Cinta Yang Tak Biasa - Bab 31 Melanggar Prinsip (1)

"Tidak, kami tidak bertengkar !" Memang tidak ada pertengkaran, namun tidak tahu alasan Boss Besar Feng pergi ke kamar tamu dan tidak kembali ke kamar tidur utama tadi malam. Stefanie berpikir, salah satu penjelasan yang mungkin adalah berakhirnya perjanjian antara dirinya dengan dia.

Operasi yang akan dijalankan oleh saudaranya, ditambah sebentar lagi akan menghadapi ujian, dia membutuhkan waktu yang cukup untuk istirahat dan tidur.

"Baik, gaya pacaran generasi muda zaman sekarang rentang mengalami pertengkaran, dan setelah bertengkar maka terjadilah perang dingin, kemudian berpisah. Itu sangat tidak masuk akal !" Bibi Lee tidak dapat mengerti pemikiran generasi muda sekarang yang jauh berbeda dengan generasi zaman dahulu.

"Benar, sangat buruk !" Stefanie menjawab dengan terburu-buru, kemudian mulai sarapan.

Dia tidak tahu operasi saudara laki-lakinya akan berlangsung berapa lama. Jika saat ini dia tidak makan dengan kenyang, bagaimana dia bisa bertahan menunggu hingga operasi saudara laki-lakinya itu selesai ?

Supir dari Darren Feng sudah menunggu di luar Villa, dan Stefanie mengambil ponsel dan tasnya, lalu bergegas keluar.

"Sudah merepotkanmu hari ini !" Stefanie tidak pernah berlagak layaknya seorang nyonya di depan anggota Darren, dia selalu bersikap santai, dan mudah didekati.

"Tidak perlu sungkan, Nona ! Ini sudah menjadi tugasku !" Ini adalah perintah dari Boss, dan dia akan melaksanakan perintahnya dengan baik.

Ketika Stefanie tiba di rumah sakit, hari masih terang. Karena itu, dia terlebih dahulu pergi ke kamar pasien untuk menemani saudara laki-lakinya.

Dengan wajahnya yang pucat, Steven terbaring di sebuah ranjang pasien yang berwarna putih. Hari ini, dia terlihat lebih bersemangat.

"Saudaraku, sebentar lagi kamu akan memasuki ruang operasi, apakah kamu takut ?" Stefanie duduk di depan ranjang pasien dan menggenggam erat tangan saudaranya. Karena diinfus terus-menerus, telah meninggalkan banyak lubang kecil di pergelangan tangannya, bahkan sedikit bengkak.

"Saudaraku, jangan takut ! Ini hanya operasi. Selain itu, segera setelah kamu memasuki ruang operasi, dokter anetesi akan memberikan pembiusan terlebih dahulu. Setelah dibius, itu seperti sedang tidur. Ketika kamu bangun, operasinya sudah selesai. Jadi saudaraku tidak perlu takut, oke ?" Steven hanya takut kalau saudara perempuannya ini harus menunggu sendirian di luar ruang operasi.

Mereka sudah lama tidak memilki orang tua, juga tidak memiliki kerabat yang dapat diandalkan, mereka sudah hidup bersama sejak kecil.

Saat ini, dia akan memasuki ruang operasi, dan saudara perempuannya harus menunggu sendirian di luar. Dia tidak khawatir tentang proses operasinya sendiri, dia hanya khawatir apakah saudara perempuannya dapat menanggung tekanan yang besar ini dengan sendiri ?

"Jangan takut, kita jangan takut ! Saudaraku, aku akan menunggumu di luar ruang operasi ! Operasimu pasti akan berhasil !" Tampak mata Stefanie memerah, namun di depan sang kakaknya, dia selalu tampil kuat dan tidak menangis.

Tidak lama setelah itu, para dokter dan perawat datang, dan memberitahu mereka bahwa operasi akan segera dimulai. Segera, Steven digantikan baju bedah oleh perawat dan kemudian dipindahkan ke ranjang dorong pasien.

Stefanie terus menemani saudaranya, memasuki lift hingga tiba ke lantai di mana ruang operasi itu berada.

"Pihak keluarga silahkan tunggu di luar !"

Pintu ruang operasi perlahan ditutup, meninggalkan Stefanie seorang diri di koridor luar ruang operasi.

Segera setelah itu, lampu di ruang operasi tiba-tiba menyala.

Sejak saat ini, dia mulai berdoa dalam hati, berdoa agar Tuhan dapat mengasihani kehidupan mereka yang sudah tidak memiliki orang tua dan memohon agar operasi saudaranya dapat berjalan dengan lancar ! Tampaknya satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah berdoa.

"Kakak pasti akan keluar dengan selamat ! Pasti !"

Ini adalah rumah sakit terbaik untuk operasi di bidang ini, bahkan para dokter yang bertanggung jawab serta para ahli dan profesor yang terlibat dalam operasi ini semuanya berwenang dalam hal ini. Sebelum operasi, Dokter Fan telah memberitahunya secara rinci tentang situasi dasar operasi. Untuk itu, dia sudah sangat mengerti.

Namun, ini wajar. Pada saat ini, dia tidak dapat berpikir dengan baik.

Orang yang terbaring di ruang operasi itu adalah saudara laki-lakinya, dia adalah satu-satunya saudara kandungnya di dunia ini, bagaimana mungkin dia tidak khawatir, bagaimana dia tidak gugup dan tidak takut ?

Dia bisa berpura-pura kuat di depan saudaranya yang sakit parah itu, karena sebagai saudara perempuannya, hanya dirinya yang dapat diandalkan oleh kakaknya. Dia tidak boleh menjadi lemah. Namun sekarang, tidak ada seorang pun yang menemaninya, dia menunggu sendirian di luar ruang operasi, kursi yang dingin, dinding yang dingin, semuanya tampak begitu sepi.

Dia memeluk lututnya dengan erat, dia mencoba membuat dirinya lebih berani dan lebih kuat dengan cara ini.

"Nona Stefanie, minumlah sedikit air ! Operasi membutuhkan waktu yang lama ! Ayo, jangan khawatir !" Tidak tahu kapan supir Darren Feng itu datang dengan membawa sebotol air mineral di tangannya.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu