Cinta Yang Tak Biasa - Bab 57 Bajingan (2)

Sudut bibir Darren Feng mengulas sebuah senyuman tipis, dia tidak pernah gagal mendapatkan barang yang dia inginkan!

Lima belas menit kemudian, Darren Feng sudah menghabiskan semua makan siang yang dibawakan oleh Stefanie.

"Karena kamu sudah menghabiskan makanan makan siangmu, apakah aku sebaiknya pulang agar tidak menganggu pekerjaanmu?" Stefanie tidak berani berlama-lama di sini, takut akan membuang-buang waktu dia. Tadi begitu dia masuk kemari, dia melihat banyak tumpukan berkas, dapat terlihat bahwa jumlah pekerjaan dia sangatlah banyak.

Darren Feng melihat sekilas arloji pada lengannya, "waktu masih pagi, semua sekretaris juga sedang pergi makan dan belum kembali! Masih ada satu jam sebelum jam istirahat selesai."

Kapan lagi wanita bodoh ini akan berinisiatif datang ke perusahaan dia, masuk ke ruangan dia dan membawanya makan siang. Ini sudah pasti dia sudah semakin dekat ke arah dirinya, membuat dia menjadi sangat senang.

"Anak baik. Katakanlah apa hadiah yang kamu inginkan?"

Bulu kuduk Stefanie berdiri begitu mendengar ucapan dia. Dirinya bukan lagi anak berumur 3 tahun, apa yang dimaksud dengan 'anak baik'? Sebenarnya dia tidak tahu, ini merupakan ungkapan cinta antar pasangan.

"Aku tidak menginginkan hadiah apa pun, aku hanya murni ingin datang." Stefanie merupakan orang yang jujur, dia tidak pandai berbohong.

"Kalau begitu, aku akan berinisiatif memberimu sebuah hadiah!" Begitu selesai berbicara, dia tidak menunggu respon dari wanita bodoh di sampingnya ini, dia sudah maju selangkah, membungkuk dan mencium wanita bodoh itu.

'Cup' Stefanie sudah dicium sebelum bereaksi.

Ini bukan pertama kalinya dia menciumi dirinya. Karakter dia memang seperti itu, jika ingin cium, dia akan menciumnya. Tanpa mempedulikan kapan dan tempat yang pantas.

Dia ingin mengatakan bahwa ini merupakan ruang kerja dia. Bagaimana jika nanti ada orang yang akan masuk tanpa mengetuk pintu? Dan tempat ini bagi dia merupakan lingkungan baru yang asing. Di tempat asing, dia masih akan sangat berhatu-hati.

"Lepaskan aku, cepat lepaskan aku." Mengambil keuntungan dari celah udara, dia pun memprotes dengan samar padanya, memukul dadanya yang kuat dengan putus asa dengan sepasang tangan yang kecil.

Aksi protesan ini di mata Darren Feng merupakan cara menggoda di antara pria dan wanita dewasa. Bukannya semua wanita seperti itu? Suka berbicara kata yang berlawanan dengan isi hatinya.

"Sst, kamu tidak fokus! Jadi aku harus menghukummu!" Dia sedikit tidak puas, kali ini langsung menariknya dengan kuat.

Stefanie tidak memiliki tindakan pencegahan, dan mengikuti kekuatannya, lalu dia bersender ke tubuhnya, dan dia segera memegang pinggang rampingnya, dan kemudian menekan Stefanie ke bawah. Sehingga Stefanie teduduk di atas pangkuannya.

Melihat proses semua ini, dia melakukannya tanpa nafas yang terengah-engah, tanpa bersemu merah. Hanya duduk dengan tenang di atas sofa.

"Apa yang ingin kamu lakukan? Darren Feng, apakah kamu sudah gila! Ini merupakan ruangan kerjamu!" Stefanie terlihat seperti dirinya sendiri yang mendorong dirinya masuk ke kandang serigala.

"Perutku sudah diisi olehmu! Tetapi tubuhku yang bagian lain masih lapar!" Dia terlihat seperti pria yang berwibawa dan sopan, tetapi perkataannya yang tidak sopan ini membuat Stefanie bersemu merah.

"Jika kamu seperti ini kembali, kedepannya, aku tidak akan mencarimu kembali!" Nafas Stefanie terengah-engah, kedatangannya kali ini benar-benar sangat sial.

Darren Feng sudah memaksa dia masuk ke dalam pelukannya, "sifat pemarah ya? Tetapi, boleh juga! Agar tidak mudah bosan!" Dia tersenyum sambil menjahili dia.

Sebenarnya dia tidak ingin melakukan apa-apa terhadap dia di ruang kerjanya. Dia masih memiliki kesadaran diri. Dia hanya ingin menjahili dia karena melihat wajah dia yang sudah bersemu merah dan ekspresi marahnya yang menjadi sesuatu kesenangan bagi dirinya sendiri.

"Menyebalkan!" Dia benar-benar sudah marah, "lepaskan aku!"

"Takut akan apa? Ini merupakan ruanganku, tidak akan ada orang yang akan masuk dengan sembarangan! Lagipula sekarang merupakan jam istirahat makan siang, tidak ada seorang sekretaris pun di luar sana. Sekarang aku hanya ingin memelukmu saja. Kamu jangan terus bergerak, jika kamu tidak menuruti perkataan aku, aku tidak akan keberatan untuk menutup gorden dan menyayangimu di atas sofa!" Sebenarnya dia tidak memiliki niat jahat sejak awal, tetapi karena aksi protesan dia yang membuat tubuhnya terus bergerak, membuat dirinya menjadi semakin menderita.

"Kamu bajingan." Apakah ini seperti CEO muda yang hebat di dunia bisnis?

"Jika aku memang pria bajingan, aku akan akan menjadi pria bajingan terhadapmu!" Dia tidak mempedulikan ocehan dia. Kebalikannya dia merasa ini merupakan hal wajah yang dilakukan oleh antara pria dan wanita.

"Tamatlah sudah, kamu sudah tidak dapat ditolongkan! Kamu sudah masuk ke dalam lobang pria bajingan dengan dalam!" Pada akhirnya, dia menutupi wajahnya yang memiliki arti, tidak dapat dilihat. Di saat yang sama hal ini membuat dia tertawa terbahak-bahak.

Di tengah kesibukan, kedatangan dia dan makan siangnya tidak diragukan lagi menjadi pemandangan yang berbeda dalam hidupnya yang membosankan, yang membuatnya tertarik untuk berhenti dan tetap tinggal di sana.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu