Diamond Lover - Bab 350 Orang di Depan Mata
Ekspresi terluka Jacob Pei ketika pergi terekam dengan jelas di benak Stevanny Shi. Ia belum lama mengenalnya, namun dari berbagai aspek sudah melihat sisi acuh dan dinginnya. Selama mereka menjalin hubungan dan menikah, ia tidak pernah rautnya sekecewa barusan.
Habis menyuruh Jacob Pei pulang, pintu apartemen Stevanny Shi diketuk lagi. Si wanita entah mengapa yakin yang mengetuk sekarang bukan Thiago Lu. Sama seperti Jacob Pei, dia tadi di lantai bawah juga sangat terkejut. Sekarang, setelah Jacob Pei pergi, tidak mungkin lah ya dia naik karena ingin menanyakan tentang pernikahannya?
Dari lubang kecil di pintu, Stevanny Shi melihat sebuah wajah yang sangat familiar. Wajah itu sangat tampan, jadi pantaslah hanya pernah melihatnya sekali ia langsung ingat sosok pemilik waajahnya. Hanya saja, wanita itu sama sekali tidak menyangka dia akan datang kemari secepat ini.
Fransiska Yin bilang keluarga Brandon Chu sangat berkuasa di Italia. Apakah kekuasaan ini sekarang sudah meluas ke Kota A?
Tanpa berandi-andai lebih lanjut, si wqnaita membuka pijntu. Brandon Chu, yang ada di luar, sama sekali tidak terkejut melihat sosok Stevanny Shi. Pria itu hanya melongokkan kepala untuk mencari bayangan tubuh Fransiska Yin di dalam apartemen.
“Lagi mandi.” Melihat nafas Brandon Chu yang tergesa-gesa serta pakaiannya yang berantakan, Stevanny Shi merasa pria ini baru tiba dari Italia. Mendengar si wanita bilang wanita yang dicarinya tengah mandi, kekhawatiran di wajah si pria berangsur-angsur tergantikan oleh kelegaan. Tetapi, di tengah kelegaan itu tiba-tiba muncul ekspresi ragu-ragu.
“Aku hanya…...” Brandon Chu ingin menjelaskan bahwa dia datang kemari bukan karena sengaja mencari Fransiska Yin. Pria itu sebatas mengkhawatirkannya saja. Namun, sebelum ia selesai berbicara, wanita yang dicari sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang dibungkus handuk. Fransiska Yin pertama menatap Stevanny Shi, lalu mengalihkan pandangannya dan terkejut dengan kehadiran Brandon Chu.
Sedikit kekesalan muncul di hati Fransiska Yin. Bisa menemukannya dengan begitu cepat, Brandon Chu pasti sudah menugaskan orang untuk selalu membuntutinya. Tetapi, di samping kekesalan, hatinya juga agak tersentuh. Si pria bisa bertindak begini karena perhatian dan khawatir padanya.
Selama empat tahun Fransiska Yin tinggal di Kota A, Brandon Chu juga membantunya menyembunyikan urusan percintaan dari Mario Yin. Si wanita kadang mengatai-ngatai dirinya sendiri. Ia tahu perasaan Brandon Chu padanya, namun ia malah menggunakan rasa sukanya itu untuk menyembunyikan rasa sukanya pada pria lain. Tindakan iini jelas terasa sangat menyakitkan buat Brandon Chu.
Wanita itu di satu sisi merasa bersalah, sementara di sisi lain menerima ketertarikannya.
“Eh, kamu kemari.” Fransiska Yin berkata datara sembari berjalan ke arah ruang tamu. Brandon Chu bisa mendengar ketidaksenangan menjadi perasaan utama dalam nada bicaranya.
“Bisakah kamu membiarkan aku dan Fransiska Yin mengobrol berdua? Sebentar saja.” Brandon Chu bertanya pada Stevanny Shi yang masih berdiri di depan pintu. Raut wajahnya menyiratkan kerendahan hati dan permohonan.
Stevanny Shi menatap wajah tulus Brandon Chu, lalu menatap wajah Fransiska Yin. Dirinya tidak punya alasan untuk bilang tidak.
“Temani ia baik-baik. Kurasa ia belum makan.”
“Aku paham, terima kasih.” Si pria memiringkan badan untuk memberi jalan pergi bagi si wanita.
Stevanny Shi menatap Fransiska Yin sekali lagi. Yang ditatap mengangguk dan memberikan tatapan yang menenangkan hati yang menatap. Bagus, sosok Brandon Chu telah muncul. Dia adalah orang yang lebih mahir mengontrol Fransiska Yin.
Setelah Stevanny Shi pergi, si pria menutup pintu dan berjalan ke sisi si wanita. Jelas-jelas jarak mereka tidak jauh, ia malah merasa setiap langkahnya amat berat.
Brandon Chu tadi sempat menghubungi ponsel Fransiska Yin, namun ponsellnya berada dalam keadaan mati. Dengan khawatir, pria itu pun menghubungi penanggungjawab tim orkestra untuk menanyakan situasi si wanita. Dari si penanggungjawab, ia baru tahu Fransiska Yin tidak berpartisipasi dalam pertunjukkan kali ini.
Pada momen itu, Brandon Chu langsung menebak alasan si wanita kembali ke China adalah untuk datang ke Kota A. Ia semula ingin melepaskannya, sebab ia merasa telah melakukan semua yang perlu dilakukan. Jika Fransiska Yin masih ingin datang kemari, ia tidak bisa apa-apa.
Sungguh, membuat seseorang yang tidak mencintaimu jatuh cinta kepadamu lebih sulit daripada membangunkan seseorang yang berpura-pura tertidur.
“Aku sudah berpesan pada penanggungjawab tim orkestra. Jika sewaktu-waktu kakakmu meneleponnya, ia akan bilang kamu tidak punya banyak waktu untuk bermain ponsel.” Brandon Chu duduk di tempat yang berjarak satu meter dari Fransiska Yin. Melihat rambut basahnya tidak juga dikeringkan, ia menghela nafas dan pindah duduk ke sebelahnya, lalu mengambil handuknya dan mengelap-ngelap rambutnya.
Fransiska Yin dalam hati terkekeh. Branodn Chu selalu setia membantunya menyembunyikan perkara cinta dari Mario Yin. Yang kali ini tidak terkecuali.
“Terima kasih.” Si wanita menunduk dan berucap terima kasih. Menunduk membuatnya tidak bisa melihat ekspresi wajah si pria, namun ia bisa merasakan aura ketidakberdayaannya.
“Seorang anak panti asuhan bernama Butterfly menderita leukemia. Dia tidak juga menemukan donor sumsum tulang yang cocok, jadi kepala rumah sakit bilang hidupnya sebentar lagi akan berakhir. Aku kemari untuk menemuinya.” Fransiska Yin menjelaskan. Ia merasa Brandon Chu telah sangat membantu dirinya, jadi ia juga harus menjelaskan hal yang tengah dilakukannya. Dengan begitu, kesalahpahaman di antara mereka bisa dicegah.
Lagiupula, mereka telah bertunangan. Sebagai calon suaminya, pria itu berhak tahu semua jadwal perjalanannya berikut tujuannya.
Gerakan tangan Brandon Chu mengkaku. Pria itu tidak menyangka Fransiska Yin akan memberi penjelasan padanya. Ia tahu, Fransiska Yin setuju untuk bertunangan dengannya hanya karena ingin menurut pada Mario Yin. Atau, lebih tepatnya, dia sekalian mencari alasan untuk mengubur penantiannya terhadap Ethan Chen.
Tidak peduli apa saja alasannya, Brandon Chu tidak mempermasalahkan. Selama Fransiska Yin ada di sisi, ia sudah merasa tercukupi.
“Bagaimana kalau aku coba donor?” Si pria melanjutkan gerakan tangannya. Ruangan tempat mereka berada ada dingin, sementara pakaian si wanita agak tipis. Jika ia tidak mengeringkan rambutnya dengan cepat, dia bisa masuk angin.
“Sudah terlambat. Penyakit Little Butterfly sudah berlangsung untuk waktu yang lama.” Nada suara Fransiska Yin sangat pasrah. Andai bisa menerima perawatan sejak awal, mungkinkah situasi sekarang akan berbeda seratus delapan puluh derajat?
Melihat kesedihan di wajah Fransiska Yin, Brandon Chu ikut sedih.
Mereka berdua terhitung tumbuh besar bersama. Meski Fransiska Yin dulu ikut Mario Yin tinggal di Inggris, karena keluarga Yin sudah lama bersahabat dengan keluarga Chu dan karena telah ditinggal kedua orangtua, Fransiska Yin setiap liburan selalu dititipkan di rumah kediaman keluarga Chu. Perasaan di antara mereka pun dikembangkan setiap masa liburan itu.
Kala itu, Fransiska Yin benar-benar merupakan wanita yang tidak takut pada apa pun. Mereka melakukan berbagai tindakan buruk secara bersama-sama, namun di hadapan senior-senior keluarga Chu, si wanita selalu tampil sebagai gadis penurut. Selama masa-masa itu, Brandon Chu selalu menutupi tindakan-tindakan buruknya. Sekalinya menutupi, waktu tanpa disadari berjalan dua puluh tahun. Menyembunyikannya segitu lama, Brandon Chu tidak pernah komplain.
Fransiska Yin berani, percaya diri, dan pintar. Selain itu, dia juga baik hati, berbakti, dan lucu. Sejak mereka kecil, Brandon Chu pernah melihatnya tertarik pada seorang lawan jenis.
Sampai kemudian Fransiska Yin datang ke Kota A bersama Leon Gu dan berpura-pura menjadi kekasihnya…… Sekembalinya ke Kota S, kepribadian dan gerak-gerik si wanita berubah drastis. Waktu itu, Brandon Chu tidak tahu bahwa perubahan ini disebabkan karena dia menaksir seseorang. Ia sedari dulu selalu berpikir bahwa ketika waktunya tepat, Fransiska Yin akan menikah dengannya dan mereka akan hidup bahagia.
Ketika Fransiska Yin menghilang selama jangka waktu tertentu, semua orang mengira dia kembali ke Italia. Sewaktu bersiap menyusulnya ke sana, Brandon Chu baru tahu bahwa dia sebenarnya menetap di Kota A. Pada titik itu, si pria baru tahu bahwa seorang pesaing cinta telah muncul.
Sayang, semuanya sudah terlambat untuk dicegah. Setibanya si pria di Kota S, si wanita dengan gembira bercerita bahwa dia bertemu seseorang yang jadi cinta pada pandangan pertamanya. Dengan penuh keyakinan, Fransiska Yin bilang ingin membangun bahtera rumah tangga dengan orang itu.
Brandon Chu kala itu merasa dirinya seperti tersambar petir di siang bolong. Ia dalam hati protes keras. Dia bilang dia bertemu cinta pada pandangan pertamanya. Jadi, dia telah mengabaikan perasaan yang terjalin di antara mereka selama dua decade?
Brandon Chu, yang selalu tidak bisa menolak permintaanya, untuk sementara waktu pun setuju untuk menyembunyikan urusan ini dari Mario Yin.
Ia pikir, setelah sudah bosan berhubungan dengan pesaing cintanya, Fransiska Yin akan sadar siapa yang sebenarnya mencintai dia dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain, dia dalam waktu dekat akan kembali ke sisinya. Nyatanya, penantiannya itu malah berdurasi empat tahun.
“Fransiska Yin, kita keluar makan yuk?” Merasa rambutnya kurang lebih sudah cukup kering, si pria mengajak si wanita melakukan aktivitas lain.
Tiba-tiba, Fransiska Yin meraih lengan Brandon Chu. Kepalanya, yang daritadi menunduk, kini terangkat dan pandangannya menemui pandangan tajam Brandon Chu. Dalam tatapan pria di sampingnya, Fransiska Yin bisa melihat pengharapan yang amat kuat.
“Brandon Chu, bisakah kamu mengawasiku dengan ketat? Setelah aku bertemu Butterfly, bawa aku pulang dan jangan pernah izinkan aku kembali, oke?”
Kata-kata ini berbekas mendalam di hati si pria. Telapak tangan dirinya, yang digenggam telapak tangan si wanita, bisa merasakan suhu dingin yang terpancar.
“Kalau kamu nanti menganggapku kejam bagaimana?” Brandon Chu berusaha keras untuk membuat nada bicaranya sesantai mungkin. Sembari berkata, pria itu mengencangkan pegangan tangan mereka berdua biar panas tangannya bisa terpancar ke tangan si wanita. Dengan begitu, tangan yang sedang bergenggaman dengan tangannya ini bisa menjadi lebih hangat.
“Kamu boleh sedikit kejam, kok.” Fransiska Yin sama sekali tidak sedang bercanda.
Brandon Chu terdiam, lalu tersenyum tipis. Ia menepuk-nepuk kepala tunangannya dan mengalihkan pembicaraan: “Cepat ganti pakaiaan. Aku mau mengajakmu makan malam.”
Yang diperintah gigit-gigit bibir. Mau ganti pakaian apa coba? Kopernya saja tidak terbawa kemari.
“Koperku tidak sengaja tertinggal di taksi……” Fransiska Yin tidak ingin peristiwa ia menjumpai Ethan Chen diketahui oleh Brandon Chu. Jika ingin meredakan rasa terlukanya, ia sebisa mungkin tidak boleh membahas hal-hal yang akan membuatnya tidak senang.
Demi dirinya, si wanita tahu Brandon Chu sudah berubah drastis. Dia seharusnya mengambil alih kekuasaan keluarga Chu di Italia. Hanya karena Mario Yin menceritakan kekhawatirannya dalam menyerahkan saudara perempuannya pada keluarga yang tidak sepenuhnya bersih, dia selangkah demi selangkah memberantas orang-orang yang tidak lurus di keluarganya. Semua dia lakukan hanya untuk memperoleh anggukan Mario Yin.
“Benar-benar ceroboh. Kalau begitu, beli pakaian dulu atau makan dulu?” Brandon Chu terkekeh ringan.
“Pergi makan dulu, lalu pergi ke mal. Berhubung besok akan berjumpa anak-anak panti asuhan, aku di mal ingin sekalian memberi hadiah untuk mereka.” Tanpa sadar, si wanita telah mengeratkan jari-jari tangannya ke jari-jari tangan si pria. Ini adalah kekompakan yang terbentuk setelah mereka saling berinteraksi dalam jangka waktu yang lama. Kekompakan ini tidak bisa dibuat dengan orang yang hanya berinteraksi dengannya selama empat tahun.
Sampai sekarang, Brandon Chu percaya bahwa suatu hari nanti Fransiska Yin akan menoleh dan menyadari keberadaannya di belakang. Ia lalu ingin mencintainya dan membuatnya bahagia setiap saat.
“Kalau begitu, ada mantel di sini? Pakaianmu setipis itu, kalau kena flu siapa yang iba selain aku?” Setiap flu, wanita ini tidak pernah mau minum obatg atau diinfus. Dia selalu memilih untuk berbaring seharian dengan keringat dingin. Setiap siklus itu berulang, dia selalu meminta Brandon Chu untuk menungguinya di sisi dan memberikan berbagai perintah padanya.
Fransiska Yin menampilkan senyum yang telah lama hilang di wajah. Si wanita mengangguk, lalu berjalan ke tempat tidur dan mengambil mantel bekas Stevanny Shi. Setelah memakainya, dia berlari keluar dan memegang erat lengan Brandon Chu.
Fransiska Yin sekarang berpikir untuk menseriusi kebaikan hati Brandon Chu. Jika dibandingkan dengan relasi dirinya dan Brandon Chu yang berlangsung selama lebih dari dua puluh tahun, relasinya dengan Ethan Chen yang hanya berlangsung empat tahun tidak ada apa-apanya.
Si pria melepaskan pegangan tangan si wanita. Sebelum dia bereaksi, ia sudah meletakkan satu tangannya di pinggang dia dan membuatnya sedikit lebih menempel padanya.
Brandon Chu membungkuk dan mengecup jidat Fransiska Yin. Aura khasnya pun segera menyelimuti tubuh wanita itu. Fransiska Yin tidak menghindar, atau lebih tepatnya tidak punya waktu untuk menghindar, juga tidak menolak kecupannya. Merek telah bertunangan, jadi cepat atau lambat akan menikah. Alhasil, hal-hal yang lebih intim dari sekadar kecupan pun cepat atau lambat akan mereka lakoni.
Biarlah Brandon Chu menjaganya dengan ketat, entah tubuhnya mau pun hatinya.
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyThick Wallet
TessaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlI'm Rich Man
HartantoBehind The Lie
Fiona LeeHei Gadis jangan Lari
SandrakoDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)