Diamond Lover - Bab 316 Berbagai Usaha
Keesokan pagi, ketika masih terlelap, Valerie Pei dibangunkan oleh suara ketukan pintu. Berhunbung tinggal sekamar dengannya, Ellie pun ikutan terbangun. Sebelum si wanita bereaksi, Stevanny Shi sudah membuka pintu duluan dan masuk.
“Little Valerie, cepat bangun. Tuan Gu ada di ruang tamu, suasananya sangat canggung. Kamu harus buru-buru turun.” Stevanny Shi mengingat-ingat suasana di ruang tamu barusan. Ibu Pei dan Jacob Pei bersikap seperti tengah berhadapan dengan musuh, sementara Leon Gu memohon-mohon dengan senyum.
Ini adalah pertama kalinya ia melihat Ibu Pei begitu marah. Selain itu, ketika ia semalam kembali ke kamar sesudah mengobrol dengan Valerie Pei, Jacob Pei juga dengan blak-blakan menyuruhnya untuk tidak ikut campur dalam urusan Valerie Pei dan Leon Gu. Ketika berucap begini, ekspresi si pria sangat serius.
Valerie Pei, yang belum segar sepenuhnya, ditarik ke kamar mandi oleh Stevanny Shi. Ellie juga sekalian ia gandeng.
“Ayah kemari pagi-pagi begini?” Si anak bertanya pada Stevanny Shi dengan satu tangan memegangi sikat gigi.
Valerie Pei juga kebingungan. Sekarang baru jam setengah delapan, sementara Leon Gu sudah tiba di sini. Kelihatannya, ia tengah mempersiapkan diri untuk pertarungan yang berlarut-larut. Leon Gu datang sendiri atau dengan Henry Gu dan lainnya ya? Mungkinkah mereka sekeluarga tidak akan mau angkat kaki sebelum dapat persetujuan dari ibu?
Demi bisa bersama, pria ini benar-benar bekerja keras!
Sekelarnya Valerie Pei siap-siap, Stevanny Shi langsung membawanya turun ke lantai bawah. Jacob Pei kelihatan sangat tidak puas dengan tindakan si wanita yang memanggil adiknya ini. Stevanny Shi sendiri pura-pura tidak menyadari tatapan risihnya.
“Ayah!” Ellie langsung berlari ke Leon Gu dan menenggelamkan diri dalam pelukannya. Ia terlihat sangat gembira. Terhadap adegan ini, Ibu Pei dan Jacob Pei pura-pura tidak lihat.
Keduanya dalam hati berpikir, oh jadi sekarang dia pakai anak sebagai bujukan ya! Tidak pernah bisa melupakan semua perlakuan buruk Leon Gu pada Valerie Pei, mereka tidak ingin terenyuh oleh adegan ini. Mereka bersikeras mempertahankan rasonalitas dalam berpikir!
Valerie Pei memberi kode mata pada Leon Gu. Mengapa dia datang sepagi ini sih?
Si pria hanya mengangguk-angguk. Dia sepertinya pura-pura tidak paham dengan kode yang diberikan.
“Sudah bertemu Ellie, kamu sudah bisa pergi sekarang?” Ibu Pei memotong kontak mata antara putrinya dan mantan menantunya. Jujur, ia sendiri juga tidak paham dengan jalan pikiran Valerie Pei. Bagaimana bisa dia menyukai orang seperti Leon Gu? Terus, sudah disakiti di masa lalu, bagaimana bisa dia sekarang masih ingin berpasangan dengannya?
“Nenek, Ellie masih ingin berdua dengan ayah. Jangan usir ayah ya……” Ellie memeluk leher Leon Gu. Ia tidak mau ayahnya pergi secepat itu.
Dengan permintaan anak ini, sebagai orang dewasa, para anggota keluarga Gu tidak enak hati untuk kembali mengusirnya. Mereka tidak ingin Ellie memiliki memori buruk soal tindakan ini.
Ibu Pei menghela nafas sembari menatap Valerie Pei. Tanpa bilang apa-apa, wanita itu naik ke atas. Sikapnya sudah sangat jelas: jika Valerie Pei ingin masuk keluarga Gu lagi, maka ia tidak akan menganggapnya anak lagi.
Jacob Pei berjalan melewati Valerie Pei, lalu membawa Stevanny Shi pergi sarapan ke ruang makan. Ia sendiri juga geram melihat tingkah adiknya. Dengan sikapnya yang tidak mau belajar dari masa lalu ini, ia tidak bisa menasehati dan mengarahkannya untuk membuat keputusan yang tepat.
Melihat orang-orang keluarganya satu per satu meninggalkan ruang tamu, hati Valerie Pei terasa tidak nyaman. Mereka semua tidak mau menerima Leon Gu, juga tidak menyisakan sedikit pun ruang kompromi. Sungguhkah dirinya dan Leon Gu tidak bisa bersama lagi?
Melihat kekhawatiran di raut si wanita, si pria menghampirinya sembari menggendong Ellie: “Jangan gelisah. Temuilah Gianna Wei dan teman-temanmu, urusan keluargamu ini aku pasti akan ketemu jalan keluarnya.”
Valerie Pei baru ingin memintanya untuk menunda dulu semua usaha ini. Ia pikir, mereka perlu menunggu keluarga masing-masing, terutama keluarganya sendiri, untuk tenang terlebih dahulu, baru kemudian melakukan pendekatan lagi.
“Percayalah padaku.”
Dua kosakata sederhana ini segera menghapuskan semua kekhawatiran di hati Valerie Pei. Leon Gu bilang pasti ada jalan keluar, itu artinya benar-benar akan ada.
“Baik. Kalau begitu, aku dan Ellie berangkat dulu.”
Baru tiba di ruang kerja, Jacob Pei langsung dikabari sekretaris bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya. Si pria tidak punya jadwal pertemuan di pagi ini, berarti orang ini datang tanpa janji. Ketika bertanya lebih lanjut, ia baru tahu bahwa orang itu adalah Henry Gu. Jacob Pei langsung menolak. Bila bertemu Henry Gu pada saat-saat begini, bukankah dirinya hanya akan dibujuk-bujuk untuk menerima lagi Leon Gu sebagai pasangan Valerie Pei? Namun, dua jam berlalu, sekreatis bilang pria tua itu masih menunggu di lantai dasar gedung.
Mempertimbangkan sosok Henry Gu yang senior, Jacob Pei sebagai junior tidak tega untuk membiarkannya menunggu lebih lama lagi. Alhasil, ia pun meminta sekretaris untuk membawanya naik.
Henry Gu datang sendirian. Berpikir bahwa dirinya datang kemari semata untuk Leon Gu, tanpa berbasa-basi, pria tua itu langsung menyinggung isu utama.
“Kakek Gu, sikap keluarga Pei kemarin sudah diungkapkan dengan jelas. Kami tidak bersedia untuk kembali mengizinkan Little Valerie masuk keluarga Gu. Kami tidak siap menanggung risikonya.” Meski di rumah sering bersikap cuek pada Valerie Pei, Jacob Pei sebenarnya sangat khawatir dengannya. Ia tidak mau si adik jatuh ke lubang yang sama.
Henry Gu bisa memahami kekhawatiran Pei Ji dan keluarganya. Faktanya, ketika Leon Gu memintanya untuk ikut membantu pendekatan, ia sedikit ragu-ragu. Pria tua itu tidak tahu apakah cucunya akan memperlakukan Valerie Pei dengan baik untuk selamanya. Kalau hal-hal yang ada di masa lalu terulang, ia akan merasa kasihan pada Valerie Pei. Henry Gu tidak mau anak dari cucunya kembali terluka.
Namun, ia disi lain juga sangat mengenal cucunya. Jika dia belum yakin terhadap suatu hal, dia pasti tidak akan mengambil keputusan dan meminta orang-orang untuk memperjuangkan perwujudannya. Leon Gu bilang dia ingin Valerie Pei bisa kembali ke keluarga Gu dengan terbuka dan disetujui kedua belah pihak. Kalau begiti, mereka tidak punya pilihan lain selain berusaha mendapatkan kata iya dari keluarga Pei.
Mempertimbangkan bahwa Leon Gu rela melakukan segini banyak hal hanya demi Valerie Pei, ia pun setuju untuk membantu.
“Anak muda, aku bisa memahami kekhawtiranmu.” Suara Henry Gu yang agak tua terdengar: “Hari ini, aku memang datang atas nama cucuku yang memalukan. Ia di masa lalu telah mengecewakan Valerie Pei. Di sini, aku meminta maaf atas nama dia.”
“Aku sebagai junior tidak berani menerima maafmu. Ini urusan mereka berdua, kok berani-beraninya Leon Gu meminta seseorang yang sangat senior untuk mewakilkannya minta maaf?” Jacob Pei merasa tidak berhak mengiyakan ucapan ini.
“Valerie Pei bagaimana pun sudah dibuat menderita olehnya. Sesuatu yang harus dimintakan maaf maka harus dimintakan, tidak peduli siapa yang mengucapkan maafnya.” Henry Gu mengangguk. Seumur-umur, sebagai orang dari keluarga elit dan berkuasa, pria itu hanya pernah meminta maaf pada satu dua orang. Sekarang, gara-gara masalah cucunya, ia harus memohon maaf pada seseorang yang jauh lebih junior!
“Leon Gu sangat menyesali sikapnya dulu. Bisakah kamu memberinya satu kesempatan lagi untuk mengompensasikan semua itu?”
Yang ditanya ragu-ragu. Ia tahu karakter Valerie Pei. Dia tidak mungkin meninggalkan keluarganya hanya demi Leon Gu. Namun, di sisi lain, kalau keinginannya buat balikan dengan si mantan suami tidak terpenuhi, ia bisa tidak bahagia sepanjang hidup.
Tetapi, Leon Gu sungguh tidak mau menyerahkan Valerie Pei kepada Leon Gu dengan semudah ini. Adiknya tidak boleh disakiti siapa pun! Berhubung mantan suaminya itu sudah berulang kali menyakiti hati dia, ia harus memberinya pelajaran.
“Kakek Gu, aku tidak bisa memutuskan ini sendirian. Kalau pun aku setuju, ibuku mungkin tidak setuju. Selain itu, sebelum wafat, ayah juga mengingatkan kami untuk tidak membiarkan Little Valerie masuk keluarga Gu lagi.” Jacob Pei sengaja menyinggung almarhum ayahnya. Dengan begini, sekeras apa pun usahanya untuk “mengemis” kata iya, usaha Henry Gu akan tetap terhalang sesuatu yang tidak bisa diubah, yakni pesan orang yang sudah tidak ada.
“Membiarkan seseorang yang sudah wafat untuk menahan kebahagiaan Valerie Pei bukanlah sesuau yang baik. Di surga sana, ayahmu pasti juga tidak ingin melihat situasi ini.” Henry Gu memberi balasan yang cerdik.
“Apa ada jaminan Little Valerie akan bahagia dengan Leon Gu? Bagaimana hari-hari dia ketika mereka masih menikah, aku rasa kamu lebih paham jawabannya daripada aku.”
“Kalau kamu tidak memberi Leon Gu kesempatan, bagaimana bisa kita tahu dia akan memberinya kebahagiaan atau tidak?”
“Aku tidak akan menyetujui sesuatu yang tidak pasti, sebab itu sama saja dengan mempertaruhkan kebahagiaan Little Valerie di sisa hidupnya. Nilai taruhan ini terlalu besar.”
“Kalau kamu memenangkan taruhannya, bukankah pihak kita berdua akan sama-sama senang?
“Kalau kalau, tidak akan ada jalan keluar.”
“Tidak akan kalah.”
Pertukaran kata antara Henry Gu dan Jacob Pei berlanjut. Akhir-akhirnya, pria yang kedua berada di posisi inferiror. Ia berhasil dibujuk oleh Henry Gu, namun itu tidak tidak berarti ia setuju untuk menikahkan adiknya dengan Leon Gu.
Jacob Pei hanya teryakini bahwa bahwa Leon Gu akan membawa kebahagiaan bagi Valerie Pei di masa depan. Alasannya, mereka saling mencintai. Tetapi, kalau suatu hari nanti cinta Leon Gu lenyap dan pria itu mencari pasangan lain, maka Valerie Pei akan menderita.
Yang jelas, walau masih memendam kekhawatiran, sikap Jacob Pei tidak sekokoh sebelumnya. Di bawah bujukan Henry Gu, ia tidak terlalu bisa menunjukkan sikap menentang. Pria itu berencana untuk terus mengamati perkembangan ke depan. Jika ada konflik, tidak peduli sekecil apa konflik itu, ia akan memutus hubungan Valerie Pei dan Leon Gu. Setelahnya, ia akan mengirim si wanita kembali ke luar negeri atau minimal menguncinya di rumah tanpa mengizinkannya keluar.
Sementara itu, di rumah keluarga Pei, Ibu Gu kembali datang berkunjung. Ibu Pei, yang sebenarnya malas menemui anggota keluarga Gu, akhirnya memilih tetap menemuinya dengan alasan mereka sama-sama seorang ibu. Kebetulan, ia bisa sekalian memanfaatkan pertemuan ini untuk melenyapkan niat keluarga Gu mengembalikan Valerie Pei menjadi anggotanya lagi.
Ibu Gu hari ini datang dengan membawa beberapa produk perawatan kulit dan produk perawatan kesehatan.
“Nyonya Pei, kemarin sudah sangat menganggu, aku hari ini ingin meminta maaf secara khusus.” Setelah barang-barang diturunkan dari mobil, si tamu menyuruh sopir untuk pergi. Ibu Gu dan Ibu Pei pun berjalan berbarengan ke ruang tamu.
“Tidak ada yang perlu dimintai maaf. Selama putramu menjauh dari putriku, aku sudah sangat berterima kasih pada langit dan bumi.” Si tuan rumah membalas dengan blak-blakan. Mereka dulu tidak pernah pernah berbincang baik-baik. Sekarang akhirnya mereka punya kesempatan untuk itu, tetapi yang dibicarakan malah sesuatu yang tidak ia senangi……
“Berhubung kamu lagi datang kemari, aku akan langsung katakan padamu bahwa aku tidak akan menyetujui putriku kembali ke keluargamu. Kalau dia bersikeras melakukannya, aku tidak akan menganggapnya sebagai anak lagi.”
Wajah Ibu Gu terus tersenyum. Ia bisa memahami niatan Ibu Pei untuk melindungi putrinya. Sebagai seorang wanita dan seorang ibu, dirinya juga tidak tega melihat penderitaan Valerie Pei dulu. Tetapi, pembuat penderitaan itu, yang merupakan putranya sendiri, sekarang ingin menebus keburukannya. Ia pikir, tidak salahlah Leon Gu mendapatkan kesempatan kedua.
“Nyonya Pei, kita sama-sama wanita. Kamu seharusnya juga paham bahwa Valerie Pei masih mencintai Leon Gu, jadi tolong kamu penuhi harapannya untuk balikan dengan dia ya? Selama bertahun-tahun, aku telah memperlakukan Valerie Pei sebagai putriku sendiri. Jadi, aku juga tidak ingin melihatnya disakiti.”
Seberkas keraguan muncul dalam hati Ibu Pei. Ia lebih paham putrinya sendiri daripada orang lain. Valerie Pei adalah wanita yang keras kepala. Sekalinya dia mencintai seseorang, mau diapakan pun, dia tidak akan bisa mengubah preferensi hatinya. Valerie Pei sekarang baru berusia 30 tahun. Jika ia menghalangi cinta mereka, dia bisa jadi akan tetap menjaga cintanya pada Leon Gu di sisa hidup. Membesarkan anak dengan seorang diri pun ia yakin sesuatu yang sangat sulit…… Tetapi, hatinya terlalu tidak percaya pada Leon Gu. Ia tidak bisa memaksa dirinya sendiri untuk menyerahkan putrinya ke pria macam itu.
“Leon Gu dulu melakukan banyak kesalahan dan memperlakukan Valerie Pei dengan buruk. Dia sedari dini sudah memahami kekeliruannya ini. Kamu tenang saja, kali ini aku akan mengawasinya lekat-lekat. Dia akan memperlakukan Valerie Pei dan Ellie dengan penuh cinta.” Ibu Gu membujuk Ibu Pei dengan perlahan. Sayangnya, ia tidak melihat perubahan raut apa pun di wajah Ibu Pei.
Mereka sama-sama ingin putra dan putrinya bahagia. Tetapi, ada terlalu hal tidak pasti yang membuatnya sulit mengambil keputusan.
“Leon Gu sangat beruntung terlahir di keluarga macam keluarga kalian.” Ibu Pei membuang nafas lega. Pria itu punya ibu yang selalu memikirkannya, juga seorang kakek yang terus berpihak padanya. Dengan karakternya ini, jika lahirnya di keluarga biasa, dia akan dianggap beban oleh setiap anggota keluarga.
Melihat lawan bicaranya membuang nafas lega, Ibu Gu semakin optimistis. Sekalinya ada satu terobosan, urusan-urusan berikutnya akan jadi jauh lebih sederhana. Ia juga yakin, dengan pelajaran dari masa lalunya, Leon Gu akan semakin menghargai kehidupan bersama Valerie Pei dan Ellie.
Novel Terkait
Diamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)