Diamond Lover - Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
Ketika berjalan ke lantai bawah, Stevanny Shi awalnya berencana untuk pulang. Jacob Pei sangat jarang marah padanya. Ketika dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, wanita itu tahu ada sesuatu yang pecah-belah di antara dirinya dan Jacob Pei.
Pernikahan Jacob Pei dan Stevanny Shi memang pernikahan kilat, jadi tidak ada landasan emosional yang kokoh. Tidak bertanya lebih jauh padanya, itu tidak berarti Jacob Pei memercayainya. Dia bisa jadi malah kecewa.
Sesuatu yang telah diyakini oleh si suami, bahkan jika kamu menaruh bukti di hadapannya, tidak akan bisa dibatalkan.
Tetapi, tepat ketika tiba di lantai bawah, Stevanny Shi melihat Thiago Lu belum pergi. Pria itu daritadi menungguinya. Sementara itu, mobil Jacob Pei sudah tidak nampak.
Melihat sosok si wanita, si pria langsung menghampirinya. Benaknya belum juga bisa lepas dari kabar Stevanny Shi telah menikah.
“Mengapa kamu dulu tidak mengabari apa-apa soal pernikahanmu? Bukankah aku sudah memberitahumu untuk menunggu kepulanganku? Jadi, ini hasil kesetiaanku padamu? Stevanny Shi, kamu hanya bercanda saja, ya kan?” Thiago Lu mengguncangkan bahu Stevanny Shi. Jiwanya terasa sudah mau gila.
Yang bahunya diguncangkan gigit-gigit bibir dan mengibaskan tangan si pria darinya. Senyuman tipisnya lalu membuat si pria ketakutan.
“Memberitahuku untuk menunggu kepulanganmu?” Mengucapkan ulang frasa barusan, hatinya terasa sangat dingin. Wanita itu melanjutkan: “Pada hari pengambilan buku nikah kita, kamu bilang padaku bahwa kamu mau pergi ke Afrika. Kala itu, layaknya orang bodoh, aku menunggumu di Biro Urusan Sipil. Lalu, bukankah kita hari itu juga putus?”
Stevanny Shi masih mengingat jelas momen itu. Dengan penuh harapan, ia menanti kedatangan Thiago Lu ke Biro Urusan Sipil untuk bersama-sama mengambil buku nikah. Fransiska Yin, yang telah ia kenal sebelumnya, juga hadir. Teman baiknya itu hadir dengan mengajak Ethan Chen.
Tetapi, setelah waktu yang disepakati telah lewat, calon suaminya itu belum juga hadir. Dengan pesan pendek, pria itu kemudian mengabarinya bahwa surat kabar tempatnya bekerja menugaskannya pergi liputan ke Afrika. Tanggal kepulangannya belum dipastikan.
Tanpa mempertimbangkan bahwa dirinya adalah seorang pria yang akan segera menikah, Thiago Lu dengan gembira pergi ke Afrika. Ia dari dulu mungkin memang sudah memiliki mimpi ini. Pria itu ingin hidup di alam bebas dalam waktu yang lama, lalu mengambil foto di berbagai penjuru dunia.
Stevanny Shi kala itu kelewat berharap dengan hubungan mereka. Ia awalnya berpikri bahwa ia bisa memberikan seluruh hidupnya buat pria macam itu. Sampai ketika diterlantarkan di Biro Urusan Sipil, wanita itu baru sadar bahwa Thiago Lu hanyalah hembusan angin. Tidak seorang pun bisa menahan hembusan angin untuk tetap tinggal di sisinya.
Dalam peristiwa itu, Stevanny Shi menangis tersedu-sedu di Biro Urusan Sipil. Usaha Fransiska Yin untuk menenangkannya sama sekali tidak berdampak. Pengunjung-pengunjung kantor itu, yang juga datang untuk mengambil buku nikah, menatapnya seperti melihat makhluk aneh. Ditatapi seperti itu, dalam diri Stevanny Shi muncul dorongan untuk mencari pria di pinggir jalan secara acak dan mengajaknya ambil buku nikah.
Pada hari itulah ia berjumpa dengan Jacob Pei, meski tidak langsung ambil buku nikah.
Jacob Pei saat itu datang ke Biro Urusan Sipil untuk inspeksi kinerja pegawai negeri sipil. Berhubung hari itu adalah hari kasih sayangnya kalender China, ada reporter yang datang ke sana dan mewawancarainya. Ketika lensa kameramen terarah ke Stevanny Shi yang sedang menangis, Jacob Pei buru-buru melarangnya untuk memotret. Ia merasa harus menjaga rasa hormat terakhir dari si wanita.
Selain melihat Stevanny Shi, Jacob Pei juga melihat Ethan Chen dan Fransiska Yin. Tahu bahwa yang tengah menangis adalah teman mereka, ia membawa mereka bertiga ke ruang rapat untuk menunggu si wanita menenangkan diri.
Tidak lama kemudian, rumah sakit Ethan Chen kedatangan banyak korban kecelakaan mobil. Pria itu perlu segera kembali ke rumah sakit untuk memberi pertolongan darurat. Sementara itu, wajah Fransiska Yin juga tampak gugup setelah menerima sebuah panggilan. Mereka berdua pergi, jadi Stevanny Shi pun diurus Jacob Pei.
Di kemudian hari, sepasang pria dan wanita itu makin sering berinteraksi. Ketika Jacob Pei pada akhirnya mengajukan lamaran, Stevanny Shi langsung setuju tanpa berpikir panjang. Pernikahan dihelat dengan cepat. Semua berjalan sangat baik, kecuali tragedi kegugurannya.
Berbicara tentang tragedi itu, faktor pemicunya sejatinya juga Thiago Lu.
Lama sekali tidak mendapat kabar lanjutan dari Thiago Lu, Stevany Shi menelepon surat kabar yang mempekerjakannya dan menanyakan situasinya. Ia kala itu sama sekali tidak tahu dia masih hidup atau sudah mati. Pihak surat kabar mengabarkan situasi di Afrika sana sangat kacau. Tempat di mana si pria dikuasai oleh kelompok teroris, jadi hidupnya berada dalam bahaya.
Akhirnya, Stevanny Shi memohon Jacob Pei untuk membantu mengevakuasi dan memulangkan Thiago Lu. Ini adalah permohonan pertama dia pada suami barunya.
Si wanita tahu permohonnannya ini akan menyulitkan si suami. Tetapi, begitu menerima penolakan darinya, Stevanny Shi tetap marah. Mereka berselisih kata beberapa kali. Itu adalah pertengkaran pertama di antara mereka.
Untuk meredakan emosi, wanita itu mengajak Fransiska Yin keluar. Setelah diceritakan kronologis pertengkaran mereka, sahabatnya jadi sangat emosional, lalu terjadilah insiden kecelakaan dan tragedi keguguran.
“Aku pernah bilang aku pasti kembali. Bukankah kita saling mencintai? Bagaimana kamu bisa melupakan semua komitmen kita?”
“Itulah kebiasaanmu. Kamu sampai sekarang tidak sadar salahmu di mana, juga menumpahkan semua kesalahan pada diriku. Untung waktu itu aku memilih meninggalkanmu dan menikah dengan Jacob Pei. Aku sangat bahagia sekarang. Kamu tidak bisa memberikan kebahagiaan-kebahagiaan ini.”
“Lantas, mengapa apartemen kita dulu masih kamu pertahankan?”
Yang ditanya terhenyak. Ia mempertahankan apartemen mereka karena ingin si pria punya tempat tinggal ketika kembali. Ia pikir, meski tidak bisa jadi kekasih lagi, mereka masih bisa jadi teman.
“Belum bertemu pembeli yang cocok.”
Tatapan Thiago Lu memuram. Sebagai orang yang dulu sering bersentuhan dengan pihak pemerintahan, ia tentu tahu identitas pria yang Stevanny Shi sebut sebagai suaminya. Bisa menikah dengannya, hidup si wantia pasti bebas dari kekhawatiran apa pun. Tetapi, apakah pria semacam ini benar-benar bisa memberinya kebahagiaan?
“Temanku sebentar lagi akan turun, lalu kamu bisa naik. Aku tidak menginginkan barang-barangku yang masih ada di apartemen. Kamu boleh membuang semuanya. Tidak ada satu pun yang ingin aku kenang. Apartemen kita ini akan aku ubah kepemilikannya jadi atas namamu. Ini sejatinya apartemen yang nenekmu berikan buat kita, jadi ini hakmu.” Stevanny Shi berucap dengan tenang.
Si pria tahu bahwa dirinya tidak akan berkontak dengan si wanita lagi di masa depan. Ia jelas menyesali kepergiaannya ke Afrika. Pria itu pikir, Stevanny Shi akan menunggunya dengan patuh dan tenang. Nyatanya, begitu ia kembali, dia sudah dinikahi pria lain.
Andai masa lalu bisa diulang, Thiago Lu tidak akan pergi ke Afrika dan akan datang tepat waktu ke Biro Urusan Sipil. Ia akan menikah dengan Stevanny Shi, lalu menjalani kehidupan yang tenteram.
Sayang, obat untuk penyesalan belum pernah ditemukan.
Akhir-akhirnya, si pria hanya bisa melihat si wanita berlari kecil di tengah hujan. Ia juga melihat mobilnya. Ia dulu pernah bilang, kalau suatu hari nanti jadi orang kaya, ia akan membeli sebuah Mercedes-Benz yang beratap terbuka dan mengajak Stevanny Shi menyusuri jalanan tepi pantai.
Sekarang, mobil yang dikendari Stevanny Shi jauh lebih elit dari Mercedes-Benz. Dia mengendarai mobil sport keluaran Bentley! Itu mobil yang tidak akan pernah mampu ia beli walau bekerja seumur hidup.
Melalui kaca spion belakang, si wanita mengamati sosok Thiago Lu yang tertinggal sendirian. Jika bilang dirinya tidak iba, ia sudah berbohong. Sebagai seorang teman, ia bisa melihat dia menua cukup drastis setelah tinggal di Afrika selama setahunan. Apa saja yang ia alami di sana? Bagaimana dia bisa kabur dengan selamat dari kelompok teroris?
Tetapi, saat ini, Stevanny Shi menyadari hatinya lebih peduli dengan Jacob Pei. Wanita itu berpikir apa yang tengah dia lakukan dan bagaimana suasana hatinya kini. Sebelum melihatnya tidak apa-apa, ia tidak bisa merasa lega.
Pada saat ini juga, si wanita baru sadar kedudukan si pria di hatinya secara tidak sadar sudah menjadi sangat penting.
Stevanny Shi akhirnya tiba di rumah. Karena Ibu Gu tengah pergi ke Kota S untuk mengunjungi Valerie Pei dan Ellie, di rumah sekarang hanya ada dirinya, Jacob Pei, dan beberapa asisten rumah.
Melihat kepulangan Stevanny Shi, pelayan bersiap menyapa. Namun, yang mau disapa buka suara duluan.
“Jacob Pei di mana?” Melihat mobilnya terparkir di garasi, si istri tahu si suami sudah pulang.
“Tuan Muda ada di lantai atas. Setibanya di rumah tadi, dia langsung naik tanpa makan malam terlebih dahulu. Raut wajahnya tidak begitu baik.” Pelayan menjawab lebih dari yang ditanyakan. Selama bekerja di rumah ini, ia sangat jarang melihat Jacob Pei memperlihatkan ekspresi marah macam itu. Alhasil, ia tadi bersembunyi di dapur sampai majikannya itu masuk kamar.
“Baik. Biar aku siapkan makanan buatnya dan membawanya ke lantai atas.” Si wanita melepas mantel dan pergi ke dapur. Pekerjaan Jacob Pei sangat sibuk. Sebelum Javiar Pei ikut mengurusi perusahaan keluarga, selain harus menjalankan profesinya sebagai pejabat pemerintahan, ia juga harus mengawasi perusahaan itu. Dengan kesibukan semacam itu, si pria terbiasa menunda makan dan menderita penyakit maag.
Semua ini Ibu Pei ceritakan pada Stevanny Shi setelah dia menikahi putranya. Alhasil, ia setiap hari pun mengirim makan siang ke tempat Jacob Pei bekerja. Ia “merawat” perutnya dengan baik.
Sekarang jam makan malam telah lewat. Dengan kondisi belum makan, maag si suami sebentar lagi mungkin bakal kambuh.
Tanpa meminta bantuan asisten rumah, Stevanny Shi memasak dua menu sederhana di dapur. Dengan dipadukan sup, nasi putih, dan segelas susu yang sebelumnya telah disiapkan si asisten rumah, ia membawa kedua menu itu naik.
Begitu membuka pintu, si wanita menjumpai suasana ruangan sangat redup. Lampu tidak menyala, hanya tirai jendela saja yang dibuka. Bulan nampak secuil malam ini, jadi pencahayaan alami bisa dikatakan nyaris tidak ada.
Mengandalkan ingatan, Stevanny Shi menaruh nampan makanan di meja, lalu menyalakan lampu. Begitu lampu dinyalakan, ia melihat Jacob Pei terbaring di tempat tidur dengan satu tangan memegangi perut. Jidatnya sedikit berkeringat.
Dengan iba, wanita itu memindahkan gelas susu ke kepala ranjang, lalu mengambil beberapa lembar tisu dan mengelapkan keringatnya.
“Jacob Pei, perutnya nyeri sekali? Kamu sudah minum obat? Mau dibawa ke rumah sakit?”
Yang ditanya daritadi memejamkan mata meski tidak tertidur. Ketika si istri menyekakan keringatnya, ia tetap tidak membuka mata. Terhadap ketiga pertanyaan barusan, ia juga tidak memberikan jawaban apa pun.
“Jangan ke rumah sakit deh. Aku panggil Kakak Ethan Chen untuk datang kemari saja. Maagmu itu tiap kambuh sangat menyeramkan, andai terjadi sesuatu yang macam-macam bagaimana coba?” Berujar begini, Stevanny Shi segera mengambil ponsel untuk melakukan panggilan.
Ia tahu, dengan identitasnya sebagai pejabat pemerintahan, Jacob Pei tidak bisa muncul di rumah sakit secara terbuka. Sebagai istrinya, ia sendiri juga sebenarnya tidak boleh tarik-tarikan dengan Thiago Lu di lantai bawah apartemen.
Tepat ketika si istri tengah mencari kontak Ethan Chen, si suami mengangkat tangan dan menahan tangannya. Kedua matanya akhirnya juga terbuka.
“Tidak perlu…...” Suara lemah pria itu terdengar.
“Kalau tidak mau Kakak Ethan Chen datang, kamu minum obat!” Suara Stevanny Shi tiba-tiba menjadi sedikit berat. Setelah membantu Jacob Pei bersandar di kepala ranjang, ia pergi mengambilkan obat. Sudah menikah beberapa waktu dengannya, ia pun tahu obat maag mana yang biasa dia minum. Sembari mengambilkan obat, wanita itu sekalian mengambil air hangat buatnya. Habis dia minum obat maag, kekhawatirannya yang menggantung perlahan mulai menurun.
Berselang beberapa saat, air muka Jacob Pein jadi lebih baik. Stevanny Shi dalam hati berpikir, kalau tidak melihat dirinya dan Thiago Lu di lantai bawah gedung apartemen, suaminya ini tidak akan marah, tidak akan melewatkan makan, dan tidak akan menderita maag sekarang……
“Jacob Pei, yang ada di apartemen tadi adalah Fransiska Yin. Khawatir kamu akan mengabari Kakak Ethan Chen tentang kedatangannya, aku pun menyembunyikan dia darimu. Teman baikku itu datang tanpa diketahui olehnya.” Si istri memutuskan untuk memberi klarifikasi sekarang juga.
Dalam hati, wanita itu berharap Fransiska Yin bisa memahami tindakannya yang membongkar rahasia. Untung juga, dia sekarang telah ditemani Brandon Chu.
Alis berkerut Jacob Pei sedikit merileks. Ia lanjut mendengarkan penjelasannya.
“Soal Thiago Lu, aku juga tidak tahu bahwa dia telah kembali. Pertemuan kami di sana sepenuhnya merupakan kebetulan. Apaartemen itu juga bukan milikku. Itu milik nenek Thiago Lu, jadi aku cepat atau lambat harus menyerahkannya pada dia.” Stevanny Shi melanjutkan klarifikasi. Fiuh, ia bisa melihat ekspresi percaya dalam tatapan suaminya!
“Kamu sekarang memberitahuku bahwa Fransiska Yin ada di sana. Tidakkah kamu takut aku mengabari keberadaannya pada Ethan Chen?”
“Aku cuma tidak mau kamu salah paham.”
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseCinta Di Balik Awan
KellyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensUnlimited Love
Ester GohDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)