Diamond Lover - Bab 22 Terpesona
Leon Gu sudah sebesar ini, tapi tidaklah pernah membantu orang lain menangani luka, dengan mengandalkan pengetahuan dasarnya dalam bidang medis untuk membantu Valerie Pei membersihkan luka dan membalutnya, ini bisa dibilang sudah berhasil. Setelah sibuk sepanjang malam dan selesai mengurus Valerie Pei, dia melihat waktu, ternyata sudah jam 12 malam, kemudian langsung berbaring di ranjang setelah selesai mandi.
Dalam 2 bulan ini, Valerie Pei tidur sekamar dengannya, mereka saling menguasai setengah ranjang, tidak saling mengusik satu sama lain, tapi malam ini, orang yang berada di sisi kanan ranjang tidaklah mematuhi peraturan, sekuat tenaga berguling ke sisi kiri, berguling ke sisinya Leon Gu dan sampai mengulurkan tangan merangkul pinggang sang pria.
Leon Gu yang awalnya hampir tertidur langsung menjadi tidak kantuk akibat ulahnya, dia segera melepaskan tangan Valerie Pei yang merangkul pinggangnya, dia ingat 4 tahun lalu pernah menggarap Valerie Pei yang mabuk, saat bangun di pagi harinya, dia langsung menjadi pasien dengan kondisi vegetatif persisten selama 4 tahun, sang pria tidak ingin mengambil resiko ini!
Apalagi, dirinya tidak tahu wanita ini menganggapnya sebagai Nathan itu ataupun pria lain!
Valerie Pei didorong ke samping dengan kuat, telah menjadi tenang setelah dorongan ini, mengambil selimut seakan-akan hendak tertidur, baru kemudian Leon Gu menyelimuti dirinya dengan baik dan bersiap untuk tidur.
Saat mengira malam ini akan berakhir begitu saja, Valerie Pei malah kembali merangkul pinggangnya Leon Gu, kali ini malah langsung menempelkan kepalanya ke sela lehernya sang pria, hawa napas yang panas tertiup ke lehernya, membuatnya merasa tergelitik.
Leon Gu berusaha menahannya, memindahkan tangannya Valerie Pei, dan kembali mendorongnya dengan kuat, dan sang pria kali ini tidak lagi tidur di atas ranjang, langsung memakai sandal mengambil jaket dan pergi ke ruang kerja!
Di kamar hanya tersisa Valerie Pei seorang, dia dengan perlahan-lahan membuka mata, sudut bibirnya melekuk membentuk sebuah senyuman, dengan posisi tidur yang nyaman menguasai seluruh ranjang, tapi hatinya menjalar sebuah perasaan, yang bernama kecewa.
Dia sudah begitu berinisiatif seperti ini, tapi Leon Gu malah mampu menahannya! Kenapa 4 tahun lalu tidak mampu menahannya?
Kali ini, Valerie Pei tidur dengan sangat lelap, hari sudah jam 8 saat dia terbangun, bergegas pergi mandi mengganti baju dan pergi ke ruang makan untuk sarapan, yang lainnya telah hampir selesai makan dan bersiap-siap membereskan piring, sedangkan Valerie Pei malah baru muncul, kebanyakan dari mereka terlihat jelas tidak senang terhadap Valerie yang tidak mematuhi aturan.
Leon Gu duduk di sana dengan elegan, menggunakan tisu basah menyeka mulutnya, sama sekali tidak melihat Valerie Pei, menganggap orang yang berdiri di depan ruang makan sebagai udara.
"Kakek, maaf, aku telah tidur kesiangan." Valerie Pei meminta maaf terhadap Henry Gu, melangkahkan kaki berjalan ke tempat duduknya.
"Masalah di perusahaan dan rumah telah sangat melelahkanmu, tidak masalah." Henry Gu berkata dengan nada yang sangat tegas, meskipun ada orang lain yang hendak mengkritik Valerie Pei tidak tahu aturan, mereka tetap harus menelan kritikan itu kembali, Henry Gu dengan begitu jelasnya pilih kasih terhadap menantu pertama!
Setelah selesai menyapa satu per satu orang yang ada, baru Valerie Pei duduk dan mulai menyantap sarapannya, William yang ada di samping tak kuasa menahan diri dan memanjat ke atas kakinya Valerie Pei.
Semalam tidak sempat menemani William, Valerie Pei sangat gembira saat melihat putranya, mengecup di keningnya sejenak.
"William sudah kenyang belum?" Valerie Pei melihat sarapan William yang tidak berkurang begitu banyak, spontan mulai khawatir, dia sekarang membutuhkan nutrisi yang banyak, mana boleh tidak makan sarapan yang cukup?
"Sudah kenyang, Daddy yang menyuapiku lho~, meskipun aku sudah sebesar ini dan tidak perlu disuapi oleh kalian, tapi kebaikan dari Daddy sungguh sulit untuk ditolak, makanya aku berusaha untuk menerimanya!" William bagaikan seorang lelaki dewasa, memutarbalikkan fakta dirinya memaksakan Leon Gu menyuapinya menjadi Leon Gu lah yang menawarkan menyuapinya makan.
Valerie Pei melihat Leon Gu sejenak dengan tatapan sulit untuk percaya, sang pria terlihat tak terpengaruh, Valerie Pei pun tak berharap bisa mendapatkan jawaban darinya, tapi hubungannya dengan William, memang sudah jauh membaik daripada awal-awal.
"William sungguh hebat~ " Valerie Pei memberikan pujian terhadap putranya, memeluknya dan menciumnya berulang kali.
"William, datang ke sisi Daddy, biarkan Mommy makan." Akhirnya Leon Gu bersedia bersuara, William menurutinya, dalam seketika telah melompat turun dari pelukannya Valerie Pei dan datang ke samping Leon Gu, jarang-jarang Daddynya ingin mendekatinya, sebaiknya memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk mempererat hubungan ayah dan anak!
Valerie Pei dalam beberapa waktu ini merasa Leon Gu semakin sulit dimengerti hari demi hari, semalam menggendongnya sampai ke kamar dan juga menangani lukanya, bukankah dia sangat berharap agar dirinya menjauh sebisa mungkin, apalagi pagi hari ini, bahkan begitu akrab terhadap William!
Jangan katakan padanya bahwa Leon Gu hendak menjadi seorang suami dan seorang papa yang baik!
Melihat Leon Gu, Valerie Pei dan William yang terlihat "harmonis", Henry Gu menganggukkan kepala merasa puas, kelihatannya pernikahan ini telah tidak termasuk salah dulunya!
Yang duduk berseberangan dengan Valerie Pei adalah Austin Gu, tangannya terkepal erat di bawah meja makan. Tidak harusnya seperti ini, Valerie Pei tidak boleh seharmonis itu dengan Leon Gu, mereka harusnya bertengkar hebat hingga tak terkendali, baru Kakek bisa menyetujui perceraian mereka!
Setelah makan sarapan, Valerie Pei hendak membawa putranya pergi ke tempat parkir mengambil mobil, lalu menyadari mobil Cooper miliknya telah menghilang! Memangnya semalam dirinya pulang dengan tidak mengemudikan mobil?
"Mobilmu ada di tangan Nathan, hari ini akan diantarkan ke perusahaan." Entah sejak kapan Leon Gu muncul di samping Valerie Pei, tangannya mengambil kunci mobil, membuka kunci mobil Hummer yang berada tak jauh dari mereka.
"Oh, semalam Nathan yang mengantarku pulang?" Valerie Pei tidak mampu mengingat kejadian sebelum terjatuh semalam, tapi mampu menduga pasti Nathan Xia yang mengantarnya pulang, hanya saja dia tak menyangka Nathan Xia akan membawa pergi mobilnya, bukankah dia mengatakan dia tidak cocok dengan mobil Cooper yang terlihat kewanitaan!
Leon Gu melirik Valerie Pei sekilas, berkata: "Kalau tidak kuat minum ya jangan minum, kamu sendiri tahu akibatnya akan sangat besar." Perkataan Leon Gu sangat menusuk Valerie Pei, dirinya pun tahu akibat dari mabuk akan sangat besar, tapi akibat yang ditimbulkan bukan hanya faktor diri sendiri seorang saja!
"Mommy, jadi apakah hari ini kita naik mobilnya Daddy ke sekolah?" William menarik tangannya Valerie Pei, mendongakkan kepala menanyakannya.
"Hmm, seorang lelaki sejati memang harus menaiki mobil gunung Daddy, mobil Mommy hanya digunakan oleh kalangan perempuan!" Leon Gu membungkukkan pinggang mengelus kepalanya William, wajahnya penuh dengan kasih sayang.
Tindakan ini sedikit aneh, entah siapa yang melototi William beberapa hari lalu, kenapa sekarang malah begitu menyayanginya, Valerie Pei merasa punggungnya merinding, spontan menarik William ke sampingnya.
"William memang seorang lelaki sejati, nanti juga akan mengemudikan mobil seperti mobilnya Daddy~" William melepaskan diri dari tangan Valerie Pei dan melompat riang ke depan mobil Hummer, menunggu Leon Gu membukakan pintu untuknya.
. Hubungan Leon Gu dan William berkembang dengan kecepatan yang tidak pernah disangka oleh Valerie Pei, mereka berdua sepertinya bahkan memiliki sebuah rahasia kecil yang tidak boleh membiarkan Valerie Pei mengetahuinya, tapi ini merupakan sebuah pertanda baik, Valerie Pei awalnya masih khawatir Leon Gu dan William tidak bisa berhubungan dengan baik, tapi saat melihat hubungan mereka berdua yang sama seperti pasangan ayah dan anak lainnya, baru dirinya merasa telah khawatir berlebihan!
Leon Gu begitu berusaha membuat perusahaan kembali normal, dan memulai bekerja lembur, para pegawai begitu lelah sampai tertidur saat baru merebah sebentar di meja kerja, ada yang mengatakan, penampilan CEO Gu yang begitu bekerja keras terlihat sangat mirip dengan CEO Pei saat baru saja memasuki perusahaan 3 tahun lalu.
Untung saja semua usaha ini tidaklah sia-sia, perusahaan kembali teratur setelah ditangani oleh Leon Gu, ini bukanlah menyatakan Valerie Pei tidak menangani perusahaan dengan baik, hanya saja tidak begitu sesuai dengan standar dalam hati Leon Gu, sang pria ingin menggunakan usaha semaksimal mungkin membuat perusahaan menjadi seperti apa yang dia inginkan!
Valerie Pei pun tidaklah mengurangi pekerjaannya karena telah menjadi wakil CEO, kebanyakan surat kerja sama yang diterima sebelumnya ditangani olehnya, rapat pertemuan begitu banyak, begitu sibuk hingga tak sempat mengangkat panggilan telepon.
Akhirnya, Leon Gu kembali menemukan sebuah kelalaian Valerie Pei dalam sebuah proyek kerja sama, baru saja hendak mencari permasalahannya, dia langsung muncul dengan sendirinya, sungguh didapatkan tanpa menguras tenaga.
Leon Gu menekan nomor panggilan internal menyuruh Karyl Wang memanggil Valerie Pei datang ke sini, sebenarnya dia bisa saja langsung menghubungi nomor internal Valerie Pei sendiri, tapi dia malah menyuruh sekretarisnya melakukannya, apa lagi namanya kalau bukan arogan!
"Tok tok tok——" Tidak begitu lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, Leon Gu mengira Valerie Pei telah datang, segera memasangkan ekspresi wajah yang galak, seakan-akan ingin membereskan Valerie Pei kapan pun saja.
Tapi orang yang masuk membuatnya kecewa.
"CEO Gu, hari ini CEO Pei dan CEO Xia dari Hengtai Corp. saling menandatangani kerja sama, sudah keluar jam 12 tadi, aku telah menghubungi ponselnya Rany Tang, dia mengatakan CEO Pei sekarang masih dalam rapat bersama CEO Xia dan yang lainnya, dan tidak akan kembali ke perusahaan kalau rapatnya berakhir cukup larut." Karyl Wang melaporkannya dengan lengkap, dia mampu mengabarkan kegiatan Valerie Pei dalam waktu 5 menit, pantas saja Valerie Pei menyuruh Karyl Wang menjadi sekretarisnya, Karyl Wang sepertinya lebih hebat daripada Rany Tang!
"Baik, aku mengerti. Bawakan kemari proyek kerja sama Sky Corp., juga data-data Sky Corp. dan Mason Tang, bawakan semuanya sekaligus." Leon Gu langsung menundukkan kepala melihat dokumen di tangan setelah selesai memerintahkannya.
Karyl Wang merasa ragu sejenak, CEO Gu malah memerintahkan seorang sekretaris untuk mencarikan data-data Sky Corp. dan Mason Tang, memangnya dia kira dirinya serba bisa?
"Aku akan berusaha mencarikannya." Karyl Wang menghela napas, dengan perlahan menutup pintu keluar dari ruang kantor, kelihatannya, posisi sekretaris CEO ini tidak mudah diduduki......
Karyl Wang telah keluar dari ruang kantor, baru Leon Gu melemparkan bolpen di tangan, kembali merasa sesak, melonggarkan dasi dan membuka dua kancing kemeja paling atas, lalu melepaskan jas dan meletakkannya di sandaran kursi, melipatkan lengan kemeja hingga pergelangan tangan.
Lagi-lagi Hengtai Corp., entah apakah Valerie Pei ke sana untuk bertemu dengan Nathan Xia ataupun mendiskusikan pekerjaan, dia pergi dari jam 12, sekarang sudah jam 4 sore tapi masih saja belum kembali, bukankah dia mengatakan ini sudah merupakan masalah yang tetap, memangnya masih memerlukan waktu selama ini?
Dia itu pergi menemui teman lama atau kekasih lama?
Leon Gu langsung merasa kesal saat berpikir seperti ini, dia langsung mengambil kunci mobil dan pergi dari perusahaan setelah selesai menangani masalah, mengemudikan mobil dan malah tiba di sekolah TK, pada saat ini kebetulan merupakan waktu pulang sekolah murid TK, Leon Gu hanya bertugas mengantarnya pergi sekolah di pagi hari, tidak pernah sekalipun menjemputnya pulang sekolah di sore hari, spontan sang pria tersenyum, memberhentikan mobil dengan baik dan berjalan ke depan pintu sekolah.
William yang menunggu di depan pintu langsung mampu menyadari kedatangan Leon Gu, dia yang awalnya sedang memurungkan wajah menunggu supir di rumah datang menjemputnya seketika langsung memperlihatkan senyuman, dengan girang berlari ke sisinya Leon Gu.
"Daddy, tumben kamu bisa datang menjemputku?" Suara William penuh dengan suasana hati yang gembira, murid lainnya yang sama-sama sedang menunggu dijemput orang tua mereka memandangnya dengan tatapan iri saat melihat William memiliki seorang papa yang begitu tinggi dan tampan, mereka ingat mamanya William juga merupakan seorang wanita yang sangat cantik.
Pantas saja William bisa terlihat begitu rupawan!
Memangnya Leon Gu boleh mengatakan bahwa dirinya datang ke sini secara tidak sengaja? William pasti akan merasa tidak senang jika berkata seperti ini.
"Hari ini pulang kerja lebih awal, Daddy akan membawamu pergi bermain~" Leon Gu mencubit hidungnya William, "Katakan sampai jumpa terhadap guru!" Leon Gu membalikkan badan tersenyum terhadap guru yang berada di pintu.
Senyuman ini langsung membuat guru yang ada di depan pintu terpesona, beberapa hari yang lalu hanya mampu melihat papanya William dari balik jendela mobil, sekarang malah berdiri di depannya langsung, baru menyadari penampilannya itu mana bisa digambarkan dengan hanya menggunakan kata tampan, dengan tinggi tubuh 187 cm, rambut pendek yang modis, warna kulit kecoklatan yang sehat, lengan bajunya yang terlipat hingga lengan atas memperlihatkan lengan bawahnya yang gagah, pinggang yang kurus, sepasang kaki yang tinggi. Ini mana terlihat seperti seorang papa dari anak 4 tahun, tidak akan ada yang percaya kalau mengatakan dia telah menikah!
"Guru, sampai jumpa~" Suara William yang imut menghancurkan melamunnya para guru, sang anak telah menyadari ketertarikan tanpa batas terhadap daddynya dari balik mata para guru, harus segera membawa daddynya pergi dari sini!
Saat hendak membawa William pergi bermain, Leon Gu baru menyadari dirinya sama sekali tidak tahu William suka bermain apa, suka makan makanan apa, saat dia terbangun, langsung menyadari dia memiliki seorang anak yang telah berumur 4 tahun, tidak pernah berniat memahaminya, hanya berharap untuk tidak membiarkannya pergi dari Keluarga Gu.
"Daddy, mana Mommy? Dia tidak pulang bersama denganmu?" William telah menerawang ke sekitar mobil namun tak menemukan sosok Valerie Pei, tak tertahankan untuk menanyakan Leon Gu.
Valerie Pei? Mungkin saja sekarang masih bersama dengan Nathan Xia! Hanya sekedar sebuah proyek kerja sama, memangnya patut di bahas selama ini?
"Mommy sangat sibuk, makanya Daddy yang menemanimu, kamu ingin makan apa nanti malam, Daddy akan bawa kamu pergi makan." Leon Gu berhasil mengalihkan topik, hubungan William dengannya dalam beberapa waktu ini memang sudah jauh lebih akrab, tapi yang terus dirindukan oleh William masih tetap Valerie Pei, segala sesuatu pasti akan duluan dikaitkan dengan Valerie Pei.
Hal ini spontan membuat hati Leon Gu merasa tidak adil, dia adalah seorang papa, apalagi lebih hebat dibandingkan dengan Valerie Pei, kedepannya sang pria berharap agar orang yang pertama dirindukan oleh William adalah dirinya!
"Daddy, kamu tidak boleh membuat Mommy begitu sibuk, guru kami mengatakan perempuan adalah untuk disayangi, memangnya kamu tidak bisa menanggung sedikit pekerjaannya?" Saat ucapan William ini keluar, Leon Gu yang sedang terfokus dalam mengemudi hampir mengerem mendadak untuk melihat William sebenarnya adalah orang dewasa mungil atau apa!
Leon Gu merasa kepalanya telah memunculkan 3 garis hitam tegak lurus, berkata: "Mommy tidak suka orang lain ikut campur dalam urusannya." Leon Gu benar-benar tidak mampu menemukan alasan lain, William benar-benar dewasa, bagaimana caranya dia mengetahui semua perkataan ini, sungguh orang dewasa mungil!
Kali ini gantian William yang mengerutkan kening, bersandar ke belakang, berkata: "Lain kali aku akan memperingati Mommy." Setelah mengatakannya, dia juga menganggukkan kepala seakan-akan sedang merenungkan sesuatu.
Membawa William pergi makan KFC, Leon Gu benar-benar baru pertama kalinya makan KFC, William Gu berkata dia sangat ingin memakannya, tapi mommynya tidak setuju, maka dari itu Leon Gu langsung membawanya pergi makan KFC, setelah memesan makanan yang disukai William, Leon Gu sendiri malah tidak memesan untuk dirinya sendiri, sudah cukup hanya dengan melihat William makan. Mereka pergi berjalan-jalan setelah selesai makan malam, membelikannya Transformers. Saat pulang, William telah kelelahan, langsung tertidur setelah bersandar di belakang.
Setelah memberhentikan mobil di tempat parkir, secara anehnya tidak melihat mobil Cooper merah menyala itu, dia tidaklah berpikir terlalu banyak, langsung menggendong William berjalan memasuki vila.
Seusai menempatkan William dengan baik, baru Leon Gu kembali ke kamarnya sendiri, pergi membaca buku di ruang kerja seusai mandi, lama-kelamaan sudah tidak tahan lagi, melihat waktu, sudah jam 22.30, Valerie Pei masih belum pulang!
Mengambil ponsel, lalu menghubungi nomor teleponnya Rany Tang.
"CEO Gu, CEO Pei malam tadi bertemu dengan CEO Tang dari Sky Corp., memaksa untuk makan bersama dengan CEO Pei, sekarang sedang makan-makan, CEO Tang tidak bersedia melepaskan kami pergi, kami pun tidak berani membawa CEO Pei pergi."
Leon Gu menutup panggilan mengambil kunci mobil dan pergi ke tempat parkir, tanpa sempat mempedulikan dirinya masih memakai kaos, celana panjang, dan kakinya memakai sepasang sandal.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoNikah Tanpa Cinta
Laura WangDon't say goodbye
Dessy PutriDemanding Husband
MarshallSi Menantu Buta
DeddyIstri Yang Sombong
JessicaThe Winner Of Your Heart
ShintaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)