Cinta Yang Tak Biasa - Bab 1 Dream Paradise
Rumah sakit dipenuhi dengan bau desinfektan yang tajam, Stefanie mengerutkan dahinya, rumah sakit benar-benar bukan tempat yang baik. Stefanie terus berjalan melewati koridor sampai ke ujung koridor, lalu dia membuka pintu kamar pasien dan berjalan masuk ke dalam.
Benar, yang sedang berbaring di ranjang pasien adalah kakak kandung Stefanie—— Steven. Belum lama ini, Steven menderita leukemia, setelah Stefanie bersusah payah memohon kepadanya dia baru bersedia dirawat di rumah sakit.
"Stefanie." Steven menjulurkan tangannya dengan lemas, dia ingin menepuk bahu Stefanie, hanya saja dia tidak bisa menjangkaunya, lalu akhirnya dia berhenti. "Stefanie , kita keluar dari rumah sakit saja, aku tidak mau menjalani operasi."
Stefanie sedikit marah saat mendengar ucapannya, meskipun dia tahu Steven melakukannya untuk mengurangi bebannya, tetapi dia lebih memilih membiarkan Steven terus tinggal di sini, siapa tahu mereka bisa memiliki lebih banyak harapan.
Dia berkata dengan tidak senang, "Kakak, kenapa kamu mengatakan hal ini! Jika karena biaya operasi, kamu percaya kepadaku, aku akan mengatasinya."
"Kamu adalah anak perempuan, dari mana kamu mencari biaya operasi sebesar enam ratus juta ini?"
“Kakak , aku pasti akan menemukan cara.” Stefanie berusaha tersenyum kepada Steven, dia ingin membuat suasana menjadi lebih rileks, lalu dia berkata dengan manis, “Kakak jangan lupa, adikmu ini adalah murid berbakat jurusan kimia di sebuah universitas terkenal di Kota A. Sudah, kamu jangan khawatir, adikmu ini pasti akan menemukan cara. "
Stefanie keluar dari kamar pasien, ekspresi wajahnya yang tadinya masih tersenyum langsung berubah menjadi serius. Dia bergegas berjalan menuju pintu, tapi dia bisa pergi ke mana? Di mana dia bisa mendapatkan uang ini?
Dia hanya seorang mahasiswa miskin, meskipun dia adalah seorang mahasiswa dari universitas terkenal di kota A, hal ini juga tidak dapat mengubah kenyataan. Dalam realita kehidupan jika tidak memiliki uang, maka tidak tempat yang dapat membuatmu merasa tenang.
Stefanie sudah menghubungi hampir semua nomor telepon yang ada di kontak ponselnya, dia merasa sangat putus asa dan kecewa.
Melihat nomor terakhir di kontak ponselnya yang bertuliskan "Lydia", Stefanie merasa sangat bimbang, haruskah dia meneleponnya? Lydia adalah teman SMA nya, katanya sekarang dia menikah dengan orang kaya, dan kehidupannya sangat baik.
Tetapi alih-alih membantu dirinya, dia malah menertawakannya, setelah itu teman lamanya ini menyarankan agar dia pergi ke kelab malam untuk mencari jalan keluar.
Stefanie menutup telepon dengan tidak berdaya, dan bersiap untuk kembali ke rumah sakit. Tunggu, dia melihat sesuatu, di hadapannya ada selebaran lowongan yang bersinar yang bertuliskan "Dream Paradise", ini adalah kelab malam yang Lydia katakan barusan - ini adalah tempat hiburan paling besar di Kota A.
Katanya di "Dream Paradise" hanya ada hal-hal yang tidak dapat kamu bayangkan, dan tidak ada hal yang tidak dapat kamu lihat. Di dalam ada berbagai jenis rokok, bir, dan wanita, yang penting kamu adalah seorang pria, dan memiliki uang.
Sama halnya, jika kamu adalah seorang wanita, asalkan memiliki wajah yang cantik, kamu bisa kaya dalam semalam. Pria dan wanita masing-masing memilih apa yang mereka butuhkan. Apa itu cinta? Semuanya bukan apa apa dibandingkan dengan seks satu malam yang menggairahkan.
Stefanie berjalan ke pintu gerbang dengan penasaran. Saat ini dia sama sekali tidak memikirkan apa-apa, dia hanya tahu dengan dia masuk kedalam, setidaknya dia bisa membantu Steven menanggung biaya operasi.
Stefanie , Stefanie , itu adalah milikmu yang paling kamu banggakan, harga diri yang kamu anggap lebih penting daripada nyawamu, apakah kamu ingin menjual jiwamu untuk uang busuk ini? Suara batinnya terus menghalangi Stefanie. Apakah dia benar-benar tidak mempedulikan apapun dan akan menukar tubuhnya dengan uang? Bukankah tadi dia baru saja mengatakan kepada Lydia dia bukan wanita seperti itu.
Tapi dia adalah kakakmu. Kakakmu satu-satunya, sejak kecil kalian berdua tidak memiliki orang tua, dan sejak kecil saling kalian hidup saling bergantung satu sama lain, bagaimana kamu bisa berbuat seperti ini kepadanya? Biaya SMA-mu ditanggung oleh kakakmu dari hasil kerja kerasnya, dia juga menjadi sakit karena dirimu.
Apa gunanya jiwamu? Apakah jiwamu bisa ditukar dengan nyawa kakakmu? Stefanie berkata kepada dirinya di dalam hati, apakah jiwanya bisa ditukar dengan nyawa kakak? Tidak, hari ini dia harus mengumpulkan uang supaya kakak bisa menjalani operasi lebih cepat.
Memikirkan hal ini, Stefanie menarik nafas dalam-dalam dan melangkah ke dalam "Dream Paradise". Lantai dansa di dalam sangat kacau. Orang-orang di dalam menari dengan berdekatan dan berpelukan. Stefanie mengelilingi tempat itu sebelum akhirnya dia menemukan meja bartender.
"Gadis cantik, kamu mau minum apa?"
"Tidak, aku ingin mencari bos kalian. Apakah dia ada di sini?" Stefanie bertanya dengan malu-malu.
"Aku bos disini," bartender itu berhenti lalu menatap Stefanie . "Ada apa?"
"Aku ingin melamar menjadi pramuria disini."
Bartender itu semakin terkejut, dan menatap gadis yang baru saja berbicara kepada dirinya. Gadis itu mengenakan gaun putih, di lantai dansa yang penuh dengan sorot lampu yang berwarna warni, dia malah terlihat memiliki kecantikan yang suci, kalem dan cantik, dia tidak memakai riasan di wajahnya, dan penampilannya juga lembut. Sejak gadis ini masuk, dia sudah tertarik kepadanya, dan bahkan dia curiga apakah gadis ini tidak disengaja datang ke tempat yang salah. Tetapi barusan gadis ini mengatakan kepadanya dia ingin menjadi pramuria disini.
“Apakah sebelumnya kamu pernah melakukannya?” saat ini Bos Dream Paradise merasa sedikit kesal karena dia tidak menyangka gadis yang dia kira suci dan bersih ini malah melakukan hal semacam ini, baiklah, lagipula hal seperti ini merupakan hal yang lumrah disini.
"Tidak."
Stefanie menundukkan kepalanya, wajahnya semakin merah, hari ini dia telah berkali-kali merasa malu seperti ini.
"Apakah kamu ingin bekerja untuk jangka panjang?"
"Tidak, aku hanya datang untuk melelang keperawananku."
Beberapa jam kemudian, Stefanie dibawa ke sebuah hotel yang kelihatannya sangat mewah.
"Nona Stefanie, kamu tunggu sebentar, CEO Huang akan segera datang." orang yang membawa Stefanie ke hotel berkata dengan sopan tapi dia melihat Stefanie dengan tatapan merendahkan. "Ini adalah surat perjanjian. CEO Huang sudah menanda tanganinya, kamu bisa menanda tanganinya. Setelah selesai, CEO Huang akan langsung memberikan enam ratus juta kepadamu. "
Saat melihat ekspresi wajahnya, Stefanie juga tidak ingin mengatakan apa apa. Bagaimana pun, dirinya adalah orang seperti itu, jadi tidak ada yang perlu dia katakan. Dia hanya berkata dengan datar, "Kalian pergilah dulu, aku akan naik sendiri ke atas."
Begitu pintu dibuka, langsung ada sebuah ranjang Simmons yang besar. Stefanie sedikit lemas, dia bahkan tidak menutup pintu dan langsung duduk di atas tempat tidur. Dia sangat tidak suka perasaan diinjak-injak orang, tapi malam ini dia ditakdirkan untuk berakhir seperti ini.
Stefanie melihat-lihat di kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, lagian pria yang membeli tubuhnya masih belum datang.
Stefanie tersenyum sinis lalu mengambil jubah mandi ke kamar mandi.
"CEO Feng, minumlah lebih banyak."
"Ayo, CEO Feng, aku bersulang kepadamu."
Darren Feng sedang bersulang dengan partner bisnisnya, dan dia sudah minum banyak. Manajer wanita dengan dandanan menor dari mitra perusahaan mengajaknya minum sambil menggodanya. Darren Feng tidak mabuk karena alkohol sebaliknya gadis itu yang mabuk.
"Aku pergi dulu."
Darren Feng berdiri dan mengucapkan sampai jumpa kepada orang-orang itu. Manajer wanita yang berada di sebelahnya langsung panik, dia segera berdiri untuk menghentikan Darren Feng .
Apa yang dia lakukan di meja makan hari ini sepenuhnya mengikuti instruksi bosnya. Jika dia bisa menemani Darren Feng minum dengan baik dan berhasil mendapatkan kontrak kerja sama, maka gajinya akan bertambah dan peluang untuk mendapatkan promosi pasti akan semakin besar.
Kali ini, dia sangat berusaha keras. Riasan wajah, gaya rambut, dan pakaian, semuanya dia pilih dengan seksama. Dia bahkan menaruh obat pada wine disaat Darren Feng sedang tidak memperhatikan. Tapi sepertinya Darren Feng tidak memiliki reaksi sama sekali, dia tidak hanya tidak menatapnya, yang paling keterlaluan adalah sekarang dia ingin pergi meninggalkannya.
“Minggir.” Darren Feng sama sekali tidak meliriknya dan langsung pergi dengan membawa jasnya.
"CEO Feng, jangan pergi. Kamu sudah minum banyak, biar aku membawamu kembali ke kamar." Manajer wanita semakin menurunkan pakaiannya, dan dadanya hampir kelihatan semua.
“Ternyata semua manajer perusahaanmu sama sepertimu, semua performa penjualan kalian dapatkan mengandalkan tubuh kalian.” Darren Feng berkata dengan sinis, “Jika kamu tidak ingin ada yang tahu kamu memasukkan obat kedalam wine, cepat menyingkir.”
Darren Feng merasa wanita yang berada di depannya itu sangat konyol. Dia bukan pria yang bisa dikendalikan oleh hawa nafsu. Manajer perempuan itu diam di tempat dan tidak bergerak sama sekali, Darren Feng sudah melangkahkan kakinya dengan cepat dan pergi meninggalkan tempat itu
Panas, panas sekali. Darren Feng tiba-tiba ingin membuka pakaiannya. Jika dugaannya tidak salah, efek obat sudah mulai bekerja, sebenarnya berapa banyak obat yang dimasukkan oleh wanita sialan itu?
Lift berhenti di depan Darren Feng, Darren Feng memasuki lift dengan sangat cepat seperti angin tornado lalu menekan tombol lift dengan sangat cepat. Bara api di tubuhnya membuatnya tidak sadar, tadinya dia ingin menekan lantai "28" tapi dia jadi menekan lantai "18".
Darren Feng mencari-cari kamarnya, saat melihat kamar nomor 20 dia langsung masuk tanpa berpikir. Sebelum dia masuk pintu dalam keadaan terbuka, yang juga berarti ini bukan kamarnya.
Begitu dia masuk, Darren Feng mulai melonggarkan dasinya. Dasi hitamnya dia lemparkan ke tempat tidur dengan asal, dan kemeja putihnya juga tergeletak di lantai begitu saja.
“Kenapa kamu bersembunyi?” Darren Feng merasa aneh melihat Stefanie yang berada di dalam kamar mandi, dia mengira Stefanie adalah wanita yang sengaja menyerahkan diri kepadanya, “Bukankah kamu sengaja datang untuk menyerahkan dirimu, kenapa sekarang kamu sok jual mahal?”
Sok jual mahal? Dia bahkan sama sekali tidak berpikiran seperti itu. Apakah pria ini sedang menyindir dirinya? Tapi, malam ini pria ini adalah majikannya, jadi dia bisa mentolerir semua perbuatannya malam ini. Bagaimana pun, pria ini sudah membeli dirinya, diantara mereka ada transaksi sebesar enam ratus juta rupiah, dan itu merupakan biaya operasi kakak laki-lakinya.
“Tidak.” Stefanie sedikit bergerak, lalu bangkit dari air. Kulit yang tidak ditutupi oleh sehelai benang pun terlihat kontras di bawah tetesan air, rambut hitam yang indah tergerai dengan rapi dan indah . “Jika kamu ingin melakukan sesuatu, mandilah terlebih dahulu, aku tidak akan lari. "
Darren Feng terpukau, ada seorang gadis berdiri di depannya seperti ini, jika dia tidak menerkamnya, bukankah dia tidak seperti seorang pria? Ketika Stefanie berjalan melewatinya, Darren Feng langsung memeluknya ke tempat tidur.
Novel Terkait
Love And War
JaneCutie Mom
AlexiaMy Goddes
Riski saputro1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanBaby, You are so cute
Callie WangBeautiful Lady
ElsaWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita