Diamond Lover - Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
Mendengar pertanyaan pelayan rumah, Valerie Pei menyeka air mata di wajahnya yang hendak menetes, lalu berbalik badan dan berlari ke lantai bawah. Selanjutnya, ketiga orang di dalam ruang kerja juga berlari keluar, Leon Gu adalah yang paling pertama, dan diikuti oleh Jacob Pei, Jacob Pei tidak percaya adiknya sendiri akan menyetujui hal yang mustahil ini!
“Aku pergi lihat dia.” Leon Gu segera turun ke bawah dan berlari ke arah Valerie Pei.
Jacob Pei mengkhawatirkan adiknya dan ingin mengejar juga, tetapi dia ditahan oleh Ayah Pei, lalu Ayah Pei berkata, “Memangnya kamu akan membantu adikmu menjalani kehidupan untuk seumur hidup? Sekarang dia sudah besar, memiliki keluarganya sendiri, biarkan saja dia mengurus masalah ini sendiri!”
Jacob Pei masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia juga tahu perkataan ayahnya benar. Pada akhirnya, dia menarik kembali kakinya, dan tangannya mengepal dengan erat. Lebih baik Leon Gu jangan melakukan hal yang membuat Little Valerie bersedih lagi!
Valerie Pei mengambil kunci mobil di dekat pintu, dia tidak mendengar panggilan William, melainkan berlari lurus ke arah mobil Bentley miliknya. Dia membuka pintu dan menyalakan mesin, lalu mobilnya melesat pergi. Melihat mobil yang melaju dengan cepat dari dalam, penjaga keamanan segera membuka pintu utama.
Kemudian, Leon Gu juga mengambil salah satu kunci di tempat yang sama, setelah mencoba beberapa kali, barulah dia menemukan mobil sport Mercedes-Benz yang benar. Dia naik ke dalam mobil dan melesat pergi dengan tanpa ragu, meninggalkan William yang kebingungan melihat mereka berdua keluar secara bergantian.
“Nenek, kenapa Daddy dan Mommy tidak keluar dengan satu mobil, tidak ramah lingkungan sekali!” William menarik Cola, dan menarik baju Ibu Pei sambil bertanya dengan mata yang terbuka lebar.
Ibu Pei juga tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi melihat ekspresi Valerie Pei tadi, dia pun tahu mereka berdua bertengkar lagi.
Mobil sedang melaju di atas jalan tol, suasana hati Valerie Pei saat ini sangat tidak baik, maka dia membuka volume musik di dalam mobil hingga paling besar. Karena suara musik yang menggelegar, Valerie Pei tidak mendengar suara klakson yang berbunyi nyaring di belakang.
Dalam benak Valerie Pei penuh dengan perkataan Leon Gu tadi: dia sudah setuju, dia sudah setuju….
Sejak kapan dia setuju, sejak kapan dia memberitahu Leon Gu bahwa dia menyetujui Naomi Ye masuk ke dalam rumah keluarga Gu? Apakah Leon Gu mengalami ilusi pendengaran, ataukah imajinasinya terlalu parah? Baiklah jika masalah ini dibicarakan di rumah keluarga Gu, tetapi sekarang masih dibicarakan di rumah keluarga Pei. Pada awalnya, orang keluarga Pei tidak meyetujui Valerie Pei menikah ke dalam keluarga Gu, jika bukan karena dia ingin melindungi keluarga Pei dan bersikeras mempertahankan anaknya, sekarang dia dan Leon Gu juga tidak akan memiliki hubungan suami istri.
Orang keluarga Gu tidak menyukai Valerie Pei, namun apakah orang keluarga Pei menyukai Leon Gu? Teman-teman Valerie Pei saja sudah tidak menyambut Leon Gu, apalagi keluarga Valerie Pei, mereka juga hanya memberi muka kepada Valerie Pei sehingga bersikap ramah kepada orang yang mencabuli Valerie Pei pada waktu itu. Leon Gu benar-benar memandang tinggi dirinya, sekarang bahkan berkata kepada ayah dan kakaknya bahwa akan membiarkan wanita lain untuk masuk ke dalam rumah keluarga Gu!
Leon Gu berkata akan memberinya martabat yang seharusnya dimiliki oleh nyonya muda besar keluarga Gu, apakah martabat ini adalah membiarkannya tidak bisa mengangkat kepala di hadapan keluarganya sendiri?
Tidak banyak kendaraan yang ada di jalanan, mobil Bentley berhasil mendahului satu mobil dan mobil lainnya dengan mulus. Ketika suasana hatinya tidak baik, Valerie Pei akan pergi ke puncak gunung. Ada banyak gunung di kota A, jika memandang ke bawah dari puncak gunung, suasana hatinya juga akan jauh lebih baik.
Setelah pergi ke kota S yang adalah tanah datar, tidak ada gunung yang bisa dia naiki, sedangkan satu-satunya gunung di kota S, juga digunakan sebagai kawasan wisata, tidak mengundang niat untuk masuk ke dalamnya. Leon Gu menyetir mobil sport milik Jacob Pei, tetapi saat ini di jalanan yang mengitari gunung, dia sama sekali tidak berani mendahului kendaraan. Dia menekan klakson, tetapi orang di dalam mobil di depannya juga tidak memberikan respon apapun, maka dia hanya bisa mengikutinya.
Tiba-tiba, Valerie Pei mengubah jalur kendaraannya, dia menyetir ke sebuah jalan arteri yang bukan jalanan aspal, melainkan jalanan pegunungan. Leon Gu pun menjadi khawatir, Valerie Pei tidak akan pergi melakukan hal bodoh bukan….
Leon Gu mengikuti Valerie Pei, dan melihat bahwa di ujung jalanan pegunungan adalah sebuah jurang, meskipun tidak tinggi, tetapi jika mobil melaju ke bawah, hasilnya adalah mobil dan orang di dalamnya akan hancur lebur bersama-sama! Jalanan pegunungan masih lumayan lebar, dan mobil sport Jacob Pei juga kecil, tanpa berpikir, Leon Gu mendahului mobil Valerie Pei, dan dengan cepat memutar balik mobilnya untuk berhadapan dengan mobil Valerie Pei!
Jika bukan Valerie Pei tadi melihat melalui kaca spion bahwa mobil kakaknya mengikuti kemari dan mendahului dari samping, ditambah lagi juga hampir tiba di ujung jalan sehingga dia melambatkan kecepatan mobilnya, dia pasti akan menabrak mobil di depan!
Dalam benak Valerie Pei, hanya kakak yang akan melakukan hal yang begitu ekstrim, tetapi ketika dia melihat orang di kursi pengemudi itu, seketika dia mengeluarkan keringat dingin. Jika tadi dia tidak berhasil mengerem mobilnya, apakah dia akan membunuh Leon Gu lagi? Mengapa setiap kali Leon Gu datang ke kota A akan selalu bertemu dengan hal seperti ini? Apakah mereka berdua benar-benar tidak cocok? Apakah dia adalah bintang kesialan?
Valerie Pei meletakkan tangannya di atas kemudi, tetapi hatinya belum kembali tenang. Barusan, Leon Gu sama sekali sudah tidak menginginkan nyawanya lagi! Mengapa Leon Gu berbuat seperti itu? Apakah khawatir dia akan melakukan hal bodoh? Cukup, Leon Gu masih belum pantas untuk Valerie Pei melakukan hal bodoh!
Dua detik kemudian, Leon Gu langsung membuka pintu dan berjalan ke arah Valerie Pei. Valerie Pei secara naluri mengunci pintu mobil, tidak peduli bagaimana Leon Gu mencoba untuk membuka pintu mobil, dia pun tidak menghiraukannya.
“Valerie Pei, turun!” Leon Gu menepuk jendela mobil dengan gusar, tadi dia benar-benar mengira Valerie Pei akan menyetir ke depan, sehingga tanpa ragu mendahului mobil Valerie Pei untuk menghadangnya, itu sepenuhnya adalah tindakan naluriah.
Namun, sekarang wanita ini baik-baik saja di dalam mobil, dan tidak berubah ekspresi. Dengan adanya halangan pintu, Leon Gu pun bisa mendengarkan musik yang menggelegar di dalam mobil, sebenarnya apa yang dipikirkan Valerie Pei?
Valerie Pei mematikan musik karena merasa berisik pada saat ini, tadi dia sungguh tidak menyadarinya. Sekarang dia tahu Leon Gu sangat luar di luar sana, sehingga dia mengunci pintu mobil. Tetapi tadi dia benar-benar tidak berpikir untuk bunuh diri, dia berencana untuk berhenti di ujung jalan, Leon Gu sendiri yang berpikir banyak….
“Aku memberimu waktu tiga detik, cepat turun!” Leon Gu sepenuhnya berada di dalam kegusaran. Orang yang sudah begitu besar, masih bertindak dengan kurang pertimbangan, sekarang dia tidak hanya seorang diri saja, dia memiliki suami dan anak, dia sudah tidak bisa bertindak dengan seenak hati lagi!
Mendengar perkataan Leon Gu, Valerie Pei segera menoleh dan menatap Leon Gu dengan gusar. Jika bukan karena Leon Gu yang membicarakan masalah Naomi Ye di depan ayah dan kakaknya, dia juga tidak akan berlari keluar karena kesal! Valerie Pei melepaskan sabuk pengaman, tidak menunggu Leon Gu mundur dua langkah dari pintu mobil, Valerie Pei sudah membuka pintu mobil, dan langsung menghentakkan Leon Gu beberapa langkah ke belakang.
“Aku sudah turun, bagaimana, ada arahan apa?” Valerie Pei membanting pintu. Melihat Leon Gu terhentak beberapa langkah, dan kakinya tersandung batu, dia ingin mengulurkan tangan menariknya, tetapi dia menarik kembali tangannya, dan memasang tampang tidak mau kalah!
Setelah Leon Gu berdiri stabil, dia maju beberapa langkah dan menekan Valerie Pei ke pintu mobil, lalu berkata, “Tahukah kamu betapa bahayanya tadi? Begitu banyak mobil di jalanan, kamu masih menyetir dengan begitu cepat, apakah kamu ingin mati?” Kekuatan tangan Leon Gu yang mencengkeram pundak Valerie Pei sangat kuat, Valerie Pei pun segera menunjukkan ekspresi kesakitan.
Leon Gu masih tidak bisa melupakan kengerian di jalanan tadi, jika bukan karena mobil di jalanan tidak banyak, saat ini dia mungkin sudah tidak bisa melihat Valerie Pei lagi!
“Aku mati atau tidak, apa hubungannya denganmu? Bukankah pas sekali jika aku mati, kamu bisa berduaan dengan Naomi Ye, dia juga tidak perlu menjadi yang kedua, bukankah dia bisa langsung menjadi nyonya Gu!” Valerie Pei juga tidak tahu memiliki tenaga dari mana untuk mengibaskan tangan Leon Gu, tidak sempat menghiraukan rasa sakit di pundaknya, dia menatap Leon Gu dengan gusar.
“Harus aku katakan berapa kali denganmu, aku tidak mencintai Naomi Ye!” Leon Gu juga sedang naik pitam, dia mengeratkan kepalannya, dan menghantam jendela mobil. Jendela mobil masih utuh, tetapi ruas-ruas jari Leon Gu berdarah, dan mengalir turun mengikuti jendela mobil. Seketika, aroma darah yang menyengat pun mengitari mereka.
Dalam pandangan Valerie Pei, Leon Gu jarang sekali kehilangan kontrol, beberapa kali dia beremosi adalah ketika dia baru sadar, belum bisa menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa dirinya telah pingsan selama empat tahun, serta ketika dia merasa tidak suka dengan istrinya yang entah muncul dari mana. Tetapi setelah itu, dia selalu menampilkan ajaran keluarga yang sangat unggul, tidak pernah beremosi begitu tinggi, sampai menghantam kaca.
“Kalau begitu mengapa kamu membicarakan masalah Naomi Ye dengan ayah dan kakakku? Lalu mengembalikan mas kawin aku dengan utuh, apakah kamu tahu apa artinya ini? Kalian keluarga Gu ingin membatalkan pernikahan!” Jika ada barang di belakang Leon Gu, Valerie Pei pasti juga tidak tahan untuk menghantamnya, amarah dalam hatinya terlalu banyak, dia ingin sekali melampiakan emosinya.
Sebenarnya Leon Gu memiliki niat untuk menukarkan mas kawin keluarga Pei dengan persetujuan agar Naomi Ye masuk ke dalam rumah keluarga Gu, tetapi pada akhirnya, dia tidak berbuat seperti itu. Dia tahu kehidupan keluarga Pei dalam beberapa tahun ini juga tidak baik, jika bukan karena bantuan dari sebagian keluarga elit di kota A, takutnya akan susah untuk dipertahankan lagi. Di dalam tangannya memegang begitu banyak saham keluarga Pei, tetapi dia tidak memberi bantuan, bagaimanapun juga tidak baik. Setelah berunding dengan Kakek, dia pun berpikir untuk mengembalikannya, dia hanya ingin menggunakan kesempatan kali ini untuk menyelesaikan dua masalah, tak disangka mereka akan salah paham.
“Kalau begitu kamu ingin aku bagaimana, melihatmu masuk penjara dan tidak bisa berbuat apa-apa? Kamu selalu berkata aku tidak memikirkan William, tetapi apakah kamu pernah memikirkannya? Jika kamu masuk penjara, bagaimana dengan William? Sudah aku katakan, Naomi Ye hanya tinggal ke dalam rumah keluarga Gu saja, aku tidak akan menyentuhnya, kamu harus bagaimana baru bisa mempercayai aku?” Leon Gu sekali lagi memegangi bahu Valerie Pei, darah di tangan kanannya menetes pada mantel biru muda Valerie Pei, jelek sekali warna merah gelap itu.
Sumber dari masalah ini adalah video itu, dan karena keluarga Gu tidak memiliki koneksi di ranah ini, kalau tidak, jangankan video, kalaupun ada orang melihat Valerie Pei menabrak orang, masalah ini juga bisa ditutupi.
“Kamu dengarkan aku sekali saja, oke? Aku tidak ingin ada sesuatu yang terjadi padamu.” Leon Gu tahu bahwa tadi dirinya telah kehilangan kendali, sekarang di wajah Valerie Pei penuh dengan ekspresi termangu, dia juga tidak ingin menggunakan William sebagai alasan untuk membujuk Valerie Pei, tetapi Valerie Pei ini keras kepala sekali, jika tidak menusuk titik kelemahannya, maka Valerie Pei tidak akan berbalik, bagaimana mungkin dia bersedia untuk menyakiti Valerie Pei berulang kali?
Leon Gu merangkul Valerie Pei ke dalam pelukannya dengan pelan, lalu mengusap rambut Valerie Pei dengan tangannya yang tidak terluka, sekali demi sekali.
Barulah Leon Gu menyadari bahwa badan di dalam pelukannya sedang gemetaran, Valerie Pei tidak berkata, tidak berkata membantah, dan tidak marah, apakah artinya Valerie Pei sudah menerima, dan menyetujui pengaturannya? Tetapi Leon Gu tidak berani bertanya, sekarang setiap saraf Valerie Pei adalah sensitif, dia takut salah berkata dan membuat Valerie Pei meledak sekali lagi!
“Aku tidak akan membiarkan William memanggilnya ibu kedua, tidak akan duduk satu meja dengannya ketika makan, setiap malam kamu harus pulang ke villa kita, aku tidak ingin….”
Valerie Pei masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi mulutnya sudah dihadang oleh Leon Gu. Setelah lama kemudian, Leon Gu merangkul Valerie Pei ke dalam pelukannya, dan berkata pelan, “Apa yang kamu katakan, semuanya terserah padamu, terserah padamu….”
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineRahasia Istriku
MahardikaMy Enchanting Guy
Bryan WuSee You Next Time
Cherry BlossomThat Night
Star AngelMr. Ceo's Woman
Rebecca WangDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)