Diamond Lover - Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
Saat akan mengakhiri panggilan video dengan William, Valerie Pei tiba-tiba muncul di layar, tapi Valerie Pei malah menganggap dirinya tidak pernah melihatnya, Leon Gu dengan cekatan menekan tombol mengakhiri panggilan.
Dia berpikir, Valerie Pei mungkin akan meneleponnya.
Tapi, apa alasan dia untuk menelepon? Berterima kasih atas cemilan Kota S yang dipersiapkan olehnya? Leon Gu menertawakan diri sendiri sambil melempar ipad, lalu memalingkan kepala melihat layar laptop, kebetulan sedang memutarkan adegan di saat Valerie Pei dikejutkan oleh Leon Gu waktu itu, sang pria merasa kacau, kemudian menekan tombol silang di sudut kanan atas.
Dia awalnya mengira memonopoli seluruh ruangan merupakan hal yang diperjuangkannya beberapa bulan ini, tapi saat dia benar-benar telah sendirian, dia merasa kamar ini sepertinya kekurangan sesuatu, dia bahkan sampai membuang bantal di sebelahnya ke lantai, lalu baru mematikan lampu dan tidur dengan perasaan puas.
Setelah berguling-guling cukup lama, tetap tak bisa tidur, ponsel yang ada di atas rak masih belum pernah berdering sekali pun hingga sekarang, Valerie Pei pasti benar-benar mengira dia tidak lagi terkekang setelah kembali ke Kota A bukan!
Kalau dirinya tidak bisa tidur, maka Valerie Pei juga jangan harap bisa tidur, tapi teleponnya malah tidak ada yang angkat, saat kembali menghubungi, tetap tidak ada yang angkat! Leon Gu sudah sangat kesal hingga wajahnya menjadi garang, bahkan masih ada orang yang tidak akan mengangkat panggilannya!
Orang seperti Valerie Pei ini tidak pantas menjadi seorang istri, sama sekali tidak memiliki kesadaran, setelah tiba di Kota A malah tidak menelepon suaminya untuk mengabarkan keselamatannya, dia tidak perlu mengabarkan keselamatannya, tapi Leon Gu ingin mengetahui William mendarat dengan selamat atau tidak, tapi orang ini sama sekali tidak menelepon ataupun mengirimkan pesan singkat! Apa yang dilakukannya sebagai seorang istri dan ibu!
Setelah kembali ke Kota A, dia langsung berubah menjadi kuda liar yang terlepas dari ikatan!
Leon Gu merasa kesal dan melemparkan ponsel kembali ke rak di samping ranjang, merebah di kasur dengan pendiam, sang pria berusaha berkata pada dirinya sendiri bahwa dirinya hanya sedang mengkhawatirkan William, hanya mengkhawatirkan William!
Keesokan harinya di pagi hari, Leon Gu sudah bangun pagi-pagi sekali, hari Minggu pada awalnya tidak perlu pergi bekerja, bangun sepagi ini pun tak ada kerjaan yang bisa dilakukan, setelah selesai jogging pagi, dia pergi mandi dan makan sarapan, kemudian kembali menyadari tidak ada lagi kerjaan yang bisa dilakukannya!
Dulunya, di hari Minggu dia dan Valerie Pei akan menemani William bermain bersama, meskipun dia selalu merasa cara Valerie Pei dalam mengajari anak kecil tidak tepat, dan Valerie Pei pun mengomelinya untuk jangan memanjakan William, lalu mereka berdua akan saling bertengkar.
Sekarang, dia hanya bisa duduk melamun di bangku panjang dalam taman bunga!
.
Saat Valerie Pei pulang ke rumah, waktu sudah jam 3 diri hari, dia mengobrol begitu lama dengan Presley Jiang dan Nicole Chen di dalam perpustakaan kecil, saat kembali ke ruang tamu, mereka sekumpulan orang kembali berbincang-bincang begitu lama.
Mereka semua tidak kenal lelah, memperbincangkan topik dari kutup utara hingga kutup selatan, terakhir, mereka meminta Valerie Pei agar kapan-kapan membawa putranya keluar untuk dilihat oleh mereka, Valerie Pei menyetujuinya dan mengatakan, baik, waktu masih begitu panjang!
Valerie Pei dan Jacob Pei menyetir pulang ke rumah, dari awal hingga akhir tidak pernah melihat ponsel yang ditelantarkan di mobil sekilas pun, kalau saja Valerie Pei tahu Leon Gu pernah menghubunginya, apakah dia akan langsung menghubunginya balik?
Setelah mandi sejenak, Valerie Pei pergi tidur di kamar lain, dia tidak ingin membangunkan William, di pagi hari menaiki pesawat, di malam hari pergi bermain dengan teman-teman, sedetik setelah berbaring, dia langsung tertidur, tirai jendela tertutup rapat, secercah cahaya matahari pun tak akan tembus menyinarinya, makanya dia tidur sampai siang hari.
William mengatakan ingin pergi bermain, tapi Jacob Pei harus mengurus masalah tentang rapat di Kota S setelah pulang, makanya Valerie Pei membawa William pergi bermain di luar sendirian, Valerie Pei sendiri ingin melihat kampung halaman yang telah ditinggalkannya selama 4 tahun ini.
Baru saja berjalan tidak begitu lama, William mengatakan dia kelelahan, makanya Valerie Pei pergi mencari toko cemilan dan membawa William masuk ke sana, memesan makanan untuk William, berniat untuk mengajak Presley Jiang dan Abalone Ciliknya keluar bermain bersama, dan sekarang baru kepikiran untuk mengeluarkan ponselnya.
Saat menyalakan layar, langsung terlihat ada dua panggilan tak terjawab, semua berasal dari orang yang sama —— Leon Gu! Waktunya adalah jam 11 malam kemarin, seingat Valerie Pei, saat itu mereka baru saja tiba di kediaman Keluarga Jiang, dia tidak ingat untuk membawa ponselnya.
Tapi, untuk apa Leon Gu meneleponnya? Dirinya sudah menelepon ayah dan ibu mertua untuk mengabarkan keselamatannya, jangan bilang bahwa Leon Gu sedang mengkhawatirkannya!
Dia tidak berpikir terlalu panjang, dan Valerie Pei pun tak berniat untuk menelepon balik, kalau benar-benar merupakan masalah darurat, Leon Gu pasti memiliki cara lain untuk menemukan Valerie Pei.
Presley Jiang mengatakan dia akan segera membawa Abalone Ciliknya kemari, dan Valerie Pei pun sedang memikirkan pertunangan cilik di dalam hatinya, tapi juga merasa ini tidak bisa diandalkan, bagaimana kalau William tidak menyukainya?
"William, nanti teman Mommy akan datang, lalu juga akan membawa seorang adik perempuan kecil yang imut, ingat kamu harus memperlakukannya dengan baik ya!" Valerie Pei meletakkan ponselnya di meja dengan sembarangan, menundukkan kepala dan berkata terhadap William yang berada di seberangnya.
Entah kenapa, William hari ini kelihatannya tidak terlalu bersemangat, eskrim kesukaan yang dipesan Valerie Pei pun hanya dimakannya sedikit saja.
William mengelap mulutnya, matanya berputar, berkata: "Baik!"
"Ada apa? William tidak senang? Apakah karena Mommy hari ini telah bangun kesiangan dan tidak ada orang yang menemanimu, makanya kamu tidak senang?" Valerie Pei mengelus wajah William dengan perasaan sedih, dia sangat jarang memperlihatkan ekspresi murung di hadapan Valerie Pei, tapi hari ini sangat aneh.
"Tidak, hanya saja hari ini adalah hari Minggu." William menundukkan kepala melihat jari tangannya sendiri, tidak melihat wajah Valerie Pei.
Valerie Pei kaget, hari Minggu, ini adalah hari keluarga bagi William, meskipun Leon Gu sangat sibuk, tapi dia tetap akan selalu berada di rumah pada hari itu, mereka bertiga akan bermain puzzle 1000 keping bersama, akan memasang ayunan sederhana dan berkemah, juga akan membuat layang-layang...... pada hari itu, baru William merasa Daddy dan Mommynya saling mencintai.
Tapi hari Minggu ini, Valerie Pei membawa William pergi ke Kota A, dia tidak akan bisa bertemu dengan Leon Gu untuk waktu yang cukup lama, Valerie Pei kembali merasa dirinya telah egois, telah memisahkan mereka sepasang ayah dan anak dengan paksa.
"Kalau begitu, William hari ini ingin melakukan apa? Bagaimana kalau Mommy membawamu pergi ke tempat di mana biasanya Mommy bermain waktu kecil?" Valerie Pei menarik tangan William keluar dari bawah meja, mengelus tangannya yang mungil berisi.
Mungkin, setelah sang anak bermain kegirangan, dia akan melupakan hal tentang hari ini adalah hari Minggu.
"Bukankah harus menunggu teman baiknya Mommy dan anak kesayangannya?" Wajah William mulai memperlihatkan senyuman, matanya juga memancarkan ekspresi ceria.
Kalau William terus murung seperti ini, Valerie Pei benar-benar akan gegabah untuk segera membawa William pergi menemui Leon Gu, untung saja suasana hati anak-anak sering berubah.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi bersama-sama?"
"Baik!"
Di selang waktu menunggu Presley Jiang, William memakan eskrim, tapi matanya terus memandang ke ponsel Valerie Pei yang terletak di meja, sedangkan Valerie Pei sering melihat ke luar jendela, kenapa Presley Jiang masih belum datang juga?
Di seberang jalan, Valerie Pei melihat sebuah mobil BWM putih bertabrakan ringan dengan sebuah sepeda, kalau tidak salah ingat, mobil BMW ini adalah miliknya Presley Jiang!
Ternyata benar, wanita yang turun dari mobil itu, siapa lagi kalau bukan Presley Jiang? Kenapa dia malah bertabrakan?
Valerie Pei mengkhawatirkannya, rasa panik di mata tak mampu disembunyikan, lalu berkata terhadap William: "William patuhlah, kamu duduk di sini dan jangan pergi ke mana pun, Mommy keluar sebentar, ingat, jangan pergi ke mana pun!"
"Hmm, William akan menunggu Mommy di sini!"
Valerie Pei bergegas berlari keluar, untung saja orang yang tertabrak tidak kenapa-napa, di tambah lagi ini bukanlah kesalahan Presley Jiang, kedua belah pihak mengatasi masalah secara damai, saat kembali ke toko cemilan, William terlihat duduk dengan penurut.
"Putramu? Imut sekali, sungguh serasi dengan Abalone Cilikku!" Presley Jiang mengulurkan tangan dan mengelus kepalanya William.
William berekspresi dingin, seakan-akan sangat tidak suka orang lain menyentuh kepalanya.
"William, ini adalah Tante Presley, ini adalah adik Safira." Valerie Pei tidak menyadari ponsel di atas meja telah berpindah tempat, wajah William pun terlihat sedikit tegang.
"Tante Presley apa kabar, adik Safira apa kabar." William bergelincir turun dari kursi, mendongakkan kepala memanggil Presley Jiang.
"William patuh sekali!" Rasa suka Presley Jiang terhadap William dalam hatinya telah melebihi rasa suka terhadap Abalone Ciliknya sendiri, lalu memalingkan kepala berkata terhadap Valerie Pei, "Little Valerie, mari kita melakukan pertunangan cilik, aku ingin William menjadi menantuku!"
"Kalau begitu menyukai seorang putra, lahirkanlah sendiri!" Melihat Presley Jiang menyukai putranya sendiri, Valerie Pei langsung memasukkan William dalam pelukannya.
"Kakak William apa kabar!" Safira Lu melambaikan tangan terhadap William, kakak ini cantik sekali!
Mereka berempat pergi ke taman bermain yang sering Valerie Pei datangi di masa kecil pada sore hari, kuliner terdapat di sepanjang jalan, setelah itu mereka berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Ponsel Valerie Pei kembali berdering.
Saat Valerie Pei mengambil dan melihatnya, Leon Gu! Apakah karena semalam dia tidak mengangkat panggilan teleponnya, makanya dia sekarang kembali menelepon? Bukankah tingkat memantulnya terlalu jauh......
Valerie Pei menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu baru mengangkat panggilan.
Lingkungan di pihak sana sangat ribut, terdapat suara pengumuman yang gaduh, kenapa dia dia berada di bandara? Dinas? Lupakan saja, kalau dia pergi dinas, ini tidaklah berhubungan dengan dirinya, tapi apakah Leon Gu harus melaporkan jadwal dinasnya kali ini kepadanya? Saat dirinya masih berada di Kota S, dia tidak pernah seperti ini kok.
"Halo......"
"Kamu sekarang di mana?" Sebelum kalimat Valerie Pei selesai dilontarkan, Leon Gu langsung duluan bertanya, dari ponsel ini, Valerie Pei mampu mendengar ketidaksenangan Leon Gu saat ini.
"Di jalan." Valerie Pei pun menjawabnya dengan kesal, melontarkan jawaban dengan sangat singkat, dengan susah payahnya dia bisa pulang ke Kota A, tidak ada orang yang akan bertengkar dengannya, tidak ada orang yang akan menyesakkannya, tapi sang pria masih meneleponnya untuk membuatnya kesal?
Leon Gu, apa niat di hatimu?
Valerie Pei telah memaki Leon Gu dalam hati sebanyak ratusan kali.
"Jalan apa?"
"Jalan pulang menuju rumah." Valerie Pei spontan mengelus keningnya, merasa lelah saat berbicara dengan Leon Gu, dia sendiri sekarang mulai bingung dari mana datangnya keberanian ini untuk hidup bersama Leon Gu selama setengah tahun lebih ini.
Di luar jendela terdapat sawah padi kuning keemasan yang luas, hanya di sinilah di mana dia bisa melihat sawah seluas ini. Di Kota S, selain gedung tinggi hanya ada gedung tinggi sejauh pandangan mata yang ada, Keluarga Gu tinggal di daerah vila yang berada di pinggiran kota, meskipun memiliki pemandangan hijau yang luas, tapi tetap selalu merasa jauh tak sebanding dengan di sini.
"Aku bertanya kamu berada di tempat apa? Secara terus terang adalah alamat lokasimu sekarang! Harusnya dulu aku mendengarkan nasihatmu untuk membelikan GPS dan memasangkannya di tubuhmu!" Leon Gu mengatakannya dengan kesal, sekarang berada di bandara, datang dengan buru-buru, tidak sempat melakukan persiapan apapun, berdiri di luar pintu bandara seorang diri, dia merupakan seseorang yang mati pun tidak akan pernah menaiki taxi, makanya menelepon Valerie Pei.
Memangnya dia bisa tidak panik? Suara William dalam telepon terdengar begitu lemah, dia mengatakan dirinya lagi-lagi telah memakan makanan laut secara tanpa sengaja, dia takut Mommy akan memarahinya, makanya menelepon kepada Leon Gu.
Leon Gu saat itu sedang berada di kebun rumahnya, dan masih mengenakan baju rumahan, saat mendapat panggilan dari William, dia langsung duluan menelepon Karyl Wang, menyuruhnya mempersiapkan pesawat pribadi, lalu pergi ke kamar untuk mengambil beberapa pasang baju, dan bergegas ke Kota A.
Ini adalah pertama kalinya dia datang ke Kota A, saat mendengar bahasa daerah Kota A, dia tiba-tiba merasa sedikit tak terbiasa.
Dan Valerie Pei sekarang baru mulai mendengar di sisi sana sepertinya ada orang yang berbicara menggunakan bahasa daerah Kota A menanyakan Leon Gu hendak pergi ke mana, di bandara sana terdapat sangat banyak taxi gelap.
Leon Gu telah datang ke Kota A?
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeTen Years
VivianMenunggumu Kembali
NovanSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaHis Soft Side
RiseAkibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Tapi Diam-Diam
RossieDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)