Diamond Lover - Bab 308 Urusan Sepele

Melihat hidangan yang dibuatnya, Valerie Pei tidak enak hati mengajak Leon Gu ikut makan. Tetapi, berhubung dia sudah datang kemari, ia terpaksa pergi ke dapur dan mengambilkan piring buatnya. Ia sendiri juga tidak punya alasan untuk meminta pria ini pergi.

Leon Gu sungguh kelaparan. Ia sekarang menggunakan uang yang diberikan Emily Gu untuk berinvestasi di industri keuangan asing. Baru-baru ini pria itu beroleh keuntungan, hanya saja proses mendapatkannya lumayan melelahkan sebab semua harus dikerjakan sendiri. Setelah menjemput Ellie, ia harus melanjutkan pekerjaan di ruang buku sampai si anak memintanya keluar.

Mereka bertiga duduk bersama di meja makan. Valerie Pei sangat penasaran dengan rasa menu percobaannya, sementara Ellie mengigit-gigit sumpit karena tidak ingin jadi yang pertama makan. Karena kelaparan, Leon Gu memutuskan untuk memulai makan. Berhubung menyukai seafood, pria itu menyumpit udang kristal.

Leon Gu memasukkan udang itu ke mulut, lalu makan dalam diam.

Ia dalam hati merasa keterampilan memasak Valerie Pei sama sekali tidak berubah dari empat tahun yang lalu. Pantas saja, Ellie suka protes orangtuanya tidak bisa memasak!

“Ayah, tidak enak kan pasti!” Tidak menatap ibunya sama sekali, si anak mengamati ayahnya lekat-lekat. Ia bertanya dengan sangat terus terang.

Valerie Pei memandang Ellie dengan sedikit frustrasi. Anak ini tidak bisa menjaga gengsinya sedikit apa ya?

“Hmm...... sebenarnya lumayan kok.” Leon Gu ingin bilang bahwa masakan empat tahun yang lalu lebih tidak enak dari pada yang ini. Setidaknya, campuran bumbu yang sekarang sedikit lebih seimbang.

Ellie tampak tidak percaya. Anak itu ingin menunggu Leon Gu mencoba semua menu, baru mulai makan. Bisa membaca keinginan si anak, si pria benar-benar mencicipisatu per satu menu. Rasa-rasanya hanya berbeda sedikit dari masakan restoran…… Tidak, berbeda banyak sekali. Meski begitu, ia senang karena mantan istrinya setidaknya menunjukkan peningkatan.

Mendapat “pujian” dari Leon Gu, Valerie Pei ikut mencoba masakannya. Sebagai orang yang terbiasa dengan makanan-makanan enak, ia merasa komplain Ellie sepenuhnya benar.

Walau mengeluh, dengan dukungan kuat dari Leon Gu, Ellie berhasil makan banyak. Supaya tidak merasa keasinan, anak itu juga sempat menambahkan kecap manis ke sup seafood-nya.

Yang tidak terduga adalah Leon Gu menghabiskan dua mangkuk nasi mala mini. Bukan Cuma itu, ia juga membantu membersihkan meja setelah makan. Ah, ia pasti sedang senang, makanya makannya seabrek……

Selepas makan malam yang sederhana, Leon Gu tidak tinggal terlalu lama di tempat Valerie Pei. Ia tahu relasi mereka sangat canggung. Jika Handy Ji datang dan menjumpainya di sini, kesalahpahaman pasti akan terjadi. Pria itu tidak sendirian kembali ke rumah, melainkan dengan ditemani Ellie.

Ketika sudah sendirian di apartemen, Valerie Pei tiba-tiab merasa makan malam tadi membawa perasaan yang hangat. Kehangatan ini sekarang menyala-nyala di hatinya.

Sejak putus dari Handy Ji, si wanita sangat luang tiap malam. Ia awalnya tidak begitu terbiasa dengan situasi ini, namun akhirnya terpikir untuk menghabiskan waktu dengan melakukan yoga. Ia akan melakukannya berdua dengan Ellie ketika anak itu ada, lalu melakukannya sendiri ketika anak itu tinggal di tempat Leon Gu.

Sekarang, wanita itu ingin beryoga lagi. Ia membentangkan matras yoga di depan jendela, sementara segelas anggur merah diletakkan di meja kecil sebelah. Lampu ruangan remang-remang, lalu ada musik menenangkan yang sedikit banyak mengaburkan kesendiriannya.

Di luar jendela, Kota S terlihat berkilauan. Sembari menikmati musik yang merdu, si wanita melebarkan tubuh, menutup mata, dan mempertahankan postur-posturnya……

Siapa bilang wanita sekalinya menginjak usia tiga puluh tahun akan mengalami krisis diri? Ia sekarang merasa baik-baik saja, walau sebenarnya masih berjarak satu hari dari usia itu sih……

Valerie Pei kemudian tertidur di matras yoga. Setelahnya, wanita itu terbangun dengan dering pesan pendek yang berbunyi terus-menerus. Ia bangun, menyeka keringat di dahi, dan mengambil ponselnya.

Walau sudah pada tua, teman-teman Valerie Pei tidak lupa dengan ulang tahunnya. Tepat pada jam pergantian hari, mereka semua mengirimkan berbagai ucapan selamat. Perasaan diperhatikan membuatnya si wanita merasa bahagia……

Tunggu, mungkinkah teman-temannya seperhatian ini karena angka depan usianya akan berubah dari dua ke tiga?

Ketika tengah membalas pesan-pesan itu, Valerie Pei Ia tiba-tiba teringat sesuatu. Ellie bilang Leon Gu ingat tanggal ulang tahunnya…… Ah, dia mungkin ketiduran.

Si wanita menggeleng, pergi mandi, dan tidur nyenyak.

Keesokan pagi, Valerie Pei menerima banyak sekali paket barang. Kasihan juga sih kurir yang mengantarkan semua ini datang pagi-pagi begini. Bisa jadi, dia disuruh kakak dan teman-temannya untuk mengejar waktu sebelum ia pergi bekerja.

Hadiah dari teman-teman di Kota A beraneka ragam, bahkan ada yang untuk Ellie. Ketika Valerie Pei tengah menandatangani tanda-tanda terimanya, pintu rumah sebelah terbuka karena Ellie ingin berangkat sekolah. Melihat pemandangan yang terpampang di depan rumah Valerie Pei, Leon Gu sama sekali tidak terkejut, sementara Ellie malah sangat penasaran.

“Mommy, Mommy, kenapa ada banyak sekali kardus?” Si anak berlari ke ibunya dan berdiri di sebelah.

Si kurir merasa tidak mampu memahami kehidupan orang kaya. Istri tinggal di satu apartemen, sementara suami dan anak perempuannya tinggal di satu apartemen lain……

Melihat raut aneh di wajah si kurir, Valerie Pei buru-buru menyelesaikan penandatangannya biar dia cepat pergi.

“Hadiah dari paman, teman, dan lain-lain.”

“Mommy, Ellie juga punya hadiah buatmu!” Hadiah ini sejatinya bukan Ellie yang mau kasih. Ceritanya, anak itu tanpa sengaja melihat sebuah kotak hadiah di meja Leon Gu, lalu bertanya apakah dia boleh memberikan kotak itu pada ibu. Si ayah semula tidak menjawab, namun akhirnya mengizinkannya mengambil kotak itu bila suka.

Ellie pelan-pelan mengeluarkan kotak itu dari tas. Anak ini berani juga sih, bisa-bisanya ia memasukkan barang mahal begitu ke tas sekolah!

Si wanita menoleh ke mantan suaminya. Melihat ekpresi serba tidak tahunya, ia menebak hadiah ini tidak berhubungan dengan dia. Tetapi, melihat kotak itu dan isinya, ia sembilan puluh sembilan persen yakin hadiah ini disiapkan oleh Leon Gu. Anak sekecil Ellie mana punya duit buat beli hadiah yang segini mahal?

Dan gelang ini…… Gelang ini sepertinya sama dengan gelang yang Leon Gu pernah tinggalkan di mobilnya.

Si pria terlihat canggung. Ia tidak menyangka Ellie akan memberikan benda ini kepada Valerie Pei. Berhubung tidak mau mengganggu kehidupan Handy Ji dan Valerie Pei, ia sendiri sudah bersiap menjual rumahnya yang sekarang. Setelah terbeli, ia ingin mencari rumah di kompleks apartemen lain, kemudian baru mengabarkan Ellie bahwa ia mau pindah.

Ia sudah mulai bergerak menjalankan rencana, Ellie malah memberi mantan istrinya gelang ini…… Pria itu sebenarnya membelinya dengan tidak sengaja. Merasa gelang itu mirip dengan gelang yang dulu ditinggalkan buat Valerie Pei, ia pun memutuskan untuk membelinya. Setelah membeli, berhubung tidak punya kesempatan untuk memberikannya ke si wanita, ia pun mengizinkan Ellie untuk mengambil.

“Terima kasih.” Entahlah ucapan terima kasih ini ditujukan Valerie Pei untuk Leon Gu atau Ellie. Yang jelas, wanita itu menerima hadiah ini.

Leon Gu sedikit terkejut, namun kekagetan itu hanya berlangsung dalam hitungan detik. Melihat ada sekitar lima hingga enam kardus di depan pintu rumah Valerie Pei, ia yakin si wanaita tidak akan sanggup memindahkannya sendirian. Alhasil, tanpa bertanya terlebih dahulu, ia langsung membantunya memasukkan semua itu. Di akhir, si pria mengibas-ngibaskan tangan untuk membersihkan debu yang melekat.

Si wanita sudah lama tidak melihat si pria memakai jas. Tetapi, ia sekarang tetap merasa lebih familiar dengannya.

“Terima kasih.” Valerie Pei berucap terima kasih untuk yang kedua kali.

“Sama-sama, urusan sepele kok.” Leon Gu sudah kembali berdiri di depan pintu. Ia juga menggenggam tangan Ellie untuk bersiap mengantarnya ke sekolah.

Sekarang, mereka benar-benar berhubungan seperti orang biasa. Si pria tidak bisa marah pada si wanita, juga tidak bisa tertawa. Ternyata, inilah yang terjadi ketika ia sudah tidak peduli lagi dengan seseorang.

“Mommy, aku berangkat dulu. Sampai jumpa!” Ellie melambai ke Valerie Pei dan bergegas ke lift bareng Leon Gu.

“Oke, dadah!” Ibunya ikut melambai.

Leon Gu merasa tertampar sesuatu. Di tangan Valerie Pei, ia tidak melihat cincin yang dikenakannya tempo hari! Pria itu menutup pintu lift dengan seribu kecurigaan……

Mungkin, si wanita hanya lupa memasangnya setelah melepasnya saat cuci muka. Tidak ada apa pun yang harus dibesar-besarkan.

Setelah mengantar Ellie, Leon Gu bersiap pulang. Kantornya sekarang berlokasi di rumah. Setiap hari, pria itu sengaja telat pulang beberapa saat. Ia baru mau balik ke rumah setelah yakin Valerie Pei sudah keluar.

Sembari menunggu di mobil, Leon Gu menelepon Bobby Li dan memintanya lebih cepat mencarikan rumah. Kalau pun hanya sewa, ia ingin pindah duluan kesana. Alasannya, setiap kali bertemu Valerie Pei, pria itu selalu khawatir tidak bisa menahan diri. Kalau suatu hari nanti ia mendobrak pintu apartemen Valerie Pei dan memaksanya berpisah dengan Handy Ji, apa kata dunia coba? Demi mencegah hal begini terjadi, ia berhasrat untuk segera pindah.

Setelah menutup telepon, Leon Gu turun dari mobil dan bersiap naik ke apartemen. Tetapi, di lobi, ia secara mengejutkan melihat Emily Gu. Adik yang sudah lama tidak dilihatnya ini kelihatan mengurus sedikit. Sewaktu mengusir dirinya, Henry Gu melarang anggota-anggota keluarga untuk menemuinya. Ibunya waktu itu datang dengan melanggar perintah ini secara sadar, kemungkinan Emily Gu sekarang pun begitu.

“Kakak!” Emily Gu berlari dengan riang dan memegangi lengannya: “Sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Aku rindu, sangat rindu!”

Si kakak mengusap kepala si adik dengan satu tangan yang lain. Ia hanya tahu bahwa Emily Gu tidak bekerja di kantor Valerie Pei lagi. Kalau boleh menebak, ia yakin pasti keputusannya mundur ini ada kaitannya dengan jalinan kasih Handy Ji dan Valerie Pei.

“Kamu tidak takut tertangkap basah kakek di sini?” Leon Gu bercanda.

“Tidak. Kakek tidak akan menemukanku di sini, lagipula aku datang hanya untuk menengokmu sejenak kok.”

“Oke. Sehat-sehat dia sekarang? Aku tidak bisa kembali, jadi berilah ia perhatian dan perawatan lebih. Kamu sudah besar kan, jadi pasti paham hal-hal begini!”

“Kondisi kakek sehat-sehat saja. Ia sempat flu setelah mengusirmu, namun kemudian langsung membaik. Sebenarnya, kakak, kalau kamu meminta maaf pada kakek, dia pasti akan mengampunimu. Sejak kamu tidak kembali ke rumah keluarga, paman dan istrinya tidak pernah makan di vila utama. Mereka seolah-olah ikut kamu tinggal di luar……”

Emily Gu bertutur panjang lebar tentang situasi keluarga Gu saat ini. Hal-hal ini belum pernah ibu ceritakan padanya. Ternyata oh ternyata, keluarga Gu sekarang jadi begini.

Untuk pertama kalinya, Leon Gu menyesali perbuatannya itu. Sepanjang hidup, Henry Gu berbisnis dengan sangat telaten supaya anak dan cucunya tidak perlu pusing soal uang. Sekarang, hanya gara-gara perkataannya, Henry Gua dan kedua orangtuanya “perang dingin”.

“Karena mengusirmu dari rumah keluarga, kakek setiap minggu jadi harus pergi ke kantor untuk menangani berbagai urusan. Ia sudah tua, mana mampu menahan tekanan-tekanan pekerjaan? Para petinggi di perusahaan juga bodoh-bodoh. Kamu tidak tergerak untuk membantu kakek kah? Hanya demi satu orang luar, kamu rela meninggalkan keluargamu kah?” Sembari berbicara, mata si wanita memerah.

Orangtua Emily Gu sebenarnya tidak mengizinkannya untuk mengurusi masalah ini. Kalau suatu hari Henry Gu tiba-tiba gusar dengannya, ia bisa ikutan diusir. Tetapi, bagaimana bisa si wanita duduk-duduk tenang saja? Kakak seharusnya tidak kena hukuman begini, terus keluarga Gu juga tidak seharusnya pecah karena konflik ini.

Bagaimana pun juga, Handy Ji pada akhirnya dinyatakan bukan merupakan anak Paman Kedua. Dia sudah mundur dari kantor Valerie Pei dan meninggalkan Kota S. Berdasarkan penyelidikannya, ia juga tahu bahwa Handy Ji sudah kembali ke Jerman.

Berhubung konflik ini bisa dinyatakan sudah selesai, keluarga Gu jelas harus menerima Leon Gu lagi. Anggaplah tidak ada sesuatu yang pernah terjadi, lalu terimalah dia sebagai anggota keluarga. Dengan begitu, tawa dan keceriaan di rumah bisa dilahirkan lagi.

“Hari ini, kakek pukul dua siang akan menggelar rapat darurat direksi. Aku sudah bicara segini banyak, sisanya kamu putuskan sendiri.”

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu