Cinta Yang Tak Biasa - Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
Melihat dia tidak menjawab, Bibi Lee menyadari dirinya tidak sengaja banyak bicara lagi, lalu dia bergegas menutup mulutnya.
Malam ini Darren Feng tidak perlu menemani klien, tapi dia tidak kembali ke vila untuk makan malam. Tetapi dia pulang lebih awal dari biasanya.
Karena ujian sudah selesai, Stefanie mandi lebih awal. Setelah menganti piyama yang simpel, dia menonton TV sebentar di lantai bawah sambil menunggu Darren Feng pulang. Tetapi melihat dia tidak kunjung pulang, Stefanie naik ke atas dan kembali ke kamar tidur utama.
Di seluruh lantai dua, selain dia, tidak ada seorang pun, suasana di sana sangat hampa.
Sekarang Stefanie yang sedang bersantai, tiba-tiba merasa hari menjadi sangat membosankan dan tidak mudah untuk dilewatinya. Setiap menit dan setiap detik berlalu begitu lambat, waktunya juga sangat panjang, tetapi mungkin juga karena secara tidak sadar, dia sedang menunggu orang itu kembali.
Ketika Darren Feng naik ke atas, dia berusaha memelankan langkah kakinya, tetapi dia tidak menyangka begitu dia sampai di ruang depan di lantai dua, pintu kamar tidur utama dibuka oleh seseorang dari dalam.
Stefanie yang terlihat canggung, sudah menunggu di pintu.
Saat mendengar suara mobil dari luar, dia menyadari Darren baru saja pulang, oleh karena itu dia menunggu di belakang pintu.
“Kamu sudah pulang?” begitu Stefanie membuka mulutnya, suasana di antara mereka berdua mendadak kembali seperti ketika dia baru pertama kali pindah ke sini. Terasa sedikit asing, dan itu membuktikan dalam segala hubungan, kedua belah pihak harus mempertahankannya bersama-sama .
"Hmm," Darren Feng juga terlihat terkejut. Dia sudah berusaha menghindarinya. Apakah dia tidak bisa melihatnya? Otak wanita bodoh ini benar-benar kaku!
“Apakah kamu sudah makan malam?” Stefanie mulai seperti istri yang berbudi luhur yang bertanya kepada suaminya yang pulang larut, dengan penuh perhatian bertanya apakah suaminya pulang larut malam sudah makan malam atau belum. Tentu saja, saat itu dia tidak menyadari hal ini.
“Aku sudah makan di luar.”lalu Darren Feng berjalan ke ruang kerja.
Saat itu, entah dari mana Stefanie memiliki keberanian untuk menariknya, "Tunggu, apakah malam ini masih ada dokumen yang perlu kamu tangani? Aku ingin berbicara denganmu, apakah kamu punya waktu?" Sekarang dia menjadi sangat berhati-hati, dan bahkan rendah diri. Dia juga tidak tahu kenapa dia menjadi seperti ini.
Di depan Darren, dia tampak sangat rendah hingga ke dalam debu, sedangkan Darren, berada jauh di atas, bahkan menguasai segalanya tentang dirinya.
“Aku akan pergi meletakkan folder ke dalam tas kerjaku dulu!” Darren Feng tidak menyangka wanita bodoh berinisiatif mengajaknya berbicara, sebenarnya malam ini dia perlu mengurus pekerjaan, tetapi urusan itu tidak terlalu mendesak. Jika malam ini dia tidak mengerjakannya, besok dia masih bisa mengerjakannya di perusahaan.
“Kalau begitu aku akan menunggumu di kamar tidur utama!” Stefanie berbicara dengan terburu-buru, tetapi begitu dia mengatakan hal ini wajahnya langsung memerah.
Karena tiba-tiba dia kepikiran kalimat ini tidak lengkap, dan tentu saja, yang paling penting adalah kata-kata ini sangat ambigu.
Kamar tidur utama selalu menjadi tempat yang membuat orang berimajinasi dengan liar, terutama saat di malam hari, pria belum menikah dan wanita belum menikah, kata-kata ini sendiri menyiratkan banyak metafora?
Ketika Darren Feng menyadari hal ini, dia sedikit menyipitkan matanya, karena dia sudah melihat gadis muda yang berada dihadapannya sudah berlari kembali ke kamar tidur utama dengan wajah memerah.
Benar-benar sangat imut? Kadang-kadang, sedikit bodoh.
Tapi, dia menyukainya.
Darren Feng membawa tas kerjanya ke ruang kerja, dia menuang segelas air untuk dirinya di ruang kerja. Setelah meminumnya dia baru keluar meninggalkan ruang kerja.
Stefanie menunggu di kamar tidur utama. Dia sedikit gugup, sebenarnya, apa yang ingin dia bicarakan dengannya? Mengatakan hari ini ujiannya sudah selesai, sepertinya dia sudah mengetahui hal ini, dan dia bahkan secara khusus memerintahkan sopir untuk mengantarnya ke sekolah di pagi hari dan menjemputnya pulang ke vila di sore hari, Mengatakan ujiannya hari ini lumayan lancar? Apakah dia tertarik untuk mengetahui hal ini?
Setelah Darren Feng keluar dari ruang kerja, dia tidak langsung pergi ke kamar tidur utama, melainkan kembali ke kamar tidur tamu. Sekujur tubuhnya berkeringat dan dia merasa sangat tidak nyaman. Karena tidak tahan, dia harus mandi untuk menyegarkan dirinya dulu.
Stefanie terus menunggu dan menunggu. Dia menunggu hingga merasa gelisah, tetapi dia tidak ingin keluar untuk mendesaknya. Darren sudah lelah seharian di luar dan di perusahaan. Bahkan, sejak dia pindah dan tinggal di villa ini, dia menyadari Darren sebenarnya sangat bekerja keras.
Rambut Darren Feng basah, dia keluar dengan hanya melingkarkan handuk putih besar di pinggangnya, tetapi di kamar tidur tamu tidak ada pengering rambut. Satu-satunya pengering rambut ada di lantai dua dan di kamar tidur utama. Tidak ada pilihan lain, dia hanya bisa pergi ke kamar tidur utama dengan seperti ini.
Begitu dia muncul dengan penampilannya terbuka, bahkan tetesan air masih menetes dari rambutnya, wajah kecil Stefanie yang awalnya sudah merah, menjadi semakin merah seperti apel yang matang.
Mereka belum bersama selama hampir 20 hari dan mereka tidak banyak berkomunikasi. Dengan mendadak, dia muncul di kamar tidur utama dengan penampilan yang terbuka. Mana mungkin Stefanie, seorang gadis muda yang pemalu ini tidak tersipu dan jantungnya tidak berdegup dengan kencang?
Darren Feng melihat semuanya, tetapi dia berpura-pura tidak peduli. Dia berjalan ke lemari lalu mengeluarkan alat pengering rambut. Rambutnya sangat pendek, jadi dia hanya perlu mengeringkannya sebentar saja.
Dia yang baru selesai mandi, penuh dengan aroma sabun mandi pria yang disukainya, aroma ini sangat istimewa.
"Terima kasih untuk hari ini, terima kasih telah menyuruh sopir mengantarjemputku. Hari ini aku ujian ." Meskipun sebelumnya Stefanie sudah menimbang-nimbangnya di dalam hati, dan jelas-jelas Darren sudah mengetahuinya, tetapi dia masih mengatakannya.
“Aku tahu, tidak usah sungkan!” Kata-katanya selalu sangat singkat.
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoThe Sixth Sense
AlexanderPerjalanan Selingkuh
LindaHei Gadis jangan Lari
SandrakoAir Mata Cinta
Bella CiaoDemanding Husband
MarshallGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita