Cinta Yang Tak Biasa - Bab 166 Sikap tegas

Bagaimana lagi, dia adalah seorang prajurit, dia selalu merespon sesuatu hal dengan tegas, tidak ada yang dapat merubah ketegasan dan tekad yang ada di dalam hatinya.

Dokter kembali memeriksanya setelah dia sadar, kali ini dokter melakukan pemeriksaan yang rinci terhadapnya, dan kesimpulan yang didapat masih sama seperti sebelumnya.

Pada titik ini, Clayton Gu baru menyadari bahwa betisnya patah, dan luka yang ada di tubuhnya tidak lebih ringan, dan mengenai sakit kepala yang dialaminya, itu karena kepalanya juga terbentur ke lantai, serta mengalami beberapa luka fisik. Tetapi untungnya, tidak mengalami masalah geger otak, kalau tidak, maka akan sangat merepotkan.

Dia benci ketika teringat perilaku kekerasan yang kejam dari orang-orang itu, tetapi sekarang dirinya sudah terluka seperti ini dan terbaring di rumah sakit. Dia merasa dirinya sangat tidak berguna, karena telah membuat anggota keluarganya khawatir.

Mengingat pada waktu kecil, jika dia mendengarkan kata-kata kakek untuk masuk pelatihan tentara, maka dia yang sekarang mungkin tidak akan mengalami kejadian ini.

Tetapi dia berpikir kembali, jika dia benar-benar bergabung menjadi tentara, maka pihak tentara itu akan melatih dirinya sesuai permintaan atau harapan kakek, dan dirinya akan menjalani hidup yang membosankan. Meskipun dengan begitu, dia tetap akan hidup dengan baik, namun itu bukanlah jenis kehidupan yang dirinya inginkan, serta, jika itu benar-benar terjadi, maka dirinya mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Stefanie .

"Kakek, aku minta maaf, ini semua karena salahku ! Itu semua salahku, aku telah membuat kakek khawatir !" Dia tahu bahwa dirinya terluka, dan orang yang paling dirinya khawatir adalah kakek, dirinya merasa bersalah karena telah membuat kakek khawatir.

Dia masih bisa menahan luka yang dialaminya, tetapi tampaknya kakek jauh lebih peduli kondisi dirinya daripada dirinya sendiri.

"Kamu ini !" Tuan besar Gu sangat marah hingga tidak tahu harus berkata apa.

Saat ini, tidak ada gunanya jika terus menyalahkannya dan memarahinya.

Lagi pula, cucunya sendiri masih terbaring sakit di ranjang rumah sakit, jika ingin memarahinya, setidaknya harus menunggu sampai ia pulih dari sakitnya.

"Pak ketua, coba lihat, tuan muda Gu telah sadar, pihak rumah sakit telah memeriksanya dan mengatakan tidak ada masalah lain, jadi, bagaimana kalau anda kembali beristirahat dulu ? Anda telah lama berada di sini !" Asistennya mengingatkannya.

Setelah mendapat kabar bahwa Tuan muda Gu di bawa ke rumah sakit, tuan besar Gu langsung mengikutinya datang kemari, selalu berdiri di sini, khawatir, cemas, sehingga membuat asistennya khaawtir akan kesehatan tuan besar Gu.

"Aku baik-baik saja, mengapa kamu banyak bicara, bukankah aku yang lebih mengerti kesehatan tubuhku sendiri ?" Tuan besar Gu memang sudah sedikit kelelahan, tetapi melihat cucunya baru sadar, dia sebagai seorang kakek, tentu saja ingin menemani cucunya lebih lama lagi.

Clayton Gu juga ikut membujuk kakeknya setelah diingatkan oleh asisten : "Kakek, aku tidak apa-apa, jika kamu sangat khawatir, biarkanlah asisten membawamu kembali untuk beristirahat, dan kemudian panggillah seseorang datang untuk menjagaku !"

Dia tidak ingin membuat kakeknya ikut jatuh sakit karena dirinya, kalau tidak, dia benar-benar sangat durhaka sebagai seorang cucu.

"Ya, benar apa yang dikatakan oleh tuan muda Gu, aku juga tidak tenang jika orang lain yang menjagamu. Aku akan membawa pak ketua kembali ke rumah, dan bukankah ada sang pengasuh di rumah ? Sang pengasuh juga bisa menjagamu, dan jika tuan muda Gu berkenan, biarkanlah aku yang menjaga tuan muda Gu !"

Asisten ini sangat bekerja keras demi keluarga ini.

Namun, apa yang dia kerjakan, itu semua adalah tulus dari hatinya, pak ketua sangat baik padanya, kalau bukan karena pertolongan pak ketua, kemungkinan sekeluarganya sekarang masih berada di pedesaan.

Tuan besar Gu sedikit ragu, Clayton Gu juga ikut membujuknya : "Kakek, sebaiknya kembalilah dulu. Jika kamu berada di sini, bagaimana aku bisa beristirahat dengan baik."

Sejak itu, Tuan besar Gu baru bersedia kembali ke rumah.

Begitu mereka pergi, Clayton Gu berbaring sendirian di ranjang rumah sakit. Dia ingin menemukan ponselnya, namun dia tidak menemukannya, tidak peduli bagaimana dia mencarinya.

Setelah mengingat kembali, kemungkinan ponselnya hilang atau rusak di tempat kejadian.

Dia ingat bahwa ketika dia keluar dari mobil, ponselnya ada di tangannya sendiri, namun ketika situasinya mulai kacau, dia pasti kehilangan ponselnya.

Sebenarnya, dia ingin menemukan ponselnya untuk mengabari Stefanie, lagi pula sekarang dia berbaring di rumah sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, hanya memikirkan kondisi dirinya saat ini sudah membuatnya bosan dan kesepian.

Setelah asisten membawa Tuan besar Gu kembali ke rumah, dia bergegas kembali ke rumah sakit.

Sebenarnya masih ada pelayan lain yang bisa menggantikannya ke rumah sakit, namun jika digantikan oleh pelayan lain, maka Tuan besar Gu akan merasa gelisah. Setelah asisten ini bertahun-tahun mengikuti Tuan besar Gu, Tuan besar Gu sudah lama terbiasa percaya dan menyerahkan segala urusan kepadanya.

Tidak ada kepercayaan mutlak pada bawahan lain selain asisten itu.

"Tuan muda, aku khawatir kamu bosan di rumah sakit, jadi aku membawa beberapa buku yang biasanya kamu suka baca di rumah !" Asisten itu mengeluarkan beberapa buku tebal dari tas yang dibawanya.

Clayton Gu menyipitkan mata dan melihatnya, benar, semua buku ini adalah buku yang biasanya dirinya baca di rumah.

Selain buku-buku ini, ada dua set pakaian bersih, serta beberapa barang kebutuhan sehari-harinya seperti handuk dan sikat gigi.

Clayton Gu sangat menyukai kebersihan, jadi dia tidak akan pernah menggunakan barang sekali pakai.

Clayton Gu selalu merasa bahwa produk sekali pakai ini terlalu kasar dalam pengerjaannya, berkualitas rendah dan tidak ada jaminan keamanan untuk digunakan, jadi lebih baik untuk tidak menggunakannya.

Clayton Gu bertanya : "Apakah kamu melihat ponselku ? Aku tidak dapat menemukannya."

Clayton Gu boleh tidak memiliki barang-barang ini, tetapi barang seperti ponsel, itu adalah barang terpentingnya.

Tanpa ponsel, Clayton Gu merasa bahwa tidak ada bedanya berbaring di rumah sakit dengan dunia di luar rumah sakit.

"Tuan muda, kemungkinan ponselmu terjatuh di tempat kejadian, apakah kamu terburu-buru untuk menggunakannya sekarang ? Kalau tidak, bagaimana gunakan saja ponselku terlebih dahulu ?" Asisten ini sangat loyal, dia segera mengeluarkan ponselnya sendiri dari sakunya.

Tetapi, Clayton Gu tidak mengambilnya, karena dia tidak hanya menginginkan ponselnya saja.

"Lupakan saja, jika aku menggunakan ponselmu, bagaimana dengan dirimu sendiri ? Sepertinya aku harus berbaring di rumah sakit selama beberapa hari kedepan, bagaimana kalau kamu pergi membelinya untukku sekarang ? Belilah model dan merek yang kugunakan sebelumnya itu !" Clayton Gu adalah tipe orang yang nostalgia, jika harus mengganti ponsel baru, harus diganti dengan model dan merek yang sama persis yang pernah digunakan sebelumnya.

"Baiklah, aku akan pergi membelinya sekarang." Asisten ini adalah seorang yang aktif, pada titik ini, dia memiliki gaya dan sikap yang sama dengan tuan besar Gu, yaitu bergerak cepat dan tegas.

Clayton Gu baru merasa puas pada saat ini : "Pergilah, aku akan langsung mengembalikan kepadamu ! Tolong, sekaligus belikan nomor kartu baru untukku, nomornya masih nomor yang kugunakan sebelumnya, sedangkan kartu identitasku sepertinya ada di rumah. Mengapa aku lupa memberitahumu untuk sekaligus membawa kartu identitasku kemari, benar-benar parah ingatanku sekarang ini !"

Tetapi, asisten itu bertindak seperti penyulap, dia langsung mengeluarkan kartu identitas Clayton Gu dari sakunya : "Tuan muda tidak perlu khawatir, kartu identitasmu ada bersamaku. Ketika aku mendengar bahwa kamu dibawa ke rumah sakit, aku telah membawa kartu identitasmu dari rumah."

Clayton Gu sangat berterima kasih kepada asisten itu : "Baguslah, baguslah !"

Dengan begitu, masalah nomor kartu segera teratasi.

"Kalau begitu, beristirahatlah di sini, aku akan segera kembali." Setelah berpesan, asisten itu langsung pergi meninggalkan kamar rawat.

Kamar rawat yang ditempati oleh Clayton Gu di rumah sakit sekarang ini adalah kamar rawat tingkat tinggi, kamar rawat yang besar tanpa diganggu oleh pasien lain, tetapi baginya, itu merupakan suasana yang sangat membosankan.

Dia tidak dapat melakukan apa-apa, dan hanya menatap langit-langit dengan bosan.

Tidak tahu dari manakah sekelompok orang yang menyerangnya itu berasal ? Melihat keterampilan dan sikap lawannya itu, dapat dipastikan bahwa mereka bukanlah orang baik, jika mereka bukan mafia, maka mereka adalah sekelompok orang muda yang pengangguran.

Sekelompok orang seperti itu malah memusatkan perhatian mereka kepada dirinya dan menyerangnya, aku tidak akan percaya jika mereka mengatakan bahwa mereka tidak dihasut oleh orang lain untuk melakukan perbuatan ini.

Tetapi, dirinya juga tidak memusuhi siapapun, apa yang membuat mereka hingga tega menyerangku begitu kejam ?

Dia terus memikirkan masalah ini, dia akan menyelidiki masalah ini setelah kondisinya pulih. Karena pihak lain berani menyerangnya seperti ini, maka jangan salahkan jika dia membalas dendam kepada pihak lawan itu.

Clayton Gu selalu ramah terhadap orang lain, dan tidak pernah sengaja menyinggung siapapun atau sengaja mengganggu siapapun, tetapi karena dia telah diintimidasi, maka dia tidak akan membiarkan dirinya menderita hal semacam ini.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu