Diamond Lover - Bab 45 Wanita Lemah Lembut
Valerie Pei juga tidak peduli lagi dengan apa yang dikatakan, ketika Henry Gu berkata sudah boleh pergi, dia pun pulang dulu, dan Leon Gu ditahan oleh Henry Gu.
Saat di dalam ruang tamu hanya ada Henry Gu dan Leon Gu, Henry Gu baru berkata.
“Leon, sabtu ini Valerie akan pulang dengan si Jacob ke kota A, bagaimana menurut kamu?” Tadi pagi Henry Gu pura-pura tidak paham dengan maksud dari ucapan Valerie Pei, karena ia ingin mendengarkan pendapat Leon Gu, mereka berdua telah bersama selama setengah tahun, kadang mereka berdua bercanda tawa, kadang terlihat berpisah, dia benar-benar tidak paham dengan hubungan anak muda jaman sekarang.
“Dia berkata kalau dia kangen dengan rumah, pulang untuk lihat-lihat juga bagus.” Leon Gu tidak bisa mengatakan kalau masalah Valerie Pei pulang ke Kota A adalah masalah yang sudah ia pikirkan dengan lama.
Wajah Henry Gu selalu terlihat senyuman yang tidak bisa dipahami, berkata: “Kamu tahu kalau ia pergi kali ini, mungkin saja tidak akan kembali lagi?”
“Kakek, aku dan Valerie Pei bersama itu hanya saling menyiksa saja, dengan demikian mungkin baik bagi aku dan dia!” Untuk pertama kali Leon Gu melawan Henry Gu.
Di Keluarga Gu, Kepala keluarga itu seperti Kaisar pada jaman dulu, dia berkata 1 maka orang lain tidak boleh berkata 2, jadi Henry Gu membuat Leon Gu menikahi Valerie Pei, Leon Gu juga sampai sekarang baru memberitahukan kepada Henry Gu bahwa ia ingin berpisah dengan Valerie Pei.
“Kamu benar-benar ingin menikahi Naomi Ye?” Henry Gu tiba-tiba mengubah topik pembicaraan, bertanya tentang Naomi Ye.
“Dulu aku pernah berjanji kepadanya, dia demi aku juga sudah mengalami terlalu banyak kesusahan, aku ingin menebusnya.” Leon Gu memikirkan ingin menebus Naomi Ye, tapi dia sekarang ada pria yang sudah beristri, kalau ia masih memperlakukannya seperti dahulu, pasti akan membawa gosip, bagaimana Naomi Ye bisa hidup di Kota S lagi, yang hanya bisa ia lakukan adalah terus menjauh darinya.
Tunggu sampai dia bisa memenuhi janji pada masa dulu, baru memenuhinya.
“Kalau begitu bagaimana dengan Valerie? William? Kamu hanya ingat janji kamu kepada Naomie, tapi kamu sekarang adalah orang yang berkeluarga, kamu benar-benar mengira setelah bercerai dengan Valerie kamu sudah bisa melepaskan diri dari tanggung jawab ini? kamu menyalahkan Valerie membuat kamu menjadi pasien dengan kondisi vegetatif persisten, tapi dia juga sudah membayar harga atas tindakan dia sendiri.”
“Kakek, ini adalah dua masalah yang berbeda, aku akan melaksanakan tanggung jawab aku sebagai Ayah terhadap William, tapi bukan berarti seumur hidup aku ini harus terjebak dalam pernikahanku dengan Valerie Pei. Dulu kalian membuat aku menikahi dia saat aku tidak mengetahui apapun, sudah seharusnya akan terpikirkan oleh kalian kalau aku siuman nanti akan berakhir seperti ini.” Sifat Leon Gu juga sangat keras, sangat mirip dengan Henry Gu saat masih muda.
“Leon Gu, siapa yang mengajari kamu sampai menjadi begitu egois hanya memikirkan perasaan kamu sendiri? Pokoknya selama aku masih merupakan Kepala Keluarga Gu, kamu jangan berharap bisa bercerai dengan Valerie! Kamu ingin bersama Naomi Ye, kecuali Valerie mengizinkannya!” Henry Gu tidak menyangka bahwa pembicaraan mereka sampai terakhir akan berubah menjadi pemberian tekanan seperti ini, saking kesalnya dadanya pun naik turun dengan hebat, di bawah bantuan Pengurus rumah ia baru meninggalkan tempat tersebut.
Leon Gu sendirian di dalam ruang tamu, dia terjepit di antara tanggung jawab dan janji, tidak bisa melepaskan diri.
Setelah kembali ke villa, Leon Gu pergi melihat William terlebih dahulu, William tidur dengan sangat nyenyak, dia dengan lembut membantu William menutupi selimutnya, lalu berjalan keluar dari kamar dengan langkah yang ringan, sampai ke kamar lantai 2, ia tidak melihat sosok Valerie Pei, hatinya pun merasa kesal tanpa sebab.
Namun ia melihat di dalam ruang buku ada cahaya yang redup, dengan perlahan ia membuka pintu, di dalam ruangan tersebut tidak menyalakan lampu, cahaya tersebut dari layar komputer, Valerie Pei sambil mengenakan earphone sambil melihat ke layar komputer, lalu mengangkat kakinya di atas kursi, kedua tangan sambil memeluk kakinya, terlihat canggung, dan sangat fokus, bahkan saat Leon Gu masuk pun tidak tidak melihatnya.
Leon Gu berjalan ke belakang Valerie Pei, melihat ke arah layar komputer, ternyata dia sedang menonton flim horor! Dan kebetulan ada adegan horor yang muncul, ia pun mengangkat ujung bibirnya, ide iseng pun muncul di dalam hatinya.
Sejalan dengan adegan menakutkan dari flim, Leon Gu menepuk bahunya Valerie Pei…….
“Aaa--------” Valerie Pei ketakutan sampai terbengong di kursi sampai tidak berani bernafas, dia hanya menonton flim horor aja, apakah benar-benar ada hantu…….
Dikatakan nyalinya kecil juga tidak kecil, besar juga tidak besar, tapi benar-benar bertemu dengan hal aneh seperti ini, dia juga hanyalah seorang wanita!
Leon Gu sengaja menepuk bahu Valerie Pei lagi, kedua kali ini bukan ingin menakutinya, tapi ingin memberitahunya kalau ada orang kemari! Tapi melihat Valerie Pei yang ketakutan ini hatinya tiba-tiba merasa lebih terbuka.
Saat ini Valerie Pei pun ketakutan sampai bergetar, sama sekali tidak berani melihat ke belakang, tadi saat ia terkejut ia sudah membuang earphonenya, sekarang seluruh badannya pun ketakutan sampai gemetar.
Leon Gu tahu kalau dirinya sudah bermain dengan kelewatan, berkata: “Ini aku.” Dia berdiri di samping Valerie Pei, lalu membungkukkan badan, satu tangan menekan bahunya, melihat wajah Valerie Pei yang pucat, tidak bisa menahan diri merasa menyesali canda dia tadi.
Tapi ia kemudian berpikir, begitu tidak bernyali masih menonton flim horor!
Valerie Pei mendengar suara Leon Gu, seolah-olah seperti menemukan pelampung penyelamat, bahkan tidak sempat mengenakan sandal langsung melompat dari kursinya dan masuk ke dalam pelukan Leon Gu, dan memeluknya dengan erat.
Sekarang malah menjadi Leon Gu yang terkejut, sejak kapan Valerie Pei memiliki sisi yang begitu lemah lembut, tapi orang yang ada di dalam pelukannya benar-benar sedang gemetar, sepertinya ia benar-benar ketakutan karena terkejut tadi, tangan Leon Gu pun sambil menepuk punggung Valerie Pei dengan perlahan.
“Sudah, tidak apa-apa, tidak ada hantu……” Leon Gu tersenyum dengan ringan, sambil menghibur Valerie Pei.
Tiba-tiba ia berpikir, kalau Valerie Pei terus seperti ini bergantung kepadanya, mendengarkan kata-katanya, mungkin dia juga akan menerima orang ini, membuat orang memiliki dorongan untuk melindunginya!
Namun ini juga hanya sekedar berpikir saja, setelah Valerie Pei sadar kalau dirinya dikerjakan ia langsung mendorong Leon Gu, dan melangkah beberapa langkah ke samping saklar lampu dan menyalakan lampu, dengan kesal ia sambil melototi Leon Gu.
“Apakah kamu tidak tahu kalau orang menakuti orang itu bisa membuat orang mati ketakutan?” Ekspresi wajah Valerie Pei masih terlihat belum menenangkan diri, kalau tidak salah lihat matanya masih terlihat merah, ia benar-benar ketakutan.
Leon Gu yang masih terbenam dalam sisi lembutnya Valerie Pei, saat Valerie Pei membuka mulutnya mimpi indahnya pun pecah, dia sambil membawa senyuman mengejek, berkata: “Tidak bernyali ya jangan menonton flim horor.”
“Kamu tiba-tiba muncul makanya aku terkejut!” Tentu saja Valerie Pei tidak mengakui kalau dirinya tidak bernyali.
“Oh ya?” Leon Gu menunjukkan bahwa dirinya tidak percaya, “Coba lihat belakang kamu, ada……”
“Aaaa------” Valerie Pei benar-benar tidak tahan dengan rangsangan seperti ini, langsung berlari ke sisi Leon Gu, dan memeluknya dengan erat lagi, “Ada…..ada apa….aa….” Semua adegan horor yang ia tonton tadi muncul di dalam benaknya, untuk menciptakan suasana seperti itu, ia pun sengaja mematikan lampu, tidak menyangka ternyata hatinya pun merasa semakin takut, tidak tahu apa yang dikatakan Leon Gu ini benar atau tidak.
Leon Gu berdiri dengan tegak dan membiarkan Valerie Pei memeluknya, bilang dia tidak bernyali masih tidak mau mengakuinya!
Dia bersumpa, kedepannya dia tidak mau sendirian menonton flim horor lagi!
“Hahaha.” Yang menjawab Valerie Pei, hanya ada suara tawa bahagia, Valerie Pei tahu kalau dirinya dibohongi oleh Leon Gu, lalu mendorong dia lagi!
“Leon Gu kamu sengaja! Kamu seorang pria, tidak malu merundung aku?” Valerie Pei merasa dirinya kasihan, yasuda kalau biasanya mereka bertengkar, tapi untuk masalah nyali seperti ini Leon Gu pun menindasnya, benar-benar curang!
“Kamu sendiri yang tidak bernyali mana boleh menyalahkan aku?” Leon Gu berhasil mengerjakannya, melangkahkan kaki jenjangnya dan berjalan keluar, Valerie Pei semakin merasa ruang buku ini terasa mengerikan, dan layar komputer pun masih memutarkan adegan horor tersebut, Valerie Pei pun tidak sempat mematikan komputer lagi, langsung mengikuti langkah Leon Gu keluar dari ruang buku.
Valerie Pei masih dalam kondisi ketakutan, teringat adegan horor tadi terjadi di kamar mandi, ia pun tidak berani mandi, terus menunda-nunda, sampai Leon Gu selesai mandi dan sudah lama keluar dari kamar mandi, ia pun tetep tidak ingin pergi mandi.
Leon Gu sambil mengeringkan rambut dengan handuk, melihat Valerie Pei yang terlihat tidak tenang itu, senyuman pun tidak terkendali di wajahnya.
“Tidak mau mandi?” Sampai rambut Leon Gu sudah kering pun tidak melihat Valerie Pei pergi mandi, ia pun tidak menahan diri untuk mengejeknya.
Valerie Pei melototi Leon Gu dengan tajam, dia juga yang membuat dirinya ketakutan.
“Di dalam kamar hanya ada aku dan kamu saja, memang kamu kira masih ada orang lain kah?” Ucapan Leon Gu yang ini membuat Valerie Pei semakin panik, apa yang dimaksud dengan masih ada orang lain!
“Leon Gu kamu cukup ya!” Valerie Pei berdiri dengan kesal, tapi teringat kamar mandi, ia pun langsung ketakutan lagi!
“Haha….” Leon Gu sama sekali tidak pernah tertawa dengan begitu bersemangat seperti hari ini, “Kamu pergi mandi saja, aku jaga di luar, kalau kamu melihat sesuatu yang tidak pantas dilihat, kamu panggil aku, aku langsung masuk, bagaimana?” Leon Gu sambil berkata sambil tertawa, harga diri Valerie Pei yang sudah pecah ini terinjak sampai berkeping-keping.
“Nanti aku panggil kamu kamu pasti harus masuk ya…..” Valerie Pei dengan tidak punya harga diri sambil mengingatkannya dengan berulang-ulang, “Kamu jangan tertidur!”
“Iya, nanti kamu panggil aku langsung datang!” Leon Gu tidak menahan diri dan tertawa, sepertinya kedepannya kalau bertengkar dengan Valerie Pei lagi, langsung membiarkan ia sendiri berdiam di kamar dan menonton flim horor…..
Kedepan? Bukannya dia beberapa hari lagi sudah akan pergi ya? Mana ada kedepannya lagi!
Melihat Leon Gu tiba-tiba berhenti tersenyum, Valerie Pei pun mulai khawatir, nanti kalau Leon Gu tidak peduli padanya ia harus bagaimana?
Sampai saat ini, Valerie Pei sudah benar-benar ingin mandi, dia sambil memikirkan adegan horor dan sambil memikirkan Leon Gu ada di luar tidak akan ada masalah, jadi ia pun mandi dengan sangat cepat, lalu keluar dari kamar mandi, mandi kali ini memang sangat menakutkan!
Valerie Pei menarik nafas, seolah-olah di kamar mandi memang ada sesuatu, dan Leon Gu juga menepati janjinya, menyandar di luar kamar mandi sambil menunggunya.
“Malam ini boleh tidak tidur dengan menyalakan lampu…..” Saat Leon Gu ingin mematikan lampu, Valerie Pei berkata dengan perlahan.
“Aku orang hidup sebesar ini tidur di samping kamu kamu masih takut?”
“Nanti kalau kamu tertidur bagaimana?” Valerie Pei tetap merasa tidak tenang.
“Kalau begitu aku tunggu kamu sudah tertidur aku baru tidur, boleh tidak dengan begitu?” Leon Gu tidak terbiasa tidur dengan menyalakan lampu.
“Hanya menyalakan satu lampu saja…..bagaimana kalau aku terbangun tengah malam nanti?” Valerie Pei berusaha ingin tidur dengan menyalakan lampu.
“Segera hampir jam 12!” Satu kalimat dari Leon Gu langsung membuat Valerie Pei terdiam, lalu ia pun mematikan lampu dengan cepat, dan langsung merangkul Valerie Pei ke dalam pelukannya.
Belum terbiasa dengan kegelapan, langsung dirangkul oleh Leon Gu ke dalam pelukan, dia pun menutupi kepala ke dalam selimut, jantungnya berdetak dengan kuat, kedepannya ia tidak mau tonton flim horor lagi!
“Kamu tidurlah dengan tenang, ada aku tidak ada hantu yang berani datang.” Leon Gu menepuk punggung Valerie Pei dengan perlahan, mendengar nafas dan detak jantungnya menjadi tenang dengan perlahan, dia pun merasa lebih tenang.
Saat Valerie Pei benar-benar tertidur, Leon Gu malah tidak bisa tidur, orang yang ada di dalam pelukannya ini selalu membuatnya memiliki suatu dorongan, Valerie Pei yang pada malam ini membutuhkan perlindungan dia, membuat dia merasa dibutuhkan, terus terang itu hanya untuk memuaskan keinginan pria untuk melindungi orang, dan saat ini dia baru menyadari bahwa dirinya sendiri ternyata sangat Machismo, dia menyukai gadis yang lemah lembut.
Orang yang ada di pelukannya ini, akan pergi sabtu ini!
Novel Terkait
Dark Love
Angel VeronicaDewa Perang Greget
Budi MaThe Gravity between Us
Vella PinkyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Cold Wedding
MevitaWonderful Son-in-Law
EdrickDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)