Diamond Lover - Bab 47 Hadiah Perpisahan
Valerie Pei keluar dari ruang makan, hatinya terasa sesak, pandangan pun terasa sedikit buram, dia tadi sudah sangat berusaha untuk membuat dirinya sendiri tetap tenang, dia dari awal sudah tahu bahwa kebanyakan pria dalam keluarga konglomerat di Kota S pasti memiliki kekasih gelap di luar rumah, Keluarga Gu pihak putra ketiga pun ada, terkadang saat ayah mertuanya pulang jam 11 atau 12 malam, ibu mertuanya terlihat sudah terbiasa dengan hal ini, hubungan mereka berdua masih saja sangat baik seperti biasanya.
Di pihak putra kedua, karena watak Bibi Kedua yang sedikit buruk, makanya terkadang akan bertengkar dengan Paman Kedua. Sedangkan Paman Ketiga sepertinya mampu menjaga keseimbangan hal ini dengan baik, sehingga tidak mengakibatkan keributan apapun.
Saat dirinya baru saja memasuki Keluarga Gu, dia menerimanya dengan hati yang tak berdaya, kenapa masih ada wanita yang bersedia membagi suaminya dengan wanita lain di era sekarang? Valerie Pei dulu mengira Leon Gu adalah pasien dengan kondisi vegetatif persisten, dan dirinya tidak akan menghadapi masalah seperti ini.
Tapi saat masalah ini benar-benar telah menimpanya, meskipun dirinya dan Leon Gu tidak saling mencintai, tapi dirinya tetap tidak mampu menerima kenyataan bahwa suaminya memiliki selingkuhan di luar rumah! Harga dirinya, kegigihannya, semua telah dihancurkan menjadi berkeping-keping!
Cahaya matahari di bulan Oktober masih terasa sangat panas, Valerie Pei mengulurkan tangan menghadang cahaya di depan pandangan matanya, tiba-tiba pandangannya memutih, dan langsung kehilangan kesadaran......
Leon Gu keluar dari ruang makan mengikuti langkah kaki Valerie Pei, dia melihat langkah kaki Valerie Pei yang sedikit melemah, tiba-tiba merasa tidak tega, dia seakan-akan mampu mengerti rasa sakit di dalam hati Valerie Pei.
Saat masih muda, dia pernah melihat ibunya diam-diam menangis di dalam kamar, kala itu dia tidak mengerti apa alasan ibunya menangis, kemudian, entah dari mulut siapa dia mengetahui ayahnya memiliki selingkuhan di luar rumah, ini merupakan hal yang diketahui oleh semua orang kecuali generasi muda seperti mereka, sejak hari itu, dia langsung mengetahui alasan kenapa ibunya menangis.
Dia pernah bertekad dalam hati, nanti dirinya hanya akan memiliki seorang istri, dan tidak akan membiarkan istrinya menangis di dalam kamar secara diam-diam, tapi sekarang......
Istri ini bukanlah istri yang dia inginkan!
Leon Gu bergegas berlari ke sana, tapi tetap tak sempat menangkapnya sebelum terjatuh, lalu terdengar suara lututnya yang terbentur ke tanah dengan keras, Leon Gu menggendongnya, berlari ke vila secepat kilat.
Dia awalnya mengira Valerie Pei adalah orang yang sangat kuat, dan seorang ksatria wanita yang tak takut terhadap apapun, tapi ternyata dia juga akan tumbang saat menghadapi hal seperti ini, dan akan memperlihatkan kelemahan seorang wanita, apakah tindakannya tadi sudah sangat keterlaluan? Tapi, memangnya apa hubungannya dengan dia, mereka berdua hanya akan saling menyiksa jika hidup bersama, dan sebaiknya mengakhiri pernikahan ini secepat mungkin, lalu mereka berdua akan mencari kebahagiaan masing-masing, jadi apalah arti dari semua yang dialami ini?
Biarkanlah kebahagiaan di masa depan menebusnya kembali!
Saat pembantu melihat Tuan Muda menggendong Valerie Pei pulang, tanpa menunggu Leon Gu berkata, dia langsung duluan berbicara: "Aku akan segera meminta dokter di klinik untuk datang......"
Saat Valerie Pei terjatuh di tanah, hati Leon Gu tidaklah merasa lebih senang atas kekecewaan sang wanita, dia awalnya mengira membuat Valerie Pei kehilangan muka di hadapan Keluarga Gu merupakan sebuah hal yang menyenangkan, tapi hatinya tadi malah mulai berhenti seiring dengan jatuhnya Valerie Pei ke tanah.
Leon Gu terus mengamati dokter yang sedang memeriksa Valerie Pei, lalu melihat jarum infus tertusuk dan masuk ke tangannya, darahnya sedikit mengalir ke selang infus, lalu cairan infus kembali mendesak darahnya kembali ke dalam tangan. Dia telah selesai melihat seluruh prosesnya, hingga akhirnya sang dokter hendak mengatakan keadaan Valerie Pei padanya.
"Tuan Muda, Nyonya Muda hanya sekedar emosi, tidak akan kenapa-napa setelah diobati, dan akan membaik setelah air infus ini habis." Di saat bersamaan ketika sang dokter mengatakannya, Valerie Pei juga mulai membuka matanya perlahan-lahan.
Valerie Pei merenung cukup lama, baru mengingat dirinya telah pingsan di tengah jalan, saat bangun dirinya telah berada di sini, Leon Gu juga ada di sini, apakah dia yang telah membawanya pulang?
Sang dokter pun sedikit memahami hubungan mereka sekarang sedikit tegang, melihat sudah tidak ada masalah, dia langsung duluan pergi.
Valerie Pei yang sudah mulai sadar langsung kembali terpikirkan akan masalah tentang Naomi Ye, dia bertopangan pada satu tangan hendak bangun dari ranjang, Leon Gu dengan natural berjalan mendekat, merangkul pinggangnya dan membahunya, lalu membantali punggungnya dengan bantal, dan menyelimutinya dengan baik, kemudian duduk di sampingnya, Leon Gu tahu ada hal yang ingin disampaikan olehnya.
Dirinya juga ada sesuatu yang ingin diucapkan.
"Aku akan pergi hari Sabtu ini." Valerie Pei berkata dengan datar, dia telah melihat tangannya Leon Gu sedang memegang selang infus, saat cairan infus telah melintasi tangannya dan mengalir masuk ke tubuh dirinya, cairannya tidak terasa dingin lagi, sama seperti dirinya dulu yang akan menggenggam selang infus saat sang pria masih terbaring tak sadarkan diri, bahkan juga akan meletakkan kantong penghangat di telapak tangannya.
"Aku tahu." Leon Gu mengangkat pandangan matanya, memasukkan ekspresi wajah Valerie Pei ke dalam matanya sendiri.
Tepat saat Valerie Pei mengatakan dia ingin kembali ke Kota A, raut wajah sang wanita seakan-akan telah sedikit berubah, memangnya dia akan merindukan tempat ini? Tidak akan, Leon Gu pasti telah berpikir berlebihan, Valerie Pei di dalam mimpi pun pasti sangat-sangat berharap bisa pulang ke Kota A.
"Kita masih belum bercerai." Valerie Pei juga ikut mengangkat pandangannya dan bertatapan dengan mata Leon Gu, Valerie Pei sedikit ragu, dia dari dulu bukanlah seseorang yang akan memohon seorang pria untuk melakukan sesuatu demi dirinya sendiri, tapi sekarang......
"Aku tahu."
Valerie Pei merasa sedikit kesal, memangnya dia hanya bisa mengatakan beberapa kata saja?
"Sebelum kita bercerai...... sebelum......" Valerie Pei sama sekali tidak menyangka akan ada orang ketiga yang menghancurkan pernikahannya, dan saat orang ini benar-benar telah muncul, Valerie Pei menyadari dirinya sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang, makanya dia hanya bisa menggunakan cara ini, "Kamu tidak boleh menyentuh Naomi, karena kamu menikah denganku, maka hanya boleh bersama denganku, tangan yang telah menyentuhku tidak boleh menyentuhnya lagi, mulut yang telah menciumku juga tidak boleh mencium dia lagi. Setelah kita telah bercerai, terserah kamu ingin bagaimana, aku tidak peduli, tapi sebelum kita bercerai, kumohon untuk jangan melakukannya."
"Baik."
Saat mendengar tanggapan Leon Gu yang sama sekali tidak ragu, Valerie Pei tiba-tiba menjadi tenang, dia sama sekali tidak tahu apakah janji yang diucapkan Leon Gu ini sungguhan atau tidak, tapi tidak apa meskipun ini hanya sekedar membohonginya, dia akan menganggap Leon Gu telah menyetujuinya.
Leon Gu sendiri tentu memiliki prinsipnya, semenjak dia mengetahui kesedihan ibunya, dia langsung bersumpah bahwa dirinya pasti tidak akan melakukan hal yang menyakiti istrinya, jadi, meskipun pernikahannya dengan Valerie Pei bukanlah sebuah pernikahan yang diimpikan, tapi dia juga tidak pernah mencari wanita lain saat masih belum bercerai, bahkan Naomi Ye juga dijauhinya sejauh mungkin.
Dia memiliki pandangan tersendiri yang harus dilindungi, juga prinsip tersendiri yang harus dipertahankan.
Valerie Pei ingat pagi hari ini Leon Gu berkata terhadap kakeknya di ruang makan: Baik, aku akan pergi menemui ayah dan ibu mertua pada tahun baru nanti. Valerie Pei tahu kalimat ini hanya sekedar sembarangan menanggapi Henry Gu saja, setelah setengah bulan telah benar-benar berlalu, dia dan Leon Gu pun akan tiba di tahap akhir, mungkin saja Henry Gu tidak akan mempertahankan keputusannya lagi pada saat itu, dan mereka berdua pun bisa bercerai dengan tenang.
Dan nantinya, mereka berdua akan kembali bebas.
.
Terakhir, Jacob Pei tidak datang makan di rumah Keluarga Gu, dengan beralasan memiliki urusan bisnis, dia menolak undangan Keluarga Gu, Valerie Pei mana mungkin tidak mengerti kakaknya sendiri, dia tidak menyukai Keluarga Gu, dia merasa seluruh anggota Keluarga Gu sedang menindas Valerie Pei, makanya dia tidak perlu menjaga gengsi Keluarga Gu dengan menerima undangan mereka untuk makan malam bersama.
Saat berada di bandara, Henry Gu pergi mengantar kepergiannya, di ruang tunggu VIP telah penuh dengan anggota Keluarga Gu, dan hanya Leon Gu yang tak muncul.
Satu malam sebelumnya dia telah mengatakan hari ini ingin bertemu dengan seseorang yang sangat penting untuk membahas bisnis, Valerie Pei tersenyum, mana ada orang yang membahas bisnis di hari Sabtu pagi? Tapi tidak apa, dengan ketidakhadirannya, mungkin dirinya masih bisa berpamitan dengan bahagia terhadap anggota Keluarga Gu yang telah hidup bersama dengannya selama 4 tahun dengan bahagia.
Valerie Pei mampu menyadari mereka tidaklah merelakan William Gu, mata ibu mertuanya sekarang bahkan sudah memerah, bersandar dalam pelukan ayah mertua, Emily Gu sekarang sedang menggendong William sambil berbisik-bisik, juga tidak merelakannya.
"Valerie, sungguh telah merepotkanmu dalam 4 tahun ini, pulang nanti istirahatlah baik-baik, dan bermainlah dengan puas!" Henry Gu menggenggam tangan Valerie Pei, sepertinya terkandung rasa bersalah di balik pandangan matanya, apakah ini karena Leon Gu tidak datang untuk mengantar kepergian mereka?
"Hmm, Kakek juga jagalah kesehatan, biarkan Cindy merawatmu dengan baik." Valerie Pei dari awal tetap tidak mampu membenci Cindy Ye, setelah mengetahui dia adalah dokter utama dalam menjaga kesehatan Kakek, salah paham di hatinya langsung menghilang, "Pa, Ma, kalian juga harus menjaga kesehatan sendiri."
"Ayah dan ibu mertuanya menganggukkan kepala, suasana hati mereka yang rumit terhadap Valerie Pei sungguh sulit untuk diutarakan, dialah yang telah membuat putra mereka terbaring di ranjang selama 4 tahun, tapi dia jugalah yang melahirkan seorang cucu yang imut untuk mereka, dan telah menjaga putra mereka selama 4 tahun.
Jacob Pei menarik adik perempuannya pada waktu yang tepat, dia tentu saja tidak senang karena Leon Gu tidak datang untuk mengantar kepergian mereka, lagipula mereka sekarang masih suami istri, istrinya sekarang ingin pulang ke rumah orangtua, tapi datang untuk mengantar pun tidak dilakukannya!
"Dulu saat mengantar kami kembali ke Kota A, kamu tidak terlihat begitu bertele-tele!" Yang Jacob Pei maksud adalah saat setelah Valerie Pei mengambil surat nikah sendirian dan mengantar kepergian mereka kembali ke Kota A di bandara 4 tahun lalu, Valerie Pei hanya sekedar mengatakan sampai jumpa dengan datar, lalu segera pergi tanpa memalingkan kepala.
Jacob Pei pada saat itu sungguh ingin memukul brandal kecil ini sekali, memangnya mengatakan kalimat "Semoga tiba dengan selamat" bisa merengut nyawanya?
Bisa, kalau Valerie Pei mengatakan satu kata lebih banyak, dia akan tumbang, makanya dia memiliki untuk membiarkan orangtua dan kakaknya melihat sosok punggungnya, sedetik setelah dia membalikkan badan, air mata langsung mengalir dengan deras, tak bisa dihentikan.
Suara Jacob Pei sengaja diperdengarkan pada seluruh anggota Keluarga Gu yang berada di dalam ruang tunggu, pamannya William ini sungguh selalu memperlihatkan rasa ketidaksukaannya terhadap Keluarga Gu di setiap menit dan detik.
"William, ayo ke tempat Paman sini, kita akan segera menaiki pesawat!" Jacob Pei berjongkok, memanggil William, Wiliam yang awalnya masih menempel dengan Emily Gu, langsung berlari ke sana setelah mendengar panggilan pamannya, hal ini membuat Emily Gu bertambah membenci Jacob Pei.
Kedatangannya tidak hanya telah membawa kakak iparnya pergi, juga telah membawa William pergi!
"Kakek Buyut, Kakek, Nenek, semuanya yang kucintai, sampai jumpa, jangan begitu merindukan William ya!" William yang berada di gendongan Jacob Pei melambaikan tangan sekuat tenaga terhadap anggota Keluarga Gu, sama sekali tidak menyadari suasana menyesakkan di sekitar.
Jacob Pei tak kuasa menahan tawanya, William tidaklah terlihat tidak rela pergi sama sekali, ini bagaikan sebuah tamparan yang perih pada wajah anggota Keluarga Gu.
Tanpa sebab yang jelas, pesawat yang ditumpangi Valerie Pei mengalami penundaan keberangkatan, dan telah menunggu selama 1 jam lebih.
"Nyonya Muda, ini adalah barang dari Tuan Muda untukmu." Setelah itu baru Valerie Pei menyadari pembantu di vila Leon Gu juga ikut datang, kapan datangnya? Kenapa dirinya tidak menyadarinya?
Nova menyerahkan sebuah kotak yang dibalut dengan sangat indah kepada Valerie Pei.
Valerie Pei mengambilnya, terasa sedikit berat. Apakah ini termasuk sebagai sebuah hadiah perpisahan dari Leon Gu untuknya? Kalau begitu, bukankah dirinya harus membalas hadiahnya ini?
Pesawat telah berangkat, William duduk di tempat duduk samping jendela, ini adalah pertama kalinya dia menaiki pesawat, begitu bersemangat dan terus melihat jendela, dengan hebohnya menarik Valerie Pei untuk sama-sama melihat gedung rumah yang lama kelamaan menjadi semakin kecil......
Valerie Pei juga melihat pemandangan di luar jendela, Kota S di mana dia telah tinggal selama 4 tahun, awalnya, dia sangat membenci cuaca panas yang menyengat pada musim panas dan suhu dingin yang menusuk pada musim dingin di sini. Sekarang, dia akan segera pergi meninggalkannya, tapi malah sedikit merasa gundah.
Hadiah perpisahan pun terlihat sangat menusuk mata, apakah pernikahannya dengan Leon Gu akan berakhir dengan barang ini?
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Seorang CEO Arogan
MedellinePria Misteriusku
LylyIstri ke-7
Sweety GirlMore Than Words
HannyMi Amor
TakashiHei Gadis jangan Lari
SandrakoRahasia Istriku
MahardikaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)