Diamond Lover - Bab 302 Ucapan Selamatnya
Karena kedatangan Handy Ji, Valerie Pei menunda kepulangannya ke Kota S untuk beberapa hari. Kebetulan, ia juga punya urusan yang perlu diselesaikan di kantor pusat sini.
Setelah dirawat di rumah sakit selama empat hari, Stevanny Shi akhirnya bisa pulang. Meskipun bersikap sopan pada semua anggota keluarga, sikap mengasingkan dirinya yang disengaja di rumah sangat mudah dirasakan. Ini adalah sikap yang dulu Valerie Pei tunjukkan di rumah kedianan keluarga Gu. Melihat sikap ini sudah muncul dalam diri si kakak ipar, Valerie Pei meyakini masalah antara kakaknya dan dia sudah serius.
Tetapi, sebelum ia sempat membantu, ia sudah dibuat sibuk oleh urusannya sendiri.
Pada hari ketika dirinya keluar dari rumah sakit, Stevanny Shi memasuki rumah dengan didampingi Leon Gu dan Fransiska Yin. Ethan Chen bisa dipastikan tidak tahu soal ini.
Selama dirawat di rumah sakit, Fransiska Yin tidak pernah menjenguk Stevanny Shi. Alhasil, melihart kebersamaaan mereka, para anggota keluarga agak terkejut. Keterkejutan ini ditambah dengan posisi duduk mereka yang bersebelahan, juga tangan si wanita kedua yang terus menggenggam tangan wanita pertama. Semua orang terhenyak.
Leon Gu duduk di sofa sebelah. Tatapannya hanya terarah ke Fransiska Yin, si pria sama sekali tidak melihat tangan Valerie Pei dan Handy Ji yang bergenggaman.
Valerie Pei berdiri di sebelah meja teh dengan bingung. Wanita itu tidak menyangka Leon Gu akan datang, juga tidak menyangka bahwa kedatngannya akan terjadi ketika Handy Ji masih ada di rumah keluarganya dan sedang menggandeng tangannya. Ia pikir Leon Gu belum tahu soal hubungannya dengan Handy Ji. Nyatanya, pria itu tahu semua hal, bahkan insiden diusirnya dia dari rumah kediaman keluarga Gu juga disebabkan oleh Valerie Pei.
Masih ada sedikit bekas luka di wajah Leon Gu, semuanya peninggalan Jacob Pei. Pria itu tidak mengungkitnya sama sekali, bahkan sekarang berpura-pura tidak melihat si wanita.
Valerie Pei merasa tidak nyaman dengan perasaan terabaikan begini. Hanya saja, ia tidak mau melampiaskan ketidaknyaman ini keluar. Bukankah ia dulu-dulu berharap untuk tidak berjeratan dengan Leon Gu lagi? Kalau begitu, saat ini ia seharusnya merasa bahagia dong!
Perasaan Handy Ji, yang berdiri di samping Valerie Pei, langsung campur aduk ketika melihat sosok si pria. Ia hanya bisa menggunakan satu cara, yakni menggandeng tangan Valerie Pei, untuk memberitahunya bahwa hubungan mereka sangat baik.
“Aku besok akan ke Kota S untuk mengambil barang-barang, lalu kembali ke Eropa selama-lamanya.” Ini merupakan keputusan yang telah dipertimbangkan Fransiska Yin selama dirawat di rumah sakit. Ia sudah menghabiskan empat tahun untuk berusaha menyentuh hati seseorang, namun akhir-akhirnya usaha itu berujung nihil. Sungguh, cintanya ini hanya bersifat sepihak.
Sama seperti semua wanita lainnya, wanita yang satu itu juga bisa lelah. Ia tidak ingin melanjutkan cinta yang bertepuk sebelah tangan ini lagi.
Stevanny Shi jelas terkejut dengan keputusan Fransiska Yin. Tetapi, kalau dipikir lebih lanjut, pergi dari sini bisa jadi merupakan jalan yang sangat tepat buat si sahabat.
“Terus, aku sangat menyesal, aku……”
“Jaga dirimu baik-baik di sana.” Stevanny Shi memotong omongan sahabatnya untuk mencegahnya kembali menyalahkan diri sendiri: “Aku sungguh baik-baik saja.”
Stevanny Shi mengelus punggung Fransiska Yin. Ia memang baik-baik saja sekarang, namun kemungkinannya untuk mengandung anak lagi nyaris nol. Kabar yang disampaikan dokter ini terasa bagai petir di siang hari. Jacob Pei tidak bercerita soal ini pada para anggota keluarga, namun Stevanny Shi tetap merasa telah gagal menjadi seorang istri. Sebagai orang luar yang masuk ke dalam keluarga si suami, ia merasa berkewajiban untuk memberikan keturunan bagi keluarga itu, sekali pun bila anaknya berjenis kelamin perempuan.
“Nona Yin, biarkan Stevanny Shi kembali ke kamar untuk istirahat dulu.” Jacob Pei dari awal tidak ingin istrinya “diusik” terlalu lama di ruang tamu. Ketika Fransiska Yin mulai mengungkit soal kecelakaan mobil lalu, ia jadi semakin tidak sabaran. Dalam beberapa langkah saja, si pria sudah tiba di sebelah Stevanny Shi.
Sesudahnya, Jacob Pei memapah si wanita dan membawanya naik ke lantai atas.
Semua yang berkumpul di ruang tamu diam. Tidak lama kemudian, Ibu Pei memecah keheningan berikut kecanggungan.
“Nona Yin, terima kasih telah datang menemui Stevanny Shi. Kami menerima kebaikanmu.” Ibu Pei tersenyum datar. Sama persis dengan Fransiska Yin, wanita itu memperlakukan Leon Gu sebagai tamu. Ia seolah lupa bahwa pria ini pernah jadi menantunya dulu.
“Maaf, bibi.” Fransiska Yin menundukkan kepala. Suasana hatinya belum membaik juga.
“Tidak ada yang perlu disesali. Jangan masukkan semua ini ke dalam hatimu.” Ibu Pei menepuk pundak wanita itu dengan ringan: “Bertahanlah di sini hingga makan malam. Suasananya akan lebih hidup bila ada lebih banyak orang.”
Fransiska Yin menoleh ke Leon Gu. Ethan Chen sebelumnya sudah bilang bahwa dia akan membicarakan insiden ini dengan Jacob Pei dan para anggota keluarganya, jadi mereka sebenarnya bisa menghindari kunjungan ini. Tetapi, Leon Gu kemudian bersikeras untuk melaksanakannya. Pria itu datang dengan membawa banyak suplemen kesehatan.
Dalam hati, Fransiska Yin tahu bahwa Leon Gu bersikeras kemari untuk melihat Valerie Pei. Anehnya, ketika sudah ada di sini, pria itu sama sekali tidak menghentikan tatapannya di sosok si wanita.
Melihat perangai Valerie Pei, Fransiska Yin tahu bahwa wanita itu sekarang berpasangan dengan Handy Ji. Hati Leon Gu pasti terbakar api cemburu dan iri ketika melihat adegan mereka bergenggaman tangan. Kalau tidak, dia tidak mungkin belum berucap sepatah kata pun hingga detik ini.
Jadi, mereka sebaiknya jangan lama-lama deh di sini……
“Fransisca Yin, tinggallah sebentar untuk makan.” Valerie Pei tiba-tiba buka mulut demi menahan kepergian Fransiska Yin. Ketika wanita itu ragu-ragu, bujukan si tuan rumah berhasil membuatnya yakin. Dalam hati, si tamu wanita juga sadar bahwa Valerie Pei tengah sekalian berusaha menahan Leon Gu.
Selanjutnya, wanita itu melihat Leon Gu mengangguk padanya. Itu sebuah gestur setuju.
“Baik, kalau begitu aku akan memberitahu dapur untuk memasak beberapa hidangan tambahan. Rumah sudah lama tidak ramai, jadi kita harus merayakan kebersamaan kali ini dengan semeriah mungkin. Kemeriahan yang selanjutnya bisa jadi harus menunggu pernikahan Little Valerie dan Handy Ji!” Ibu Pei seharusnya tidak sengaja bertutur begini, sebab ia mengutarkannya dengan penuh penantian. Kelar berbicara, wanita paruh baya itu bangkit berdiri dan berjalan ke dapur.
Empat orang tersisa. Masing-masing dari mereka diliput kecanggungan.
Bila tidak bertemu Leon Gu, Valerie Pei sebenarnya ingin pura-pura tidak tahu soal pengusiran si pria dari rumah kediaman keluarga Gu. Namun, berhubung dia sekarang ada di sini, bukankah ini momen yang pas untuk sekalian bertanya apakah Ellie ikut dengannya ke Kota A?
Yang jadi masalah, si wanita sama sekali tidak menyangka ibunya akan membahas pernikahannya dengan Handy Ji. Ini sesuatu yang realisasinya masih sangat lama. Ia sendiri bahkan baru menolak lamarannya beberapa waktu lalu!
Mendengar Ibu Pei bilang Valerie Pei dan Handy Ji akan menikah, Fransiska Yin memandang wajah Leon Gu dengan agak khawatir. Namun, ia tidak melihat ekspresi apa pun di sana. Pria itu menyikapi perkataannya seolah rencana itu tidak berhubungan dengan dirinya.
Itu betul sih. Pengantin wanitanya bukan dia, pengantin pria juga bukan. Kalau bukan dirinya yang menikah, buat apa dia memusingkan itu coba?
“Kalian berbincanglah yang puas, aku keluar dulu.” Leon Gu merasa suasana di ruang tamu agak kurang mengenakkan. Apalagi, tangan Valerie Pei dan Handy Ji juga tergenggam erat. Bahkan jika ia berusaha sekeras mungkin untuk mengabaikannya, ia pada akhirnya akan melihatnya juga.
Ketika Valerie Pei meminta Fransiska Yin untuk tinggal dan ikut makan malam, pria itu merasa si wanita memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengannya. Itulah yang membuatnya setuju untuk tetap tinggal. Meski keputusan ini membuat hatinya sangat tidak nyaman, ia bersedia kalau harus menonton kemesraan Valerie Pei dan Handy Ji lebih lama lagi……
Leon Gu, yang biasanya jarang merokok, menyalakan rokok di taman vila. Pada suatu malam di masa lalu, ia, Valerie Pei, dan William Gu pernah menonton kembang api di sini. Sungguh suatu momen yang tidak bisa dilupakan!
Baru menghisap rokoknya dua kali, si pria terbatuk parah. Ketika ia akhirnya berhenti berbatuk, rokok yang ada di tangannya malah padam.
Leon Gu saat ini sungguh ingin bersumpah serapah. Belum sempat ia berbicara, punggungnya ditepuk dengan lembut oleh seseorang. Ia mengira pelakunya adalah Fransiska Yin, namun yang dijumpainya ketika menoleh adalah Valerie Pei.
Mungkin karena kaget, pria itu menjauhkan tubuhnya dari si wanita. Alhasil, tangan Valerie Pei pun bertahan di udara kosong. Wanita itu seketika gugup.
Valerie Pei seharusnya merasa canggung. Melihat bayangan tubuh Leon Gu yang berbatuk-batuk, ia tidak bisa menahan diri untuk menghampirinya dan menepuk-nepuk punggungnya. Ketika akhirnya menyadari betapa tidak pantasnya gestur ini, wanita itu segera menurunkan tangan.
Dengan sungkan, Valerie Pei bertanya: “Aku dengar…... Sesuatu telah terjadi padamu baru-baru ini. Apakah kamu keberatan untuk menceritakannya padaku?”
Si pria memandangi si wanita. Dari ekspresinya yang ragu-ragu, ia bisa menebak dia sudah tahu bahwa dirinya diusir oleh Henry Gu. Tidak disangka-sangka, ia ternyata tahu……
Ini insiden yang sangat memalukan. Ia sudah bukan anak-anak lagi, kok bisa-bisanya bertingkah sampai terusir sih!
“Keberatan.” Leon Gu mengangguk. Ini berkaitan dengan imejnya sebagai seorang mantan suami. Walau mereka sudah bercerai, ia tetap harus meninggalkan citra diri yang baik di benak mantan istri.
“Baiklah, kalau kamu keberatan, kamu tidak perlu menceritakannya. Maksudku begini, Ellie jadinya bagaimana? Pulang ke rumah keluargamu seperti biasa?” Walau tidak tahu apa yang terjadi di balik layar, ketika pria ini diusir, anaknya seharusnya ikutan diusir.
Hati Leon Gu runtuh karena kekecewaan. Ia pikir Valerie Pei bertanya begini karena peduli dengannya dan ingin membujuknya buat tenang. Nyata-nyatanya, dia bertanya karena khawatir dengan Ellie!
Dia tidak salah sih…… Atas dasar apa dia harus mengkhawatirkan dan menenangkannya? Mereka sudah bererai, dia juga sudah mau menikah lagi dengan Handy Ji. Aduh, otaknya ini kenapa selalu bawa-bawa perasaan masa lalu sih!
“Masalahku tidak akan mempengaruhi Ellie. Jangan khawatir.” Wajah Leon Gu sudah kembali menampilkan ketidakpedulian seperti semula. Ia memang seharusnya bersikap begini. Sekali pun hatinya berat untuk melepaskan, di bawah pengabaian wanita ini padanya, ia harus mempertahankan gengsi diri.
“Selain itu, selamat atas rencana pernikahanmu. Tetapi, aku khawatir aku tidak akan bisa datang ke pernikahan kalian.”
Tiba-tiba berbicara soal pernikahan, wajah Valerie Pei menegang. Gila, mengapa semua orang sepertinya sangat ingin melihat ia menikah dengan Handy Ji sih?
“Undangan pasti akan dikirimkan. Mau datang atau tidak, itu sepenuhnya urusanmu!” Si wanita agak terpancing emosi. Berhubung dia mengira dirinya mau menikah, maka dia akan mengikuti asumsinya itu biar tidak perlu memberi klarifikasi. Wanita itu bertutur lagi: “Semoga kamu bisa memikirkan persoalan tentang Ellie dengan dewasa dan tenang!”
Kelar berbicara, Valerie Pei berbalik badan dan bergegas pergi. Baru berjalan beberapa langkah, wanita tersebut baru menyadari bahwa ia belum mengungkit banyak hal. Ia seharusnya bertanya “bagaimana lukanya”, “tinggal di mana setelah diusir”, “cocok atau tidak dengan tempat tinggal baru”, dan lain-lain. Ia juga belum bilang “langsung kontak aku kalau sekiranya butuh bantuan”, padahal ia sangat yakin kata-kata ini akan menenangkan hatinya……
Saat Leon Gu tadi menghindari tangannya, semua kata-kata itu Valerie Pei telan. Alhasil, topik percakapan mereka pun berubah drastis.
Biarin deh begini saja! Biarlah dia mengira dirinya akan segera menikah lagi!
Akhir-akhirnya, Loen Gu tidak jadi makan di rumah kediaman keluarga Pei. Ia tidak yakin dirinya akan sanggup menahan diri melihat Valerie Pei dan Handy Ji memamerkan kasih sayang. Dengan alasan ada sesuatu yang harus segera dikerjakan, pria itu pamit kepada orang-orang yang ada di sana. Sementara itu, untuk Fransiska Yin, berhubung Ibu Pei sudah meminta orang-orang dapur untuk memasakkan beberapa hidangan tambahan, wanita itu tidak punya pilihan lain selain bertahan dan menyantapnya.
Selepas makan malam, Valerie Pei bersiap balik ke Kota S. Sebelum ia pergi, Ibu Pei berulang kali mengingatkannya untuk menikah dengan Handy Ji sesegera mungkin. Kepala si wanita pening sendiri mendengar pesan-pesan ini. Bagaimana bisa ia terjerat urusan ini sekalinya pulang ke rumah keluarga? Ah, sialan!
Dalam pesawat menuju Kota S, si wanita melihat Handy Ji senyum-senyum terus. Walau hatinya terbebani, wanita itu tetap berusaha menampilkan wajah rileks seperti biasa.
Pernikahan…… Walau hal satu ini terasa jauh, namun hubungannya dengan Handy Ji bukanlah untuk main-main. Kalau begitu, jadikanlah hal itu sebagai tujuan.
“Little Valerie, kita berpacaran dengan tujuan untuk menikah, kan? Ya, kan!” Handy Ji berbisik di telinga Valerie Pei ketika wanita itu mau tertidur.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddySi Menantu Buta
DeddyTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCintaku Pada Presdir
NingsiEverything i know about love
Shinta CharityCinta Seorang CEO Arogan
MedellineDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)