Cinta Yang Tak Biasa - Bab 166 Sikap tegas
Bagaimana lagi, dia adalah seorang prajurit, dia selalu merespon sesuatu hal dengan tegas, tidak ada yang dapat merubah ketegasan dan tekad yang ada di dalam hatinya.
Dokter kembali memeriksanya setelah dia sadar, kali ini dokter melakukan pemeriksaan yang rinci terhadapnya, dan kesimpulan yang didapat masih sama seperti sebelumnya.
Pada titik ini, Clayton Gu baru menyadari bahwa betisnya patah, dan luka yang ada di tubuhnya tidak lebih ringan, dan mengenai sakit kepala yang dialaminya, itu karena kepalanya juga terbentur ke lantai, serta mengalami beberapa luka fisik. Tetapi untungnya, tidak mengalami masalah geger otak, kalau tidak, maka akan sangat merepotkan.
Dia benci ketika teringat perilaku kekerasan yang kejam dari orang-orang itu, tetapi sekarang dirinya sudah terluka seperti ini dan terbaring di rumah sakit. Dia merasa dirinya sangat tidak berguna, karena telah membuat anggota keluarganya khawatir.
Mengingat pada waktu kecil, jika dia mendengarkan kata-kata kakek untuk masuk pelatihan tentara, maka dia yang sekarang mungkin tidak akan mengalami kejadian ini.
Tetapi dia berpikir kembali, jika dia benar-benar bergabung menjadi tentara, maka pihak tentara itu akan melatih dirinya sesuai permintaan atau harapan kakek, dan dirinya akan menjalani hidup yang membosankan. Meskipun dengan begitu, dia tetap akan hidup dengan baik, namun itu bukanlah jenis kehidupan yang dirinya inginkan, serta, jika itu benar-benar terjadi, maka dirinya mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Stefanie .
"Kakek, aku minta maaf, ini semua karena salahku ! Itu semua salahku, aku telah membuat kakek khawatir !" Dia tahu bahwa dirinya terluka, dan orang yang paling dirinya khawatir adalah kakek, dirinya merasa bersalah karena telah membuat kakek khawatir.
Dia masih bisa menahan luka yang dialaminya, tetapi tampaknya kakek jauh lebih peduli kondisi dirinya daripada dirinya sendiri.
"Kamu ini !" Tuan besar Gu sangat marah hingga tidak tahu harus berkata apa.
Saat ini, tidak ada gunanya jika terus menyalahkannya dan memarahinya.
Lagi pula, cucunya sendiri masih terbaring sakit di ranjang rumah sakit, jika ingin memarahinya, setidaknya harus menunggu sampai ia pulih dari sakitnya.
"Pak ketua, coba lihat, tuan muda Gu telah sadar, pihak rumah sakit telah memeriksanya dan mengatakan tidak ada masalah lain, jadi, bagaimana kalau anda kembali beristirahat dulu ? Anda telah lama berada di sini !" Asistennya mengingatkannya.
Setelah mendapat kabar bahwa Tuan muda Gu di bawa ke rumah sakit, tuan besar Gu langsung mengikutinya datang kemari, selalu berdiri di sini, khawatir, cemas, sehingga membuat asistennya khaawtir akan kesehatan tuan besar Gu.
"Aku baik-baik saja, mengapa kamu banyak bicara, bukankah aku yang lebih mengerti kesehatan tubuhku sendiri ?" Tuan besar Gu memang sudah sedikit kelelahan, tetapi melihat cucunya baru sadar, dia sebagai seorang kakek, tentu saja ingin menemani cucunya lebih lama lagi.
Clayton Gu juga ikut membujuk kakeknya setelah diingatkan oleh asisten : "Kakek, aku tidak apa-apa, jika kamu sangat khawatir, biarkanlah asisten membawamu kembali untuk beristirahat, dan kemudian panggillah seseorang datang untuk menjagaku !"
Dia tidak ingin membuat kakeknya ikut jatuh sakit karena dirinya, kalau tidak, dia benar-benar sangat durhaka sebagai seorang cucu.
"Ya, benar apa yang dikatakan oleh tuan muda Gu, aku juga tidak tenang jika orang lain yang menjagamu. Aku akan membawa pak ketua kembali ke rumah, dan bukankah ada sang pengasuh di rumah ? Sang pengasuh juga bisa menjagamu, dan jika tuan muda Gu berkenan, biarkanlah aku yang menjaga tuan muda Gu !"
Asisten ini sangat bekerja keras demi keluarga ini.
Namun, apa yang dia kerjakan, itu semua adalah tulus dari hatinya, pak ketua sangat baik padanya, kalau bukan karena pertolongan pak ketua, kemungkinan sekeluarganya sekarang masih berada di pedesaan.
Tuan besar Gu sedikit ragu, Clayton Gu juga ikut membujuknya : "Kakek, sebaiknya kembalilah dulu. Jika kamu berada di sini, bagaimana aku bisa beristirahat dengan baik."
Sejak itu, Tuan besar Gu baru bersedia kembali ke rumah.
Begitu mereka pergi, Clayton Gu berbaring sendirian di ranjang rumah sakit. Dia ingin menemukan ponselnya, namun dia tidak menemukannya, tidak peduli bagaimana dia mencarinya.
Setelah mengingat kembali, kemungkinan ponselnya hilang atau rusak di tempat kejadian.
Dia ingat bahwa ketika dia keluar dari mobil, ponselnya ada di tangannya sendiri, namun ketika situasinya mulai kacau, dia pasti kehilangan ponselnya.
Sebenarnya, dia ingin menemukan ponselnya untuk mengabari Stefanie, lagi pula sekarang dia berbaring di rumah sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, hanya memikirkan kondisi dirinya saat ini sudah membuatnya bosan dan kesepian.
Setelah asisten membawa Tuan besar Gu kembali ke rumah, dia bergegas kembali ke rumah sakit.
Sebenarnya masih ada pelayan lain yang bisa menggantikannya ke rumah sakit, namun jika digantikan oleh pelayan lain, maka Tuan besar Gu akan merasa gelisah. Setelah asisten ini bertahun-tahun mengikuti Tuan besar Gu, Tuan besar Gu sudah lama terbiasa percaya dan menyerahkan segala urusan kepadanya.
Tidak ada kepercayaan mutlak pada bawahan lain selain asisten itu.
"Tuan muda, aku khawatir kamu bosan di rumah sakit, jadi aku membawa beberapa buku yang biasanya kamu suka baca di rumah !" Asisten itu mengeluarkan beberapa buku tebal dari tas yang dibawanya.
Clayton Gu menyipitkan mata dan melihatnya, benar, semua buku ini adalah buku yang biasanya dirinya baca di rumah.
Selain buku-buku ini, ada dua set pakaian bersih, serta beberapa barang kebutuhan sehari-harinya seperti handuk dan sikat gigi.
Clayton Gu sangat menyukai kebersihan, jadi dia tidak akan pernah menggunakan barang sekali pakai.
Clayton Gu selalu merasa bahwa produk sekali pakai ini terlalu kasar dalam pengerjaannya, berkualitas rendah dan tidak ada jaminan keamanan untuk digunakan, jadi lebih baik untuk tidak menggunakannya.
Clayton Gu bertanya : "Apakah kamu melihat ponselku ? Aku tidak dapat menemukannya."
Clayton Gu boleh tidak memiliki barang-barang ini, tetapi barang seperti ponsel, itu adalah barang terpentingnya.
Tanpa ponsel, Clayton Gu merasa bahwa tidak ada bedanya berbaring di rumah sakit dengan dunia di luar rumah sakit.
"Tuan muda, kemungkinan ponselmu terjatuh di tempat kejadian, apakah kamu terburu-buru untuk menggunakannya sekarang ? Kalau tidak, bagaimana gunakan saja ponselku terlebih dahulu ?" Asisten ini sangat loyal, dia segera mengeluarkan ponselnya sendiri dari sakunya.
Tetapi, Clayton Gu tidak mengambilnya, karena dia tidak hanya menginginkan ponselnya saja.
"Lupakan saja, jika aku menggunakan ponselmu, bagaimana dengan dirimu sendiri ? Sepertinya aku harus berbaring di rumah sakit selama beberapa hari kedepan, bagaimana kalau kamu pergi membelinya untukku sekarang ? Belilah model dan merek yang kugunakan sebelumnya itu !" Clayton Gu adalah tipe orang yang nostalgia, jika harus mengganti ponsel baru, harus diganti dengan model dan merek yang sama persis yang pernah digunakan sebelumnya.
"Baiklah, aku akan pergi membelinya sekarang." Asisten ini adalah seorang yang aktif, pada titik ini, dia memiliki gaya dan sikap yang sama dengan tuan besar Gu, yaitu bergerak cepat dan tegas.
Clayton Gu baru merasa puas pada saat ini : "Pergilah, aku akan langsung mengembalikan kepadamu ! Tolong, sekaligus belikan nomor kartu baru untukku, nomornya masih nomor yang kugunakan sebelumnya, sedangkan kartu identitasku sepertinya ada di rumah. Mengapa aku lupa memberitahumu untuk sekaligus membawa kartu identitasku kemari, benar-benar parah ingatanku sekarang ini !"
Tetapi, asisten itu bertindak seperti penyulap, dia langsung mengeluarkan kartu identitas Clayton Gu dari sakunya : "Tuan muda tidak perlu khawatir, kartu identitasmu ada bersamaku. Ketika aku mendengar bahwa kamu dibawa ke rumah sakit, aku telah membawa kartu identitasmu dari rumah."
Clayton Gu sangat berterima kasih kepada asisten itu : "Baguslah, baguslah !"
Dengan begitu, masalah nomor kartu segera teratasi.
"Kalau begitu, beristirahatlah di sini, aku akan segera kembali." Setelah berpesan, asisten itu langsung pergi meninggalkan kamar rawat.
Kamar rawat yang ditempati oleh Clayton Gu di rumah sakit sekarang ini adalah kamar rawat tingkat tinggi, kamar rawat yang besar tanpa diganggu oleh pasien lain, tetapi baginya, itu merupakan suasana yang sangat membosankan.
Dia tidak dapat melakukan apa-apa, dan hanya menatap langit-langit dengan bosan.
Tidak tahu dari manakah sekelompok orang yang menyerangnya itu berasal ? Melihat keterampilan dan sikap lawannya itu, dapat dipastikan bahwa mereka bukanlah orang baik, jika mereka bukan mafia, maka mereka adalah sekelompok orang muda yang pengangguran.
Sekelompok orang seperti itu malah memusatkan perhatian mereka kepada dirinya dan menyerangnya, aku tidak akan percaya jika mereka mengatakan bahwa mereka tidak dihasut oleh orang lain untuk melakukan perbuatan ini.
Tetapi, dirinya juga tidak memusuhi siapapun, apa yang membuat mereka hingga tega menyerangku begitu kejam ?
Dia terus memikirkan masalah ini, dia akan menyelidiki masalah ini setelah kondisinya pulih. Karena pihak lain berani menyerangnya seperti ini, maka jangan salahkan jika dia membalas dendam kepada pihak lawan itu.
Clayton Gu selalu ramah terhadap orang lain, dan tidak pernah sengaja menyinggung siapapun atau sengaja mengganggu siapapun, tetapi karena dia telah diintimidasi, maka dia tidak akan membiarkan dirinya menderita hal semacam ini.
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Cute Wife
DessyAsisten Bos Cantik
Boris DreyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleKisah Si Dewa Perang
Daron JayHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Tapi Diam-Diam
RossieCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita