Diamond Lover - Bab 262 Mulai Ragu
Sudah empat tahun, bahkan penjaga pintu juga sudah berganti orang, mobil Valerie Pei dihadang di luar pintu, dia menjelaskan dia datang untuk menemui Henry Gu, namun dia dihadang di luar, menunggu konfirmasi identitas.
Valerie Pei menoleh melihat Ellie yang masih duduk di dalam mobil, dia mengulurkan tangan melambaikan tangan pada Valerie Pei, saat ini, pintu gerbang dibuka, muncul sebuah mobil putih yang keluar, Emily Gu yang awalnya akan keluar tiba-tiba bergegas menghentikan mobil saat melihat sosok familiar di gerbang, dengan cepat turun dari mobil.
“Kakak ipar!” Kata Emiliy Gu dengan terkejut, dia sama sekali tidak tahu Valerie Pei
kembali, bertemu dengannya di sini lebih terkejut.
Valerie Pei melihat Emily Gu, kepolosannya saat masih di SMA sudah hilang, dia mengenakan setelan kerja, menambah kedewasaan.
“Sudah datang kenapa tidak masuk?” Emily Gu berkata dengan jengkel, tiba-tiba teringat sesuatu, bergegas menoleh dan berkata pada penjaga pintu : “Kamu berani menahan Nyonya Muda Besar Keluarga Gu di gerbang!”
Penjaga pintu mana tahu dia adalah istri Leon Gu, bergegas meminta maaf : “Maaf Nona ketiga, aku juga baru bekerja, tidak mengenali.”
“Emily, sudahlah sudahlah, aku hanya datang untuk melihat kakek saja.” Valerie Pei menarik Emily Gu, masalah ini tidak bisa menyalahkan penjaga pintu, lagipula, bukankah mereka juga sudah bercerai.
Mendengar Valerie Pei berkata seperti itu, Emily Gu juga tidak meneruskan bertanya, sekarang hatinya dipenuhi dengan perihal Valerie Pei kembali, dia menarik Valerie Pei naik ke atas mobilnya.
“Kakak ipar, aku bawa kamu masuk.”
Emily Gu selalu begitu ramah padanya, sebaliknya Valerie Pei sedikit tidak enak, lagipula, Ellie masih berada di dalam mobil.
“Aku menyetir mobil masuk sendiri juga tidak apa-apa, Ellie masih berada di dalam mobil.” Valerie Pei melihat Ellie yang berada di dalam mobil, menolak halus.
Emily Gu seketika seperti ingin tahu rahasia besar, berkata : “Apa dia adalah anak kakakku? Kakak ipar, sekarang kamu kembali bukankah......Astaga, apa aku akan menjadi bibi kecil lagi?”
Valerie Pei hampir tidak sempat menutup mulut Emily Gu, sudah empat tahun tapi sifatnya yang cuek masih tidak berubah.
“Kita masuk dulu bagaimana?” Valerie Pei bergegas menarik Emily Gu, apa baik bila berkata seperti ini di depan pintu?
“Oh oh!” Emily Gu melihat gadis kecil yang manis dan lucu itu, saat ini bahkan tidak ingin pergi wawancara, kedua mobil segera masuk ke dalam area villa, Emily Gu mengira dia adalah orang pertama yang bertemu Valerie Pei, bergegas menelepon Leon Gu, hasilnya dia tidak mengangkat telepon, sepertinya sedang rapat dan sebagainya, jadi sebelum turun dari mobil mengirimnya pesan.
Emily Gu langsung berlari ke samping Valerie Pei begitu turun dari mobil, dia memperhatikan Ellie, rupanya tidak suka.
“Kakak ipar, bagaimana, sekarang aku sangat bersemangat, kamu akhirnya kembali!” Sekarang tidak ada orang luar, Emily Gu benar-benar mengeluarkan sifatnya, segera memeluk Valerie Pei, air mata gembira hampir keluar.
“Sudahlah, bukankah aku sudah kembali? Bukankah kamu ada urusan akan pergi, aku pergi menemui kakek sendiri saja.”
“Bagaimana boleh, saat ini walaupun urusan yang sangat besar pun tidak sepenting dirimu, ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu, dan juga putri cantik ini!” Emily Gu mengulurkan tangan mengelus kepala Ellie, tanpa bisa ditahan teringat Willie, anak yang sama lucunya.
Membicarakan Ellie, Valerie Pei menggandengnya dan mengenalkan pada Emily Gu :
“Dia bernama Ellie, putriku.”
Mendengar Valerie Pei mengenalkan seperti ini, hati Emily Gu tiba-tiba sedikit tidak mengerti, empat tahun yang lalu Valerie Pei akhirnya meninggalkan Leon Gu, setelah hal ini biasanya orang-orang di dalam Keluarga Gu tidak diperbolehkan mengungkitnya, namun hatinya tetap rindu pada kakak ipar ini.
“Ellie, ini adalah Bibi Emily.” Saat Valerie Pei mengenalkan Emily Gu, dia menggunakan kata Bibi, artinya ini sangat jelas, bisa dibilang juga menyetujui pertanyaan Emily Gu tadi.
“Bibi Emily apa kabar.” Ellie tidak takut pada orang asing, dia mengulurkan tangan menarik tangan Emily Gu, senyumnya sangat cerah seperti bunga matahari.
“Apa kabar Ellie.” Emily Gu berjongkok, tanpa sadar mengelus pipi Ellie.
Ketiganya berjalan ke arah Kediaman Utama, sedangkan di belakang Valerie Pei, adalah villa tempatnya tinggal selama empat tahun, rumah dirinya dan Leon Gu, sejujurnya, dia memang tidak memiliki keberanian melihat rumah itu, di dalam rumah itu, ada berbagai macam emosi, sedangkan akhirnya, semua perasaan itu habis seiring berjalannya waktu.
Sekarang, bila bukan karena Ellie, dia mungkin tidak akan pernah menginjakkan kaki di tanah ini selamanya.
“Emily, apa keadaan Kakek sangat tidak baik?”
Membicarakan kesehatan Henry Gu, ekspresi Emily Gu terlihat risau, berkata : “Iya, satu bulan yang lalu, kesehatan kakek tiba-tiba tidak baik, kakak sudah memanggil banyak dokter terkenal untuk datang namun tidak ada banyak perubahan, juga tidak bisa mengumumkan penyakit kakek pada umum, kakak tertua dan kakak kedua beberapa waktu ini sangat bekerja keras.”
Mendengar Emily Gu berkata seperti ini, keadaannya sepertinya tidak terlalu baik, dan juga Leon Gu, apa sekarang sangat menderita? Kalau begitu kenapa masih ada waktu melakukan gugatan padanya?
Tapi sekarang kesehatan Henry Gu tidak baik, bila dia gegabah membicarakan hal ini dengannya, apakah kesehatannya akan semakin memburuk? Walaupun dia ingin menyelesaikan masalah ini dengan sederhana, juga tidak bisa mengambil resiko yang begitu besar.
“Tapi kakak ipar, kamu sudah kembali, kakak tertua pasti sangat gembira, bahkan ada seorang anak yang sangat lucu, kamu tenang saja, kakak tertua tidak memiliki skandal sedikitpun beberapa tahun ini, dia menjaga dirinya demi kamu!” Emily Gu menjamin sepenuhnya kelakuan Leon Gu beberapa tahun ini.
Namun, walaupun dia menjaga dirinya juga bagaimana, mereka juga tidak mungkin bersama lagi.
“Emily, jangan panggil aku kakak ipar lagi, aku dan kakakmu....sudah bercerai.” Valerie Pei mengatakan bercerai satu kata itu dengan suara yang sangat kecil, dia takut Ellie mendengarnya.
Emily Gu tertegun, ternyata, Valerie Pei kembali bukan karena berbaikkan kembali dengan Leon Gu, dia yang berpikir terlalu banyak?
“Baiklah, ini adalah urusan kalian berdua.” Emily Gu memajukan mulutnya, tapi dengan cepat senyumnya kembali, berkata : “Tapi, aku sangat menyukai Ellie, apa aku boleh lebih sering menemuinya nanti?”
“Ya, sekarang aku bekerja di sini, kamu bisa bertemu dengannya kapan saja.”
“Baik.” Mendengar Valerie Pei bekerja di sini, pikiran Emily Gu kembali berpikir sembarangan, tiba-tiba kembali berkata : “Nona Valerie, aku masih ada urusan aku pergi dulu, kamu dan Ellie menemui kakek sendiri saja, nanti kita berhubungan lagi.”
“Ya, kamu juga hati-hati.” Emily tidak berpikir panjang, Valerie Pei juga hanya bisa tersenyum mengantarnya, dia berjalan ke arah Kediaman Utama sendiri.
“Mommy, apa ini rumah kakek buyut?” Ellie melihat rumah yang seperti taman ini, sangat besar.
“Iya, kakek buyut tinggal di rumah besar itu.” Valerie Pei menunjuk Kediaman Utama agar Ellie melihatnya.
“Apa Paman Leon dan kakek buyut tinggal bersama?” Walaupun Ellie tidak memanggil Leon Gu dengan sebutan Ayah lagi, melainkan Paman Leon, dua kata ini, namun frekuensi kemunculannya juga sama tingginya, terkadang dia berpikir, sebenarnya Leon Gu memberi anak ini obat seperti apa, sehingga Ellie terus membicarakannya.
“Seharusnya tinggal bersama....” Jawaban Valerie Pei juga terlihat sambil lalu, sekarang dia sedang ragu apakah harus memberitahu Henry Gu tentang gugatan Leon Gu dan dirinya.
Bila mengatakan, berdasarkan sikap Henry Gu terakhir kali di rumah sakit, pasti akan mencegah kedua pihak membesar-besarkan masalah ini, juga tidak ingin agar orang lain menertawai Keluarga Gu, tapi Henry Gu pasti akan marah karena ini, kesehatannya tidak baik, bila masalah ini terjadi pasti akan lebih buruk lagi.
Seperti ini, Valerie Pei tidak bisa melalui hambatan di hatinya.
Namun bila tidak mengatakannya, dia dan Leon Gu saling tidak mengalah, pada akhirnya kedua pihak pasti berhubungan melalui pengacara, berpikir bagaimanapun, Leon Gu akan membuatnya sulit.
Masih belum memikirkan bagaimana baiknya, dia sudah sampai di Kediaman Utama, pembantu di dalam Kediaman utama tetaplah beberapa itu, mereka terkejut melihat Valerie Pei, dengan cepat Frey Liu turun, bahkan dengan terkejut menatap Valerie Pei dan Ellie.
“Paman Frey, aku ingin bertemu kakek, apa sekarang nyaman untuk menemuinya?” Valerie Pei menyerahkan barang di tangannya pada pembantu, dengan sopan bertanya.
Dia sudah menerima telepon dari pengawal pintu, dia tahu Valerie Pei akan datang.
“Nona Pei, silahkan.” Bagaimanapun Frey Liu sudah bekerja di Keluarga Gu bertahun-tahun, dia sudah pernah melihat banyak kejadian besar, saat ini panggilan pada Valerie Pei sudah bukanlah Nyonya Muda lagi.
Setelah Valerie Pei mengangguk pada beberapa pembantu, dia membawa Ellie naik ke atas.
“Nona Pei benar-benar baik mengunjungi Tuan Besar.” Frey Liu sambil berjalan sambil berbicara : “Beberapa hari ini Tuan besar sering terbangun saat tidur, barusan mendengar Anda akan datang, menjadi jauh lebih bersemangat.”
“Paman Liu, apakah keadaan kakek sangat buruk?” Mendengar Frey Liu berkata seperti ini, Valerie Pei menjadi lebih khawatir, teringat saat itu berada di rumah sakit, saat dia datang melihat Ellie kesehatannya masih baik, kenapa dalam waktu satu bulan, bisa sakit begitu parah.
“Tuan Besar ini memiliki penyakit pikiran, setelah terakhir kali kembali dari rumah sakit, dia terus membicarakan, selanjutnya jatuh sakit, bila Nona Pei dan Nona kecil bisa sering datang menjenguk Tuan Besar, mungkin bisa sembuh tanpa perlu diobati.”
Setelah mendengar ucapan Frey Liu, Valerie Pei menjadi semakin bersalah, kesehatannya menjadi buruk setelah kembali dari rumah sakit, dia juga tahu Henry Gu sangat menyayangi Willie dulu, satu malam setelah Willie pergi penyakit jantungnya kambuh, saat itu, Valerie Pei sangat khawatir Henry Gu bisa meninggal karena hal ini, untungnya dia bisa bertahan.
Sekarang, Henry Gu kembali sakit karena dirinya, apa dia cukup tidak menyalahkan dirinya?
Tiba-tiba teringat, Leon Gu begitu bertekad ingin mengambil hak asuh Ellie, apakah sebagian alasannya karena Henry Gu? Apa dia ingin dikelilingi cucunya, dan pergi tanpa penyesalan?
Kalau begitu cara Leon Gu juga bisa dimaklumi, tapi, juga tidak perlu menggunakan cara yang begitu ekstrim.
Saat melihat Henry Gu, dia bersandar di kepala kasur, wajahnya menunjukkan senyum puas, tangannya dipasangi infus, dia sangat kurus, sudah tidak bersemangat seperti dulu, melihat keadaan seperti ini, hidung Valerie Pei terasa pedas, walaupun tahu hidup tidak dapat ditebak, namun Henry Gu berubah seperti ini bagaimanapun ada hubungannya dengan dirinya.
“Kakek.” Valerie Pei merasa suaranya berubah saat memanggilnya, dia tahu dia ingkar janji, dia berjanji akan bersama dengan Leon Gu baik-baik, dua tahun lagi akan melahirkan seorang anak, hasilnya, dia memang melahirkan anak, tapi tidak berada di dalam Keluarga Gu.
“Kakek buyut.” Ingatan Elli lumayan bagus, setelah sebulan masih mengingat Henry Gu, juga tidak merasa tidak suka karena ruangan dipenuhi dengan bau disinfektan, setelah melihat tatapan Valerie Pei dia berlari ke samping kasur Henry Gu, dan mencium wajahnya.
Wajah Henry Gu dipenuhi senyum, setelah Ellie menciumnya semakin terlihat gembira.
Sebenarnya dulu dia mengira saat di rumah sakit adalah terakhir kalinya dia melihat Valerie Pei dan Ellie, Valerie Pei memiliki banyak alasan untuk tidak membawa Ellie datang, namun sekarang mereka datang, hatinya yang sudah lama sedih seketika lega.
Novel Terkait
Adieu
Shi QiCutie Mom
AlexiaDoctor Stranger
Kevin WongThick Wallet
TessaCinta Yang Terlarang
MinnieBack To You
CC LennyMy Only One
Alice SongDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)