Cinta Yang Tak Biasa - Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)

Namun, beberapa karyawan wanita yang suka bergosip ini hanya berani membisikkan di belakang CEO Feng, dan kemudian menutup mulut dengan patuh. Mereka tidak berani berbicara keras di depan CEO Feng.

Meskipun Boss Besar Feng terlihat lembut dan tidak banyak bicara, namun dia terlihat sangat menakutkan ketika sedang serius.

Darren Feng berada di luar ruangan rapat, dan kemudian menjawab telepon dari supirnya.

"Bagaimana situasi di rumah sakit ?" Dia sudah bertanya dengan cemas sebelum supirnya berbicara terlebih dahulu.

Dia tidak fokus dengan rapat hari ini, hati dan pikirannya tidak fokus dengan pekerjaan.

"CEO Feng, operasi saudaranya Nona Stefanie telah berakhir. Dokter mengatakan bahwa proses operasi berjalan dengan lancar, namun masih perlu melakukan perawatan intensif untuk memastikan kondisinya kesehatannya setelah operasi. Jadi sekarang, pasien sudah dipindahkan dari ruang operasi ke unit perawatan intensif sementara untuk memantau berbagai kondisi di setiap saat." Supir itu melaporkan dengan jujur apa yang dia pahami dalam waktu yang singkat.

"Baguslah kalau begitu !" Dia merasa lega setelah mendengar kabar baik ini.

"CEO Feng, menurutmu apakah aku harus tetap berada di rumah sakit ?" Supir itu mencoba bertanya dengan berani.

Pasien telah dipindahkan dari ruang operasi ke unit perawatan intensif, selebihnya adalah tugas para dokter dan perawat. Supir itu juga tidak dapat banyak membantu jika tetap berada di rumah sakit.

"Kalau begitu kembalilah !" Darren Feng berpikir sejenak dan berkata dengan cuek.

"Baik, CEO Feng !" Supir itu merasa lega ketika mendengar jawaban CEO Feng. Sejujurnya, dia sangat berat hati ketika orang-orang seperti dia yang telah mencapai usia paruh baya harus pergi ke rumah sakit.

Tentu saja, rumah sakit bukanlah tempat di mana orang-orang bisa merasakan kegembiraan dan kenyamanan.

Dalam hatinya dia berpikir bahwa jika operasi ini telah berjalan dengan lancar, maka Stefanie juga pasti merasa sangat lega ! Kemudian dia berpikir lagi, mungkin hari ini dia akan pulang kerja lebih awal untuk menjemput Stefanie kembali ke Villa.

Berpikir ini, dia memasukkan ponselnya ke sakunya, lalu kembali ke ruangan rapat dengan raut wajah dingin.

Karena dia telah kembali, maka segera seluruh ruang rapat menjadi sunyi dan suasananya menjadi tegang dan serius.

"Tadi sampai di mana ? Mari kita lanjutkan !" Pada titik ini, dia akhirnya bisa tenang dan fokus mengadakan rapat penting ini.

Stefanie terus menunggu di rumah sakit. Hanya saja, saudara laki-lakinya yang baru selesai operasi itu telah dipindahkan ke unit perawatan intensif sementara. Unit perawatan intensif berbeda dari kamar rawat inap biasa. Sebagai anggota keluarga pasien, Stefanie juga tidak boleh sembarangan memasuki unit perawatan intensif.

"Perawat, biarkan aku masuk dan melihat saudaraku !" Aku hanya masuk dan melihatnya, aku tidak akan melakukan apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa, bolehkah ?"

Awalnya, perawat itu tidak mengizinkannya masuk ke unit perawatan intensif pasien, Meskipun dia juga dapat dengan jelas melihat kakaknya berbaring dengan tenang di ranjang pasien itu melalui lapisan kaca transparan di luar ruangan, dan disekitarnya dipenuhi dengan berbagai alat pemantauan dan beberapa ukuran tabung oksigen yang berbeda, namun hati Stefanie tetap merasa sangat khawatir.

Perawat itu dibuat kesal olehnya dan akhirnya mengizinkannya untuk masuk melihat saudaranya di unit perawatan intensif.

Namun, perawat itu juga memberikan batas waktu kunjungan, yang tidak boleh lebih dari setengah jam.

Namun, Stefanie sudah cukup puas dengan waktu kunjungan yang diberikan itu.

Ketika dia berdiri di depan tempat tidur saudaranya, kakinya masih gemetaran. Saudaranya yang berbaring di ranjang pasien itu sama seperti sedang tidur biasa, tanpa gerakan dan kedua matanya tertutup. Jika tanpa alat pasien monitor yang tidak berhenti berubah dan berdenyut dalam kisaran normal, dia benar-benar takut akan kehilangan saudara satu-satunya.

"Saudaraku ! Ini Stefanie ! Saudaraku, jika kamu merasa lelah, kamu bisa tidur nyenyak sekarang, tapi setelah tidur nyenyak, kamu harus bangun tepat waktu ! Aku akan selalu menunggumu di sini."

Dia hanya mengucapkan beberapa kata, namun dia seperti telah menghabiskan seluruh kekuatannya.

"Saudaraku, kamu telah berjanji kepadaku bahwa kamu tidak akan meninggalkanku sendirian, jadi bagaimana pun, kamu harus bertahan dan harus sadar kembali, oke ? Jika tidak, aku tidak akan mengampunimu selamanya !"

Dia bergumam sendiri di depan tempat tidur saudaranya ini.

Batas waktu kunjungan telah berakhir, dan dia dikeluarkan dari unit perawatan intensif oleh perawat.

Darren Feng meninggalkan kantornya lebih awal untuk pergi ke rumah sakit. Dia mendapat nomor kamar pasien Steven dari perawat, kemudian berjalan ke arah sana.

Ketika dia mendapatinya, Stefanie terlihat sedang berdiri dan melihat ke arah depan kaca transparan di luar unit perawatan intensif dengan tatapan kosong.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu