Cinta Yang Tak Biasa - Bab 90 Adil dan tegas
“Kasih kamu? Tidak bisa?” jawab Mark menolak.
“Mengapa? Bukannya CEO Feng tidak mau? Boros sekali!”
“Benar, boros sekali! Atau tidak lebih baik kasih kami saja, kami bisa bagi dan makan bersama!”
Beberapa sekretaris wanita ini biasanya memang penggila makanan, kali ini tidak mudah bisa mendapatkan makanan ini.
“Aku bilang tidak bisa ya tidak bisa, meskipun CEO Feng tidak mau makanan ini. Namun, dia juga memberi perintah jangan dibuang, sayang kalau dibuang, dan termasuk sudah diberikan padaku! Jadi, hari ini kalian tidak mendapat rejeki makan enak!”
Terakhir, para sekretaris juga tidak mempersulitnya lagi, makanan ini otomatis jatuh ke tangan Mark sendiri.
Seperti biasa Stefanie diam-diam menyelinap ke ruangan kantor Darren, akhir-akhir ini perasaan gelisah akan ketahuan semakin bertambah kuat.
Darren masih tetap tenang seperti biasanya, tidak menunjukkan keanehan apa pun.
“Itu” Stefanie yang sedang makan, dengan ragu-ragu berniat untuk bicara.
“Kalau kamu ingin mengatakan tidak ingin makan siang bersamaku, maka tidak usah lanjut bicara lagi! Karena aku tidak mungkin akan menyetujuinya!” Darren dengan ringan melontarkan kata-kata tersebut dan langsung membuat dia menutup mulutnya.
Kebetulan Stefanie juga ingin dengan sabar berunding dengannya mengenai masalah ini, dia tiap hari harus sembunyi-sembunyi, segera akan terjadi masalah pada mentalnya.
“Kamu hanya peduli dengan dirimu sendiri, tiap hari memintaku datang ke kantormu, tapi pernah tidak kamu pikirkan, kamu begitu mencolok, identitas istimewa, aku harus hati-hati dan berhati-hati, takut suatu hari akan terjadi kesalahan, dan kelihatan oleh rekan kerja yang lain, kemudian akan tersebar ke seluruh perusahaan, sampai saat itu kamu baru melampiaskan amarah, baru merasa puas, begitu?” Ada sedikit amarah di hatinya.
“Tidak bisa ya tidak bisa! Kamu sekarang sudah berani tidak mendengarkan kata-kataku?” Darren emosi, menggebrak hingga sumpit di tangannya terlempar, makanan ini juga tidak bisa dilanjutkan lagi.
“Buat apa kamu marah seperti itu, apa aku mudah datang kesini sembunyi-sembunyi! Setiap hari seperti pencuri! Kamu yang enak, kamu duduk di sini tanpa bergerak, kamu tidak perlu melakukan apa pun, makanan ada asisten yang pesan, makan siang harus ada yang menemanimu makan!” Sambil bicara, rasa kesal dalam hatinya muncul tanpa sebab, tanpa sadar matanya juga menjadi merah.
Tapi keluhannya ini terdengar oleh telinga Darren malah berubah menjadi maksud lain.
Ternyata, dia bukan atas kemauan dirinya sendiri dan bersedia untuk menemaninya makan siang! Dia terpaksa, takut dengan sikapnya yang dihormati, baru mau tidak mau harus datang.
“Benar, aku memang begitu! Lalu apa? Kamu tidak puas?” Darren berdiri perlahan, selangkah demi selangkah mendekati Stefanie yang duduk di sofa.
Stefanie saat ini berteriak, tidak terasa dirinya sekali lagi menimbulkan kemarahan Besar Boss Feng.
Sepasang matanya menjadi merah, sepertinya sudah sangat marah.
“Tentu saja aku tidak puas, bukankah sekarang aku datang untuk berunding denganmu?” kata dia kesal, mengeluarkan rasa jengkelnya.
“Sangat bagus, kamu datang ke kota B, kelihatannya sayap kamu juga sudah keras, bukankah begitu?” Dia telah mendesak Stefanie hingga sudut sofa, perawakan dia yang tinggi besar, melingkari Stefanie yang kecil di sudut sofa, sesaat membuat dia tidak bisa berkutik.
“Apa yang ingin kamu lakukan? Di sini adalah kantor kamu, kamu jangan sembarangan!” Stefanie mendongak dan bertatap dengan sepasang mata yang merah, tak kuasa menahan rasa dingin, dia yang biasanya serius sudah membuat orang dengan sendirinya akan muncul rasa hormat padanya, apalagi dia yang sedang marah, seperti singa yang memberontak, kapanpun bisa menyerang kemudian menggigitnya dengan ganas, menggigitmu hingga sekujur badan penuh luka dan menyedihkan!
“Coba kamu bilang, harusnya kamu mengerti, apa akibatnya kalau membuat aku marah? Sekarang sudah tahu takut, mungkin belum terlambat!” Darren yang saat ini, tubuhnya mendekat pada dirinya yang kecil, menekan dia di sudut sofa hingga tidak bisa berkutik.
Saat Stefanie menyadari adanya bahaya, dia baru teringat untuk menghindar, namun mana ada kesempatan untuk menghindar? Dia telah didesak oleh Darren yang sedang marah besar hingga ke sudut sofa, tidak bisa mundur, kabur dari depan lebih tidak ada kesempatan lagi.
Saat ini, dia sungguh sangat menyesal dan menderita dan merasa tidak bisa hidup.
Kalau saja dari awal tahu orang ini tidak bisa diajak bicara baik-baik, kalau saja tahu tabiatnya yang berubah-ubah, kalau saja tahu dirinya tidak boleh membuat dia marah, tapi justru semua ini masih saja terjadi, tapi dirinya sendiri justru tidak mau menerima begitu saja.
Dia semakin mendekat, hidungnya tercium aroma melon di tubuh Stefanie, dia tahu ini adalah sabun mandi kesukaan Stefanie, terbaur dengan aroma tubuhnya sendiri, malah aromanya menjadi sangat enak.
Tentu saja, masih ada aroma makanan yang mereka makan tadi, ini termasuk bau sedap makanan.
Kemudian, tubuhnya refleks ingin bertindak.
“Aku datang ingin berunding denganmu saja.” Dia ditekan oleh pria yang berat bagai gunung ini, merasa udara yang ada di dadanya terpompa keluar, sekarang merasa sangat tidak nyaman, namun dia juga tahu, pemberontakannya tidak berguna sama sekali jika Darren tidak bersedia beranjak bangun.
Di depan dia yang kuat, dirinya bagaikan seekor burung kecil yang lemah, hanya bisa dikendalikan olehnya.
“Stefanie kamu sudah lupa, kamu lupa kamu mengikuti maksud semula aku! Sekarang ingin tawar menawar denganku, apakah ini menarik? Ehm? “ Lidah beracun Darren, sekali lagi tanpa ampun menyerang dirinya.
“Benar, aku tidak berani lupa, dan aku juga tidak pernah lupa!” Stefanie menggigit bibirnya, dia sendiri yang memilih jalan ini, dia tidak pernah menyesalinya, terlebih tidak berani menyesal. Hanya bisa memaksakan diri untuk tetap bertahan, tidak peduli prosesnya begitu sulit, dia hanya bisa menahan sambil menggertakkan gigi.
“Tapi, aku juga manusia, aku seorang wanita yang hidup!” Ada saatnya dia tidak mampu menahan lagi, dia juga bukan manusia besi yang bisa menaklukkan semuanya.
“Kamu tahu kamu seorang wanita itu bagus, wanita memiliki kegunaan yang besar, tahu utnuk apa? Kalau kamu masih tidak jelas, maka sekarang apa boleh aku langsung menjalankan hak aku?”
“Darren, kamu sekarang menjadi penjahat di siang bolong, apa kamu tahu?” Dada Stefanie menjadi dingin, tunggu dirinya sadar sudah terlambat, dia marah hingga hanya bisa memukul pundak Darren dengan kuat, namun tubuh Darren memang kuat, dipukul seperti ini pun, sudah pasti seperti bermain dengan anak kecil, sama sekali tidak ada tenaga yang bisa melukai.
“Penjahat? Kamu bilang aku penjahat, baik, kelihatannya aku harus menunjukkan padamu, apa itu penjahat sungguhan!” Dia tersenyum jahat, sambil menundukkan kepalanya, benar-benar menggunakan kekuatan tubuhnya untuk menunjukkan sifat penjahat.
“Ah, apa yang ingin kamu lakukan?” Stefanie menjadi merinding, ingin menghentikan pria yang telah berubah menjadi serigala ini dari atas tubuhnya, namun sudah terlambat. Dia berhasil membangkitkan api kemarahan Darren, gairah dia, jika tidak membantu dia memadamkan api ini, maka akibatnya sangat mengerikan.
Darren sudah tidak peduli lagi, saat ini tidak membuatnya kenyang, dia tidak akan berhenti.
Dia yang dulu, kata orang adalah pria tampan baik yang tersohor sekali di kota A, namun dia juga tersohor karena tidak mendekati wanita. Tentu saja, selain ada perjamuan yang sangat penting, wajar banyak rayuan yang tidak bisa dihindari. Namun dia menganggap daya pengendalian dirinya juga tidak terlalu baik, namun dia tetap bisa mengendalikan dengan mudah.
Tapi sekarang, dia malah tidak terkontrol lagi.
Ada kalanya karena satu dua patah kata Stefanie yang acuh tak acuh dan melawannya, bahkan tindakan kecil Stefanie yang tidak sabar, juga bisa memicu amarahnya.
Daya pengendalian dirinya, tidak pernah seburuk sekarang ini, tentu saja dia yang begitu berapi-api sekarang, benar-benar tidak menyadari hal itu di saat ini.
Novel Terkait
The Richest man
AfradenThe Great Guy
Vivi HuangMy Charming Wife
Diana AndrikaLelaki Greget
Rudy GoldMy Perfect Lady
AliciaMenantu Hebat
Alwi GoSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita