Diamond Lover - Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
Valerie Pei, yang tengah dipeluk erat, hampir kehabisan napas. Wanita itu semakin merasa ada yang tidak beres dengan Handy Ji. Jangan-jangan, dia begini karena Paman Kedua? Hubungan dengan Paman Kedua yang selalu tegang adalah sesuatu yang tabu bagi Handy Ji. Pria itu akan langsung muram sekalinya topik itu diungkit, jadi Valerie Pei pun tidak berani mengangkatnya.
“Handy Ji, kamu kenapa? Apakah terjadi sesuatu? Ayo bicara padaku.” Valerie Pei dengan lembut menepuk punggung Handy Ji. Semakin lama dia diam, ia malah jadi semakin khawatir.
Masalahnya adalah, bagaimana si pria harus menceritakan ini? Bagaimana ia harus bilang bahwa Leon Gu menyutradai dan berakting sendiri dalam sebuah sandiwara, lalu pergi tanpa kejelasan apa pun. Kata-kata Leon Gu yang berbunyi “jika kamu masih ingin bersamanya” juga terus jadi beban pikiran dia.
Di dalam hati Handy Ji, keluarga Gu memang kalah penting dari Valerie Pei. Ayahnya tidak pernah muncul sejak ia kecil, termasuk ketika ibunya memutuskan pergi. Bagi pria itu, Paman Kedua hanyalah orang asing.
Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Valerie Pei, jguga ingin mempertahankan kebahagiaan yang ia akhirnya dapatkan dengan susah payah. Berhubung Leon Gu juga ingin balikan dengan wanita ini, ia harus bergerak lebih gesit lagi.
Handy Ji perlahan menciumi Valerie Pei. Ciuman itu bermula dari telinga, lalu akhirnya berhenti di pipi. Pada akhirnya, si pria menarik si wanita ke kamar tidur.
Diciumi dengan sedikit berlebihan, Valerie Pei jadi makin mengkhawatirkan Handy Ji. Sejak terakhir kalinya ia mendoorng dia di rumahnya sendiri, dia tidak pernah melakukan hal-hal yang memicu keintiman lagi. Hari ini, sekalinya pulang, Handy Ji malah langsung memeluknya dan membawanya ke kamar tidur.
“Handy Ji, kamu… kamu kenapa?” Wanita itu mendorong dada si pria. Situasi yang terasa menegangkan dan mengancam ini benar-benar membuatnya deg-degan.
Handy Ji menghentikan gerakan tangannya, lalu mengangkat tangan itu untuk memegang wajah Valerie Pei. Gelora panas memancar dari tubuhnya.
“Aku menginginkanmu.” Suara rendah itu menghantam gendang telinga Valerie Pei dengan keras. Ia tahu apa artinya ini. Tangan dia yang lagi mendorong dada Handy Ji pun perlahan turun.
Lampu di dalam ruangan tidak menyala, sementara bulan terhalang awan gelap. Alhasil, si wanita pun tidak bisa melihat raut wajah si pria dengan jelas. Semua berjalan sangat cepat, cepat hingga ia tidak mampu memikirkan baik-baik semua yang lagi berlangsung!
Situasi hening beberapa saat, Handy Ji sepertinya tahu jawaban Valerie Pei walau wanita itu diam saja. Ia menciumi dahinya dengan sedikit rasa bersalah, lalu melepaskannya dan menyalakan lampu kamar.
Ketika lampu dinyalakan, si wanita refleks menutupi mata dengan tangan. Sebagai akibatnya, ia pun tidak melihat ekspresi kekecewaan yang muncul dengan sangat sebentar di wajah Handy Ji.
Sesudah menurunkan tangan, wanita itu melihat si pria duduk di sisi ranjang dengan hening. Ia sebelumnya tidak pernah melihat Handy Ji menunjukkan kekecewaan begini, namun kali ini ia tahu pikiran dan hatinya lagi sangat terbebani sekali.
Apakah kekecewaan Handy Ji ini dipicu oleh penolakannya? Dengan ragu-ragu, Valerie Pei berjalan ke sisi Handy Ji dan meletakkan tangan di atas tangannya.
“Kamu mengalami hal tidak mengenakkan di rumah kediaman keluarga Gu?” Ia bertanya begini sembari mengamati ekpsresinya lekat-lekat. Karena ekspresi wajahnya campur aduk, ia gagal memperoleh jawaban apa pun.
Pada momen ini, dada orang yang ditanya sudah bergejolak. Persis ketika dirinya hendak mulai bercerita, Handy Ji tiba-tiba memendam lagi semua niatnya ini. Mulut pria itu akhirnya hanya menampilkan senyum saja. Dengan posisi tangan di atas, si pria memegangi punggung tangan si wanita.
“Seharusnya ini hal baik.” Handy Ji meremas telapak tangan Valerie Pei untuk membuat dirinya setenang mungkin.
“Hah? Apa yang baik?” Valerie Pei bertanya dalam hati, apakah pria ini akhirnya dimaafkan oleh Bibi Kedua dan diterima di keluarga Gu lagi? Atau, apakah hubungan pria ini dengan Paman Kedua jadi harmonis?
“Aku tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Gu.”
Si wanita sedetik sebelumnya masih berpikir bagaimana bisa hubungan Handy Ji dengan Paman Kedua berubah harmonis, namun sedetik kemudian pria itu malah bilang dirinya tidak punya hubungan darah dengan keluarga si paman. Gila, bercanda juga bukan begini kali caranya.
“Bagaimana…... bagaimana mungkin? Bukankah waktu itu kalian sudah melakukan tes DNA? Terus, bukankah ibumu bilang bahwa Paman Kedua adalah ayahmu?” Sebelumnya, Handy Ji dalam beberapa kesempatan sempagt menceritakan masa lalunya pada Valerie Pei. Si wanita pikir, hasil tes DNA dengan teknologi canggih seharusnya tidak mungkin mengalami kekeliruan. Lagipula, ia juga ingat bahwa Leon Gu pernah bilang ke dirinya bahwa dia sendirilah yang mencari ahli untuk melangsungkan tes ini.
Si pria tersenyum lembut, namun dengan penuh ketidakberdayaan: “Entahlah, mungkin ibuku hanya ingin membuatku merasa bahwa aku punya ayah.”
Ketenangan Handy Ji malah membuat Valerie Pei semakin cemas. Urusan tentang ayah ini adalah sesuatu yang sangat membekas di hati si pria. Dia sekarang bilang bahwa pria yang ia dari dulu anggap sebagai ayahnya ternyata bukanlah ayahnya. Jadi, dia kembali menjadi…… anak sebatang kara? Memikirkan ini, wanita itu mengeratkan genggamannya pada tangan Handy Ji.
“Bukankah sudah diverifikasi? Tidak mungkin ada kesalahan ah, orang keluarga Gu juga yang menginisiasinya.” Si wanita tidak percaya keluarga Gu akan menyuruh orang untuk membuat hasil tes keliru. Tes ini berkaitan dengan begitu banyak kepentingan yang mustahil buat dikorbankan.
Si pria hanya merespon dengan tatapan mata. Ia benar-benar tidak mampu mengatakan kata-kata yang diucapkan Leon Gu di rumah kediaman keluarga Gu. Pria itu bilang, verifikasi itu adaah sesuatu yang dia minta orang palsukan!
“Katakanlah apa yang sebenarnya terjadi dengan jelas. Kalau kamu begini, aku sungguh khawatir. Kamu tidak tahu betapa ketakutannya aku ketika melihatmu pulang dengan bengong-bengong seperti tadi.”
Sedetik berikutnya, Handy Ji mendekap erat Valerie Pei. Saat wanita ini bilang dia sangat mengkhawatirkannya, ia malah semakin tidak ingin menuturkan fakta sesungguhnya. Ia khawatir Valerie Pei akan dengan mudah kembali ke Leon Gu begitu tahu.
Di sisi yang tidak bisa dilihat Valerie Pei, mata Handy Ji memancarkan keraguan dan pergulatan hati.
“Verifikasi itu palsu.”
“Palsu? Bagaimana bisa palsu? Leon Gu sendiri yang meminta orang untuk melaksanakan tes ini, tidak mungkinlah hasilnya bisa palsu.” Gila, kekeliruan saja sudah sangat serius, ini malah sekalian kepalsuan pula!
Pada masa-masa itu, Valerie Pei sangat pusing dan kelelahan dengan urusan keluarga Gu. Leon Gu lalu hadir untuk membantunya.
Menimbang tindak-tanduk Leon Gu, pria itu tidak mungkin memalsukan sesuatu yang berkaitan dengan keturunan keluarga Gu. Dia juga tidak punya alasan untuk bertindak demikian, jadi pasti ada kesalahpahaman di sini.
Wanita yang ada di pelukannya membela dan lebih memercayai Leon Gu, si pria seharusnya dari awal sudah mengantisipasi. Tetapi, hatinya malah jadi memendam kekesalan. Ia merasa Valerie Pei teramat condong pada Leon Gu, bukan pada dirinya.
“Ia sendirilah yang mengaku bahwa ia memalsukan verifikasi.”
Sekujur tubuh Valerie Pei menegang. Leon Gu sendiri mengaku…… Mengapa, mengapa, dan mengapa? Ribuan kata “mengapa” muncul dalam benaknya. Buat apa pria yang satu itu melakukan sesuatu yang sama sekali tidak mendatangkan manfaat buat dia?
“Ini semua mustahil. Pasti ada kesalahpahaman.” Si wanita melepaskan si pria. Ia sekarang juga ingin menemui Leon Gu dan menanyakan semuanya. Ia tidak percaya semua ini nyata!
Handy Ji membiarkan dia melepaskan diri. Melihat si wanita mau angkat kaki menemui Leon Gu, ekspresi wajahnya jadi lebih terluka dibanding ketika awal.
Valerie Pei, yang sudah berada di depan pintu kamar, tiba-tiba menyadari sesuatu. Ketika menoleh ke belakang, ia melihat Handy Ji terduduk dengan senyum masam. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berpikir dengan hati-hati. Pada saat-saat begini, bukankah perasaan Handy Ji yang paling terpuruk? Dia pikir dia sudah menemukan ayahnya, juga sudah menemukan saudara-saudaranya, namun kedua kabar baik ini nyatanya omong kosong.
Dengan situasi begini, sebagai pacarnya, kok ia bisa-bisanya berpikir mendatangi pria lain? Ia seharusnya menemani dan mencurahkan perhatian buat Handy Ji!
“Maafkan aku.” Valerie Pei kembali menghampiri si pria, lalu berlutut di depan kedua kakinya. Dengan dua tangan yang diletakkan di lutut-lututnya, ia mendongak dan memberi penjelasan: “Aku…… aku hanya berpikir…...”
“Kalau aku tidak punya hubungan darah dengan keluarga Gu, bukankah ini akan lebih baik untuk kita?” Si pria mengulurkan tangan dan membelai rambut si wanita.
Baiklah, ia sudah berbaik hati begini lama. Kali ini, hanya demi seorang wanita yang ia cintai, ia memancing kemurkaan Leon Gu.
Valerie Pei menjadi lebih tercengang. Jadi, bila harus memilih antara keluarga Gu dan dirinya, Handy Ji akan memilih dirinya?
“Tetapi……” Si wanita pada akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut bicara. Ia pernah membujuk Handy Ji untuk memperbaiki hubungannya dengan Paman Kedua, sebab bagaimana pun juga status mereka adalah ayah dan anak. Sekarang, pria itu baru dikabari bahwa semuanya tidak sesuai pengharapan.
Maksud perkataan Handy Ji adalah, berhubung dirinya kini jadi orang luar keluarga Gu, mereka bisa berpasangan secara terbuka. Mereka tidak perlu memdulikan statusnya sebagai adik Leon Gu dan paman Ellie lagi, jadi seharusnya kabar ini menggembirakan bukan? Tetapi, mengapa…… mengapa Valerie Pei curiga dan tidak berani percaya? Si pria sengaja bertanya seperti tadi untuk menyadarkannya.
“Mengapa? Tidak senang kah?” Si pria memapah si wanita untuk berdiri dan duduk di sebelahnya. Meski tahu pertanyaan ini akan semakin mempersulit situasi Valerie Pei, Handy Ji tetap tidak tahan untuk menanyakannya. Selama mereka bersama, walau berada berdekatan, ia sejujurnya selalu merasakan sesuatu yang kurang. Sesuatu ini memuat si pria merasa hubungannya beda dengan hubungan pasangan-pasangan lain.
Ia tahu Leon Gu masih memiliki tempat di hati Valerie Pei, juga tidak mungkin membuatnya langsung lupa padanya dalam sekejap. Ia rela-rela saja menunggu, namun pada saat bersamaan juga takut penantiannya jadi penantian yang abadi.
Bisa merasakan ketidakpuasan Handy Ji yang tiba-tiba, Valerie Pei ingin tersenyum, namun kemudian tersadar dirinya tidak bisa. Kalau pun hubungan mereka didasari status bahwa Handy Ji bukan bagian keluarga Gu, prianya ini juga akan tetap kalah dan kehilangan.
“Bukan tidak senang, melainkan hanya khawatir kamu tidak sanggup menanggung pedihnya kenyataan ini.”
“Aku tidak apa-apa. Tidak menemukan ayah bagiku bukanlah sebuah masalah, sebab ia juga tidak pernah melakukan apa-apa buatku dan ibu. Ia tidak pernah menjalankan tugas-tugasnya sebagai suami dan ayah, jadi aku seharusnya benci dia.” Kalau pun tahu bahwa Paman Kedua adalah ayahnya, si pria juga tidak tertarik mengakuinya. Ini persis dengan situasi empat tahun yang lalu.
“Kamu masih punya aku!” Valerie Pei mengangkat wajah Handy Ji dan mencubit kedua pipinya biar bibirnya membuat senyum. Wanita itu berusaha untuk secara bertahap menurunkan kemuraman si pria.
“Iya, aku masih memilikimu.” Melepaskan seluruh anggota keluarga Gu untuk mendapatkan seorang Valerie Pei…… Ia rasa pertukaran ini setimpal!
Si wanita lalu merasa tatapan si pria agak janggal. Dia terlihat seperti mau menciumnya.
“Kamu belum makan malam ya pasti. Sudah selarut ini, mau pesan antar saja tidak?” Valerie Pei bangkit berdiri demi bisa kabur dari tatapan Handy Ji yang berapi-api. Sekeluarnya dari kamar tidur, jantungnya tetap berdebar kencang. Ia masih takut melakukan tahapn yang paling intim dalam sebuah hubungan bersama Handy Ji.
Selepas makan malam, Valerie Pei menolak tawaran Handy Ji untuk diantar pulang. Selain itu, dia juga menolak tawaran awalnya untuk tetap tinggal di sini. Ia ingin buru-buru kabur!
Si pria bisa memahami. Ia berpikir…… si wanita masih butuh waktu.
Sekembalinya ke Jinhua Pavilion, Valerie Pei terkejut melihat lampu sebuah rumah menyala. Itu…… Itu rumah Leon Gu. Rasa-rasanya sudah lama sekali tidak ada orang di sana. Dengan waktu yang sudah semalam ini, apakah pria itu menginap di sana?
Teringat hasil tes DNA palsu yang dibuat olehnya, Valerie Pei memutuskan mendatangi rumah Leon Gu. Ia berdiri tegap di depan pintunya, namun tidak juga berani menekan tombol bel. Jika dipikir-pikir, kedatangannya ini malah akan membuat Leon Gu tahu bahwa ia punya hubungan dekat dengan Handy Ji.
Begini saja deh, fakta bahwa Handy Ji tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Gu adalah urusan keluarga Gu sendiri. Ia tidak punya sangkut paut apa pun dengan isu ini, terus Handy Ji juga pasti bisa menanganinya dengan baik. Setelah berpikir dua kali, Valerie Pei memutuskan kembali ke rumah sendiri.
Novel Terkait
Mata Superman
BrickLove In Sunset
ElinaMy Goddes
Riski saputroYour Ignorance
YayaBehind The Lie
Fiona LeeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlLove at First Sight
Laura VanessaIstri kontrakku
RasudinDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)