Cinta Yang Tak Biasa - Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
Awalnya, mahasiswi itu hanya bebicara dengan asal, tetapi meraka mana tahu kata-kata yang mereka ucapkan ini masuk ke telinga Stefanie dengan jelas.
Tubuh Stefanie sedikit tegang, isi percakapan mereka terngiang di telinganya lagi dan lagi.
"Pff, cerita karanganmu ini sangat bagus, sangat hiperbola? Benar tidak? Astaga, apakah belakangan ini kamu begadang membaca novel? Sudah kubilang jangan terlalu banyak membaca novel-novel tidak masuk akal itu, jika tidak kamu akan keracunan, lihat dirimu sekarang, bukankah kamu sudah keracunan? Melakukan apa pun demi wanita yang disukai? Ini hanya ada dalam novel direktur yang bossy. Tapi kakakku, ini adalah dunia nyata, dunia yang sebenarnya! "
"Benar, aku juga merasa dia pasti sudah terlalu banyak membaca novel roman, lalu daya imajinasinya jadi sangat berlebihan. Ini mana mungkin? Bahkan jika suggardaddy yang memelihara Stefanie benar-benar memenuhi semua permintaan Stefanie , tetapi pria kaya itu tidak mungkin benar-benar memasukkan masalah kecil seperti ini kedalam hatinya? Sekarang orang kaya mana yang memelihara mahasiswi muda, yang bukan karena menginginkan tubuh muda dan energetik mahasiswi muda? Kamu pikir yang mereka inginkan adalah komunikasi spiritual dan menjalin percintaan yang sesungguhnya? Singkatnya, hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh kedua belah pihak, itu semua hanyalah kesepakatan! "
"Tapi bukankah sangat kebetulan Fransiska patah kaki dan terluka pada saat seperti ini."
Mereka melanjutkan membahas masalah ini dengan suara pelan, dan Stefanie yang berada dibalik dinding bergegas memegang buku yang dia pinjam dari perpustakaan lalu pergi meninggalkan perpustakaan.
Kaki Fransiska patah, apakah Darren Feng yang mengutus orang melakukannya?
Tanpa sadar dia menggelengkan kepalanya , tidak, tidak mungkin, Darren Feng adalah orang yang sangat sibuk, mana mungkin dia memperhatikan masalah yang terjadi di sekolahnya? Terlebih lagi, orang sukses dan pebisnis elit seperti Darren Feng setiap menitnya membahas bisnis yang bernilai miliyaran hingga ratusan triliun rupiah. Mana mungkin dia akan menghabiskan waktu berharganya untuk mengurus dan menangani masalahnya ini, dan memanggil preman untuk memukuli Fransiska sebagai pembalasan dendam, bagaimana pun ini tidak seperti gaya Boss Besar Feng.
Dia ingat dia memiliki nomor telepon Fransiska di kontak ponselnya, tetapi ketika dia menghubunginya, nomor itu tidak bisa dituju, mungkin ponselnya sedang dinonaktifkan.
Karena telepon Fransiska tidak bisa dihubungi, dia semakin berpikiran yang bukan-bukan.
Awalnya dia berniat menelepon Darren Feng untuk langsung menanyakan hal ini kepadanya, tetapi kemudian dia merasa sepertinya dirinya sedikit terlalu kepedean, jika Darren langsung menyangkal, atau menertawakan dia terlalu kurang kerjaan dan berpikiran yang bukan-bukan, bukankah itu sangat memalukan?
Dia berpikir lagi dan lagi. Dia merasa sangat bimbang.
Malam hari, saat kembali ke villa, untuk pertama kalinya dia menunggu sampai langit menjadi gelap, tetapi Darren Feng masih belum pulang.
“Bibi Lee, apakah Darren Feng ada menelepon ke rumah dan mengatakan malam ini dia tidak akan pulang untuk makan malam di rumah?” tidak punya pilihan lain Stefanie hanya bisa bertanya kepada Bibi Lee .
"Tidak, Direktur Feng tidak menelepon dan berpesan kepadaku. Tetapi sebelumnya sering terjadi hal seperti ini, sering kali saat dia harus menemani klien di luar, atau jika dia makan malam dengan teman-temannya dan tidak pulang untuk makan, dia juga tidak akan secara khusus menelepon untuk memberi tahuku, aku sudah terbiasa. Kadang-kadang makanan sudah dimasak, tetapi setelah menunggunya hingga sangat malam dia masih belum kembali, kemungkinan dia sudah makan di luar. Ada apa Stefanie, sekarang kamu sedang mengkhawatirkan Direktur Feng, benarkan? " Bibi Lee adalah orang yang sudah memiliki pengalaman, tentu saja dengan melihat sekilas dia bisa tahu saat ini Stefanie sedang menunggu dan merasa gelisah.
Anak gadis yang baru merasakan cinta, matanya akan penuh dengan perhatian dan penantian, dan hal ini tidak bisa disembunyikan.
"Mana ada, Bibi Lee, kamu benar-benar pandai mengolok-olokku!" jelas-jelas mulutnya berkata tidak, tetapi wajah Stefanie yang digoda oleh Bibi Lee malah tersipu. Dia tidak bisa apa-apa, sejak kecil dia sangat pemalu, dan wajahnya gampang tersipu
"Aiya, gadis bodoh, untuk apa kamu malu, jika kamu memang mengkhawatirkannya, kenapa malu mengakuinya? Haha, jika kamu benar-benar khawatir, atau mencarinya karena sesuatu, kamu telepon saja Direktur Feng dan bertanya kepadanya? Lagi pula, betapa pun dia sibuk, dia pasti masih punya waktu untuk mengangkat telepon. "Bibi Lee menyarankan dengan sabar sambil sibuk membuat makan malam.
"Ini tidak terlalu baik, lupakan saja. Sku akan bertanya kepadanya setelah dia pulang nanti!" Stefanie akhirnya menolak saran untuk meneleponnya, karena Darren pernah berkata dia tidak menyukai wanita yang terlalu subjektif dan terlalu terikat kepadanya. Karena wanita yang seperti itu akan membuatnya merasa jengkel, jadi jika dia meneleponnya, pasti akan membuatnya jengkel!
Hasilnya, setelah dia menunggunya sampai pukul sepuluh malam, Darren baru sampai di rumah. Tapi, tubuhnya penuh dengan bau alkohol dan dia diantar pulang oleh supir.
“Kenapa minum sebanyak ini?” Stefanie yang sedang menunggu di lantai bawah, bergegas membantu. Ketika dia melihat Darren yang tubuhnya penuh dengan bau alkohol ini, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Tidak ada pilihan lain, malam ini Direktur Feng harus menemani klien. Jadi minum alkohol saat perjamuan merupakan hal yang tidak terhindarkan dan tidak sengaja minum terlalu banyak. Untungnya malam ini dia tidak menyetir sendiri dan pergi kesana bersama saya! Nona Stefanie , apakah perlu saya membantu membawa Direktur Feng ke kamar tidur di lantai dua? "
Supir itu sangat baik hati, tetapi saat ini, Darren Feng yang sedikit mabuk menyingkirkan supir itu, "Siapa yang bilang aku mabuk, aku tidak mabuk, aku bisa naik ke atas sendiri!"
Dia sama sekali tidak ingin supir membawanya ke atas, dan tidak ingin supir memapahnya kembali ke kamar?
Dia bisa sendiri, dia selalu bisa, tidak peduli berapa banyak dia minum, dia bisa naik ke atas dan kembali ke kamarnya sendiri.
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita