Cinta Yang Tak Biasa - Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang

Bahkan dia curiga, jangan-jangan anak magang baru ini sudah tahu sesuatu atau melihat sesuatu dengan mata kepalanya sendiri, jadi dia mengungkit soal dipelihara.

Tapi tebakan hanyalah tebakan, dia segera mengeluarkan flashdisk baru dari tasnya, kemudian menyalin cuplikan rekaman tersebut.

Videonya tidak panjang, untungnya kemudian Clayton yang sebagai penanggung jawab grup magang muncul dan memarahi mereka sebentar, barulah masalah ini berakhir begitu saja.

Di dalam ruang kerjanya, Darren menerima rekaman video yang dikirimkan Mark di laptopnya, setelah menontonnya sendiri, kepalan tangannya meninju meja kerja, sampai gelas di atas meja bergetar sedikit.

“Dasar, wanita gila mana ini, berani-beraninya!”

Urat pelipisnya tampak jelas, awalnya dia masih tidak mengerti kenapa setiap kali masuk ke ruangan kantornya, wanita bodoh itu selalu menyelinap seperti pencuri, apalagi saat di tempat parkir, dia mengira Stefanie hanya terlalu sensitif, tidak disangka memang benar karena masalah dipelihara, dia dikritik oleh orang lain.

Stefanie adalah wanitanya, bagaimana boleh membiarkan orang lain mengecam dan mencemooh wanitanya?

Darren merasa kalau dirinya tidak melakukan sesuatu untuk wanitanya, dia akan merasa bersalah terhadap dirinya sendiri, lebih merasa bersalah lagi terhadap Stefanie.

“Mark, besok kamu beritahu bagian personalia, segera pecat wanita yang membuat onar ini!” Karena memang masih masa magang, tentunya bisa dibereskan dengan gampang.

Kali ini tanpa bertele-tele, Mark langsung mengiyakan, bahkan dia yang asisten kecil saja merasa wanita ini harus diberi sanksi, dia sendiri juga tidak tahan melihatnya, apalagi Boss Besar Feng? Lagi pula Boss Besar Feng adalah majikan yang tidak pernah tahu apa itu mengalah!

Boss Besar Feng adalah presdir baru, dengan kekuasaan presdirnya, tentunya punya hak langsung memecat anak magang.

Mark tidak sabar, tidak sabar setelah pemberitahuan disebarkan besok, apakah wanita lagak itu masih akan berlagak, berani-beraninya dia sewenang-wenang?

Setelah membereskan semua ini, Darren meninggalkan ruang kerja dan kembali ke kamarnya, saat ini di atas ranjang besar dalam kamar tersebut, wanita mungil yang berwajah letih sudah mandi, serta meringkuk di situ.

Sekarang dia sudah membaringkan diri dengan pelan, berbaring di samping Stefanie, hatinya merasa agak tidak tega.

Ternyata dia begitu lama turun ke bawah setelah pulang kerja adalah karena dibuli oleh wanita lain di grup magang, tapi mengapa, dia masih tidak belajar untuk membalas dengan berani? Siapa yang membuat dirinya tidak nyaman, maka dirinya juga akan membuat orang itu tidak nyaman! Darren adalah jenis orang yang akan melakukan pembalasan setimpal, ada dendam harus dibalas. Dan kapan wanita ini juga bisa belajar demikian juga? Mengerti untuk melindungi diri sendiri di saat yang tepat, ini adalah pelajaran wajib.

Tapi, untungnya sekarang di samping Stefanie ada dirinya, bukankah begitu? Tidak masalah jika Stefanie tidak bisa, dirinya bisa menjadi pohon besar di belakangnya, memberikan sandaran untuknya.

Stefanie sudah tertidur, tapi dahinya tetap berkerut, sama sekali tidak gembira, tidak tenang.

Emosi Darren sepanjang perjalanan pulang tadi, saat ini sudah hilang semua.

Wanita bodoh ini, selalu bisa memancing emosinya dengan mudah, tapi juga bisa memadamkannya dengan mudah, setiap tingkah lakunya, setiap tutur katanya, selalu mempengaruhi perasaan dia.

Tapi yang bernama Clayton itu, tidakkan belakangan ini dia terlalu dekat sama wanitanya?

Dia sendiri juga seorang pria, tatapan mata Clayton ke wanitanya berbeda ketika menatap ke orang lain, dia tahu jelas, pria bernama Clayton Gu ini pasti punya perasaan tertentu dengan wanitanya.

Kelihatannya dia harus banyak mengantisipasi orang ini.

Hari sudah malam, tapi dia masih tidak bisa terlelap, sedangkan orang yang disampingnya baru mulai terlelap dengan tenang di dalam pelukan eratnya.

Keesokan harinya, baru saja Stefanie sampai di perusahaan, sudah merasakan suasana yang berbeda dari biasanya, di papan pengumuman sana sepertinya tertempel pemberitahuan terbaru, serta banyak karyawan berkerumun di sana.

“Apakah ada kegiatan atau jadwal baru dari perusahaan? Pagi-pagi sudah seramai ini!” Kerumunan seperti ini selalu membuat setiap orang berminat untuk bergabung, tentunya dia juga tidak terkecuali.

Namun baru saja mendekat, dia sudah dikelilingi oleh berbagai komentar.

Ternyata pemberitahuan pemecatan karyawan, dan orang yang dipecat adalah Julia yang hari itu bertengkar dengannya.

Julia yang dipecat itu karena sebelumnya tidak tahu apa-apa, juga baru tahu setelah datang ke perusahaan dan melihat pemberitahuan tersebut, seketika ia menjadi linglung.

Karena dipecat oleh perusahaan, jadi tidak ada prosedur rumit yang harus dijalani.

Keluar dari ruang divisi personalia, Julia masih emosi dan tidak terima, ia langsung datang ke tempat anak magang.

Tentu saja di belakangnya diikuti oleh dua orang satpam dan satu karyawan divisi personalia.

Saat Julia kembali ke tempat duduknya, Stefanie diam-diam melirik ke Julia, tanpa diduga Julia ternyata juga sedang melihat ke arahnya, dalam sekejap mata mereka saling berpandangan tanpa sengaja.

Bau mesiu di udara semakin meningkat, dua orang yang baru saja cekcok kemarin, saat ini pastinya sudah menjadi musuh yang saling bertemu.

Stefanie hanya agak mengkhawatirkan Julia saja, hal memalukan seperti dipecat, kalaudia jadi Julia juga pasti malu untuk masuk ke kantor lagi.

Dia bersumpah, dia sama sekali tidak bermaksud menertawakan Julia.

Tapi Julia malah tidak berpikir demikian, saat ini Juila memandang Stefanie sebagai musuh besar.

“Stefanie, sini kamu!” Julia tidak tahan lagi, didepan semua orang dia langsung membentak ke Stefanie.

Dibentak seperti itu, Stefaine refleks membeku, jari yang tadinya sedang mengetik di keyboard langsung berhenti.

“Julia, apa yang ingin kamu lakukan?” Dia berdiri dari kursinya dengan perlahan, meskipun dia simpati dengan keadaan Julia sekarang, tapi bukan berarti dia takut dengan anak magang yang usianya kurang lebih dengannya.

Sebaliknya, sifat pantang tunduk dan harga dirinya yang tinggi, membuat dia lebih peka dari orang lain.

“Harusnya kamu tahu jelas apa yang ingin aku lakukan, Stefanie, aku tanya sama kamu, apakah aku dipecat ada hubungannya dengan pertengkaran kemarin, apakah ada hubungannya sama kamu?” Tanya Julia sambil melotot.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu