Diamond Lover - Bab 122 Senyuman Bahagia,
Leon Gu terpesona oleh kata-kata William yang dalam waktu lama ini dia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun, tetapi dia sangat senang karena William mau berbicara lagi kepada mereka, jadi dia memberikan kepingan puzzle yang tepat pada William, bagaimana mungkin dia tidak bisa membedakan warna? Dia hanya sengaja melakukannya agar William mau berbicara!
Jacob Pei yang baru saja pulang ke rumah, melihat William dan mereka berdua dengan serius mencoba menyusun puzzle, ia merasa sangat lega, beberapa hari ini ia merasa sangat lelah karena terjebak di antara William dan dua orang itu.
Tapi puzzle itu tidak bisa diselesaikan dalam setengah hari, hingga sampai makan malam, mereka hanya baru memasang setengah dari puzzle tersebut, namun hasil akhirnya tidaklah penting, yang penting adalah William sudah berdamai dengan mereka berdua dan selama makan malam, ia juga duduk di antara mereka berdua, menyantap makanan yang telah mereka berdua ambilkan.
Baik Ayah Pei dan Ibu Pei yang bersikap dingin terhadap Valerie Pei dan Leon Gu, sekarang keduanya tersenyum di meja makan.
Hati Valerie Pei dan Leon Gu yang tertekan merasa lega, beberapa hari ini ia benar-benar merasa lebih melelahkan daripada saat dia bekerja di Kota S untuk menangani urusan perusahaan, demi memikirkan tubuhnya, dia kedepannya tidak akan bertengkar lagi dengan Valerie Pei, si kecil William tidak bisa di buat kesal.
Sebenarnya, mereka berdua punya rencana lain, saat keluar membeli puzzle, mereka tiba-tiba melihatnya ada toko menjual kembang api, mereka berpikir jika cara puzzle tidak berhasil, mereka akan menyalakan kembang api di malam hari untuk William, setelah makan malam, mereka akan membawa William keluar untuk menyaksikan kembang api, ini merupakan sedikit tindakan tambahan yang bagus.
Leon Gu meletakkan sekotak besar kembang api di halaman rumah Keluarga Pei dan menyuruh mereka untuk menjauh, sebenarnya, kerjaan seperti ini harus dilakukan oleh pelayan keluarga mereka, tetapi Leon Gu berkata bahwa dia ingin menyalakannya sendiri, jadi dia mengambil korek api, kemudian membiarkan mereka menjauh dan melihat dari kejauhan.
Valerie Pei menutupi telinga William sambil memperhatikan apakah Leon Gu berhasil menyalakan kembang api, Leon Gu segera berlari setelah menyalakan kembang api, bahkan Leon Gu sendiri tidak pernah berpikir bahwa dia akan melakukan hal-hal seperti ini sendiri, hanya karena dia ingin memenangkan senyuman William.
Ketika Leon Gu mendekati mereka, kembang api di sana mulai meluncur, kembang api tersebut membelah diri langit, ada sekuntum kembang api indah bermekaran, berkedip dua kali di langit, kemudian bunga lain bermekaran di langit, begitu indah!
“Wow, sangat indah!” William bertepuk tangan dan terus berkata bahwa kembang api itu terlihat cantik.
William sedang berdiri di atas kursi, Valerie Pei meletakkan tangannya di bahunya, Leon Gu yang baru saja datang, meletakkan satu tangan di bahu Valerie Pei dan tangan lainnya di bahu William, mereka bertiga menontonnya bersama, menatap kembang api bermekaran di langit.
Manisnya suasana ini adalah suasana yang tidak terpikirkan oleh mereka berdua saat pagi tadi, suasana mengobrol dan tertawa bersama dalam sebuah keluarga yang beranggotakan tiga orang seperti ini, seolah-olah adalah flim terakhir yang mereka tonton di lantai dua, saat itu Valerie Pei dan Leon Gu berusaha menjelaskan adegan itu pada William.
"Lihat ke sini!" Leon Gu tiba-tiba mengucapkan sepatah kata, Valerie Pei dan William menoleh ke arah Leon Gu pada saat yang bersamaan, dia sedang merekam suasana mereka saat ini dengan ponselnya, dengan latar belakang kembang api di langit, ketiga orang itu melihat ke kamera pada saat bersamaan, William ada di tengah dan ketiganya menunjukkan senyuman bahagia.
“William masih ingin mengambil foto, masih ingin mengambil foto!” William melompat-lompat ke kursi, menunjuk ke ponsel Leon Gu dan berkata bahwa kita harus mengambil foto, ada banyak foto di ponsel Leon Gu.
“Baiklah, Daddy akan mengambilnya untuk William!” Leon Gu berkata dengan sabar, meletakkan tangannya di bahu William, takut dia akan melompat terlalu tinggi dan terjatuh.
“Baiklah, ayo kita berfoto bersama!” William menarik Leon Gu dan Valerie Pei, ia bukan mau foto sendirian, mereka bertiga foto bersama dan telah mengambil banyak foto bertiga di bawah kembang api.
Mereka bertiga malam ini bermain hingga samgat bahagia, malam harinya, William pergi tidur dan ia tertidur dengan cepat, Leon Gu dan Valerie Pei masing-masing memberikan ciuman di wajah William sebelum kembali ke kamar mereka untuk tidur, tapi di antara mereka berdua tidak ada yang bisa tertidur, pemandangan tiga orang yang barusan berfoto di bawah langit malam melayang di benak mereka.
Leon Gu memilih foto di telepon dan mengirimkannya ke Valerie Pei menggunakan Bluetooth, kemudian meminta Valerie Pei untuk mengatur foto saat mereka berdua mencium William sebagai foto layar ponselnya, Leon Gu juga sudah menganti foto wajah manja Valerie Pei yang diambilnya di sore tadi, perasaan sangat bahagia memenuhi kedua orang itu.
Hanya saja, ketika mereka berdua sedang melihat-lihat foto, ponsel Leon Gu berdering dan nama si peneleponnya adalah Naomi Ye, tiba-tiba, Valerie Pei kehilangan semangatnya untuk melihat foto-foto itu lagi.
“Aku mau tidur dulu.” Senyuman di wajah Valerie Pei menghilang, butuh waktu lama untuknya mengucapkan sepatah kata, setelah berbicara seperti itu, dia menarik selimutnya dan menjauh ke sisi lain tempat tertidur, setelah dia mengatakan bahwa mereka tidak akan bertengkar lagi, dia hanya bisa menggunakan cara mengabaikannya.
Leon Gu yang telah menutup telepon dan membuat ponselnya menjadi silent mode, ketika dia ingin mematikan lampu dan berencana untuk tidur, ponselnya menampilkan ada pesan masuk, Leon Gu melirik Valerie Pei yang telah menutup matanya, ia mengambil ponselnya untuk memeriksanya.
Setelah membacanya, hatinya menjadi sangat tertekan, dia mematikan lampunya setelah menjawab pesan tersebut dengan dua kata.
"Secepatnya pulang.” Kedua kata itu menghilang di kegelapan malam setelah lampu ponsel mati.
Leon Gu mengulurkan tangannya untuk memeluk Valerie Pei, wanita itu tidak menolaknya, tapi malah mencari posisi yang nyaman di pelukannya, meletakkan kepalanya di lengannya lagi, pria itu tidak menjawab teleponnya, jadi tidak apa-apa.
“Valerie, kapan kita akan pulang?” Suara rendahnya terdengar di telinganya, ketika dia di dalam mobil dan memasang cincinnya, dia juga menggunakan nada suara ini, dia sama sekali tidak bisa tahan sama suara itu.
Sebenarnya, Valerie Pei tidak ingin pulang, dia merasa sangat bahagia di sini, orang-orang di keluarganya memperlakukannya dengan sangat baik, tidak perlu menjaga sikap seperti di rumah Keluarga Gu dan tidak perlu menghadapi Naomi Ye, di sini, dia bisa memiliki Leon Gu sepenuhnya, tapi setelah kembali, Leon Gu sudah pasti akan pergi ke sisi Naomi Ye, pasti dia kepikiran bahwa di rumah Keluarga Gu tinggal seorang wanita yang telah mencintai Leon Gu selama lebih dari sepuluh tahun.
Tapi bisakah mereka tetap tinggal di Kota A seumur hidup?
“Baiklah, mari kita pulang hari sabtu nanti, hari Minggu kita libur seharian dan kemudian membawa William ke TK.” Valerie Pei memegang tangan Leon Gu di atas tangannya dan merasakan detak jantungnya yang kuat, dalam dua hari dia bisa memilikinya tanpa perasaan khawatir!
Ciuman lembur Leon Gu mendarat di lehernya, wanita itu berbalik dan menerimanya, gerakannya di malam hari ini sangat ringan dan lembut, mungkin karena dia sedang terluka, mungkin karena dia aslinya adalah orang yang lembut...
.
Kembali ke Kota S, Henry Gu langsung memanggil Leon Gu ke ruang kerjanya, Valerie Pei membawa William ke vila untuk beristirahat, lalu pergi ke kediaman utama untuk makan malam.
Henry Gu terduduk di meja menulisnya dan sedang menulis kaligrafi dengan kuas, begitu Leon Gu masuk, dia melihat sebuah kalimat dengan karakter mandarin kuno di atas meja dengan arti: hal buruk akan berakhir, keberuntungan akan datang.
“Kakek.” Leon Gu hanya melihat sekilas tulisan di atas meja, setiap kali Henry Gu menulis kaligrafi dengan kuas, pasti ada artinya di balik itu dan hari ini pasti sama.
“Kamu sudah pulang, apakah kamu bersenang-senang disana?” Henry Gu meletakkan kuas dan mengeringkan tulisan tangannya disamping, kemudian meminum tehnya.
Leon Gu sedikit tersenyum, memang menyenangkan, tapi, terlalu banyak hal di luar dugaan yang terjadi di tengah-tengahnya, dia hampir saja bertengkar dengan Valerie Pei lagi, tetapi semua berakhir dengan baik.
“Rasanya berbeda dengan perasaan ketika pertama kali aku pergi ke sana.” Leon Gu juga tidak mengerti dengan jelas apa yang berbeda, tetapi senyum di wajahnya sudah mengkhianatinya.
Henry Gu hanya tersenyum, melihat kata-kata yang telah ditulisnya dan berkata, "Tulisan ini untukmu."
“Terima kasih, kakek.” Sejak kecil, Henry Gu telah memberi Leon Gu tidak lebih dari tiga lembar huruf, salah satunya ketika adalah hadiah kedewasaannya dan yang lainnya adalah ketika dia mendirikan Swift Corp, juga merupakan titik penting dalam kehidupan Leon Gu, kali ini...
“Hmm, Nona Ye telah tinggal di rumah dalam dalam beberapa waktu ini, jika dia tinggal disini terus akan tidak baik di lihat orang lain, jadi cepatlah mencari alasan untuk mengeluarkan orang itu.” Nada suara Henry Gu terdengar sangat dingin, seolah-olah keramahannya saat Naomi Ye pertama kali datang untuk tinggal di rumah Keluarga Gu, keramahan itu tidak pernah muncul.
Leon Gu mengalihkan pandangannya dari tulisan itu.
“Paman Naomi Ye telah naik pangkat, jika dia tetap tinggal di rumah Keluarga Gu, kita tidak bisa menjamin bahwa dia kedepannya tidak akan menyakiti Little Valerie.” Henry Gu menatap Leon Gu, ada kilatan kekhawatiran di wajahnya tidak luput dari matanya, “Jadi kamu menahan Naomi Ye di sini atau mengeluarkannya, pilihan ada di tanganmu."
“Kakek, aku tahu harus berbuat apa.” Leon Gu juga sedang berpikir, kakek menulis hal buruk akan berakhir, keberuntungan akan datang, sebenarnya artinya adalah dirinya dengan Valerie Pei atau dengan Naomi Ye?
“Baiklah, mereka semua adalah gadis yang baik, tetapi orang tua Keluarga Ye terlalu tidak masuk akal, bagaimana mungkin mereka bisa membiarkan putri mereka melakukan hal semacam ini!” Henry Gu menggelengkan kepalanya dan jika dirinya adalah pria itu, dia pasti tidak akan membiarkan Emily Gu tinggal di rumah orang lain dengan tidak jelas, bahkan jika Emily Gu sangat menyukai pihak lawan, dia tidak akan membiarkannya bertingkah laku seperti jalang, memalukan keluarga sendiri. "Masalah makan malam hari itu, kamu urus sendiri."
Leon Gu awalnya mengira bahwa yang dibicarakan Henry Gu adalah masalah Valerie Pei yang ditembak saat pesta makan malam di Kota A, tetapi Henry Gu mungkin tidak mengetahuinya, ditambah dengan masalah Keluarga Ye yang dia katakan sebelumnya, ini pasti masalah bahwa ada obat pada malam hari itu.
Dia sendiri tidak percaya bahwa Naomi Ye akan melakukan hal seperti itu, jika wanita itu mau melakukannya, dia bisa melakukannya empat tahun yang lalu, saat itu, mereka berdua tidak mengambil tindakan lebih lanjut, dia tidak pernah menyentuh Naomi Ye jika tidak sampai mereka menikah. Naomi Ye adalah gadis yang terkendali dan tidak pernah mengisyaratkan hal itu padanya.
Dan kali ini segelas anggur diserahkan kepadanya melalui tangan Ayah Ye, mungkin Naomi Ye sedang di manfaatkan oleh ayahnya.
“Aku mengerti.” Leon Gu mengucapkan kata itu dan keluar, dia kebetulan bertemu Naomi Ye di pintu kediaman utama, dia sepertinya telah menunggunya dan ketika melihat Leon Yu keluar, ia menunjukkan senyuman yang telah lama hilang di wajahnya.
Loen Gu mengerutkan kening, awalnya dia tidak setuju untuk membiarkan Naomi Ye untuk tetap tinggal disini, jika mereka tidak bersikeras menyerahkan video itu, Leon Gu tidak akan membiarkan wanita lain tinggal di rumah saat Valerie Pei masih di rumah!
“Leon, aku dengar orang lain berkata bahwa kamu kembali, jadi aku datang kemari untuk melihatmu.” Naomi Ye selalu mengunakan nada suara lembut ke padanya, Leon Gu berpikir bahwa jika Valerie Pei juga berbicara kepadanya dengan nada suara seperti itu, maka hubungan mereka berdua tidak lewat dari setengah tahun juga sudah damai.
“Benar, aku sudah pulang.” Orang di depannya adalah orang yang telah bersamanya selama lebih dari sepuluh tahun, sekarang dia menikah dengan orang lain, dia telah membuat waktu orang terbuang sia-sia, tetapi dia tidak pernah bertanya apakah dirinya benar-benar mencintai wanita itu? "Naomi, kita sudah lama tidak mengobrol, ayo kita pergi ke vila di bagian barat dan mengobrol."
Naomi Ye sangat gembira Ini adalah pertama kalinya Leon Gu terlebih dahulu pergi mengunjunginya!
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLove In Sunset
ElinaSee You Next Time
Cherry BlossomTakdir Raja Perang
Brama aditioDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)