang takkan ada yang mengusik Keluarga Ye.
“Bukankah kau dulu bilang, dengan sikap Leon Gu dan Valerie Pei yang bertolak belakang, mereka takkan mungkin bertahan lama? Sudah selama apa sekarang ini, dan kenapa hubungan mereka malah membaik? Jika terus seperti ini, apa yang harus Keluarga Ye lakukan?” setelah mengatakannya, Ayah Ye duduk di ranjang dan mendesah.
“Jangan marah, bukankah mereka menikah hanya karena telah memiliki anak? Nanti jika Naomi juga hamil, Keluarga Gu pasti akan memperhatikan kita juga,” Ibu Ye menghibur Ayah Ye, lalu menoleh menatap Naomi Ye dan bertanya, “Naomi, bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Leon Gu, sudahkah...”
Ibu Ye tak menanyakannya secara langsung, tapi ketiga orang itu mengetahui apa yang dimaksudnya.
Mana mungkin Naomi Ye berani mengatakan bahwa semalaman Leon Gu sama sekali tak tidur di kamarnya? Apalagi menyinggung tentang anak.
“Aku mengerti, aku akan berusaha mencari kesempatan...” Naomi Ye menutupi wajahnya dan menggigit bibirnya. Cepat atau lambat, ini semua akan menjadi miliknya, ia akan merenggutnya dari tangan Valerie Pei.
...
Di pesawat, Leon Gu telah melepaskan dasinya, tapi ia masih merasa kepanasan dan wajahnya memerah, awalnya Valerie Pei mengira wajah Leon Gu memerah karena mabuk, tapi kini sekujur tubuhnya juga panas.
Tapi pesawat mereka telah lepas landas, dan sesuai peraturan lalu lintas udara, mereka tak boleh mendarat begitu saja, maka jalan terbaik adalah menunggu mereka tiba di Kota A baru mengurusnya.
Posisi tempat duduk di dalam pesawat adalah 4 orang sebaris, dibagi dua di sisi kanan dan kiri, Valerie Pei duduk di sebelah Leon Gu untuk mengurusnya, jika sejak awal ia mengetahuinya, seharusnya ia melarang Leon Gu naik ke pesawat tadi, sekarang kondisinya seperti ini malah membuat Valerie Pei merasa sangat cemas, apakah Leon Gu benar-benar tidak berjodoh dengan Kota A, setiap kali ia pergi ke sana, selalu terjadi sesuatu.
“Leon Gu, bagaimana keadaanmu? Bagaimana kalau kuminta pilot untuk kembali ke Kota S, kondisimu ini membuatku sangat tidak tenang...” Valerie Pei mengulurkan tangannya menyentuh kening Leon Gu, panas sekali, sepertinya ini bukan karena terlalu banyak minum.
Tangan Valerie Pei sangat dingin, maka Leon Gu merasa sangat nyaman saat tangannya menyentuh keningnya, maka ia menahan tangannya untuk tetap menempel di keningnya. Perasaan nyaman ini tiba-tiba membuat Leon Gu teringat akan sesuatu. Tadi sangat banyak orang mengajaknya toast di perjamuan makan itu, dan ia bisa mengenalinya begitu menyisipnya, wine itu adalah Latours tahun 1995, tapi ia samar-samar teringat, salah satu gelas wine itu terasa aneh, awalnya ia tak terlalu memikirkannya, tapi kini semakin memikirkannya, ia semakin merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Tapi siapa yang akan menyerangnya dengan cara selicik ini di acara seperti itu?
Karena sudah tua, kakek dan nenek segera tertidur tak lama setelah pesawat lepas landas, William juga sudah tertidur sebelum naik ke pesawat. Hanya Ayah Pei, Ibu Pei, Jacob Pei, dan Nathan Xia yang tidak tidur karena terus mengkhawatirkan Leon Gu.
“Valerie, sepertinya ia... ummm...” Jacob Pei agak ragu untuk mengatakannya, ia berdiri di hadapan Valerie Pei dan Leon Gu dengan ekspresi canggung.
Nathan Xia juga bangkit berdiri, ekspresinya tak dapat dijelaskan, awalnya ia mengira Leon Gu terlalu banyak minum, tapi setelah beberapa lama berkecimpung di dunia politik, Jacob Pei tentu telah melewati berbagai macam hiburan seperti ini, maka ia kurang lebih mengenali kondisi ini, Nathan Xia juga sangat cerdas, maka tentu ia juga memahaminya, hanya Valerie Pei seorang yang tak memahaminya.
“Kak, ada apa dengannya? Ia tidak tampak seperti mabuk, suruh pilot kembali ke Kota S, cepat!” Valerie Pei merasakan tangan Leon Gu terasa semakin panas, ia menyentuhnya, dan ia bisa merasakan rasa panas yang tak wajar di dadanya, menembus pakaiannya.
“Tak perlu, aku akan cuci muka dulu, nanti setibanya di Kota A baru kita urus...” Leon Gu bangkit berdiri dan hendak menuju ke toilet. Valerie Pei hendak mengikutinya, tapi ditahan oleh Nathan Xia dan Jacob Pei.
Leon Gu perlahan berjalan menuju toilet sambil berpegangan pada kursi-kursi.
Valerie Pei tak mengerti kenapa Nathan Xia dan Jacob Pei menahannya, “Apa yang kalian lakukan? Ia tak bisa berjalan dengan baik, kenapa kalian tak membiarkanku mengikuti dan mengawasinya? Jika karena kalian ingin menghukumnya, tak bisakah menunggu kondisinya membaik dulu?” tiba-tiba Valerie Pei menjadi marah, ia mengira akhir-akhir ini sikap kakaknya pada Leon Gu telah jauh lebih baik, tapi melihat sikapnya saat ini, sepertinya ia masih tidak menyukai Leon Gu.
Sementara Nathan Xia, tak perlu dibahas lagi, sejak dulu ia tak pernah menyukai Leon Gu.
“Kau tak perlu khawatir, ia tidak sakit, hanya saja...” Jacob Pei merasa sangat canggung untuk mengatakan hal ini pada adiknya, walaupun ia dan Valerie Pei sering bercanda, tapi mereka tak pernah membahas hal yang aneh-aneh.
Nathan Xia menepok jidatnya.
“Hanya saja apa, jangan bertele-tele!” Valerie Pei merasa sangat cemas, mana mungkin ia tidak sakit!
Melihat Jacob Pei dan Nathan Xia tak mengatakan apapun, dan mengingat sikap Leon Gu tadi, ia tiba-tiba terpikirkan sesuatu.
“Tak mungkin...” Leon Gu tak memiliki kebiasaan untuk minum obat sembarangan, dan mana mungkin ia minum obat di acara seperti itu.
Jacob Pei mengangguk kecil, ia juga merasa sangat canggung, ia sudah pernah bertemu kejadian seperti ini sebelumnya, tapi ia tak menyangka hal ini akan terjadi pada Leon Gu hari ini, dan mereka sedang berada di pesawat, tak ada cara untuk memulihkannya.
“Sejam lagi kita akan mendarat, akan kusuruh Ethan menyiapkan sebuah ambulans, jangan khawatir...” Jacob Pei juga menepok jidatnya, ia ikut berkeringat dingin melihat kondisi Leon Gu barusan.
“Biarkan ia menenangkan diri dengan air dingin, hanya sejam, tak akan membunuhnya,” Nathan Xia tiba-tiba merasa agak senang ia mengalami kejadian ini, ia patut mendapatkannya.
“Kenapa kalian tak mengatakannya sejak tadi, ia...” Valerie Pei tak dapat mengatakannya, meskipun biasanya ia tak mempedulikannya, tapi rasanya sangat canggung membicarakan hal ini dengan kakaknya, “Aku akan memeriksa keadaannya...”
Valerie Pei benar-benar mengkhawatirkan Leon Gu, tubuhnya sangat panas, bagaimana jika ia benar-benar meninggal di toilet?
“Jangan, ia malah akan semakin merasa tak nyaman jika ada kau,” Jacob Pei mencengkeram tangan Valerie Pei, dan mereka bertiga tampak semakin canggung setelah mendengar kalimat ini, jika Leon Gu melihat Valerie Pei di saat seperti ini, ia pasti akan semakin merasa tidak nyaman.
Valerie Pei kembali mengurungkan langkahnya, apakah ia akan semakin menderita jika melihatnya...
Maka Valerie Pei kembali duduk di kursinya, ia merasa gelisah dan berkali-kali menoleh ke arah toilet, entah apakah ia akan bisa bertahan dalam waktu 1 jam ini... Nathan Xia menatap Valerie Pei yang beberapa kali hendak bangkit dari kursinya, dalam hati berpikir, jika Valerie Pei benar-benar ingin pergi, ia akan menghentikannya dan takkan membiarkannya pergi, bahkan meskipun ia memarahi dan memukulinya, ia takkan melepaskannya.
Sekitar 5 menit kemudian, melihat Leon Gu belum juga kembali, Valerie Pei akhirnya tak bisa tinggal diam. Ia bangkit dan berjalan ke arah toilet, Nathan Xia segera berdiri dan mencengkeram tangan Valerie Pei, Jacob Pei juga segera berdiri dan menarik Nathan Xia.
“Jangan pergi,” kata Nathan Xia dengan suara parau, mana mungkin ia tak tahu apa yang akan terjadi pada Valerie Pei jika ia benar-benar menghampiri Leon Gu.
Valerie Pei menatap tangan Nathan Xia yang mencengkeramnya, Nathan Xia tidak menggunakan seluruh kekuatannya dan hanya memegang tangan Valerie Pei dengan lembut, seolah tak ingin melukainya.
“Nathan, mereka adalah sepasang suami istri,” bisik Jacob Pei di telinga Nathan Xia, semua orang tahu tentang perasaan Nathan Xia terhadap Valerie Pei, dan mereka tahu, bahwa meskipun Valerie Pei telah memiliki anak, jika ia telah bercerai dengan Leon Gu saat ini, ia tetap akan mengejar Valerie Pei, dan mungkin akan menganggap William seperti anaknya sendiri, cintanya terhadap Valerie Pei tak pernah memudar.
Maka Jacob Pei tak pernah, dan tak pernah berusaha untuk ikut campur mengenai Nathan Xia, ia tahu rasa cintanya sangat dalam, tapi kini ia juga memahami kekhawatiran Valerie Pei, dan jika ia tak menarik Nathan Xia, ia takkan menyerah untuk menghalanginya.
Cengkeraman tangan Nathan Xia mengendor, bukan karena Jacob Pei mengatakan mereka adalah suami istri, tapi karena melihat kekhawatiran dalam ekspresi Valerie Pei yang ingin melepaskan diri dari cengkeramannya, maka akhirnya ia melepaskannya.
Valerie Pei menundukkan kepala, tak berani menatap mata Nathan Xia, begitu ia melepaskan tangannya, ia segera berbalik dan berjalan ke arah toilet.
“Nathan, aku mewakili Valerie untuk meminta maaf padamu, jangan lagi memikirkannya, ia telah menjadi istri orang lain sekarang,” ini adalah pertama kalinya Jacob Pei berkata seperti ini pada Nathan Xia, dan semoga juga yang terakhir kalinya.
Valerie Pei menjinjing gaunnya dan berjalan ke arah toilet, ia membuka pintu toilet dan melihat Leon Gu yang sedang berpegangan pada wastafel, air menetes dari wajahnya, ia tampak sangat malu.
“Leon Gu, kau baik-baik saja?” Valerie Pei menepuk punggung Leon Gu dengan lembut, ia sama sekali tak menjawab, tapi detik berikutnya, Leon Gu dengan secepat kilat menariknya masuk dan menutup pintu toilet...
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaWaiting For Love
SnowMr Huo’s Sweetpie
EllyaAfter The End
Selena BeeMi Amor
TakashiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)