Diamond Lover - Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
“Mommy, Mommy, aku sudah pulang sekolah!” Sebelum meletakkan tas sekolahnya, Ellie langsung bergegas ke kasir, mengulurkan tangan untuk meminta gendong pada Valerie Pei, matanya yang besar tampak seperti Valerie Pei, tapi jika dilihat lebih dekat, mata cerah itu lebih seperti fotokopi dari seseorang.
Valerie Pei meletakkan barang-barang di tangannya, menggendong anak perempuan di depannya, dan mencium pipi merah mudanya dua kali, cinta itu terbukti dengan sendirinya.
"Ssst—" Valerie Pei meletakkan jari telunjuknya ke mulut Ellie dan berbisik: "Paman dan bibi semuanya sedang membaca buku, tolong kecilkan suaranya sedikit."
Ellie langsung tutup mulut dan melihat lingkungan di dalam Coffee Book, tapi dia sangat senang melihat Mommy ketika dia pulang dari sekolah, dan dia langsung lupa.
“Mommy, kita harus pulang lebih awal hari ini, untuk merayakan ulang tahun paman!” Ellie merendahkan suaranya, tapi masih menimbulkan beberapa suara di lingkungan Coffee Book yang tenang.
Valerie Pei mengangguk malu-malu kepada para tamu yang duduk di mana-mana, tetapi mereka semua tersenyum penuh pengertian, dan suka dengan anak di pelukan Valerie Pei. Orang-orang yang datang ke sini adalah langganan. Mereka menyukai Ellie, dan mereka juga tidak keberatan.
“Oke, tunggu Mommy selesai beres-beres, kita akan pulang untuk merayakan ulang tahun paman, oke.” Valerie Pei meletakkan Ellie di kursi, mengambil daftarnya dan pergi ke petugas toko untuk memberi pesanan.
Ellie duduk di kasir dengan tangan di dagunya, berkedip dan menunggu Valerie Pei kembali. Sambil memikirkan kejutan yang akan dia berikan pada paman malam ini, wajahnya penuh senyum.
Di jalan di Jerman, Leon Gu dan kelompoknya sedang berjalan di jalan. Penanggung jawab perusahaan lain "dengan antusias" mengundang Leon Gu dan timnya untuk merasakan adat istiadat Jerman. Mereka berjalan di jalan yang paling bergaya Jerman dan memberi mereka penyambutan adat istiadat setempat.
Leon Gu tidak menolak kebaikan mereka. Dia berada di Jerman setahun ini, tapi dia jarang meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di luar. Dia memilih untuk mengembangkan bisnisnya di awal. Dia tidak tahu apakah itu secara tidak sadar atau sebaliknya, ada pilihan dari beberapa negara, dan dia memilih Jerman.
Tetapi ketika dia datang ke sini, dia tidak memiliki keberanian untuk keluar dan berjalan. Hari ini, dia berjalan di jalan kecil di sini. Adegan dia dan Valerie Pei berjalan di sini empat tahun lalu muncul di hadapannya.
Itu hanya sebuah tim yang terdiri dari hampir dua puluh orang, semua mengenakan jas dan dasi, membuat orang yang lewat menonton. Leon Gu daritadi agak terganggu, dan mengedipkan mata pada asisten Bobby Li, dan Bobby Li segera memahami, dan negosiasi pada orang-orang dari pihak lain, mengatakan bahwa Leon Gu akan mengadakan pertemuan nanti, dan mengakhiri acara ini.
Setelah mengantar orang-orang dari perusahaan lain, Leon Gu juga membiarkan timnya kembali, di sampingnya hanya tersisa Bobby Li.
"CEO Gu, haruskah kita kembali ke perusahaan atau hotel?"
“Tidak, aku akan berjalan sendiri.” Setelah Leon Gu selesai berbicara, dia jalan duluan. Bobby Li segera mengirim pesan teks ke Finn He dan Jerry Jing seolah-olah dia telah menemukan dunia Baru.
"Hari ini CEO Gu pergi berbelanja sendirian, matahari terbit di barat!"
Selanjutnya, Finn Hen dan Jerry Jing membalas pesan teks berturut-turut.
"Aku bisa membayangkan melihatnya sendirian dari belakang."
"Ada titik balik, siapkan hadiah untuknya!"
Leon Gu tidak pernah kekurangan teman.
Bobby Li melihat punggung Leon Gu di kerumunan, dan sedikit kesepian.
Yang menarik perhatian Leon Gu adalah tanda "Toko Ellie". Ada banyak bunga dan tanaman di luar toko, ditempatkan dengan rapi, dengan pintu kayu, dan buku-buku yang direkomendasikan hari ini serta beberapa minuman tersusun di kaca. Itu ditulis dalam bahasa Inggris dan Jerman, yang membuat Leon Gu merasa intim.
Pintunya terbuka, dan meja kasir menghadap ke pintu. Leon Gu melihat seorang gadis kecil dikuncir dua dan mata berkedip, dengan dagu di tangan, penampilannya sangat cantik.
Tidak tahu apa yang mendorong Leon Gu, dia berjalan ke toko itu tanpa sadar, wajahnya tersenyum, dan bertatap mata dengan Ellie.
“Halo.” Leon Gu berkomunikasi dengannya dalam bahasa mandarin. Ada tanda yang ditulis dalam bahasa mandarin di luar, dan gadis kecil itu tidak terlihat seperti orang asing atau ras campuran, jadi dia secara alami berbicara bahasa Mandarin.
Melihat paman yang tiba-tiba muncul, Ellie melepaskan tangannya dari dagu dan duduk di kursi seperti bos kecil.
“Halo.” Ellie menyapanya dengan bahasa Mandarin yang tidak terlalu mahir. Walaupun biasanya Mommy mengajarinya beberapa bahasa Mandarin, dan pamannya juga bisa berbicara bahasa Mandarin, tapi semua teman sekolahnya berbicara bahasa Jerman, jadi bahasa Mandarinnya tidak lancar.
“Apa yang kamu inginkan?” Ellie mengangkat kepalanya dan memandang pria yang sangat tampan di depannya ini, setampan pamannya, jadi senyum Ellie juga menjadi jauh lebih manis, mempelajari nada suara saudari di toko dan bertanya padanya paman.
Leon Gu tiba-tiba teringat pada William. Saat itu, dia baru saja bangun, nada bicara William seperti orang dewasa. Jika tidak ada hal selanjutnya, William seharusnya sudah berumur delapan tahun sekarang. Sudah waktunya untuk kelas tiga sekolah dasar ...
“Paman, apa yang kamu inginkan? Minuman atau ingin membaca di sini?” Ellie mengulurkan tangan dan melambaikannya di depan Leon Gu. Paman sepertinya kesurupan, sama seperti Mommy yang terkadang kesurupan, bagaimana dia memanggil pun tidak di ladeni.
Menyadari dirinya melamun, Leon Gu segera pulih dan melihat daftar di konter kasir. Dia tidak masuk untuk membeli minuman atau membaca buku. Dia hanya tertarik pada anak itu. Jika dia tidak membeli sesuatu saat ini, sepertinya gadis kecil itu tidak akan membiarkannya pergi!
“Secangkir kopi, tanpa gula atau susu.” Dia memesan secangkir minuman dengan santai, dan dia tidak tahu bagaimana gadis kecil itu akan menggunakan komputer di depannya.
“Paman, kopi tanpa gula atau susu sama sekali tidak enak, apa kamu mau lebih susu dan lebih gula? Seperti ini sangat enak sekali, ibuku sangat menyukainya.” Ellie sepertinya sedang membicarakan sebuah rahasia. Sebenarnya, Valerie Pei tidak mengizinkan Ellie minum kopi, jadi Ellie diam-diam menyesapnya sementara Mommy tidak memperhatikan. Rasanya sangat manis.
Leon Gu tertawa kecil, susu lebih dan gula lebih, seperti itu akankah sangat enek? Dalam kesannya, ada seseorang, yang suka menaruh dua porsi susu dan gula pada kopi. Jelas-jelas sangat manis, tapi dia berkata itu enak.
“Oke, kalau begitu susu dan gula lebih.” Hanya tergoda oleh ekspresi kecil gadis kecil di depannya, dia mendengarkan pengaturannya, dan suasana hatinya yang lama tertekan sepertinya sangat melebar saat ini.
Petugas di sana melihat Ellie dan pelanggan di kasir, dan segera menghentikan tindakan memilah-milah buku di tangannya, dan dengan cepat berjalan, menyentuh kepala Ellie, dan menatap Leon Gu dengan sedikit tidak enak.
“Tuan, maafkan aku, ini adalah putri bos kita, aku akan membantumu memesan.” Joey menggantikan tempat Ellie dan berkata kepada Leon Gu dengan sopan.
“Kakak Joey, dimana Mommyku, kenapa belum keluar?” Ellie menarik ujung baju Joey dan bertanya dengan suara pelan. Dia sepertinya pulang untuk merayakan ulang tahun paman, tapi mommy masuk sudah lama sekali.
“Mommy sedang berganti pakaian di dalam, apa kamu ingin pergi dan melihat?” Joey mengangkat Ellie dari kursi.
Mendengar Mommy ada di dalam, Ellie hendak lari ke ruang tunggu, tetapi setelah berlari dua langkah, dia berbalik, menarik celana Leon Gu, dan menatapnya.
Leon Gu mengangguk ke arah Joey, lalu berlutut dan menatap Ellie. Gadis ini berbalik, apa yang ingin dia lakukan?
"Paman, ingat, kopi membutuhkan susu dan gula lebih agar rasanya enak." Setelah berbicara, Ellie berkedip pada Leon Gu dan berlari dengan gembira ke ruang tunggu.
Hati Leon Gu telah diubah oleh Ellie, dan sudah tenggelam dalam senyumannya.
“Pak?” Joey mencondongkan tubuh dan melihat Leon Gu masih berjongkok di tanah dengan senyum di wajahnya. Benar juga, Ellie sangat membuat orang menyukainya, selama orang yang datang ketoko dan melihat Ellie, tidak ada yang tidak menyukainya.
Mendengar panggilan Joey, Leon Gu berdiri, tapi senyuman di wajahnya segera disembunyikan, seolah kelembutannya sudah tidak ada lagi. Perubahan cepat ini membuat Joey sedikit terkejut.
Ellie sudah pergi, dan suasana hati Leon Gu pada saat baru masuk itu sudah tidak ada lagi, jadi dia mendengarkan kata-kata Ellie dan berkata: “Kopi, susu dan gula lebih.” Bahasa Jerman yang mahir, tanpa emosi, nada dingin itu menekan Joey untuk menekan komputernya dan memesan.
Ellie berlari ke ruang tunggu, tepat ketika Valerie Pei berganti pakaian, mengambil tas dan bersiap untuk keluar, dia melihat Ellie berlari.
"Mommy, kamu sangat cantik hari ini, 100 poin." Ellie melemparkan dirinya ke pelukan Valerie Pei.
Wajah Valerie Pei penuh senyuman, mulut Ellie semakin manis, membuat hatinya sangat senang.
“Mulutmu manis sekali, berapa banyak permen yang kamu makan hari ini?” Valerie Pei meremas pipi Ellie dan mencium mulutnya, rasanya manis sekali.
Seolah baru ketahuan, Ellie langsung menutup mulutnya. Sebelum berangkat sekolah hari ini, diam-diam pamannya memberinya lima permen lagi. Kata paman, dia tidak boleh ketahuan Mommy, atau keduanya bakal sial!
“Tidak kok, aku tidak kebanyakkan makan permen, itu paman yang memberikannya…” Ellie panik, tidak menyangka dia langsung mengekspos pamannya, jadi dia langsung menutup mulutnya lagi, tapi sepertinya sudah terlambat.
“Karena makan banyak permen hari ini, jadi besok tidak ada permen. Kamu dan paman menyembunyikan sesuatu dari Mommy, paman juga tidak ada permen lagi!” Valerie Pei berpura-pura serius.
"Baik, aku tahu ..." Ellie cemberut, dan dia sangat sedih karena besok dia tidak makan permen.
“Tidak akan ada permen untuk besok, tapi akan ada kue malam ini, ayo kita pulang.” Valerie Pei dengan cepat tersenyum lagi.
Ellie mendengar ada kue untuk dimakan, dan langsung melompat kembali.
“Baik, baik, kalau begitu ayo cepat pulang dan beri dia kejutan sebelum Paman kembali.” Valerie Pei menggandeng Ellie dan bersiap untuk pulang bersamanya.
Ellie meletakkan tangan kecilnya di tangan Valerie Pei, dan dia tiba-tiba teringat pada paman yang tampan tadi, dan berkata: "Mommy, aku baru saja melihat seorang paman yang lebih tampan dari paman, dia sangat tampan."
Tiga garis hitam melayang di depan mata Valerie Pei. Gadis kecil itu baru berusia beberapa tahun, dan dia mengucapkan kata tampan. Sepertinya perlu berbicara dengan Ellie, jangan terus bermain dengan paman, bisa diculik!
"Paman itu memesan kopi tanpa susu dan gula, rasanya sangat pahit, jadi aku berkata padanya bahwa susu dan gula lebih itu enak, lalu dia mendengarkanku, Mommy, bukankah aku sangat hebat?" Ellie berbicara tentang perbuatannya sepanjang jalan.
Valerie Pei hanya bisa tersenyum, untungnya yang datang ke toko adalah pelanggan tetap. Kalau tidak, akan aneh jika Ellie begitu berisik dan pelanggan tidak pergi.
"Ellie ..."
"Hah? Paman itu baru saja pergi, Mommy, kamu lihat, itu dia—" Ellie menunjuk ke Leon Gu yang sudah keluar dari toko, punggungnya dalam setelan jas hitam tampak sangat kesepian.
Valerie Pei melihat ke arah yang ditunjuk Ellie, dan tiba-tiba jantungnya berdetak kencang. Sosok belakang itu sangat mirip ...
“Mommy, ayo kita pergi.” Ellie menarik tangan Valerie Pei, menyadari Mommy melamun lagi, Ellie menggelengkan kepalanya.
"Oh ..." Valerie Pei kembali merespons, tapi itu hanya mirip, bagaimana mungkin
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongYour Ignorance
YayaUntouchable Love
Devil BuddyIstri Pengkhianat
SubardiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)