Diamond Lover - Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
Emily Gu paham bahwa kerinduan itu mirip cinta. Keduanya sama-sama bisa dilemahkan oelh waktu, lalu akhirnya berubah jadi mirip pasir yang bisa hilang ditiup angin. Dalam minggu pertama, ia akan sangat-sangat merindukannya. Satu bulan kemudian, ia sesekali mungkin akan terpikir tentangnya, namun tidak sesering waktu awal-awal.
Dalam dua bulan, setengah tahun, atau satu tahun, kerinduan ini akan terkikis habis oleh hal-hal eksternal.
Si wanita tahu bahwa cintanya dangkal. Cintanya itu tidak mungkin bisa mirip dengan cinta Valerie Pei pada Leon Gu dan sebaliknya. Kalau mereka, sudah berpisah selama empat tahun, mereka akhir-akhirnya masih bisa kembali bersatu.
Emily Gu juga tahu bahwa dirinya tidak sepemberani Valerie Pei. Sejak kecil, ia tidak pernah melakukan hal-hal yang keluar jalur. Satu-satunya perbuatan yang ia rasa membuat lintasan hidupnya jadi agak menyimpang adalah berpacaran dengan Jefferson Shen.
Cinta itu terjalin di bangku SMA. Mereka waktu itu merasa berpacaran saat SMA bukan masalah besar selama nilai-nilai tetap terjaga. Selain itu, mereka juga merasa guru akan tutup mata dengan hubungan mereka asal mereka tidak melakukan seks bebas. Nyatanya, pengajaran keluarga Gu sangatlah ketat. Ibu dari kecil selalu menekankan soal ini: sebagai gadis di keluarga terhormat, ia tidak boleh asal berpacaran tanpa seizin ayah dan ibu.
Di belakang semua orang, Emily Gu malah menjalin cinta dengan Jefferson Shen. Siswa tampan itu suka tidur di kelas. Di kemudian hari, ia baru tahu mengapa guru tidak menegur dia setiap melakukan itu.
Emily Gu juga pernah melihat Jefferson Shen main basket sendirian di lapangan. Siswa yang satu ini sepertinya tidak pernah ikut kompetisi.
Orang yang tampak tidak bisa berbaur dengan teman-teman sekolah sungguh menarik perhatian si wanita.
Emily Gu yang cerdas, cantik, dan terkadang linglung, adalah siswi yang ditaksir banyak siswa. Hanya saja, karena sikapnya pada murid laki-laki relatif dingin, tidak ada murid yang berani menyatakan cinta padanya.
Seiring berjalannya waktu, perhatian dan kepedulian si wanita pada Jefferson Shen terus tumbuh. Pada mulanya, mereka saling memperhatikan satu sama lain, namun tidak ada yang berani berbicara apa-apa. Lalu, pada suatu sore di perpustakaan, Jefferson Shen menciumnya dengan lembut. Itu menjadi titik di mana hubungan mereka jadi lebih lekat.
Hanya saja, yang tahu tentang hubungan ini hanya mereka berdua.
Jalinan kasih mereka berlangsung sampai lulus SMA…...
Di kamar pengantin, ponsel Emily Gu masih terus berdering. Dengan putus asa, ia menekan tombol angkat dan bediri di depan jendela kamar. Sembari menatap pemandangan luar, wanita itu berusaha menahan kegelisihan dan…… kerisihannya.
“Kamu sekarang di mana? Mengapa kamu terus tidak mengangkat teleponku?” Suara di ujung telepon agak emosional.
Si wanita menarik napas dalam-dalam. Dengan dahi bertumpu pada satu tangan, wanita itu menjawab: “Aku di luar negeri. Kakakku sedang menikah.”
“Mengapa kamu belum pernah mengabarinya padaku?”
“Aku tidak merasa wajib melaporkan semuanya padamu. Pertama-tama, aku bukan istrimu, jadi aku punya kebebasan untuk pergi ke mana pun tanpa perlu mengabarimu. Kedua, kalau pun aku berstatus sebagai istrimu, aku tetap punya privasi.” Emily Gu tiba-tiba merasa tidak tahu harus bagaimana mengahadapi Jefferson Shen.
Ketika mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, mereka sudah sepakat untuk mendaftar ke perguruan tinggi yang sama. Bayangkan, demi si pria, si wanita membuang kesempatannya untuk kuliah ke luar negeri. Yang terjadi adalah, pada hari daftar ulang murid baru, Emily Gu melihat nama Jefferson Shen di list nama, namun tidak melihat sosoknya. Selama empat tahun berikutnya, ia masih belum menjumpainya juga.
Sekarang, pria itu tiba-tiba hadir lagi dalam hidupnya dan meminta mereka untuk balikan. Bahkan, dia juga menggunakan tubuhnya untuk dijadikan alibi kepergiannya waktu itu. Jefferson Shen bilang, dia waktu itu tidak jadi berkuliah karena harus berobat.
Kalau pun memang pergi berobat, mengapa Jefferson Shen tidak mengabarkannya barang untuk satu kali? Kalau sekarang baru memberitahu, si wanita sedari dulu sudah menganggapnya sebagai pria yang telah menghilang tanpa pamit. Jefferson Shen sudah dianggap lenyap dari dunianya, namun pria itu tidak mau melepasnya……
Pernah mencintai Jefferson Shen, Emily Gu tidak bisa untuk tidak meladeninya sama sekali. Lagipula, si pria memang sungguh sakit. Hingga kini, kepeduliannya pada dia perlahan terus meningkaat. Tetapi, kepeduliannya ini malah diartikan si pria sebagai cintanya yang masih tersisa. Alhasil, pria itu jadi overprotektif pada Emily Gu, bahkan selalu ingin tahu semua aktivitasnya.
“Aku hanya takut kehilangan kamu lagi.”
Kata-kata Jefferson Shen membuat sikap keras Emily Gu tiba-tiba melunak. Bagaimana pun juga, pria ini adalah seseorang yang sakit dan pernah dia cintai. Ketika berhadapan dengan cinta pertama, si wanita selalu tidak berdaya.
“Aku akan kembali dalam beberapa hari. Jaga dirimu baik-baik. Sudah ya.” Emily Gu langsung menutup telepon. Jika percakapan mereka terus berlanjut, si wanita khawatir dirinya akan mengungkit soal kepergiannya dulu dan menanyakan apa kualifikasinya untuk tiba-tiba muncul lagi di hidupnya. Pertanyaan itu hanya akan memancing konflik di tengah-tengah mereka.
Setelah menyimpan ponsel di tas, Emily Gu berbalik badan dan secara mengejutkan menjumpai sosok Javiar Pei. Wanita itu tidak tahu sejak kapan si pria berdiri di sana, juga tidak tahu seberapa banyak hal yang dia dengar dari percakapan teleponnya. Selama ini tidak ada yang mengetahui hubungannya dengan Jefferson Shen……
“Aku pikir kamu sedang diancam. Nyatan ya, kamu sendiri rela untuk dipukul dan ditindas.” Javiar Pei mendengar seluruh percakapan Emily Gu dan Jefferson Shen. Sebelumnya, ia juga sempat membaca isi pesan si pria. Pesan itu berbunyi: Jika kamu tidak muncul juga, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya.
Ternyata, Emily Gu hanya tengah bermasalah dalam urusan cinta. Masuk akal sih, putri-putri keluarga terhormat kan suka bertindak sesuka hati, termasuk mempermainkan cinta. Sama lah putri-putri ini dengan putra-putra seperti mereka.
Si wanita tidak memahami maksud si pria, namun juga tidak berani bertanya apa saja dia barusan dengarkan. Bagaimana pun juga, setelah acara pernikahan, dia akan kembali ke Kota A. Javiar Pei pun tidak ia anggap perlu untuk diajak berkenalan. Omong-omong, kakak dan kakak ipar masih menghilang entah ke mana. Ia belum berbicara banyak dengan pengantin baru ini.
Tidak ingin membuang lebih banyak waktu, Emily Gu berjalan keluar sambil mengangkat ujung gaunnya.
Javiar Pei mengerutkan bibir. Ia merasa fengshui di antara dirinya dan Emily Gu memang tidak cocok. Sekali pun Leon Gu dan Valerie Pei berusaha mendorong penyelesaian konflik di antara mereka, usaha itu tetap berakhir nihil.
Tidak lama setelah si wanita pergi, si pria juga pergi. Di tengah kesibukan, ia sudah bersusah-payah meluangkan waktu untuk menghadiri acara pernikahan kakaknya. Sekarang, pria itu ingin pergi ke pantai untuk menikmati suasananya. Jelas, ia di sana akan mencari wanita-wanita cantik untuk menemaninya.
Sementara itu, saudara-saudara dan rekan-rekan Leon Gu dan Valerie Pei pada akhirnya tidak berhasil menemukan mereka berdua. Demi menikmati malam pertama tanpa gangguan apa pun, Leon Gu dan Valerie Pei bahkan menitipkan anak mereka ke anggota keluarga. Putri kandung saja mereka berdua singkirkan, apalagi mereka-mereka yang bukan merupakan putra dan putrinya?
Javiar Pei tidak tertarik untuk membahas hal-hal ini. Hanya saja, berhubung Valerie Pei sudah menikah dengan Leon Gu, maka satu-satunya anak yang tersisa di rumah adalah dirinya. Ia kedepannya akan jadi objek perhatian utama seluruh anggota keluarga. Pria itu bisa membayangkan apa-apa yang akan dikatakan anggota-anggota keluarga Pei sekembalinya ke Kota A, juga kencan-kencan macam apa yang akan mereka aturkan buatnya.
Memikirkan semua ini, Javiar Pei tidak bisa menahan sakit kepala. Ia wajib menemukan cara untuk melarikan diri buat sementara waktu.
Dengan segera, si pria terpikir perusahaan yang berdomisili di Kota S. Setelah menikah dengan Leon Gu, Valerie Pei untuk sementara waktu akan fokus pada keluarganya. Setelah Ellie sudah sedikit lebih besar, dia baru akan berpikir untuk kerja lagi. Di samping mengurus Ellie, Valerie Pei juga bakal disibukkan dengan urusasn-urusan rumah keluarga Gu. Intinya, kakaknya itu akan sangat sibuk.
Dalam situasi begini, Javiar Pei punya alasan untuk pindah ke perusahaan modal ventura di Kota S. Sebelum orang yang akan menggantikan Valerie Pei secara permanen berhasil ditemukan, ia akan menduduki posisinya untuk sementara.
Namun, di kemudian hari, ia jadi ragu apakah keputusannya untuk datang ke Kota S adalah keputusan yang tepat. Pria itu mengira dirinya sudah berhasil menghindar dari pernikahan macam pernikahan Valerie Pei. Nyatanya, tanpa diketahui, ia sudah jatuh ke dalamnya.
Karena kebaikan hati Valerie Pei, Emily Gu dapat bekerja di perusahaan itu lagi. Hanya saja, jabatannya kali ini bukan sekretaris CEO lagi. Baru beberapa hari bekerja di sana, Javiar Pei baru tahu bahwa lantai di bawah lantai tempatnya bekerja merupakan tempat kerja Emily Gu.
Dengan status Emily Gu sebagai nona ketiga keluarga Gu, si pria agak meragukan kemampuan bekerja si wanita. Alhasil, setelah tahu bahwa dia bekerja di sini, ia ingin mengamati performa kerjanya dengan seksama.
Performanya ternyata layak diacungi jempol. Javiar Pei pun mengambil sebuah sikap. Asal Emily Gu tidak memuat kekacauan di kantor, ia akan membiarkannya tetap bekerja di sini. Sikap ini diambil sekalian untuk menghargai keputusan yang Valerie Pei pernah ambil.
Sayang, urusannya di luar agak berantakan hingga ia agak kewalahan meresponnya.
Ceritanya, selama sebulan bekerja di perusahaan ini, Valerie Pei setiap akhir pekan selalu mengajaknya makan di rumah kediaman keluarga Gu. Tiap datang ke sana, ia selalu bisa merasakan sikap bermusuhan yang ditunjukkan para anggota keluarga itu. Meski Valerie Pei telah menikah dengan Leon Gu, sikap mereka padanya tidak juga berubah.
Selama bekerja, Javiar Pei memilih mendedikasikan waktu ke pekerjaan. Apalagi, pria itu saat ini juga belum punya kekasih.
Saling berdedikasinya, si pria rutin menghabiskan hari Sabtu-nya di kantor. Pada suatu Sabtu, ia melihat bahwa nominal uang yang tertera di laporan keuangan keliru. Sebagai seseorang yang selalu menuntut kesempurnaan dan sigap menyelesaikan masalah, Javiar Pei langsung turun ke lantai bawah untuk menyalakan komputer si pembuat laporan dan mengecek nominal yang tepat. Tetapi, baru keluar dari lift, ia mendengar suara dari dalam ruangan yang dituju.
Si pria tidak bisa menahan keterkejutan. Memang ada orang selain dirinya yang datang ke kantor pada hari Sabtu? Kalau ada, mengapa suara di dalam menyerupai suara dua orang yang tengah bertengkar?
Javiar Pei menggesok kartu aksesnya dan masuk dengan langkah ringan. Dari depan pintu, ia melihat seorang pria dan seorang wanita berdiri di area kerja. Pria ini jelas sekali bukan karyawan perusahaan, sementara sosok wanita di depannya agak mirip Emily Gu.
Sebagai perusahaan modal ventura, perusahaan mereka paling takut denagn kebocoran informasi. Javiar Pei melihat si pria memegang kartu akses milik Emily Gu, sementara di meja si wanita ada satu kartu lagi.
“Aku sudah bilang padamu, aku datang ke kantor untuk mengambil barangku yang tertinggal. Mengapa kamu mengikutiku?” Nada bicara Emily Gu jelas-jelas marah.
“Kamu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kamu tahu betapa aku mengkhawatirkanmu?””
“Bisakah kamu tidak memperlakukanku seperti seorang tahanan? Aku benar-benar tidak tahan. Lepaskan aku, bisa?”
Pertengkaran di sana teramat sengit. Saking sengitnya, kedua orang bahkan tidak menyadari kehadiran Javiar Pei.
“Aku mengkhawatirkanmu!”
“Tetapi kita sudah putus!”
“Tidak, aku tidak mau kita putus. Kamu juga masih mencintaiku, bukan? Mengapa kamu ingin meninggalkanku? Karena aku menderita penyakit, kah?”
“Ehem, ehem…...” Tidak tertarik mendengarkan perdebatan mereka lebih lanjut, Javiar Pei berbatuk untuk menunjukkan keberadaannya.
Mendengar suara batuk, Emily Gu berbalik badan dengan kaget. Bertemu orang lain masih oke, tetapi mengapa dirinya malah bertemu Javiar Pei? Pria itu dulu sempat meragukan kinerjanya. Sekarang, dia melihat dirinya membawa orang masuk ke ruangan yang hanya bisa diakses orang kantor……
“Karena dia, kah? Kamu sekarang berpasangan dengannya, ya kan!” Jefferson Shen tiba-tiba menarik tubuh Emily Gu. Saking bertenaganya tarikan itu, si wanita langsung merasa kesakitan. Dia ingin melepaskan diri, namun tidak kuat.
Emily Gu merasa Jefferson Shen sekarang terobsesi untuk mengontrol seseorang. Kalau dia setiap hari hanya mengecek rencana perjalanannya, ia masih bisa terima. Sekarang, dia malah mengikutinya ke perusahaan. Lebih parahnya lagi, pria ini juga punya kartu akses yang dibuat diam-diam. Jika bukan karena Jefferson Shen sekarang masih sakit, ia dari dulu sudah memutuskannya.
Tindakan-tindakan yang terlalu tidak berperasaan…… Si wanita sadar dirinya tidak sanggup untuk melakukannya.
“Lepaskan.” Dalam waktu yang sangat sebentar, Javiar Pei sudah berjalan ke sisi Emily Gu. Satu tangannya ia cengkeramkan ke pergelangan tangan Jefferson Shen, lalu pria itu langsung mengerang kesakitan. Fokus dengan rasa sakit yang dialaminya, pegangan dia di bahu Emily Gu perlahan melemah.
“Javiar Pei, lepaskan dia. Dia orang sakit!” Si wanita buru-buru melepaskan diri dari Jefferson Shen. Tetapi, melihat ekspresinya yang kesakitan, tanpa memedulikan fakta bahwa tulang bahunya sekarang mungkin sudah remuk jika Javiar Pei tidak turun tangan, Emily Gu berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Javiar Pei dari pergelangan tangan Jefferson Shen.
Kukunya tanpa sengaja melukai punggung tangannya. Beberapa bercak merah pun muncul.
Pada momen ini, Javiar Pei merasa dirinya sungguh kurang kerjaan.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeKembali Dari Kematian
Yeon KyeongTakdir Raja Perang
Brama aditioCinta Dan Rahasia
JesslynMy Charming Lady Boss
AndikaLove and Trouble
Mimi XuRahasia Istriku
MahardikaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)