Cinta Yang Tak Biasa - Bab 126 Jangan Berpura-pura
“Duduklah di sini, istirahat sebentar!” Darren Feng membantunya untuk duduk di kursi di area istirahat, lalu ia berjalan pergi.
Setelah duduk dan santai sejenak, Stefanie jelas kembali merasakan rasa sakit di tumit.
“Sepertinya kulit tumitku pecah.” Dia melihat sekeliling, dan sepertinya tidak ada yang memperhatikannya, lalu dia melepas sepatunya dengan hati-hati, seperti yang sudah diduga, area tumit sudah pecah, jika disentuh dengan pelan maka akan langsung teras sakit.
Suara musik yang besar dan ceria masih berlangsung, para pria dan wanita di lantai dansa masih santai dengan saraf mereka meregang dalam waktu yang lama. Pada saat ini, tidak ada yang memperhatikannya di sini, dia pun melepas kaki sepatu dengan tegas, lalu meletakkan di atas karpet.
Untungnya, gaunnya malam ini juga cukup panjang, dia menutupi dengan lembut pergelangan kakinya dan rasa malu pada dirinya.
Setelah merasa menderita sejenak, dia merasa sedikit lelah dan haus.
Di lantai dansa, Gabby Tsu memperhatikan tindakan kedua orang tersebut, kedua orang itu terus berdansa, belum lama berdansa, mereka pun turun dari lantai dansa, dan dia tidak tertarik untuk terus berpura-pura dengan Mark, jadi dia pura-pura kelelahan, lalu turun dari lantai dansa.
Kemudian, dia memperhatikan temperamen Darren Feng yang luar biasa dan meninggalkan Stefanie sendirian di area istirahat.
Dia pun dengan cerdik mendapatkan ide, dia langsung mengambil dua gelas jus yang sama dari ruang minum di sebelahnya, dan kemudian berjalan dengan lembut dan murah hati ke area istiarahat.
"Kenapa kamu di sini sendirian? Ayo, ini jus, apakah kamu ingin meminumnya?"
Stefanie mengangkat kepalanya dan melihat Gabby Tsu, ia melepaskan nafas lega dan berkata. "Terima kasih, aku benar-benar haus." Akan merepotkan jika dia melepas sepatunya, hanya karena dia sudah bangun untuk mendapatkan minuman yang dapat diminum.
Tanpa berpikir panjang, dia mengulurkan tangan dan mengambil jus dari Gabby Tsu, dan melihat bahwa Gabby Tsu minum jus yang persis sama.
“Jangan khawatir, ini tidak dingin, aku juga tidak suka dingin,” jawab Gabby Tsu menjawab dengan santai.
Hati Stefanie terasa hangat, karena ia memiliki kebiasaan tidak terlalu banyak minum minuman yang dingin, terutama pada hari-hari sebelum dan sesudah datang bulan, dan ia bahkan tidak bisa menyentuhnya, jika tidak, maka dia akan sangat menderita ketika datang bulang
"Di sana juga ada makanan ringan dan lezat. Apakah kamu lapar? Apakah kamu ingin pergi untuk makan di sana?" Gabby Tsu minum jus di tangannya dan melirik ke area makanan.
Meskipun Stefanie juga ingin makan sesuatu, namun dia menggelengkan kepalanya dan menolak setelah dia memikirkannya sejenak, "Kamu pergi duluan saja, aku mungkin harus menunggu sebentar, sekarang perutku juga tidak terlalu lapar."
“Baiklah!” Gabby Tsu tidak menduga dia akan menolah, ia juga tidak berdiam di sana terlalu lama, jadi dia langsung pergi.
Setelah dia pergi, Stefanie merasa bahwa area istirahat tampak sedikit gerah hingga membuatnya sangat risau, apalagi musik di lantai dansa membuatnya merasa kesal.
Jadi dia perlahan memakai sepatunya lagi, kali ini dia ingin pergi ke taman di luar hotel, atau berjalan di balkon terbuka. Udara di luar mungkin lebih segar, sehingga akan membuatnya merasa lebih baik dan tenang.
Gabby Tsu pergi ke area makanan dan mengambil sedikit camilan. Ketika berbalik, dia tidak melihat Stefanie berada di area istirahat lagi. Kemudian di sebuah pintu utama, dia melihat Stefanie pergi.
Dia menyipitkan matanya, dan dengan cepat menemukan orang yang dia cari di sudut di samping lantai dansa.
Clayton Gu yang hanya sendirian , saat ini merasa bosan dan minum beberapa teguk sampanye, tetapi dia mendapati bahwa sampanye hanya bisa diminum ketika sedang dalam suasana hati yang baik. Jika suasana hatinya tidak baik, maka akan seperti anggur, semakin diminum maka akan semakin merasa tertekan dan bosan.
"Aduh, Tuan Muda Gu minum di sini sendirian? Oh ya, aku baru saja melihat Stefanie, dia tampaknya berjalan dengan goyah, mungkin sepatu yang dikenakannya tidak pas dengan kakinya, saat ini dia keluar dari pintu utama, dia harusnya tidak mungkin meninggalkan acara secepat itu kan! "Gabby Tsu sengaja mendekati Clayton Gu, lalu berpura-pura berkata dengan santai.
Benar saja, begitu dia menyebut nama Stefanie, mata Clayton Gu seketika menjadi berbinar.
“Ke pintu mana dia pergi?” Pada akhirnya, Clayton Gu peduli dan khawatir dengan dirinya, dan begitu dia mendengar tentangnya, dia langsung menanyakannya.
“Di sana.” Gabby Tsu dengan sabar menunjukkan arah kepada Clayton Gu.
Clayton Gu tidak punya waktu untuk mengucapkan sepatah kata terima kasih, jadi dia buru-buru meletakkan gelas dan berlari langsung menuju pintu utama tersebut. Senyum Gabby Tsu tidak bisa dijelaskan, dia menatap sosok yang pergi dengan tergesa-gesa.
Stefanie keluar dari pintu utama, dia hanya merasa semakin panas, dia pun langsung melangkahkan kakinya dengan cepat. Akhirnya dia berbalik, dan menemukan taman udara terbuka kecil di hotel, hampir tidak ada orang di taman kecil tersebut. Ada keheningan, hanya beberapa lampu jalan yang menggantung tinggi yang memberikan pencahayaan. Bunga-bunga dan burung-burung di taman itu sangat menyenangkan, angin sepoi-sepoi pun bertiup, Stefanie pun menemukan salah satu bangku dan duduk.
"Kenapa masih panas? Jelas di luar seharusnya lebih dingin daripada di dalam!"
Setelah mencari udara sebentar, entah mengapa Stefanie masih merasa panas.
Tapi dia mengenakan gaun malam yang sangat sempit, tidak ada yang bisa dilepas lagi, tas yang dibawanya sepertinya masih ada satu kantong kecil tisu, dia segera membukanya, lalu mengeluarkannya dan menyeka wajahnya. Tapi sepertinya tidak ada keringat di wajahnya, tetapi dia merasa panas dan tidak nyaman.
Sepatu hak tinggi di kakinya langsung ditendang olehnya, dia bertelanjang kaki dan menginjak tanah yang ditutupi kerikil, hingga membuat telapak kaki terasa sedikit lebih dingin.
Clayton Gu menyusulnya, kemudian karena dia lebih lambat beberapa langkah, jadi butuh beberapa waktu untuk menemukannya di sini, hotel ini terlalu besar, dan taman itu tidak berada langsung di luar ruang pesta, tetapi masih ada celah jarak.
Pada saat yang sama, ketika Darren Feng kembali ke area istirahat, dia juga terkejut karena tidak menemukan sosok yang dicarinya di area istirahat tersebut.
"Wanita bodoh, kemana dia, mengapa dia pergi sembarangan!"
Dia mengertakkan giginya dengan getir, dengan sedikit kekesalan di kilasan matanya.
Dia mencarinya lagi, dan masih belum menemukan sosok wanita bodoh itu. Setelah berpikir sejenak, dia melirik seluruh tempat, dan akhirnya melihat pintu yang tidak jauh di belakangnya. Menurut pengalamannya, jika wanita bodohl ini tidak berada di tempat pesta, seharusnya dia saat ini pergi keluar untuk mencari udara.
Gabby Tsu dengan tepat waktu mengikutinya, ia tersenyum dengan cantik, seketika ia menghentikan Darren Feng di depan pintu, "CEO Darren, Anda mau pergi ke mana?"
"Minggir! Ini bukan urusanmu!" Darren Feng menjadi marah, tentu saja dia tidak memberi Gabby Tsu ekspresi yang baik.
"CEO Darren, aku bertanya dengan niat baik. Kamu lihat, bagaimana kamu begitu marah, siapa yang membuat kamu sangat marah seperti ini? Dan juga, apakah kamu butuh bantuan? Jika kamu membutuhkannya, aku bisa membantumu, lagipula aku sekarang sedang santai dan tidak ada sesuatu yang harus aku lakukan. "Dia juga sengaja bersandar di sisi Darren Fenng.
Untuk pergi ke pesta malam ini, ia secara khusus menyemprotkan parfum wanita favoritnya dari luar negeri. Jenis parfum wanita ini katanya memiliki efek menarik dalam sekejap, yang dapat meningkatkan hubungan antara pria dan wanita dalam berkencan.
Namun, Darren Feng mungkin sangat sensitif terhadap aroma dari tubuhnya ini, dia menggelengkan kepalanya, dari dulu dia tidak pernah menyukai aroma parfum yang kuat seperti ini.
“Tidak perlu,” Dia mengabaikan pendekatan darinya dan lanjut melangkahkan kaki ke depan.
Gabby Tsu enggan melewatkan kesempatan untuk menyaksikan pertunjukan yang bagus ini, akhirnya dia pun mengikutinya selangkah demi selangkah.
Darren Feng tidak tahu ke mana Stefanie pergi, di sudut mana dia sekarang, jadi dia hanya secara naluriah mencari tempat di mana dia bisa menghirup udara segar di luar.
Gabby Tsu tidak menghentikannya, tetapi memilih untuk mengikutinya secara diam-diam.
Clayton Gu akhirnya menemukan orang yang ingin ditemuinya di taman kecil, "Mengapa kamu duduk di sini sendirian?"
Saat in, perasaan Stefanie sangat kesal, dengan dengan putus asa menarik rok gaun malamnya, gaun yang dikenakan sudah kusut olehnya, ia bertelanjang kaki, namun dia tampak tidak keberatan.
"Pergi, jangan pedulikan aku!"
Pada saat ini, dia menyadari bahwa dirinya seolah memiliki sesuatu yang salah, instingnya, pikiran pertama yang muncul, apakah dia sakit? Entah kenapa emosinya menjadi cemas.
Kata-katanya ini, mengungkap emosinya yang entah kenapa membuatnya terlihat gelisah.
Clayton Gu merasa lega dan melangkah maju, ia bertanya dengan lebih hati-hati, "Stefanie, aku adalah Clayton, ada apa denganmu saat ini?"
Dia merasa bahwa ada yang sesuatu yang janggal dengan Stefanie, tetapi dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
“Aku baik-baik saja, lebih baik kamu cepat pergi, cepat pergi dari sini, jangan datang ke sini!” Bahkan Stefanie juga tidak tahu mengapa, dia tidak ingin orang melihat keadaannya saat ini, dia tidak ingin marah, dia tidak ingin berbicara dengannya dengan nada ini, tetapi begitu berbicara, dia tidak bisa menahan nada bicara yang ternyata terdengar seperti itu.
"Bagaimana mungkin kamu baik-baik saja? Apakah kakimu sakit, apakah kamu membutuhkan bantuanku? Jika sepatu hak tinggi ini tidak pas, aku bisa pergi untuk membelikanmu sepasang sepatu datar! Tapi kamu jangan seperti ini, kamu izinkan aku untuk memeriksamu, Oke? "Clayton Gu melihat bahwa dia menundukkan kepalanya dan tubuhnya tegang, seolah dia menahan sekuat tenaga yang dia bisa, tetapi dia merasa tertekan dan sedih, dan bahkan membuatnya tidak tenang.
Dia perlahan berjongkok, mengangkat tangannya untuk menyentuh bahunya, dan kemudian Stefanie dengan cepat mengangkat kepalanya, tetapi Clayton Gu terkejut melihat matanya sudah merah, dan emosi yang tidak dimengerti olehnya terus mengalir di bawah matanya.
"Apakah kamu sakit? Stefanie, izinkan aku menyentuh kepalamu untuk melihat apakah kamu demam?" Kali ini tangannya yang besar dengan paksa menyentuh kepalanya, dan dia sedikit mengernyit, "Sepertinya sedikit panas, tapi seharusnya bukan demam tinggi. "
Dilihat dari pengalamannya, hal seperti ini tidak perlu dibawa ke rumah sakit.
“Tanganmu sangat dingin, benar-benar nyaman!” Tangan dingin besar itu menyentuh kepalanya dan membuatnya merasakan kesejukan yang langka.
Clayton Gu secara tidak sadar ingin melepaskan tangannya yang besar, dia telah merasakan suhu kepalanya, dia adalah pria yang rendah hati. Selain itu, saat ini dia juga sedang menghadapi wanita yang disukainya, pertahanan dirinya mengajarkan dia untuk mengetahui cara menjaga jarak dengan benar.
Dia bersiap untuk melepas tangannya, tetapi Stefanie tampaknya merasakan gerakannya dan tanpa sadar memegang tangan besarnya.
“Jangan, jangan dilepas!” Dia juga tidak tahu, begitu membuka suara, entah kenapa dia berbicara dengan nada memohon yang jarang digunakannya.
Tubuh Clayton Gu seketika kaku, dan kelembutan di punggung tangannya membuatnya seketika enggan melepasnya.
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Yang Terlarang
MinniePernikahan Tak Sempurna
Azalea_My Perfect Lady
AliciaHis Second Chance
Derick HoCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita