Diamond Lover - Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif

Di depan pintu kamar president suite di sebuah hotel, seorang gadis yang mengenakan gaun pendek dengan kerah berbentuk V yang berwarna hijau melambaikan tangannya ke arah kedua orang yang baru saja pergi, dia berpaling masuk ke kamar dengan wajah tersenyum, melepaskan ikatan rambutnya dengan postur tubuh yang bergoyang, hingga terlihat seperti seekor setan kecil di tengah malam yang gelap.

“Ergh......,”suara sendawa berbau alkohol itu menghapus ekspresi Valerie Pei dalam sekejap, dia terlihat linglung hingga tidak bisa menyalakan lampunya, ia hanya meraba kegelapan di dalam kamar tersebut, hingga akhirnya berbaring di atas tempat tidurnya.

Setelah bermain gila-gilaan di Kota A selama satu hari, ditambah dengan beberapa botol alkohol yang ia minum di malam hari, dia harus beristirahat sepenuhnya, lalu melanjutkannya besok!

Di luar pintu, Leon Gu yang juga terlihat mabuk berat sepertinya itu menggenggam kartu kamar di tangannya, ketika menemukan kamar nomor 1808 dan hendak mengulurkan tangannya untuk membuka pintunya, pintu terbuka pada saat ia baru saja meletakkan tangannya pada daun pintu. Pikiran yang linglung itu membuatnya tidak sempat berpikir lebih lagi, sehingga ia pun langsung melangkah masuk setelah menguci pintu kamarnya.

Sambil berjalan, Leon Gu pun melepaskan jas, dasi, serta kemejanya, hingga akhirnya berbaring di tempat tidur.

Pada saat ini, Leon Gu menyadari bahwa dia tidak sendirian di atas tempat tidur itu, orang yang berada di tempat tidur itu seakan-akan menyadarinya, lalu berguling dan dipeluk oleh Leon Gu, dia bergumam sejenak dan akhirnya mengelus kepalanya pada dada Leon Gu.

Leon Gu menghirup nafas, lalu mengulurkan tangannya dan ingin menyingkirkan Valerie Pei.

Semakin ia ingin menyingkirkan Valerie Pei, maka dia akan semakin menempel kepadanya, dia bahkan tidak menyadari bahwa ia terus memeluknya seperti seekor gurita.

Leo Gu menghela nafas panjang, lalu mencoba untuk menyingkirkan Valerie Pei lagi.

Ketika menyadari orang yang berada di sisinya ini ingin menyingkirkan dirinya, Valerie Pei mengelus wajah kecilnya pada dada Leon Gu, bahkan memeluknya lebih erat lagi.

Wanita ini sepertinya adalah kiriman dari pihak kerja sama, jika mereka memang sudah mengantarnya kemari, mengapa ia menolaknya.

Valerie Pei mengira dia adalah Cola yang merupakan golden retriever besar di rumahnya, ia bahkan mengulurkan tangannya dan mengelus sebuah benda yang berbulu, yang kebetulan adalah kepala Leon Gu, sehingga ia pun semakin yakin ini adalaha anjing di rumahnya.

“Sayang...... Jangan ribut lagi, kakak sudah lelah......,”Valerie Pei mengulurkan tangannya dan mendorongnya, namun wajahnya terasa lembab, sepertinya Cola yang sudah menjilat wajahnya.

Leon Gu memiliki daya pengendalian diri yang sangat kuat, namun ketika wanita kecil ini terus menempelkan dirinya padanya malam ini, dia pun mempunyai sedikit perasaan tidak bisa menolaknya.

Ia awalnya mengira anjing di rumahnya itu sedang bermain-main dengannya, namun rasa sakit pada bawah tubuhnya itu membuat Valerie Pei langsung membuka lebar matanya, sekalipun ia sedang mabuk, namun dia masih saja tahu apa yang terjadi.

“Huh huh huh.......,”setelah menyadarkan diri dari efek alkohol, Valerie Pei langsung merasa sangat ketakutan dan gugup, air matanya pun mengalir seiring dengan suaranya yang tertegun itu.

Jangan, jangan...... Dia terus menggelengkan kepalanya, namun gerakan lelaki yang berada di bawah tubuhnya itu tidak kunjung berhenti.

“Lepaskan aku, pergi——,”Leon Gu baru saja melepaskan tangan Valerie Pei, namun dia langsung mengayunkan kepalan tangannya dan ingin menyingkirkannya dengan sikap tidak tenang.

Leon Gu menganggap Valerie Pei sedang mencoba untuk melepaskan dirinya supaya ia dapat mempertahankannya lebih lagi.

“Sakit......,”pada saat ia berbicara, air matanya pun mengalir hingga menetes di bantalnya.

Setelah akhirnya menghabiskan sisa tenaganya yang terakhir, Leon Gu pun tertidur lelap......

Seluruh tubuh Valerie Pei terasa sangat sakit, terasa seakan-akan ia akan segera mati.

Dia mengambil kembali pakaian yang tersebar di permukaan lantai dan mengenakannya, duduk di atas karpet sambil memeluk lututnya, tatapannya tertuju tajam ke arah lelaki yang sedang tertidur di atas tempat tidurnya, suara pernafasannya itu mengisi suasana tenang di dalam kamar, bahkan terus-menerus menjatuhkan Valerie Pei.

Valerie Pei yang selalu bangga dengan dirinya itu, tidak ada yang berani menyentuh satu helai rambutnya sedikitpun di Kota A, namun dia langsung dirusak secara paksa pada malam pertamanya di Kota S, dia benci! Dia menatap tajam orang yang berbaring di tempat tidur itu, lalu mengepalkan tangannya hingga jarinya menusuk ke dagingnya dan bahkan masih saja tidak merasa sakit.

Cahaya matahari bersinar masuk dari jendela, menusuk mata Valerie Pei hingga terasa sulit dibuka, dia tetap saja duduk di lantai sambil memeluk lututnya, ia melihat lelaki itu membalikkan tubuhnya, wajahnya yang penuh rasa puas itu tertuju ke arah Valerie Pei, seakan-akan menyampaikan kepada dirinya bahwa ia sangat menikmatinya kemarin malam.

Dada Valerie Pei tiba-tiba terlihat bernafas tergesa-gesa, ia menahan dan beranjak dengan tubuhnya yang kelelahan, perlahan mendekati Leon Gu dengan ekspresi yang mematikan pada wajahnya, dia melirik lampu meja bernuansa Eropa yang berada di atas kepala tempat tidur, tangannya yang sudah putih memucat oleh karena kepalannya itu mengambil lampu meja tersebut......

Leon Gu yang berada di tempat tidur merasakan suasana yang aneh, pada saat ia baru saja membuka matnaya, ia pun melihat seorang wanita yang tidak berekpsresi sedang menatap dirinya, dengan sebuah lampu meja pada genggamannya yang hendak mengarah ke dirinya, dia bahkan tidak sempat menyingkir, pandangannya langsung menggelap, lalu kehilangan kesadaran diri.

Darah merah yang menodai sprei dan bantal itu terlihat sangat menusuk mata, dia menggenggam lampu mejanya dan berdiri tercengang di depan jendela, lalu melihat darah yang perlahan mengalir dari kepalanya......

Valerie Pei adalah nona kedua dari Keluarga Pei di Kota A, dia adalah seorang putri yang benar-benar dimanjakan, siapa yang berani mencari masalah dengannya di Kota A? Janga bicarakan Keluarga Pei yang memanjakannya, dia sendiri adalah seorang nona yang tidak sepantasnya disinggung, orang yang menyinggungnya itu benar-benar mencari mati.

Kakaknya pernah mengajarinya untuk membalas kesulitan yang sudah ia alami, tidak peduli seberapa besarpun masalahnya, kakaknya tetap akan membantunya menyelesaikannya, sehingga dia langsung memukul Leon Gu tanpa berpikir panjang, lalu melapor polisi.

Dia adalah korban yang melakukan usaha pertahanan diri, setelah kakaknya datang, ia pasti akan membuat lelaki ini mati hingga tidak mempunyai tanah sebagai kuburannya.

Valerie Pei terus menunggu kakaknya datang di rumah sakit, Jacob Pei menatap Valerie Pei yang sangat lemas dan merasa sangat sakit hati, dia adalah si brandal kecil yang tidak pernah takut akan apapun sebelumnya, namun ia kini terlihat seperti landak dengan duri yang baru saja dicabut! Tanpa berbasa-basi, dia pun pergi mencari orang yang menyepelekan Valerie Pei itu, siapa yang berani melukai brandal kecil miliknya itu, maka ia akan membuat orang itu membayarnya dengan biaya yang sangat kejam!

Ruang operasi di sisi lain itu dikelilingi oleh anggota Keluarga Gu, Jacob Pei yang bergegas datang langsung melihat seorang pria tua yang sedang menggenggam tongkatnya dalam sekejap, Henry Gu, pemimpin dari kalangan elit yang lebih tua segenerasi di Kota S, mengapa dia disini? Apakah......

Dokter melangkah keluar dari ruang operasi, ekspresi frustasi pada wajah mereka tetap saja terlihat walaupun ia mengenakan masker.

“Maaf, kami sudah berusaha sebisa mungkin, otak besar Tuan Gu mengalami cedera yang sangat fatal oleh karena benturan benda yang berat, kesempatannya untuk kembali terbangun itu sangat kecil......”

Ada anggota Keluarga Gu yang senang, ada juga yang khawatir mendengarnya.

Ibu Leon Gu langsung jatuh pingsan di tempat, tangan Henry Gu yang sedang menggenggam tongkat itu pun mengepal erat.

Jacob Pei mengepal erat tangannya, dia tidak melangkah maju sedikitpun, lalu berpaling kembali ke sisi Valerie Pei, dan membawanya pergi meninggalkan Kota S tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu