Diamond Lover - Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
Valerie Pei tak tahu dari mana Gianna Wei mendapatkan bebek sebanyak itu, dan bagaimana caranya membawanya ke rumah Keluarga Gu. Setelah berganti pakaian dan mengepak dua stel pakaian, Valerie Pei mendengar keributan di luar dan mengintip dari jendela. Ia melihat begitu banyak bebek berkeliaran di dalam halaman rumah Keluarga Gu.
Dan ia melihat Gianna Wei yang sedang mengenakan kacamata hitam sedang melambai padanya, dan menunjuk bebek-bebek itu, seolah menunggu Valerie Pei memujinya atas rencananya yang cemerlang.
Tapi tak apakah ia membawa ribuan bebek ini ke rumah Keluarga Gu?
Seluruh pelayan dan bodyguard sibuk mengejar bebek-bebek itu. Valerie Pei segera bersiap kabur, saat ia berjalan menuruni tangga, ia bertemu Nova. Nova melihat Valerie Pei telah membawa sebuah koper, dan ia tak tahu bagaimana cara menghalanginya.
“Nova, jaga William baik-baik, dan berpura-puralah tak mengetahui apapun!” Valerie Pei bahkan telah menyiapkan alasan untuk Nova, “Aku sendirilah yang menyelinap pergi, Tuan Muda takkan menyalahkanmu!”
“Tapi, Nyonya Muda...” Nova merasa sangat cemas, tapi akhirnya ia pergi ke kamar William dan berpura-pura tak melihat Valerie Pei kabur.
Dengan lancar Valerie Pei menghampiri Gianna Wei, mereka menatap para pelayan dan bodyguard yang berusaha mengusir bebek-bebek itu, mansion Keluarga Gu yang awalnya tenang menjadi kacau balau.
Gianna Wei mengenakan atasan dan rok bermotif cerah, syal, dan kacamata hitam. Tanpa menatap matanya pun, Valerie Pei bisa melihat betapa bangganya ekspresinya.
“Valerie, tidakkah kau merasa ini sangat hebat, aku membawa ribuan bebek untuk menjemputmu?” Gianna Wei mengenakan kacamata hitam untuk menutupi kantung matanya, ia bahkan tak sempat berdandan pagi ini, sibuk membuat rencana untuk mengeluarkan Valerie Pei dari mansion Keluarga Gu, dan akhirnya ia mendapatkan suatu ide yang cemerlang.
“Ayo pergi!” dengan jengkel Valerie Pei menarik Gianna Wei, di sebelahnya seekor bebek sedang menjerit ke arah mereka berdua.
Gianna Wei masih ingin mengagumi mahakaryanya, tapi Valerie Pei segera menariknya pergi.
“Bagaimana caramu datang sambil membawa bebek-bebek ini?” tanya Valerie Pei sambil berjalan, bagaimana bisa seseorang yang biasanya sangat bisa diandalkannya dalam melakukan apapun, hari ini melakukan hal seperti ini?
“Emily Gu yang memasukkanku, aku sedang berpikir keras bagaimana cara untuk masuk, lalu kebetulan aku melihat Emily Gu hendak keluar, aku memintanya memasukkanku,” Gianna Wei menoleh, menatap para pekerja Keluarga Gu yang sedang sibuk menangkap bebek-bebek itu, siapa suruh keluarga ini selalu mengusik Valerie Pei!
“Untuk apa Emily pergi sepagi ini?”
“Entahlah, hei, untuk apa kau ingin keluar, apakah untuk menemui Leon Gu? Biarkan saja para pria itu menangani masalah ini, kau menemuinya pun kau takkan bisa membantu banyak, mungkin malah akan mengacaukannya, jika tidak, kenapa Leon Gu harus mengurungmu di rumah?” kata Gianna Wei dengan sangat terus terang.
“Dengan status kakakku, ia pasti takkan bisa menangani masalah ini, dan ayahku sudah terlalu tua, tak mungkin aku membiarkan Leon Gu berusaha menyelesaikannya seorang diri, bukan? Aku tak ingin berhutang budi padanya,” kata Valerie Pei dengan tenang, ia juga merasa pastilah karena alasan ini Leon Gu bersedia membantunya, tapi ia tak ingin berhutang budi padanya.
“Valerie, kau tak berhutang budi padanya, Leon Gu juga memiliki sebagian saham Pei’s Corp, sangat wajar jika ia muncul saat terjadi suatu masalah di Pei’s Corp, dan juga kalian adalah suami istri, wajar bukan ia sebagai menantu membantu perusahaan ayah mertuanya?” kata Gianna Wei, tak lagi dengan ekspresi sinis seperti sebelumnya.
Valerie Pei juga ingin menghibur diri dengan alasan ini, menganggap bahwa Leon Gu membantunya karena ia juga memiliki saham di Pei’s Corp, tapi ia tetap ingin pergi ke Kota A untuk menemuinya.
“Sudahlah, sepertinya aku juga takkan bisa menghalangimu, aku telah memesankan tiket pesawat untukmu, ayo kuantar ke bandara,” kata Gianna Wei dengan sebal.
“Kau telah memesankan tiket? Terima kasih!” Valerie Pei tersenyum, Gianna Wei memang sangat bisa diandalkan.
“Tak perlu berterimakasih padaku, aku bertaruh 1 dolar, begitu Leon Gu melihatmu, ia akan segera mengusirmu kembali ke sini,” sejak Leon Gu kembali tersadar, Gianna Wei sudah melihat tak ada harapan di antara pasangan ini, ia juga telah membujuk Valerie Pei untuk meninggalkan Leon Gu dan terus meledek mereka.
“Aku tak membutuhkan 1 dolarmu!” Valerie Pei menangkap kunci mobil yang dilemparkan Gianna Wei, mobil Lamborghini hitam Gianna Wei terparkir di depan gerbang mansion Keluarga Gu.
“Sudahlah, aku mau tidur dulu, sesampainya di bandara bangunkan aku,” Gianna Wei duduk di kursi penumpang, memasang sabuk pengamannya, dan memejamkan mata.
...
Saat Leon Gu pulang ke mansion Keluarga Pei, kopernya telah diletakkan di kamar Valerie Pei. Maka ia pergi ke kamarnya untuk mandi. Setelah mandi dan berganti pakaian dan hendak keluar lagi, ia tiba-tiba melihat sebuah kotak di atas meja.
Karena Valerie Pei menyukai warna biru tua, maka ia meletakkan semua makanan kesukaannya di dalam kotak biru tua ini. Ia mengerutkan kening, sejak bertemu Valerie Pei hari itu, ia sama sekali tak membicarakan soal makanan, dan melihat penampilan kotak ini, sepertinya kotak ini sama sekali belum dibuka...
Ia mengerutkan kening dan berjalan ke arah meja itu, dalam hati ia berkata pada dirinya sendiri, lihat sekilas saja, lihat sekilas saja...
Tapi saat ia membuka pembungkusnya dan membuka tutup kotaknya, bukannya menghembuskan nafas lega, wajah Leon Gu malah memerah, isinya masih tetap di dalam! Dan saat ia membuka pembungkusnya tadi, sepertinya ini adalah pertama kalinya kotak ini dibuka. Berarti Valerie Pei sama sekali tak membukanya!
Ekspresi Leon Gu menjadi dingin, ia menutup kotak itu dengan gusar, menoleh ke arah tong sampah, dan membuang kotak itu. Karena ia juga tak ingin membukanya, sebaiknya buang saja.
“Valerie Pei, aku takkan mengirimimu apapun lagi!” Leon Gu menatap sekeliling kamar Valerie Pei dengan jengkel. Di sebuah meja di sebelah kasur, ada foto Valerie Pei yang sedang tersenyum cerah, dengan jengkel Leon Gu berjalan menghampirinya dan membalik bingkai foto itu menghadap ke lemari.
Ia tak lagi memandangi foto-foto lain di kamar itu, dengan marah Leon Gu segera berjalan keluar, dalam hati berpikir seharusnya ia tak perlu bersikap baik-baik pada Valerie Pei, bahkan hadiah perpisahan dari suaminya saja tak dibukanya!
Ia sangat marah!
Ia sama sekali tak menyadari Jacob Pei yang sedang berjalan masuk, ia hampir saja menabraknya.
“Kakak...” Leon Gu mendongakkan kepala dan berusaha menyembunyikan kemarahan di wajahnya, ia menyapanya dengan sopan. Ia melihat Jacob Pei masih mengenakan jas yang dikenakannya kemarin, dan wajahnya tampak lelah. “Ada masalah apa?”
“Begitu kakek tahu terjadi masalah, ia terkena serangan jantung dan masuk rumah sakit, saat ini kondisinya sudah mulai stabil, maka aku pulang sebentar untuk berganti pakaian,” kata Jacob Pei, terdengar tak berdaya dan menyalahkan diri sendiri. Jika saja statusnya saat ini tidak seperti ini, ia tak perlu meminta Leon Gu datang untuk menyelesaikan masalah ini, Valerie Pei dan Leon Gu tak perlu repot-repot menyelesaikan masalah ini.
Saat tidak sedang bertengkar, Valerie Pei sering menceritakan tentang keluarganya pada Leon Gu. Kakeknya sangat menyayangi cucu perempuannya ini, dulu kakek adalah tentara, ia sangat tegas, Valerie Pei sangat mengagumi kakeknya. Dan kakek sangat berharap Valerie Pei akan mendapatkan suami yang baik...
“Di rumah sakit mana, aku akan menjenguknya. Saat ini para pemadam kebakaran masih melakukan proses evakuasi, aku pergi ke sana pun tak ada gunanya,” Leon Gu ingin mengetahui seperti apa kondisi kakek Valerie Pei, agar saat pulang nanti ia bisa menghiburnya agar tidak merasa khawatir.
“Akan kusuruh supir mengantarmu ke sana, kau tak mengenali kota ini, bagaimana jika kau tersesat?” Jacob Pei turun dan memberi sebuah perintah pada pelayan, lalu kemudian kembali ke kamarnya.
Leon Gu tak mengatakan apapun lagi, saat ini, Jacob Pei juga merasa sangat tertekan, tapi ia tak bisa melakukan apapun. Tiba-tiba ia merasa, ia dan Jacob Pei sama-sama Tuan Muda keluarga masing-masing, tapi beban yang mereka pikul sangatlah berbeda.
Pelayan mempersilahkan Leon Gu untuk sarapan dulu sebelum pergi, ia juga merasa sangat lapar. Ia makan dengan cepat dan segera bersiap pergi ke rumah sakit, Jacob Pei juga ikut, ia masih tak tenang jika membiarkan Leon Gu pergi sendirian.
Leon Gu tahu bahwa ia ingin tahu tentang kondisi di tempat kecelakaan.
Mereka berdua hanya diam selama perjalanan ke rumah sakit, setelah memasuki area VIP, baru saja turun dari lift, mereka mendengar dua orang sedang berbincang dengan logat yang khas di tangga di sebelah lift, Leon Gu tak mempedulikannya, tapi Jacob Pei segera menghentikan langkahnya, mana mungkin ia tak mengenali suara ini, Paman Kedua dan Bibi Kedua.
“Kini saat perusahaan mengalami masalah, mereka menyuruh kita mengeluarkan uang, padahal jelas-jelas kita bukan pemegang saham terbesar. Seharusnya kakakmu lah yang harus mengeluarkan uang, bukankah saat Valerie Pei mengalami masalah besar, Tuan Besar menyuruh kita menyerahkan sebagian saham kita untuk diberikan pada Keluarga Gu? Maka bukankah seharusnya sekarang Keluarga Gu lah yang mengeluarkan uang?” suara Bibi Kedua terdengar tidak rela, logat Kota A tidaklah begitu sulit untuk dipahami, maka Leon Gu memahami garis besarnya. Ia melihat ekspresi Jacob Pei menjadi tegang.
“Jangan berkata begitu, saat itu Keluarga Pei hampir saja bangkrut, jika bukan karena bantuan dari Keluarga Gu, kita tidak akan selamat. Masalah kali ini sangat besar, tak mungkin kita sama sekali tak mengeluarkan uang untuk membantu, kenapa saat menerima uang kau tidak banyak protes seperti ini?” kata Paman Kedua dengan jengkel.
“Baiklah terserah kau, aku takkan peduli lagi, bukankah uang kita untuk anak kita sekolah di luar negeri?”
....
Jacob Pei tak ingin lagi mendengar apa yang dibicarakan Paman Kedua dan Bibi Kedua, ia segera berjalan ke kamar kakek.
Leon Gu menatap kedua orang yang masih berbincang di tangga itu, setiap keluarga memiliki masalahnya masing-masing, maka ia juga tak lagi berlama-lama di situ dan mengikuti Jacob Pei pergi.
Ayah Pei, Ibu Pei, dan nenek juga berada di dalam kamar itu, wajah mereka semua tampak lelah, masalah ini sungguh membuat Keluarga Pei kelelahan.
“Nenek, ayah, ibu,” Leon Gu menyapa mereka, lalu menatap kakek yang masih berbaring tertidur di ranjang pasien. Jika Valerie Pei mengetahuinya, ia pasti akan sangat khawatir.
“Kau sudah tiba, bagaimana keadaan di sana?” Ayah Pei menatap Leon Gu dan memberinya isyarat untuk pergi ke ruangan sebelah.
Leon Gu dan Ayah Pei pergi ke ruangan sebelah.
“Aku datang menjenguk kakek agar bisa menenangkan Valerie saat aku pulang,” Leon Gu menggandeng Ayah Pei, ia merasa hari ini Ayah Pei tampak jauh lebih tua.
“Hah...” Ayah Pei mendesah dan duduk di sofa sambil dibantu Leon Gu, “Ia sudah tua dan kondisi kesehatannya cukup buruk, begitu mendengar tentang masalah ini kemarin malam, ia segera sakit jantung, untungnya masih bisa diselamatkan.”
“Tenanglah ayah, aku punya teman yang mengenal seorang dokter jantung yang terkenal di luar negeri, aku akan meneleponnya untuk memintanya memanggil dokter itu kemari.”
Ekspresi Ayah Pei berubah, ia merasa Leon Gu adalah orang yang sangat bertanggung jawab, ia sangat bisa diandalkan untuk menyelesaikan masalah ini.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCEO Daddy
TantoGet Back To You
LexyYou're My Savior
Shella NaviDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)