Cinta Yang Tak Biasa - Bab 27 Jangan Lupa (2)

Stefanie merasa bosan sendirian kemudian dia teringat dirinya sudah minta izin untuk tidak ngampus besoknya, jadi saat ini lebih baik dia mempelajari buku-buku pelajarannya sehingga dia dapat menggunakan waktunya sebaik mungkin.

Jadi ketika Bibi Lee menyelesaikan pekerjaannya di dapur dan keluar ingin bertanya apakah sudah mau makan malam, dia melihat Stefanie duduk sendirian di sofa di ruang tamu sedang serius belajar, terkadang mulutnya bergerak seperti sedang menghafal.

Dia menggelengkan kepalanya, gadis ini benar-benar rajin belajar! Kemudian dia diam-diam kembali ke dalam dapur.

Di lantai atas, Darren Feng menggunakan komputer mengurus dan membalas setumpuk email di meja ruang kerjanya, beberapa email yang berisi tulisan bahasa asing juga dibalas Bos Besar Feng tanpa hambatan apapun.

Ketika pekerjaannya telah selesai, dia merasa perutnya sedikit lapar, perutnya mulai berbunyi, siang hari tadi di kantor, dia terlalu sibuk pada pekerjaannya sehingga tidak punya waktu untuk pergi makan, jadi dia hanya menyuruh asistennya yaitu Mark untuk memesan makanan untuknya.

Porsinya tidak banyak, tapi rasanya lumayan, jadi sekarang dia sudah sangat lapar.

Ketika dia turun ke bawah, dia merasa suasananya luar biasa sepi, pelayan di villa tidak menyiapkan makan membuatnya merasa aneh! Ketika dia ingin berjalan ke dapur untuk bertanya, dia melihat gadis kecilnya berada di sofa yang saat ini sedang memegang buku tebal, kadang-kadang terdengar suara yang sedang membalik halaman buku.

Ternyata dia masih sedang belajar, dia tidak menyangka gadis kecil ini benar-benar murid yang rajin dan serius belajar.

Ketika Bibi Lee sekali lagi keluar dari dapur, dia melihat Tuan Muda Feng diam-diam berdiri di pintu.

“CEO Feng!” Dia memanggilnya akibat kaget dan panik.

Panggilan 'CEO Feng' ini juga mengejutkan seorang murid baik yang sedang duduk belajar di sofa.

Bibi Lee bergegas menjelaskan, "CEO Feng, sebenarnya makan malam sudah disiapkan, tapi aku melihat Nona Stefanie sedang serius belajar, jadi aku tidak ingin mengganggunya agar dia bisa belajar beberapa saat lagi, lagipula kamu juga belum turun.”

Bibi Lee ingin menjelaskan bahwa ini bukan kesalahannya, bukan karena dia bermalasan tidak membuat makan malam, tetapi dia ingin membiarkan Stefanie belajar dulu.

“Ayo makan!” Ini adalah pelayan yang dicari Darren Feng dari luar, dia sudah bekerja cukup lama di villa ini, jadi Bibi Lee adalah orang yang jujur, rajin, cepat, tidak bermalasan, dia sebagai pemilik villa sama sekali tidak meragukannya.

Pelayan yang bekerja di villanya semuanya sangat rajin dan gerak cepat, karena dirinya adalah orang yang penuh aturan ketat.

Tentu saja gaji mereka juga sangat memuaskan.

"Baik, CEO Feng! Aku akan segera menyiapkannya!" Semuanya telah di disiapkan di dapur, setelah semuanya dihidangkan mereka sudah bisa mulai makan malam.

Stefanie yang duduk di sofa refleks menutup bukunya ketika mendengar ajakan makan malam, perutnya juga mulai terasa lapar.

“Aku pergi mencuci tangan!” Dia berjalan ke dapur untuk mencuci tangannya sebelum kembali ke ruang makan.

Bibi Lee telah menyiapkan tiga macam lauk dan satu sup di atas meja makan, semuanya adalah masakan rumahan biasanya, namun karena masakan Bibi Lee sangat baik, masakan rumahan yang biasa saja juga kelihatan sangat lezat.

"Makan yang banyak! Beristirahatlah lebih awal setelah makan, besok pagi aku akan meminta supir untuk membawa kamu ke rumah sakit!" Tuan Muda Feng makan malam seperti biasanya sembari membuat rencana untuk jadwal besok.

Sepertinya semuanya selalu dia yang mengatur, sejak keduanya mengenal satu sama lain, percakapan yang terjadi diantara mereka setiap hari adalah apa yang akan dilakukan besok dan dia akan membiarkan supir mengantarnya di pagi hari dan sebagainya.

Sebelumnya dia tidak pernah merasakan urusan keseharian begini akan begitu indah didengar dan penuh perhatian, saat ini Darren Feng mengambil inisiatif untuk mengurusnya dengan baik agar Stefanie dapat menikmati hidupnya.

Dia bahkan sangat berusaha dan perhatian dalam mengurus jadwal keseharian Stefanie, sedangkan dia sendiri adalah Bos Besar Feng yang kesehariannya sangat sibuk.

Selain beban kerjanya yang berat, dia juga harus mengurus kebutuhan gadis kecilnya, dapat dikatakan bahwa saat ini, Stefanie sangat terharu karena dirinya di kampus telah menderita segala macam tatapan dingin dan tidak senang bahkan mendapatkan penghinaan dan pukulan.

Iya, terharu, dia merasa bersyukur atas “orang ini” yang telah banyak membantunya.

Orang inilah yang menyediakan tempat tinggal baik untuk dirinya, bahkan lebih mewah dari sebuah hotel bintang lima di luar sana, ada pelayan yang mengurus makanan setiap hari, ada seorang supir yang bisa membawanya kemana saja, bukan semua gadis seusianya bisa mendapatkan perlakuan istimewa ini

Bahkan teman-teman sekelasnya yang berasal dari keluarga kaya melakukan bisnis besar juga tidak punya supir khusus yang mengantar jemput, juga tidak ada pelayan di dalam rumah.

Dia bukan sombong, dia hanya bersyukur.

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu